You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyimpanan hasil pertanian dirasakan perlu dilakukan setelah terjadinya
perubahan dari teknik bercocok tanam yang selalu berpindah ke teknik bercocok
tanam yang menetap. Disamping itu pengalaman sejarah menunjukkan bahwa
peyimpanan bahan makanan memberikan keuntungan seperti dapat terhindar dari
kerusakan yang merugikan, dapat sebagai pengendali persediaan makanan
sehingga terhindar dari kekurangan makanan.
Masalah yang dihadapi dalam penyimpanan makanan sangat bervariasi
tergantung pada tingkat teknologi yang dimiliki. Kondisi penyimpanan yang
kurang baik dapat mengakibatkan penurunan mutu bahan pangan. Tindakan
penyimpanan bahan makanan dimaksudkan untuk memperpanjang usia bahan
makana tersebut sehingga dapat digunakan dalam waktu yang relatif panjang.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang usia bahan makanan.
Selama penyimpanan bahan makanan juga mengalami perubahan kimia dan
biokimia serta fisik dan terjadinya perubahan-perubahan tergantung pada lama
penyimpanan, jenis bahan makanan dan cara peyimpanan yang dilakukan.

1.2 Tujuan
1. Mampu memahami tanda-tanda kerusakan pada serealia, kacang-kacangan,
umbi-umbian, telur dan bumbu rempah
2. Mampu melakukan penyimpanan bahan makanan serealia, kacang-kacangan,
umbi-umbian, telur dan bumbu rempah
3. Mampu memahami sifat fisik, kimia dan standar mutu makanan serealia,
kacang-kacangan, umbi-umbian, telur dan bumbu rempah selama
penyimpanan

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serealia

Produk seralia pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat oleh John


Harvey Kellogg pada 1895, sebagai produk sarapan siap saji. Awalnya, sarapan
seralia hanya diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan pencernaan
guna menungkatkan konsumsi serat pada dietnya. Kini produk ini semakin
berkembang termasuk dinegeri kita tercinta, Indonesia ( Muhtadi,Tien R dan
Sugiyono. 1992 ).

Serealia merupakan bahan makanan yang berasal dari golongan tanaman


padi-padian yang ditanam untuk diambil biji/bulirnya. Jenis serealia yang
umumnya dijimpai di Indonesia adalah beras merah, beras putih, jagung dan
gandum. Sedangkan dinegara lain ada jenis oat, barley, rye dan millet.
Kandungan gizi dalam serealia sangat bervariasi, tergantunga pada jenisnya.
Salah satu serealia yang dikenal memiiki nilai ekonomi paling yaitu gandum.

Gandum merupakan serealia yang paling banyak dijadikan bahan makanan


pokok diberbagai negara dengan diolah menjadi roti, cake, biskuit, pastri, pasta,
dan serealia sarapan ( Winarno, F.G. 2004 ).

2.2 Kacang-kacangan

Merupakan salah satu bahan makanan sumber protein dengan nilai gizi yang
tinggi ( 20-25 gram/100 gram ), vitamin B ( tiamin, riboflavin, niacin, asam folat
), mineral ( Ca, Fe, P, K, Zn, Mg dan lain-lain), dan serat. Nilai dan mutu gizi
kacang-kacangannya menjadi lebih baik setelah dikecambahkan. Selama
pengecambahan komponen antigizi ( tripsin inhibitor, asam pitat, pentosan,
tannin ) menurun dan setelah pengecambahan terbentuk komponen fitokimia (
glokosinolates, antioksidan alami yang berperan untuk kesehatan ). ( Winarno,

2
F.G. 2004 ). Inilah beberapa jenis kacang-kacangan yang ada di Indonesia dan
sering kita jumpai untuk kebutuhan sehari-hari.

Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia.


Kedelai merupakan tanaman asli daerah asia subtropik seperti tiongkok dan
jepang selatan meski bukan tanaman asli Indonesia, kedelai telah banyak
dibudidayakan di Indonesia, kedelai mengandung protein, zat besi, kalsium,
vitamin A , B, B1, B2 yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis kacang
lainnya, juga B12 yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah.
Kandung lesitin pada kedelai, yang mengandung lemak tak jenuh linoleat, oleat,
dan arakhidonat yang berfungsi sebagai lipotrikum yaitu zat yang mencegah
penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh sedangkan kandungan serat kedelai
yang sangat tinggi dapat membantu merangsang metabolism dan dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Zat lain yang terkandung dalam
kedelai adalah genistein, daidzein, dan glycitein yang termasuk isoflavon yaitu
senyawa fitoestrogen yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau
tumor ( Tomas, 1992 ).

Kacang tolo atau kacang tunggak merupakan tanaman yang sudah dikenal
dan dibudidayakan oleh masyarakat ( Rukmana, 2000 ).

Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang berumur pendek dan dapat
tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah. Kacang hijau merupakan sumber
proteun nabati. Protein biji kacang hijau mengandung 8 asam amino esensial
yaitu valine, leucine, isoleucine, methionine, fenyl alanine, lycine dan
tryptohaphane. Selain itu juga terdapat lemak, karbohidrat serta mineral yang
dibutuhkan tubuh ( Soeprapto, 1992 ).

2.3 Umbi-umbian

Umbi-umbian merupakan bahan nabati yang bisa diperoleh dari tanah. Umbi
bisa dikatakan merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi

3
dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu seperti karbohidrat
yang berfugsi sebagai cadangan energi. Umbi-umbian penting sebagai
karbohidrat terutama sebagai sumber pati. Selain itu umbi-umbian dapat
dikeringkan dan dibuat tepung. Salah satu kandungan kimia lain dalam umbi-
umbian adalah karotenoidnya yang berpengaruh pula pada sifat fisiknya dengan
adanya warna alami pada umbi tersebut.

2.4 Telur

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis
unggas, seperti ayam, bebek dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang
sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein
mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling
lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu,
tempe dll. Telur mempunyai cita rasa yang enak sehingga digemari oleh banyak
orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan.
Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan
mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur ( Mietha, 2008 ).

2.5 Bumbu dan Rempah

Bumbu dan rempah merupakan bahan hasil pertanian yang digunakan


sebagai sumber cita rasa. Rempah-rempah ini sebagian mengandung oleoresin
sehingga mempunyai aroma dan rasa yang tajam dan spesifik. Bumbu dan
rempah-rempah biasanya digunakan untuk bahan penyedap masakan dan banyak
juga yang menjadikan serta menggunakan bumbu dan rempah-rempah sebagai
bahan baku pembuatan obat dan jamu. Banyak manfaat yang diambil dari bumbu
dan rempah-rempah untuk berbagai keperluan, misalnya untuk keperluan industri
yang menggunakan bumbu dan rempah sebagi bahan baku pembuatan jamu,
farmasi yang menggunakan bumbu dan rempah sebagai bahan tambahan yang

4
alami untuk pembuatan obat, dan pada rumah tangga yang paling banyak
menggunakan bumbu dan rempah sebagai bahan penyedap masakan.

5
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat Dan Bahan


1. Alat :
 Karung
 Kain kecil
 Kaleng
 Keranjang kecil
 Plastic ukuran ¼ kilo
 Aluminium foil
 Keranjang
 Plastic 1 kilo, 1 ons
 Aluminium foil
 Karung kertas
 Tanah, pasir halus
 Karung kertas
2. Bahan :
 Beras ketan putih ½ kg
 Jagung manisan pipilan ½ kg
 Kedelai ½ kg
 Kacang tanah ½ kg
 Tepung beras ½ kg
 Tepung ketan ½ kg
 Terigu ½ kg
 Hunkuwe 2 bks
 Jahe 3 ons
 Lada ( biji ) ½ kg
 Singkong 4 buah

6
 Ubi jalar 4 buah
 Telur ayam ras ( 8 butir setiap kelompok )

3.2 Cara Kerja


1. Serealia dan kacang-kacangan dibagi 3, kemudian masing-masing
dimasukkan kedalam karung kain, kaleng dan keranjang.
2. Tepung-tepungan dibagi 3 dan masing-masing disimpan dalam plastik,
aluminium foil dan karung kertas.
3. Simpan masing-masing bahan tersebut pada tempat kering. Lakukan
pengamatan setiap minggu dan catat jika terjadi perubahan.
4. Separuh dari biji lada dihaluskan untuk dijadikan bubuk.
5. Biji lada, bubuk lada masing-masing dibagi 6 dan disimpan masing-
masing dalam 2 buah plastik, 2 buah karung kertas dan 2 buah aluminium
foil, kemudian disimpan pada suhu ruang dan lembab.
6. Lakukan pengamatan setiap minggu, catat jika terjadi perubahan.
7. Jahe dibagi 3 dan disimpan dalam plastik tanpa dilubangi, dan keranjang
kemudian disimpan pada suhu ruang. Lakukan pengamatan setiap 3 hari,
catat jika terjadi perubahan.
8. Ubi jalar dan singkong masing-masing dibagi 4 dan disimpan dalam
plastik berlubang, plastik tanpa dilubangi, tanah dan pasir halus kemudian
disimpan pada suhu ruang. Lakukan pengamatan setiap 3 hari, catat jika
terjadi perubahan.
9. Telur terlebih dahulu diperiksa dengan melihat kebersihan dan keutuhan
kulit serta dengan melakukan peneropongan untuk melihat isi telur dan
ambil telur yang baik.
10. Untuk kelompok 1: 8 butir telur dibersihkan dengan mencuci pakai air
dingin, kemudian dicuci dengan air hangat suam-suam kuku ( suhu sekitar
6˚C ) keringkan dan disimpan masing-masing 2 butir dalam palstik yang
berlubang dan tidak berlubang, ditutup rapat, kemudian simpan pada suhu
ruang dan dingin.

7
11. Untuk kelompok 2: 8 butir tidak dicuci dan disimpan masing-masing 2
butir dalam plastik yang berlobang dan tidak berlobang, ditutup rapat,
kemudian simpan pada suhu ruang dan dingin.
12. Untuk kelompok 3:
Lakukan pelapisan kulit telur ( masing-masing 4 butir ) dengan:
 Merendam dalam larutan kapur ( 100 gram kapur dalam 1 liter air )
 Mencelupkan telur dalam air mendidih selama 15 detik
 Simpan masing-masing 2 butir telur pada suuhu ruang dan dingin
13. Untuk kelompok 4:
Lakukan pelapisan kulit telur ( masing-masing 4 butir ) dengan:
 Melapisi telur dengan minyak goreng ( caranya panaskan terlebih
dahulu minyak kelapa kemudian dinginkan )
 Merendam dalam ekstrak daun jambu biji ( 100 gram daun jambu
biji dalam 1200 milliliter air )
 Simpan masing-masing 2 butir telur pada suhu ruang dan dingin
14. Untuk keseluruhan bahan hentikan penyimpanan bila sudah terjadi
penyimpangan/kerusaknan dan cacat pada hari/minggu keberapa terjadi
penyimpangan/kerusakan yang menyebabkan bahan tersebut tidak layak
konsumsi.
15. Bila setiap hari/minggu tidak terjadi kerusakan maka secara keseluruhan
peyimpanan diakhiri sampai praktikum minggu terakhir.
16. Letak tempat penyimpanan tidak boleh dirubah selama proses
penyimpanan
17. Buat laporan hasil setip minggu pada buku laporan dan disajikan setiap
minggu dengan format pada lampiran.

8
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Hasil Penyimpanan Serealia dan Kacang-kacangan

No Nama Bahan Makanan Tempat Penyimpanan Hasil pengamatan


Penyimpanan Hari Ke-

1 Beras Ketan Putih Keranjang 1 Baik


7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Kaleng 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Karung Kain 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
2. Jagung Manis Pipilan Keranjang 1 Baik
7 Bau,berjamur,kisut
9 Bau,berjamur,kisut,busuk
15 Busuk

9
20 Busuk
28 Busuk
Kaleng 1 Baik
7 Bau, berjamur , kisut
9 Bau,berjamur,kisut,busuk
15 Busuk
20 Busuk
28 Busuk
Karung kain 1 Baik
7 Bau,berjamur,kisut
9 Bau,berjamur,kisut,busuk
15 Busuk
20 Busuk
28 Busuk
3. Kedelai Keranjang 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Kaleng 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Karung kain 1 Baik
7 Baik
9 Baik

10
15 Baik
20 Baik
28 Baik
4. Kacang Tanah Keranjang 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik

Kaleng 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Karung kain 1 Baik
7 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
5. Tepung beras Plastik 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Alumunium 1 Baik
oil 7 Baik

11
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik

Karung kertas 1 Baik


7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik

6. Tepung ketan Plastik 1 Baik


7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Alumunium 1 Baik
oil 7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Karung kertas 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik

12
28 Baik
7. Terigu Plastik 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Alumunium 1 Baik
oil 7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Karung kertas 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
8. Hunkwe Plastik 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Alumunium 1 Baik
oil 7 Baik
9 Baik
15 Baik

13
20 Baik
28 Baik
Karung kertas 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik

4.2 Hasil Penyimpanan Bumbu dan Rempah

No Nama Bahan Makanan Tempat Penyimpanan Hasil Pengamatan


penyimpanan Hari Ke-
1. Jahe Plastik 1 Baik
Berlubang 3 Baik
6 Baik
9 Oksidasi karena terpotong
15 Kisut
20 Kisut
28 Kisut, berjamur

Plastik tanpa 1 Baik


lubang 3 Baik
6 Baik
9 Oksidasi karena terpotong
15 Kisut
20 Kisut
28 Kisut, berjamur
Keranjang 1 Baik

14
3 Baik
6 Baik
9 Baik
15 Kisut
20 Kisut
28 Kisut, berjamur
2. Biji lada Plastik 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Karung kertas 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Alumunium foil 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik

3. Bubuk lada Plastik 1 Baik


7 Baik
9 Baik
15 Baik

15
20 Baik
28 Baik
Karung kertas 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Alumunium foil 1 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
4. Ubi jalar Plastik 1 Baik
Berlubang 3 Baik
6 Oksidasi karena terpotong
9 Oksidasi
15 Oksidasi
20 Kisut,berjamur
28 Busuk
Plastik tanpa 1 Baik
lubang 3 Baik
6 Oksidasi karena terpotong
9 Oksidasi
15 Kisut,berjamur
20 Kisut, berjamur
28 Busuk
Tanah 1 Baik

16
3 Baik
6 Baik
9 Kisut
15 Kisut,berjamur
20 kisut,berjamur
28 Busuk

4.3 Tabel Hasil Penyimpanan Telur

No. Nama Bahan Tempat Penyimpanan Hasil Pengamatan


Makanan penyimpanan/Perlakuan Hari ke-
1. Telur Direndam larutan 1 Baik
kapur,suhu ruang 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Direndam larutan 1 Baik
kapur,suhu dingin 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Dicelupkan air 1 Baik
mendidih,suhu ruang 3 Baik (air menyusut)
7 Baik

17
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Dicelupkan air 1 Baik
mendidih,suhu dingin 3 Baik (air menyusut)
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Diolesi minyak,suhu ruang 1 Baik
3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Diolesi minyak,suhu dingin 1 Baik
3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik ( minyak membeku)
Direndam air ekstrak 1 Baik
jambu,suhu ruang 3 Baik
7 Baik, ekstrak mulai berbau
9 Baik , ekstrak mulai berbau

18
15 Baik, ekstrak mulai berbau
20 Baik, ekstrak mulai berbau
28 Busuk
Direndam air ekstrak 1 Baik
jambu,suhu dingin 3 Baik
7 Baik, ekstrak mulai berbau
9 Baik, ekstrak mulai berbau
15 Baik, ekstrak mulai berbau
20 Baik, ekstrak mulai berlendir
28 Busuk
Direndam dalam air 1 Baik
dingin,plastik berlubang 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Direndam dalam air 1 Baik
dingin,plastik tanpa lubang 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Direndam dalam air 1 Baik
hangat,plastik berlubang 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik

19
20 Baik
28 Baik
Direndam air hangat,plastik 1 Baik
tanpa lubang 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik
Plastik berlubang,suhu 1 Baik
ruang 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Busuk
28 Busuk
Plastik tanpa lubang,suhu 1 Baik
ruang 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Busuk
28 Busuk
Plastik berlubang, suhu 1 Baik
dingin 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik

20
28 Baik
Plkastik tanpa lubang,suhu 1 Baik
dingin 3 Baik
7 Baik
9 Baik
15 Baik
20 Baik
28 Baik

21
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hasil penyimpanan serealia dan hasil olahannya

Beras ketan putih

Pada penyimpanan beras ketan putih di keranjang, kaleng, dan karung kain tidak
mengalami kerusakan baik kerusakan yang disebabkan oleh faktor
mikroorganisme maupun faktor lainnya, mulai dari hari 1, 7, 9, 15, 20, 28.

Jagung manis pipilan

Pada penyimpanan jagung manis pipilan di keranjang, kaleng, dan karung kain
pada hari pertama kondisinya masih baik , pada hari ke-7 mulai mengalami
perubahan yaitu mulai berbau, berjamur dan kisut , pada hari ke-9, 15, 20, 28
mengalami pembusukan.

Kedelai

Pada penyimpanan kedelai di keranjang, karung kain, dan kaleng di hari ke-1, 7,
9, 15, 20, 28 tidak mengalami perubahan yang disebabkan oleh mikroorganisme
maupun faktor lainnya.

Kacang Tanah

Pada penyimpanan kacang tanah di keranjang, kaleng, karung kain di hari ke-1, 7,
9, 15, 20, 28 tidak mengalami perubahan yang disebabkan oleh mikroorganisme
maupun faktor lainnya.

Tepung beras

Pada penyimpanan tepung beras di plastik, alumunium foil, dan karung kertas di
hari ke-1, 7, 9, 15, 20, 28 kondisi tepung beras masih dalam keadaan baik.

22
Tepung ketan

Pada penyimpanan tepung ketan di plastik, alumunium foil, dan karung kertas di
hari ke-1, 7, 9, 15, 20, 28 kondisi tepung ketan masih dalam keadaan baik.

Tepung terigu

Pada penyimpanan tepung terigu di plastik, alumunium foil, dan karung kertas di
hari ke-1, 7, 9, 15, 20, 28 kondisi tepung terigu masih dalam keadaan baik.

Hunkwe

Pada penyimpanan hunkwe di plastik, alumunium foil, dan karung kertas pada
hari ke-1, 7, 9, 15, 20, 28 kondisi hunkwe masih dalam keadaan baik.

5.2 Hasil Penyimpanan bumbu dan rempah-rempah

Jahe

Pada penyimpanan jahe di plastik berlubang, plastik tanpa lubang, keranjang pada
hari ke-1, 3, 6 masih dalam keadaan baik , hari ke-9 mulai mengalami oksidasi
karena terpotong, hari ke-15, 20 mulai kisut , hari ke-28 mengalami kisut dan
berjamur.

Biji lada

Pada penyimpanan biji lada di plastik, kerung kertas, dan alumunium foil pada
hari ke-1, 3, 7, 9, 15, 20, 28 kondisi biji lada masih dalam keadaan baik.

Bubuk lada

Pada penyimpanan bubuk lada di plastik, karung kertas, dan alumunium foil pada
hari ke-1, 3, 7, 9, 15, 20, 28 Kondisi bubuk lada masih dalam keadaan baik.

23
Ubi jalar

Pada penyimpanan ubi jalar di plastik berlubang, plastik tanpa lubang , dan tanah
pada hari ke-1, 3 masih dalam kondisi baik , pada hari ke-6, 9 mulai mengalami
oksidasi karena terpotong, hari ke-15, 20 mulai mengalami kisut dan berjamur ,
pada hari ke-28 ubi jalar membusuk.

5.3 Hasil penyimpanan telur

Pada penyimpanan telur direndaman larutan kapur suhu ruang , direndaman


larutan kapur suhu dingin , dicelupan air mendidih suhu ruang, dicelupan air
mendidih suhu dingin, diolesi minyak suhu ruang, diolesi minyak suhu dingin,
direndam dalam ekstrak jambu suhu ruang, direndam dalam ekstrak jambu suhu
dingin, direndam dalam air dingin plastik berlubang, direndam dalam air dingin
plastik tanpa lubang, direndam dalam air hangat plastik berlubang, direndam
dalam air hangat plastik tanpa lubang, di plastik berlubang suhu ruang, plastik
tanpa lubang suhu ruang, di plastik berlubang suhu dingin, di plastik tanpa lubang
suhu dingin di hari ke-1, 3, 7, 9, 15, 20, 28 telur masih dalam keadaan baik belum
ada perubahan.

24
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan


penyimpanan bahan pangan perlu memperhatikan media penyimpanan yang
digunakan , karena suhu , kelembapan pada media dapat mempengaruhi mutu
bahan pangan yang disimpan. Maka untuk mengawetkan bahan pangan harus
melalui proses penyimpanan yang baik.

6.2 Saran

Mahasiswa/i memerlukan bimbingan dari dosen maupun dari asisten dosen dalam
melakukan praktikum penyimpanan bahan pangan ini.

25

You might also like