You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

A. Lansia
1. Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan

manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998 tentang

Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia

lebih dari 60 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia

menjadi empat yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45−59 tahun, lanjut usia

(elderly) adalah 60−74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75−90 tahun dan usia sangat

tua (very old) diatas 90 tahun (Padila, 2013).


Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lansia adalah

seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, yang masih aktif

beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah

sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya (Rosidawati,

2011).
2. Klasifikasi lansia
Klasifikasi lansia menurut Dewi (2014) dibagi menjadi lima yaitu pralansia, lansia,

lansia resiko tinggi, lansia potensial, lansia tidak potensial.


a. Pralansia (prasenelis) adalah seseorang yang berusia antara 45−59 tahun.
b. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia Resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dan

bermasalah dengan kesehatan seperti menderita rematik, demensia, mengalami


kelemahan dan lain-lain.
d. Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau

kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.


e. Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga

hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.


3. Tipe-tipe lansia

1
Tipe lansia menurut Padila (2013) dibagi menjadi lima tipe yaitu tipe arif bijaksana,

tipe mandiri, tipe tidak puas, tipe pasrah dan tipe bingung.
a. Tipe arif bijaksana, yaitu kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri

dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,

sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.


b. Tipe mandiri, yaitu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.


c. Tipe tidak puas, yaitu konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga

menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan

banyak menuntut.
d. Tipe pasrah, yaitu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama

dan melakukan pekerjaan apa saja.


e. Tipe bingung, yaitu mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak

acuh.
B. Pengertian Menua
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Proses menua merupakan proses normal yang dimulai sejak pembuahan
dan berakhir pada kematian. Sepanjang hidup tubuh berada pada keadaan dinamis, ada
pembangunan dan ada perusakan. Pada saat pertumbuhan, proses pembangunan lebih
banyak daripada proses perusakan. Setelah tumbuh secara faali mencapai tingkat
kedewasaan, proses perusakan secara berangsur akan melebihi proses pembangunan.
Inilah saatnya terjadi proses menua atau aging (Nugroho, 2012).

C. Etiologi
1. Teori Biologis (Nugroho,2000)
Penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan kematian.
Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya,

2
yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif. Teori biologik tentang proses
penuaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Teori genetik
Perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul akibat penyebab di dalam sel
sendiri ,terbagi menjadi :
1) Teori genetik clock
Tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses
penuaan
2) Teori mutasi somatik
Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan
RNA (Ribonucleic acid) terjadi terus-menerus sehingga terjadi penurunan
fungsi organ dan perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.

b) Teori Nonbiologik
Perubahan yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan, yang terbagi
menjadi 5 yaitu:
1) Teori penurunan system imun tubuh (outo-immune theory)
2) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)
3) Teori menua akibat metabolisme
4) Teori lantai silang (cross link theory)
5) Teori fisioogis
2. Teori Sosiologi
a) Teori interaksi sosial
Kemanpuan lanjut usia menjalin interaksi sosial.
b) Teori aktivitas atau kegiatan
Kemampuan lanjut usia yang aktiv dalam kegiatan sosial,dapat mempertahankan
aktivitas selama mungkin,mempertahankan hubungan antara system sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
c) Teori kepribadian berlajut (continuity theory)
Gaya hidup yang tidak berubah higga lanjut usia.
d) Teori pembebasan/penarikan diri (disengagement theory)
Menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan diri.

D. Manifestasi Klinik
a) Fisik
1. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya.
2) Lebih besar ukurannya.
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati.
5) Jumlah sel otak menurun.

3
6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
7) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.

2. System persarafan
1) Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam
setiap harinya).
2) Cepatnya menurun hubungan persarafan.
3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
4) mengecilnya saraf panca indra.Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciumdan perasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang sensitif terhadap sentuhan.

3. Sistem pendengaran
1) Presbiakusis ( gangguan dalam pendengaran ). Hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada
usia diatas umur 65 tahun.
2) Otosklerosis akibat atrofi membran tympani .
3) Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa/stres.

4. Sistem penglihatan
1) Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
3) Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
5) Hilangnya daya akomodasi.
6) Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandangannya.
7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.

5. Sistem kardiovakuler
1) Elastisitas dinding aorta menurun.
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini menyebabakan

menurunnya kontraksi dan volumenya.


4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembulu darah

perifer untuk oksigenisasi,. Perubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk

4
ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing
mendadak.
5) Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer.

6. Sistem pengaturan temperatur tubuh


1) Temperatur tubuh menurun ( hipotermia ) secara fisiologis akibat metabolisme
yang menurun.
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas akibatnya
aktivitas otot menurun.

7. Sistem respirasi
1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
2) Menurunnya aktivitas dari silia.
3) Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan
maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
4) Alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
5) Kemampuan untuk batuk berkurang.
6) Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia.

8. Sistem Gastrointestinal.
1) Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang buruk dan gizi
yang buruk.
2) Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecapm di lidah
terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3) Eosephagus melebar.
4) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6) Daya absorbsi melemah.

9. Sistem Reproduksi.
1) Menciutnya ovari dan uterus.
2) Atrofi payudara.
3) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur. \
4) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi
kesehatan baik.
5) Selaput lendir vagina menurun.

10. Sistem Perkemihan.

5
1) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin, darah
yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus (nefron). Nefron menjadi atrofi dan
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%.
2) Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat
dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.

11. Sistem Endokrin.


1) Produksi semua hormon menurun.
2) Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan
menurunnya daya pertukaran zat.
3) Menurunnya produksi aldosteron.
4) Menurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen, dan
testosteron.

12. Sistem Kulit ( Sistem Integumen )


1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2) Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinisasi, serta
perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
3) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
4) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
5) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan vaskularisasi.
6) Pertumbuhan kuku lebih lambat.
7) Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
8) Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
9)
13. Sistem Muskuloskletal
1) Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh.
2) Kifosis
3) Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
4) Persendiaan membesar dan menjadi kaku.
5) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
6) Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot serabut mengecil
sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi
tremor.
7) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

b) Psikologis
1. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan
mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :

6
1) Kehilangan finansial (income berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala fasilitasnya).
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
2. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
4. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
5. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan.
6. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
7. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
8. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
9. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan
family.
10. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.

c) Spritual
1. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
2. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfikir
dan bertindak dalam sehari-hari.
3. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer, Universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan
cara memberikan contoh cara mencintai keadilan (Nugroho, 2012).

7
E. PATH-WAY LANSIA

Perubahan Perubahan Kejiwaan Perubahan


Biologis/Fisik
Kejiwaan
Penurunan Daya Ingat,
Penurunan Pemasukan
Tingkat Pendidikan Rendah
Nutrisi Penurunan
KETIDAKSEIMBANG Aktivitas Fungsi Intelektual Sumber Keuangan
Penurunan Fungi
AN NUTRISI: Menurun
Otot,Pendengaran, Demensia
KURANG DARI
KEBUTUTAH TUBUH Pengliatan
(00002) RESIKO JATUH Fungsi Sosial
Perasaan Mudah
(00155)
Sedih Marah/Teringgung Menurun
Kehilangan
Cedera Kurang Merasa Perasaan Tidak Perubahan Psikologi
Diperhatikan Senang
NYERI AKUT
(00132) Fraktur Depresi
ANSIETAS Gangguan
Imobilitas Penurunan (00146) Istirahat
Fungsi Fisik Dan Tidur ISOLASI SOSIAL
Sumber : Nugroho, 2000 ; NANDA-I,2012 ; Bandiyah,2009 (00053)

Menarik Diri

8
F. Masalah keperawatan yang mungkin timbul.
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan memasukan atau mencerna nutrisi oleh factor
biologis,psikologis,ekonomi
2. Resiko jatuh berhubungan dengan penyesuaian prostesis ekstemitas bawah
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
4. Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan kondisi kesehatan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan,pola
interasi,fungsi peran. (Nanda I,2014)

G. Analisa data
Data Masalah keperawatan
Data Subjektif

9
Klien mengatakan
1. Kram bagian abdomen Ketidak mampuan nutrisi kurang dari
2. Melakukan perubahan aktivitas kebutuhan tubuh berhubungan
3. Nyeri abdomen dengan atau tanpa dengan ketidak mampuan untuk
penyakit mamasukan atau mencerna nutrisi
4. Rasa penuh tiba-tiba ketika sedang
oleh karna factor biologis, psikologis,
makan
atau ekonomi
Data Objektif
1. Keadaan umum klien …..
2. Bising usus
3. Diare
4. Adanya bukti kekuangan makanan
5. Rontok rambut berklebihan

Data Subjektif
Klien mengatakan nyeri di bagian
persendian
Data Objektif Nyeri akut berhubungan dengan proses
1. Klien tampak menyeringai inflamasi, destruksi sendi
P: nyeri timbuk pada saat malam
hari
Q: terasa seperti tertusuk-tusuk
R: pada persendian ekstremitas
bawah
S: Skala nyerri 5, bertahap
kemudian makin nyeri
T: pada malam hari

10
PERENCANAAN KEPERAWATAN

(NANDA I ,2012-2014 & Wilkinson, J.M., Ahren,N.R., 2014 )

NO Diagnosa Tujuan/kriteria hasil Perencanaan


Kep Intervensi Rasional
1 Dx1 NOC: NIC:
a. Status gizi : 1. Informasikan pada klien dan 1. Dengan pemahaman yang
Asupan makanan dan cairan keluarga tentang manfaat nutrsi benar akan memotivasi klien
b. Status gizi: asupan zat gizi 2. Ajarkan keluarga untuk membuat untuk meningkatkan asupan
c. Pengendalian berat badan catatan makanan harian makanan dan minuman
Setelah dilakukan tindakan 3. Memfasilitasi pemeliharaan berat 2. Dengan mencatat makanan
badan yang optimal dan lemak setiap harinya dapat
keperawatan selama….Nutrisi kurang
tubuh yang ada mengetahui asupan apa saja
teratasi dengan kriteria hasil : yang dimakan klien stiap
1. Asupan makanan dan minuman harinya
3. Untuk mempertahankan BB
per oral (tidak berlebihan)
yang ideal
2. Asupan makanan dan minuman
yang di tandai ( tidak adekuat, kurang
adekuat, sukup adekuat, adekuat,
sangat adekuat)
3. Indeks masa tubuh dengan
rentang normal 18,5 – 22,9
(WHO), 18,5-25,0 (Depkes)
2 Dx2 NOC: NIC:
1. Lakukan pengkajian yeri secara 1. membantu dalam
a. Tingkat kenyamanan
komprehensif termasuk lokasi, menentukan managemen
b. Pengendalian nyeri

11
c. Tingkat nyeri durasi, frekuensi, kualitas dan nyeri
presipitasi 2. meralaksasi otot dan
2. Ajarkan teknik non farmakologi : mengurangi nyeri
Setelah dilakukan tindakan
3. untuk mengurangi nyeri
nafas dalam, kompres hangat
keperawatan selama….nyeri berkurang meningkat
3. Kurangi persepsi nyeri
dengan kriteria hasil :
1. Mampu mengenali nyeri (skala
intensitas 1-10 ,frekuensi dan
tanda nyeri)
2. Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
3. Tanda vital dalam rentang normal
(TD 130-150/80-90mmHg ,N 60-
70x/mnt,R 14-16 x/mnt)
4. Tidak mengalami ganguan tidur

12
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah,S.(2009). Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika: Yogyakarta

Nugroho,W. (2012). Keperawatan gerontik dan geriatrik. Jakarta: EGC

Nugroho,W. ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta

Nanda I. (2014). Panduan diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Yogyakarta: Nuha Medika

Rosidawati. (2011). Mengenal Usia Lanjut, Jakarta: Salemba Medika

Wilkinson, J.M., Ahren,N.R., (2014). Buku saku diagnosa keperawatan NANDA


Intervensi NIC Kriteria hasil NOC Edisi.9. Jakarta: EGC

13

You might also like