You are on page 1of 4

metode

pemilihan kasus

Penelitian retrospektif analitik cross-sectional ini mempelajari semua kasus kematian bunuh
diri dengan racun berdasarkan data Legal Medicine Organisasi, Tehran, Iran diinvestigasi dari
sudut pandang toksikologi forensik dan kedokteran forensik dengan memperhatikan data
demografis, hasil analisis toksikologi forensik, dan penyebab dan cara kematian. Legal
medicine organization berafiliasi dengan otoritas yurisdiksi di Iran. Semua kematian yang
mencurigakan dan tidak wajar termasuk pembunuhan, bunuh diri, kematian terkait keracunan
obat dan kematian terkait api harus dilaporkan kepada Organisasi Hukum Medicine untuk
pemeriksaan dan menerbitkan sertifikat kematian. sekitar 10.000-11.000 kasus yang
dilaporkan Legal Medicine Organisasi, Tehran, Iran setiap tahun untuk memperjelas penyebab
dan cara kematian. Sekitar 35% dari kasus-kasus ini dilaporkan departemen toksikologi
forensik. Semua kasus bunuh diri dengan racun selama 2011-2015 dimasukkan dalam
penelitian ini. cara lain bunuh diri seperti menggantung, membakar dan bunuh diri dengan
senjata api tidak diikutkan dalam penelitian.

pengumpulan sampel biologis

Darah (10-15 mL) diambil dari vena femoralis. 20 mL sampel urin dikumpulkan dari kandung
kemih. humor vitreous dikumpulkan dengan memasukkan jarum suntik ke dalam mata. lobus
kanan hati (250 g) dan empedu dikumpulkan secara terpisah. konten perut diperiksa untuk
kemungkinan pil atau cairanyang tertelan sebelum kematian dan diangkat dari perut dan akan
dikumpulkan dalam wadah.

analisis toksikologi forensik

metode persiapan sampel

Sampel hati, konten perut, urin, darah dan empedu mengalami proses ekstraksi
menggunakan metode ekstraksi cair cair (LLE). sampel hati dihomogenkan (Heidolph
homogenizer, DIAX 900). Semua obat dan racun tidak memiliki struktur kimia yang sama,
penyesuaian pH digunakan untuk mengekstrak obat obat asam lemah (barbiturat, fenitoin,
asam valproat, asetamino-phen dan primidone) dan obat-obatan dengan struktur dasar
(analgesik narkotik, benzodiazepin, antidepresan, jenis amphetamine stimulan dan fenotiazin
). Harus diperhatikan bahwa banyak obat yang dalam toksikologi forensik memiliki struktur
dasar.Penyesuaian pH yang seksama dari medium sebanding degan titik isoelektrik dari obat-
obatan amfoter seperti morphin agar penggunaan metode LLE efisien . PH dari sampel hati,
empedu dan konten perut homogen ditetapkan untuk asam (pH = 2), dasar (pH = 12) dan
netral (pH = 7-9). hidrolisis asam diperlukan untuk obat conjugat metabolik dalam sampel
urin. Untuk melakukan hidrolisis asam pH sampel urin disesuaikan dengan 1-2 dengan asam
klorida dan sampel di inkubasi dalam suhu 60 °C selama 3 jam. Untuk ekstraksi opioid dan
obat-obatan dasar pH medium diatur ke 7-9 dan 12 masing-masing. medium cair diekstraksi
dengan kloroform: isopropanol (8: 2v/ V). Lapisan organik yang dihasilkan dipisahkan dan
diuapkan sampai kering. produk ekstraksi dilarutkan dengan sedikit metanol dan siap untuk
dianalisa dengan kromatografi lapis tipis (TLC). Hasil positif diperoleh dari prosedur TLC
dikonfirmasi dengan instrumen analitis lebih sensitif dan spesifik seperti kromatografi cair
kinerja tinggi (HPLC) (Knauer, Jerman) dilengkapi dengan detektor diode array (DAD) (Knauer
DAD 2700, Jerman) dan Agilent GC / MS Instru-ment (USA) yang terdiri dari 7890 A GC dan
detektor massa 5975 C. Analisis kuantitatif metanol dan etanol dalam darah dan sampel
humor vitreous dilakukan menggunakan sistem kromatografi gas headspace (Agilent 6890 N,
USA) yang dilengkapi dengan detektor ionisasi. Carboxyhemoglobine dianalisis dalam sampel
darah menggunakan Cecil 9000 spektrofotometer. sampel postmortem dari semua kasus
dicari apakah terdapat methamphetamine dan amphetamine menggunakan asam
heptafluorobutyric (HFBA) sebagai derivatisasi reagen dan sebelumnya divalidasi metode
untuk GC / MS instrumentasi. Sianida dideteksi dalam darah, konten lambung atau sampel
hati menggunakan uji Prussian Blue (metode kolorimetri dan screening) dan kutub-ography /
voltametri (Metrohm 797 analyzer) teknik sebagai tes konfirmasi. gas fosfin (PH3),
Dibebaskan dari aluminium phosphide atau seng fosfida dianalisis dengan perak nitrat
(AgNO3) kertas resapan tes disesuaikan dengan metode yang dijelaskan oleh Chugh et al.
Hasil positif dikonfirmasi dengan kromatografi gas headspace dengan detektor nitrogen
fosfor (HSGC / NPD) .

pengumpulan data orang yang mati

Data mengenai kematian bunuh diri dengan racun yag dilaporkan Legal Medicine Organisasi,
Tehran, Iran dikumpulkan dari sertifikat kematian antara 20 Maret 2011 dan 21 Maret 2016.
Selama masa studi 5 tahun 55.210 kematian diselidiki di Legal Medicine Organization, Teheran,
Iran, yang mana, 19.412 (35,2%) dirujuk ke departemen toksikologi forensik. Bunuh diri dengan
racun menyumbang 674 kasus dan terdaftar dalam penelitian ini. Metode bunuh diri lain
seperti gantung diri dan senjata api dikeluarkan dari penelitian. sertifikat kematian dari kasus
di ulas, data seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, hasil toksikologi
forensik untuk obat-obatan legal dan tidak legal, alkohol dan racun diekstrak dijadikan ke
dalam kuesioner yang dirancang oleh seorang spesialis toksikologi forensik terlatih.

statistika

Analisis statistik dilakukan dengan software SPSS (Chicago, IL, USA) menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov, Mann-Whitney U dan uji Chi-square. variabel kategori ditunjukkan
dengan frekuensi dan persentase (%). Mean ± standar deviasi (SD) digunakan untuk variabel
kontinyu.P nilai-nilai <0,05 dan interval kepercayaan (CI) yang tidak termasuk rasio odds (OR)
= 1 dianggap signifikan secara statistik.

Diskusi

Penelitian ini meneliti keracunan diri terkait kematian bunuh diri di Teheran, Iran pada masa
studi lima tahun. Temuan temuan kunci dari penelitian ini adalah usia muda dan dominasi laki-
laki pada kasus bunuh diri dengan racun di Teheran, Iran. spesialis forensik selalu meminta
analisis toksikologi selain dari temuan otopsi untuk pemahaman yang lebih baik terhadap
kasus bunuh diri. Ditemukannya obat dan racun dalam spesimen postmortem membenarkan
kasus bunuh diri dengan racun atau gangguan perilaku di bawah pengaruh obat-obatan.
Penting untuk dicatat bahwa, di Iran, otoritas hukum menuntut otopsi atas semua kematian
kekerasan / cedera yang mencurigakan (keracunan, pembunuhan, bunuh diri) untuk
menentukan penyebab dan cara kematian sebenarnya.

Jumlah total kematian bunuh diri dengan racun adalah 674 dengan dominasi laki-laki. Selama
satu tahun penelitian, kami mengamati variasi dalam tingkat bunuh diri di Teheran dari 3,53 /
1 juta penduduk Teheran pada tahun 2011 hingga 18.30 / 1 juta dari populasi Teheran pada
tahun 2012. Dalam penelitian lain tingkat kasus bunuh diri di Mesir diperkirakan 1,6-3,5 / 1
juta penduduk, 10/1 juta di Sudan dan 21/1 juta di Yordania. Perlu dicatat bahwa kami tak bisa
memutuskan tentang tingkat keracunan bunuh diri berdasarkan hasil analisis forensik
toksikologi saja. Banyak faktor yang mempengaruhi variasi ini. Tidak semua obat dan racun
memiliki struktur kimia yang sama. zat beracun yang mudah menguap dengan mudah
menguap dari tubuh pada suhu kamar. Selain itu program detoksifikasi berupa membersihkan
racun keluar dari tubuh, sehingga menyebabkan mendapatkan hasil negatif. Juga beberapa
kematian keracunan disengaja dapat salah didiagnosis sebagai keracunanyang tidak disengaja.

Sejalan dengan penelitian lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa bunuh diri dengan racun
lebih sering pada pria dibandingkan pada wanita di semua kelompok umur kecuali 10-15 tahun
kelompok. Rasio Laki-laki terhadap perempuan adalah 2,14, . Dominasi laki-laki dalam obat
terkait bunuhn diri dengan racun telah dilaporkan oleh investidgasi lainnya[5, 21, 27, 28]. Pria
sering memilih metode bunuh diri lebih keras yang akan menjamin untuk mencapai tujuan
yang diinginkan [29-31]. Namun hasilnya tidak sesuai dengan peneliti sebelumnya bahwa
mereka menemukann jumlah tertinggi percobaan bunuh diri pada wanita [24, 32]. Penjelasan
mudahnya adalah pada fakta bahwa studi saat ini hanya dianalisis kematian akibat bunuh diri
dengan racun sedangkan percobaan bunuh diri yang tidak fatal tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.

Seperti dilaporkan dalam studi sebelumnya tingkat bunuh diri pada remaja laki-laki (15-19
tahun) lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan perempuan mereka. Remaja perempuan
biasanya memilih metode yang kurang mematikan walaupun sebenarnya tingkat usaha bunuh
diri lebih tinggi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Kematiann akibat bunuh diri
dengan racun yang tertinggi di kategori usia 21-30 tahun. Hasil ini juga telah diamati oleh
Rostami et al. di Kermanshah, Iran dan Issa et al. di Arab Saudi. Meskipun penelitian lain
menunjukkan bahwa partisipan berusaha bunuh diri namun baru sebatas percobaan saja
sering pada usia kurang dari 25 tahun, niat bunuh diri itu lebih sering ditemukan di antara
orang yang lebih dewasa. Hasil ini terlihat dalam penelitian ini juga. Namun ada laporan yang
menunjukkan tingkat bunuh diri lebih tinggi pada populasi yang lebih tua di negara maju. Ada
banyak faktor risiko untuk ide bunuh diri pada orang dewasa yang lebih tua. Salah satu
indikator yang paling penting dari bunuh diri di kemudian hari adalah ketiadaan harapan.
Sedangkan untuk kependudukan, tingkat bunuh diri tertinggi adalah di antara subyek yang
menganggur. Studi saat ini menemukan bukti hubungan antara status pekerjaan dan
kematian bunuh diri dengan racun. Studi yang ada menunjukkan adanya korelasi kuat antara
tingkat pengangguran dan cita-cita dan tingkat bunuh diri. Berbeda dengan hasil penelitian
saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pekerjaan tidak terkait
dengan perilaku bunuh diri di 17 negara [41].Krisis ekonomi dan tekanan sosial merupakan
salah satu faktor penyebab munculnya pemikiran untuk bunuh diri. Frekuensi keracunan
yang lebih tinggi terlihat dalam kasusnamun tidak dilengkapi oleh data-data lainnya. Data
mengenai status perkawinan dalam kasus bunuh diri dilaporkan terjadi pada penelitian
sebelumnya [28]. Penjelasan yang mungkin untuk hasil ini karena rasa tanggung jawab
terhadap keluarga setelah menikah yang tinggi yang membebani pelaku. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri lebih tinggi di antara mereka yang memiliki tingkat
pendidikan lebih tinggi. Shojaei dkk. [42] menunjukkan bahwa gantung diri adalah metode
bunuh diri yang paling sering dilakukan pada subjek dengan tingkat pendidikan yang lebih
rendah.
Musim semi dan musim gugur adalah musim yang paling meresahkan terkait
kematian bunuh diri degan racun. Namun musim lainnya dilaporkan sebagai musim yang
paling banyak dengan kematian akibat bunuh diri dalam penelitian sebelumnya [24, 43].
Tampaknya mungkin untuk mengasosiasikan tingginya tingkat kematian bunuh diri akibat
racun di musim semi dengan dimulainya liburan Tahun Baru Persia, masalah ekonomi dan
tekanan untuk upacara Tahun Baru. Juga kondisi cuaca berubah seiring dengan
memanjangnya waktu malam di musim gugur yang mungkin memicu depresi dan merasa
terbebani kesedihan.
Obat-obatan terlarang ditemukan dalam beberapa kasus dengan pola
penyalahgunaan kombinasi beberapa substansi. (7,4% dari 674 kasus). Obat terlarang
terdeteksi pada sekitar 29% kasus bunuh diri dalam studi Dias et al. [28]. Penyalahgunaan
alkohol, obat terlarang merupakan faktor risiko utama untuk ide bunuh diri. WHO menyoroti
bahwa beberapa faktor risiko seperti penggunaan alkohol dan gangguan penggunaan zat
berbahaya adalah elemen penyumbang ide bunuh diri di semua kelompok usia [4].
Berdasarkan Substance Abuse and Mental Health Service Adinistration penghilang rasa sakit,
agen psikoterapi, benzodiazepin, anxiolytics dan hipnotik termasuk obat yang paling umum
digunakan dalam usaha bunuh diri [44]. Populasi muda lebih cenderung melakukan perilaku
berisiko seperti penggunaan alkohol dan narkoba [45]. Diperkirakan ada hubungan yang kuat
antara penyalahgunaan zat dan bunuh diri di semua kelompok usia [12, 14]. Pengguna Heroin
dan pecandu opiat menghadapi risiko bunuh diri yang meningkat dibandingkan dengan
masyarakat umum [46, 47]. Selalu ada pertanyaan yaitu "mengapa obat-obatan tertentu
digunakan sebelum mencoba bunuh diri? Jawabannya adalah Ide bunuh diri itu disertai
dengan tekanan dan penggunaan zat yang hebat dapat membantu orang yang meninggal
untuk melarikan diri dari situasi ini [46].

You might also like