Professional Documents
Culture Documents
lisaziee_pujiAstuti
KECAMATAN BUNGURSARI
PURWAKARTA
Disusun Oleh
Puji Astuti
Nim. P3.73.20.3.11.028
Dosen Pembimbing:
SUMIJATUN,SKp.MARS
JURUSAN KEPERAWATAN
JAKARTA
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia maupun di berbagai
belahan dunia. Penyakit Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang angka kejadiannya masih tinggi.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang di kenal dengan nama
mikrobakterium tuberculosis, Penularan penyakit ini melalui perantaran dahak/ludah yang mengandung basil Tuberculosis paru, pada
waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru-parunya
yang kemudian menyebabkan penyakit Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru (96,9%). Dari hasil pengkajian Didesa Karangmukti
khususnya RW 003 dan 004 di dapatkan hasil untuk TB Paru sebanyak 11 orang. 64% dari penderita tidak berobat secara teratur. Oleh
sebab itu diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru agar tidak menularkan lebih luas lagi. Dan pada makalah ini penulis
akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga pada TB Paru semoga dapat dijadikan pedoman sebagai penatalaksanaan
pada TB Paru.
1. Tujuan
2. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan TB Paru.
2. Tujuan Khusus
3. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru
4. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan TB Paru.
1. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini penulis menggunakkan metode studi literature, adapun teknik yang digunakan
yaitu studi kepustakaan dengan mempelajari buku–buku, browsing internet dan sumber buku lain untuk mendapatkan data dalam
pembuatan makalah ini.
1. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka disusun secara sistematis BAB I, terdiri dari Pendahuluan
yang meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II, terdiri dari Konsep dasar mengenai TB
Paru. BAB III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak Si dengan TB Paru di keluarga Tn.Sa yang meliputi Pengkajian, Diagnosa,
Intervensi, Implementasi, Evaluasi. BAB IV, terdiri dari Pembahasan. BAB V, terdiri dari Penutup yang meliputi Kesimpulan dan
Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,
tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2005).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi (
Ridwan, 2009).
Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycrobacterium tuberculosis (Sallin, 2007)
1. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal
0,3-0,6/μm. Spesies lain dari kuman ini yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium bovis, mycobacterium
kansasii, mycobacterium intracellulare.
3. Manifestasi Klinis
4. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas badan mencapai 40ºC-41ºC.
1. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena
terlibatnya bronkus pada setiap penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-bulan dari
peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi produktif (
menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
1. Sesak
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
1. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
1. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan
makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan
terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Bahar, 1998)
4. Patofisiologis
TB. Primer
Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
Sitoplasma makroflag
(limfangitis regional)
Komplek primer
TB Sekunder
Infeksi endogen
Sembuh
Sembuh Kavitas
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru. Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap
pengobatan yang diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum terutama pada penderita yang tidak batuk
maupun batuk tetapi non produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan
melakukan batuk efektif. Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam
hipertonik slama 20-30 menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy. Sputum yang sudah didapat harus
mengandung kuman BTA. Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan.
Dengan kata lain diperlukan 50000 kuman dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu penanaman
sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis mulai tampak. Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak,
biakan dinyatakan negatif. Medium biakan yang sering digunakan adalah Lowenstien Jensen dan ATS.
1. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5
TU(intermediate strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari
infiltrat limfosit yakni persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.
6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan ± 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)
Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat
ini sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB,
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.
Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN
diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermitten seminggu 3 kali.
Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB,
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan
dosis yang sama. Penderita umur 60 tahun dosisnya 0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.
Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu
dosis 30mg/kgBB.
Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini, semua data pasien dapat dikumpulkan untuk menentukan
masalah–masalah keperawatan yang mungkin timbul pada setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru. Pengkajian menurut Doenges
(1999) meliputi :
1. Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, status perkawinan, alamat,
tanggal masuk RS, diagnosa medis, ruang dan nomor register.
2. Identitas Penanggung Jawab.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat, hubungan dengan klien.
3. Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4. Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
7. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
8. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
9. Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi dalam terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat dan bantuan perawatan diri dan
pemeliharaan/perawatan rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan
jaringan ,Penurunan ketahanan, Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen.
4. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema tracheal.
5. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret
kental , tebal, Edema bronchial.
6. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.
3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
– Kerusakan jaringan
– Penurunan ketahanan
– Malnutrisi
– Terpapar lngkungan
Kriteria hasil :
Intervensi :
3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah
8) Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
1. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema tracheal.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris
1. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret
kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress
pernapasan
Intervensi :
1) Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan
kelemahan
2)Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit
4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
5) Kolaborasi oksigen
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi sputum ,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber
keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
Intervensi :
1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat
mual / muntah atau diare
4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
5) Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah makan
6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
8) Kolaborasi antipiretik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. Data Dasar Keluarga
3. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. Sariya
4. Usia : 38 th
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : Karyawan
8. Alamat/ No. Telp : Desa Karang Mukti Rw.03 Rt.06
9. Komposisi Keluarga : Ayah, Ibu, dan 2 orang Anak
Hub.dgn
No Nama JK Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
Kel
1 Sariya L Ayah 38 th SD Islam Karyawan
2 Siti Nurhayati P Ibu 30 th SD Islam IRT
3 Siti Nurlela P Anak 11 th SD Islam Pelajar
4 Ipi Ilpiyanti P Anak 3 th Belum sekolah Islam Pelajar
1. Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.
Tn. Sa berasal dari suku Sunda (Subang) Jawa Barat dan Ny.S juga berasal dari suku Sunda (Purwakarta) Jawa Barat. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah Bahasa Sunda, Tn. Sa sudah lama tinggal di purwakarta dan istrinyapun sudah tinggal diPurwakarta
sejak lahir. Lingkungan tempat tinggal klien saat ini dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang sama yaitu sunda, yang
memang kampung mereka sendiri.
Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian bapak-bapak, namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti
kegiatan pengajian tersebut karena terkadang pekerjaan Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S bekerja di luar rumah
dan pulang pada sore hari. Setiap hari anaknya dititipkan dengan nenek dan pamannya yang rumanya dekat dengan mereka. Anak
pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya bermain dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki
jadwal untuk rekreasi secara rutin bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup, Tn.Sa lebih memilih
untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya kumpul dengan keluarganya saat malam hari. Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-
jalan seperti halnya ke mall. Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan keluarganya hanya sederhana saja. Tidak terlalu mengikuti
perkembangan saat ini. Namun mereka masih menjaga kultur budaya sunda dalam berpakaian.
Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya biasanya seperti sayuran, dan lauk-lapuk.
Terkadangpun Ny.S membuat olahan makanan yang dipelajari dari orang tuanya makanan khas sunda.
Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak selalu mengikuti apa yang diperintahkan orangtuanya
tanpa berani membantah.Peran Tn.Sa saat ini sebagai Kepala Keluarga yang memberi nafkah kepada keluarganya. Anak pertama yang
bernama An.Si sangat menyayangi adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah pulang sekolah An.SI menemani adiknya
bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan adiknya. Di Keluarga Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi
biasanya keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tidak menggambarkan budaya Sunda.
Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan
mendapat pengobatan.
Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat, Puasa dan Mengaji. Ny.S juga sudah melatih anak-
anaknya untuk menjalankan puasa dibulan Ramadhan. Dan Ny.S mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji bersama pada sore hari di
pengajian anak-anak dekat rumahnya.
Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena menurutnya waktu liburnya yang hanya satu hari harus
digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja lagi dengan maksimal. Ny.S mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja
dengan berinteraksi dengan anak-anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan bercanda dengan anaknya.
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak sekolah. tahap ini di mulai saat anak masuk pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak
untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan sebagai berikut :
– Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
1. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan:
Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang belum dilakukan yaitu mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan
meningkatkan pengetahuan umum anak, orang tua hanya mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol dan
untuk meningkatkan pengetahuan anak orangtua tidak mampu karena latar belakang pendidikan yang rendah dan kurangnya waktu
untuk keluarga.
Tn.Sa dan Ny.S sebelum menikah mereka berpacaran dahulu, kemudian menikah dan tinggal di Bungursari desa Karangmukti setelah
mendapatkan warisan dari orang tua Ny.S, mereka langsung dikarunia anak bernama Si dan I.
Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit. Sedangkan orangtua dari Ny.S masih ada tapi hanya Ibunya yang tinggal didekat
rumahnya.
3. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas kira-kira 48 m2, rumah berupa semipermanen yang
sebagian bangunannaya terbuat dari kayu, rumah tak memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih belum diplester, tidak tampak
tanaman hias yang ditanam dirumah. Secara umum rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang yang diletakkan tidak
pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten yang tidak dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik.
Air bersih didapatkan dari sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan sampah ditimbun
kemudian dibakar.
Dapur Kmr.mndi
Kmr.tdur
8m
R.keluarga
Kmr.tdur
Teras rumah
6m
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar penduduknya merupakan penduduk asli perwakarta yang memang sejak
kecil sudah tinggal daerah tersebut. Lingkungan masih dalam suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan
terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus menunggu lama untuk mendapatkan angkot.Keadaan jalan di lingkungan tempat tinggal
terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum lingkungan di sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan
cara dibakar menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah
ada rustu dengan jarak sekitar setengah km. Bisa diakses menggunakan ojek atau angkutan umum. Mushola juga sangat dekat karena
berada di lingkungan RT.
1. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti. Sebelumnya keluarga pernah tinggal disubang namun
hanya sebentar dan kemudian pindah menempati rumah yang diwariskan kepada Ny.S.
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan anaknya mampu berinteraksi di lingkungan sekitar.
Keluarga tidak meiliki jaringan sosial keluarga seperti asuransi kesehatan. Bisanya saat sakit keluarga Tn.Sa hanya memeriksakan ke
puskesmas pembantu atau bidan desa.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam dan istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan
anaknya walaupun harus bekerja pada dari pagi hingga sore namun setelah pulang bekerja ia harus meluangkan waktunya untuk anak-
anaknya. Hubungan antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu ingin berdekatan dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal berdekatan dengannya, karena Ny.S karena interaksi
yang begitu sering dilakukan Ny.S dengan anak dan orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah
sebelumnya bermusyawarah dengan Ny.S.
1. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setiap hari dirinya bekerja untuk memenuhi semua
kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja
sebagai buruh dikonveksi jika sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga selalu menyiapkan keperluan
untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu menyiapkan sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja.
An.Si berperan sebagai siswa SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah didekat balai desa dengan
jarak ± 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah dan pulang jam 12 siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si makan
siang dan mengajak adiknya bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak saat ini usia An.I 3 thn.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya sunda Tn.Sa dan Ny.S sudah mengajarkan kepada
anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan mengikutkan anaknya untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai budaya sunda yang
mempengaruhi seperti berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin masuk rumah dan
selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya akan selalu menunggu suaminya pulang dulu dan
baru beristirahat. Ny.S selalu mengontrol perkembangan anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan kepada anak-anaknya agar
tidak macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi perintah paman dan nenek yang mengasuhnya saat
orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik, setiap memiliki waktu luang di sela libur kerjanya
Tn.S menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya
kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I yang terlihat dapat bersosialisasi dengan lingkungan disekitar
rumahnya.
Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun keluarga masih sering mengkhwatirkan biaya untuk berobat
walaupun sekarang ini sudah ada jaminan untuk masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak memiliki waktu luang. Oleh sebab itu,
keluarga Tn.Sa baru memeriksakan anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani sendiri atau oleh obat warung.
Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya kambuh. Ny.S setiap hari memasak untuk anak-anaknya
terdiri dari sayur dan lauk pauk, namun terkadang anak-anaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa melepaskan kelelahannya
setelah bekerja dengan langsung beristirahat.
Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga. Tn.Sa mengatakan tidak pernah ada waktu luang untuk
berolahraga karena sibuk bekerja dan Ny.S masih meiliki anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya puskesmas dan tidak memiliki waktu luang karena
harus bekerja.
Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan berdiskusi. Yang biasanya mengambil keputusan tetap dari
kepala keluarga yaitu Tn.Sa . Anak-anak belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena menurut Ny.S, anak-anak belum
cukup umur untuk diikutkan dalam mengambil keputusan.
Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada didalam keluarganya terutama untuk anaknya
yang menderita flek paru dan keluarganya agar lebih menjaga kesehatan.
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya adalah An.Si yang menderita flek paru berusia 11 thn.
Sebelumnya An.Si pernah mengalami pengobatan namun pngobatannya tidak tuntas klien hanya menjalani pengobatan ± 2 bulan,
keluarga mengaku tidak memiliki biaya untuk melakukan kontrol pemeriksaan kembali. Saat ini An.Si masih sering mengalami batuk
namun dengan frekuensi yang jarang. Ny.S hanya mengatakan, bahwa anaknya terkadang mengalami batuk disertai dahak dan
terkadang sesak .Ny.Si tidak mengetahui penyebab dari penyakit flek paru yang diderita anaknya.Ny.Si mengatakan, akibat dari batuk
–batuk yang di alami anaknya , anak Si jadi terganggu tidurnya tidak nyaman karena batuk yang dialaminya. Ny.S mengatakan, saat
anaknya mengalami batuk hanya di berikan obat warung, sebenarnya Ny,S mau membawa anaknya untuk ke puskesmas namun
karena letak puskesmas bungursari yang jauh dari rumahnya dan karena kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk diberikan obat
warung saja. Ia juga mengatakan jika kesana harus menaiki angkot dan untuk mendapatkan angkot harus menunggu lama. Penataan
Ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang
semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa
dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny. H mengatakan hanya bisa membawa anaknya ke puskesmas
pembantu atau ke bidan karena puskesmas kecamatan letaknya jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas pembantu tidak lengkap
untuk pemeriksaannya.
Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S mengatakan nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh,
Ny,S megatakan maagnya kambuh bila ia telat makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus menunda dahulu
pekerjaannya ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S menyegerakan untuk makan dan beristirahat. Penataan ruangan
dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi
permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa
dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny.S hanya mengkonsumsi obat warung untuk meredakan nyeri
saat maagnya kambuh.
Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada An.I karena ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga. Ketika ditanya penyebab, tanda atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan mengetahui tetapi tidak terlalu
luas yang diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek namun saat pengkajian An.I sudah
sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk pilek dan Ny.S mengangap batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S
mengobati anaknya terlebih dahulu dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa anaknya ke bidan.
Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada
barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester.
Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran
sudut rumah
B. ANALISA DATA
Data Obyektif:
Data Subyektif:
Data Obyektif :
Ttv
Data Subjektif
Data Objektif
Ttv
RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32ºC.
Tidak Dapat : 0
Masalah ini sudah cukup lama, dan
Potensial masalah untuk
keluarga berkeinginan untuk
dicegah: Cukup
memeriksakan dan kontrol ke
puskesmas. Dan juga Ny.S
Skala 3/3 X 1 1
berkeinginan untuk dapat mengatasi
masalah tersebut secara mandiri
Tinggi : 3
dirumah dengan difasilitasi oleh
perawat.
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Ny.S menginginkan agar dapat
Skala
membantu mengatasi masalah An.
2/2 X 1 1
Si dengan segera saat keluhannya
Segera : 2
timbul
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 4
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Skala
Ny. S mengatakan nyeri pada uluhati/
perutnya saat dirinya terlambat
1 Aktual: 3 3/3 X 1 1
makan dan memakan makanan pedas
dan asam.
Risiko : 2
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Tidak Dapat : 0
Masalah ini sudah lama,Ny,S
Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3
berkeinginan agar dia bisa
dicegah: Cukup mengontrol pola makannya.
Skala
Tinggi : 3
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Ny.S mengatakan nyeri saat gastritis
Skala
nya kambuh itu sangat
2/2 X 1 1
mengganggu ia sangat ingin sekali
Segera : 2
disembuhkan.
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3 2/3
SKALA PRIORITAS
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Masalah dapat diubah sebagian
karena rumah Keluarga Ny.S dekat
Skala
dengan klinik bidan, namun Ny,S
2 ½X2 1 lebih memilih memberi obat
Mudah : 2
warung terlebih dahulu karena Ny.S
mengatakan tidak pnya waktu untuk
Sebagian : 1
berobat.
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup
Masalah ini sudah sering terjadi .
Skala keluarga perduli dengan kesehatan
dengan memberikan obat secara
2/3 X 1 2/3
Tinggi : 3 mandiri namun keluarga tidak
menyegerakan periksa ke fasilitas
Cukup : 2 kesehatan.
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
tidak perlu segera
ditangani
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3
Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)
Diagnosa Tindakan
No Tujuan Evaluasi
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard Keperawatan
1. Setelah dilakukan
1 Setelah di lakukan pertemuan 1 x 45
kunjungan rumah menit diharapkan: TB Paru adalah suatu penyakit
selama 5 x 45 Respon verbal yang menular yang dapat 1.Jelaskan pengertian,
Bersihan Jalan menit keluarga menyerang siapa saja yang tanda dan gejala dari peny
Nafas tidak efektif mampu merawat dari keluarga disebabkan oleh bakteri
pada An.Si anak dengan TB 1. Keluarga dapat terkait pengertian, mycobacterium tuberculosis, 2.Tanyakan kembali te
dikeluarga Tn. Sa Paru mengenal tentang penyebab, tanda tanda dan gejalanya adalah tanda dan gejala, ser
TB Paru : dan gejala TB batuk-batuk terus menerus penyakit TB Paru
2. Menjelaskan Paru selama kurang lebih 3 minggu
pengertian TBC dan berdahak, sesak nafas, 3.Berikan reinforceme
Paru dengan keluar keringat dingin pada
bahasa yang malam hari, dan berat badan kemampuan keluarga
sederhana menurun.
1. Menyebutkan
penyebab TBC
Paru
1. Menyebutkan
tanda dan gejala
TBC Paru
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x45
menit diharapkan: Akibat dari TB Paru adalah
tuberkulosis meningen,
pnemonia tuberkulosis, dan
kematian, dan jika penderita
1. Setelah dilakukan tidak teratur minum obat
pertemuan 1×45 menit penyakit akan menjadi lebih
keluarga mampu Respon verbal berat penyakitnya, penyakit 1. Jelaskan pada keluarga
mengambil keputusan dan sikap dari menjadi makin sulit diobati, penyakit TB Paru
yang tepat untuk keluarga tentang dan perlu waktu lebih lama
mengatasi maslaah TB akibat TB Paru untuk dapat sembuh. 2. Tanyakan kembali pa
Paru dengan cara dan keputusan TB Paru
menyebutkan akibat dari keluarga untuk
TB Paru serta akibat dari mengatasi TB 3. Motivasi keliuarga
tidak teratur minum obat Paru. keputusan dalam mengata
dan memutuskan untuk
merawat An. Si dengan 4. Berikan reinforcem
TB Paru. keputusan yang diambi
mengatasi TB Paru
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 45
menit keluarga
mampu
melakukan
perawatan pada
anggota keluarga
yang menderita
penyakit TB Paru
dengan cara Cara perawatan penyakit TB
menjelaskan cara Paru adalah minum obat secara
perawatan dan teratur, makan makanan yang
pencegahan bergizi, istirahat cukup,
penularan TB menjaga kebersihan
Paru, lingkungan. Cara pencegahan
mendemonstrasik penularan TB Paru dengan
an cara batuk memisahkan perlengkapan
efektif dan Respon verbal, makan anggota keluarga 1.Jelaskan cara peraw
pembuangan sikap,dan dengan pasien, menutup mulut penyakit TB Paru
dahak pada pasien psikomotor saat bersin dan batuk, serta
TB Paru. keluarga tentang membuang dahak pada 2.Ajarkan klien cara
cara perawatan tempatnya. Proses batuk membuang dahak yang b
TB Paru & efektif: tarik nafas dalam
pencegahan melalui hidung dan hembuskan 3.Tanyakan kembali
penularan TB seperti meniup balon sebanyak pencegahan penyakit TB
Paru 3x dan waktu yang ketiga
batukkan lalu buang dahak ke 4.Anjurkan keluarga
tempat yang berisi kembali cara batuk efek
lysol/desinfektan lalu tutup. dahak ke tempatnya
5.Berikan reinforcement
yang dicapai.
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1×45
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan untuk
mencegah
terjadinya
penularan dengan
cara menyebutkan
lingkungan- Cara memodifikasi lingkungan
lingkungan yang yang dapat mendukung
baik bagi pasien penyembuhan penyakit TB
penyakit TB Paru. Paru adalah pencahayaan
ruangan yang cukup, ventilasi
rumah yang cukup, jendela
dibuka agar sinar matahari bisa
masuk kedalam rumah,
menjemur kasur, bantal 1. Mendiskusikan
minimal 1minggu sekali tentang modifikas
dijemur, tidak membuang tepat untuk
dahak sembarangan tempat, penyembuhan TB
tapi gunakan kaleng yang
didalamnya sudah diisi cairan
Respon verbal, desinfektan seperti lysol, air
sikap dan sabun, bayclean, agar kuman 2. Mendorong k
psikomotor TB Paru dapat mati. mengidentifikasi
keluarga tentang tepat untuk mence
lingkungan yang
1. Setelah dilakukan dapat mendukung
pertemuan penyembuhan
1x45menit penyakit TB 3. Memotivasi k
keluarga mampu Paru. mengungkapkan
memanfaatkan bahasan yang tela
fasilitas kesehatan
yang tersedia
dengan cara Manfaatkan kunjungan ke
menyebutkan pelayanan kesehatan adalah 4. Memberi reinfo
manfaat untuk memperoleh informasi kemampuan
kunjungan ke dan pengobatan, jenis mengungkapkan
pelayanan pelayanan kesehatan: telah didiskusikan
kesehatan, Puskesmas, bidan praktek,
menyebutkan klinik swasta, posyandu,
jenis-jenis keluarga berkunjung ke
pelayanan pelayanan kesehatan 5. Memberi kesem
kesehatan yang (Puskesmas). bertanya tentang
tersedia dam jelas
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan.
1. Diskusikan denga
Respon verbal, fasilitas kesehatan
sikap, dan
psikomotor
keluarga tentang
manfaat 2. Diskusikan deng
pelayanan menyebutkan m
kesehatan dan kesehatan
penggunaan
pelayanan
kesehatan.
3. Dorong ke
memanfaatkan f
untuk mengatasi T
4. Memberi reinf
pujian terhad
keluarga meny
manfaat fasilitas k
5. Memberi kesem
bertanya tentang
jelas
Tanggal No DX/
Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Dan Jam TUK
Bersihan Jalan Nafas tidak efektif TUK 1 :
9 Mei 2014 Subjektif: Puji Astuti
pada An.Si dikeluarga Tn. Sa
1. Mendiskusikan dengan keluarga
Pukul 10.00 – Keluarga dapat menyebutkan
tentang;
kembali pengertian TB Paru yaitu
Dx.1 penyakit yang menular, merusak
Pengertian TB Paru
paru-paru.
Penyebab TB Paru
Tanda dan gejala TB Paru
Analisa:
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 2
Subjektif:
TUK.2
– Keluarga memutuskan untuk
1. Menjelaskan dan berdiskusi pada mengatasi dan merawat An.Si yang
keluarga mengenai akibat dari penyakit TB menderita TB Paru
Paru
Objektif
2. Menanyakan kembali pada keluarga
akibat TB Paru – Tampak keluarga
memperhatikan dengan seksama saat
3. Motivasi keliuarga untuk mengambil diskusi berlangsung
keputusan dalam mengatasi TB Paru.
– Terjadi kontak mata saat
4. Memberikan reinforcement positif atas berinteraksi dengan perawat
keputusan yang diambil keluarga dalam
– Tampak keluarga sekali-kali
mengatasi TB Paru. menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang perawat
berikan Puji Astuti
Analisa
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3
Subyektif
Objektif:
Objektif:
Analisa:
Masalah teratasi dengan perwat
sebagai fasilitator
Perencanaan:
Lanjtkan ke TUK 5
Subjektif:
Pukul 11.00
Puji Astuti
– Keluarga tampak sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang perawat
berikan
Analisa:
TUK 5:
Pukul 11.00
Dx.1
Puji Astuti
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada An.Si denganTB Paru, maka penulis menarik
kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan TB Paru.
1. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB Paru, penulis melaksanakan secara bertahap mulai dari
npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio,
psiko, sosial dan spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,
tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2005).
Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi
anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya ke fasilitas kesehatan, Memberikan
pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB Paru , pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang
dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan dahak, meminum air hangat hingga
memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah melakukan pengobatan kembali oelh karena itu
diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah dilakukan
asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik dan tuntas dengan harapan anaknya dapat sembuh total.
Keluarga menyatakan keseriusannya untuk menjalani pengobatan.
1. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya dalam pemberian asuhan
keperawatan keluarga dengan TB Paru pada An.Si dikeluarga Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan sangat penting untuk meningkatkan
motivasi keluarga dalam perawatan anak dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Bailon dan Malagya.2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC.
Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I. Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan :
Jakarta.