You are on page 1of 8

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar belakang

Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal

dari sel-sel ganglion retina menuju khiasma nervus

optikus dan berakhir di korpus genikulatum lateral

(Hartono, 1994). Neuropati adalah suatu bentuk gangguan

fungsi dan struktur serabut saraf karena badan sel

saraf dan serabut-serabutnya mengalami kerusakan primer

(Daroff, Fenichel, Jankovic, & Mazziotta, 2012).

Neuropati saraf optik yang disebabkan karena konsumsi

metil alkohol atau metanol disebut neuropati optik

toksik terinduksi metanol.

Bahan metanol, secara umum digunakan dalam

industri kimia sebagai pernis pelarut, penghilang cat,

atau cairan pada mesin fotokopi (Vaughan, 2008). Pada

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 71/M-

IND/PER/7/2012 tentang pengendalian dan pengawasan

industri minuman beralkohol, dijelaskan bahwa minuman

beralkohol yang dapat dikonsumsi secara legal adalah

minuman yang mengandung etanol.

Menurut data World Health Organization tahun 2005

Asia Tenggara merupakan regio dengan konsumsi alkohol

1
2

terendah bersama Meditterania Timur. Namun ternyata

terjadi peningkatan presentasi konsumsi alkohol yang

tidak tercatat pada negara dengan komsumsi yang rendah

sebanyak 69,0% untuk Asia Tenggara dan 56,2 % untuk

Mediterania Timur (World Health Organization , 2005).

Hal ini berati semakin rendah konsumsi alkohol

yang tercatat secara legal, semakin tinggi pembuatan

alkohol secara ilegal dinegara-negara tersebut.

Pemanfaatan alkohol secara berbahaya merupakan “faktor

penyebab untuk lebih dari 60 jenis utama penyakit dan

cedera dan mengakibatkan hampir 2,5 juta kematian

setiap tahunnya“ (WHO,2009). Kasus keracunan metanol

mulai muncul pada tahun 1904, dengan publikasi dari

laporan Wood and Buller terhadap 153 kasus kebutaan

yang disebabkan oleh keracunan metil alkohol. Di

Indonesia belum ada angka pasti yang menunjukkan

besarnya insidensi keracunan metanol Terjadinya

keracunan metanol sebagian besar melalui oral,

dikonsumsi sebagai campuran minuman alkohol seperti

lapen atau minuman berenergi.

Tanda awal keracunan metanol berupa gangguan

penglihatan. Berawal dari pandangan yang mulai kabur

lalu berkembang menjadi sempitnya lapang pandang,

kadang-kadang dapat terjadi kebutaan total (Vaughan and


3

Asbury,1995). Metanol menyebabkan demyelinisasi serabut

syaraf milik nervus optikus, sehingga terjadi penurunan

visus. Saat semakin parah, nervus optikus akan

mengalami atrofi dan memberikan tampilan berupa diskus

pucat (Fink, 1942; Sharma et al, 1999).

I.2 Perumusan masalah

Bagaimana gambaran anatomi papil mata pada pasien

neuropati optik toksik akibat konsumsi alkohol sebelum

dan sesudah pengobatan dengan menggunakan metil

prednisolon?

I.3 Tujuan penelitian

Tujuan umum :

Mengetahui gambaran papil mata pada penderita

neuropati optik toksik akibat konsumsi alkohol

dengan pemberian metil prednisolon

Tujuan khusus :

1. Mengetahui perubahan anatomi papil mata pada

penderita neuropati optik toksik dengan pengobatan

mengunakan metil prednisolon

2. Mengetahui rentang waktu perubahan papil mata

setelah pemberian terapi pertama kali hingga

pengobatan selesai.
4

I.4 Keaslian Penelitian

Sampai saat ini peneliti belum menemukan


penelitian serupa tentang neuropati optik toksik
metanol dengan perubahan batas dan warna papil mata
di RSUP Dr. Sardjito pada 1 Januari 2008 sampai
dengan 18 April 2013. Penelitian mengenai neuropati
optik toksik yang penulis temukan dapat dilihat
dari:
5

Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil

Hartono, Rini Tinjauan Untuk menilai Retrospektif Terdapat 12 pasien dengan


Hersetyati, Kasus visus pasien dengan neuropati optik toksik
Budihardjo Neuropati yang melihat dari metanol, semua pasien
Optik Toksik terdiagnosis rekam medis adalah pria dengan usia
Dengan neuropati optik pasien dengan 17-60 tahun. Gejala yang
Persangkaan toksik neuropati didapatkan dari 12 pasien
Metanol optik toksik yakni sakit
metanol di RS kepala,mual,muntah, dan
YAP sejak penurunan visus.
Januari 1998- Penurunan kesadaran
Januari 1999 ditemukan pada 4 kasus.
Pemeriksaan Funduskopi
terlihat papil nervus
optikus hiperemis (58%),
papil pucat (25%) dan
cherry red spot pada
makula (17%). Pemeriksaan
lapang pandang terlihat
skotoma sekosentral,
depresi, defek arkuata,
dan skotoma sentral.
Visus 6/12 pada 1 mata
(8%) , visus 2/60-5/60
pada 8 mata , visus 1/60
pada 6 mata, visus 1/300
pada 4 mata dan visus 0
pada 5 mata.

AA Mas Visus Acuity Untuk Penelitian Selama periode 1 Juni


Putrawati of Methanol mengetahui ini merupakan 2009 sampai 31 Mei 2010
Triningrat, Ni Intoxicated hubungan tajam penelitian terdapat 76 kasus
Made Kartika Patient penglihatan deskriptif keracunan metanol.
Rahayu, IB Before and penderita retrospektif Sebanyak 39 orang
Putra Manuaba After Hemo- keracunan yang meninggal, 21 orang
dialisis,Met metanol sebelum dilakukan dengan catatan medis
hylpredni- dan sesudah berdasarkan tidak lengkap sehingga
solon And terapi catatan medik subyek penelitian
Prednison hemodialisis, penderita berjumlah 16 orang.
Therapy keracunan dan Berdasarkan jenis
Metil metanol. kelamin, didapatkan laki-
Tempat laki mempunyai proporsi
prednisolon penelitian lebih besar yaitu
dan prednisone dilakukan di sebanyak 15 orang (94%)
di RSUP RSUP Sanglah. dengan rerata umur 28,8 ±
Sanglah selama Waktu 8,7 tahun. Subjek mencari
bulan Juni penelitian pertolongan pengobatan ke
2009 sampai dilakukan rumah sakit rerata 29,2 ±
bulan Mei 2010. selama 1 Juni 13,3 jam setelah terpapar
2009 sampai minuman yang mengandung
metanol. Tajam
6

31 Mei 2010. penglihatan subyek saat


pertama kali MRS pada
mata kanan 1,42 ± 0,36
logMAR dan pada mata
kanan 1,45 ± 0,37 logMAR
sedangkan rerata pH darah
subyek saat pertama kali
MRS adalah 7,18 ± 0,06.
Papil saraf optik subjek
seluruhnya menunjukkan
hiperemi saat pertama
kali diperiksa.

Nika Kasus Mendeskripsikan Case series Ada 3 kasus di Rumah


Bellarinata- Neuropati tiga kasus Sakit Dr. Sarjito.
sari, Hartono Optik Toksik neuropati optik Pertama seorang laki-laki
karena toksik metanol berusia 28 tahun meminum
Methanol di 3 gelas lapen sekitar
RSUD dr. satu minggu sebelum dia
Sardjito kerumahsakiit. Saat
(Intoksikasi pertama datang, dia
Lapen) mengalami NLP (no light
perception) dikedua
matanya. Kemudian dia
dirawat dirumah sakit
selama satu minggu dan
diberikan methyl
prednisolone 48. setelah
satu bulan, kedua matanya
tidak membaik. Dari
sampel minumannya,
diketahui mengandung
methanol 4.38% dan
ethanol 4.91%. Kasus
kedua, seorang laki-laki
berusia 46 tahun meminum
satu gelas lapen sekitar
4 hati sebelum dia
kerumahsakit mengalami
NLP dikedua matanya.
Seperti kasus sebelumnya,
setelah mendapatkan
perawatan yang sama,
7

penglihatannya tidak
membaik methanol 12.41%
and ethanol 3.74%. Kasus
ketiga seorang lakilaki
21 tahun minum lebih dari
3 gelas kombinasi Vodka,
Lapen, Kratingdaeng dan
bir. Akuitas penglihatan
nya 3/60 untuk mata kanan
dan HM (hand movement)
untuk mata kiri. Seperti
kasus sebelumnya dia
mendapatkkan pengobatan
yang sama dan setelah
satu bulan penglihatnnya
membaik menjadi 3/60
untuk mata kanan dan
2.5/60 untuk mata kanan.
Pada penelitian ini tidak
didapatkan sampel
minumannya.
8

I.5 Manfaat penelitian

Adanya kasus neuropati optik toksik diduga

terjadi sebagian besar karena adanya faktor konsumsi

alkohol. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya

penderita neuropati optik toksik pada usia remaja

dan dewasa. Sehingga diperlukan pengetahuan tentang

gambaran psikofisika pasien dengan suspek neuropati

optik toksik karena metanol mulai pertama kali

datang hingga akhir pengobatan. Pengetahuan tersebut

memilki manfaat, salah satunya yaitu agar dapat

dilakukan pencegahan atau antisipasi agar para

pasien lebih waspada terhadap gejala yang muncul dan

datang berobat lebih awal. Selain itu penelitian

juga dapat memberikan gambaran kepada publik atau

pihak terkait bahwa mengkonsumsi alkohol dapat

memberikan pengaruh yang sangat buruk terutama

khususnya terhadap indra penglihatan.

You might also like