You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna
merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya
dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem
pencernaan. Hati berisi terutama dua jenis sel, yakni hepatosit yang berasal dari
epitel yang melakukan banyak kegiatan metabolik dan sel-sel kupffer yang seperti
juga sel-sel retikuloendotel di seluruh tubuh mempunyai fungsi fagositosis dan
perombakan (Ganong, 1989)

Gambar 1. Anatomi Hati (Anonim, 2009)

Hati mempunyai tiga kelompok fungsi penting : sintesis, ekskresi dan


penyimpanan. Energi dan zat-zat gizi yang didapat dari makanan harus diproses

1
dan kemudian disimpan, disebar atau diubah bentuknya oleh hati. Hati merombak,
mendetoksikasi dan mengubah metabolit-metabolit primer dan pertengahan
sehingga menyiapkannya untuk ekskresi, penyimpan atau untuk dipakai lagi
(Widmann, 1995).

Gama glutamil transferase (GGT) atau disebut juga gama glutamil


transpeptidase (GGTP ) merupakan salah satu enzim yang dihasilkan oleh sel hati.
Selain itu, enzim ini juga dapat ditemukan di ginjal, otak, kelenjar prostat,
pankreas, intestinal dan kandung empedu. Enzim ini berperan dalam pembentukan
peptida dan protein, pengaturan kadar gluthatione di jaringan dan perpindahan
dari asam amino melewati membran sel (Kaplan, 1989).

Di dalam hati, gama glutamil transferase terletak di kanalikuli dari sel hati
dan juga pada epitel sel saluran empedu. Karena itu, gama glutamil transferase
akan meningkat pada kelainan hepatobiliar, dan menjadikannya sebagai
pemeriksaan enzim paling sensitif pada kelainan hepatobiliar (Bishop, 2010).

Gambar 2. Struktur γ glutamil transferase (Taniguchi, 1999)

Gama glutamil transferase adalah suatu glikoprotein dimana strukturnya


terdiri dari 2 rantai polipeptida, yang disebut sebagai heavy form dan light form.
Molekul enzim ini mengandung karbohidrat dan gugus sulfidril (Taniguchi,

2
1999). Pada gambar 2 ditampilkan struktur gama glutamil transferase, yang
mempunyai 2 rantai polipeptida.

Gama glutamil transferase mempunyai waktu paruh sekitar 10 hari, tetapi


pada pemulihan dari kecanduan alkohol, waktu paruh memanjang hingga 28 hari
(McPherson, 2011).

Enzim gama glutamil transferase berperan penting dalam metabolisme


glutathione dan penyerapan asam amino pada proses filtrasi glomerulus. Enzim
ini juga berperan dalam penyerapan asam amino oleh lumen intestinal.
Gluthatione (gamma-glutamyl cysteinylglycine) atau GSH merupakan salah satu
antioksidan penting dalam tubuh. Gama glutamil transferase akan mengkatalisasi
pemindahan sebagian gama glutamil dari gluthatione menjadi sebuah asam
amino, sebuah peptida atau H20. Gluthatione adalah sebuah tripeptida yang terdiri
dari glutamin, sistein dan glisin, yang diproduksi pada hampir semua sel (Kaplan,
1989).

Pada sistem biologi, glutathione merupakan donor γ-glutamil. Sebaliknya,


gama glutamil transferase juga terlibat dalam sintesa glutathione. Kadar
glutathione (GSH) tergantung dari keseimbangan antara proses-proses di mana
zat ini digunakan dan biosintesa dari glutahione ditentukan oleh ketersediaan
sistein. Metabolisme dari gluthatione berhubungan dengan siklus gama glutamil
Meister, di mana enzim gama glutamil transferase sangat berperan. Enzim ini
terlibat dalam jalur Salvage dari glutathione ekstraselular dengan mengkatalisa
proses hidrolisanya menjadi komponen asam amino sistein, yang digunakan pada
biosintesa glutathione intraseluler. Pada keadaan normal, berdasarkan toksisitas
sistein, kadar asam amino ini sangat rendah dalam sel, dan di dalam plasma,
sistein menjadi bentuk disulfide-cystine. Pentingnya siklus γ-glutamil dalam
memulihkan dan menyediakan sistein tampak pada gambar 3. Ketersediaan
sistein sangat berperan pada biosintesis seluler glutathione, yang merupakan
antioksidan terpenting bagi sel, tergantung dari aktifitas gama glutamil

3
transferase. Di mana enzim ini mungkin memegang peranan penting dari
antioksidan sel (Rasheed, 2010).

Gambar 3. Siklus gama glutamil (Rasheed, 2010)

Walaupun aktifitas gama glutamil transferase tertinggi ada di jaringan


ginjal, namun serum gama glutamil transferase secara umum akan meningkat
pada penyakit hati. Serum gama glutamil transferase meningkat lebih dulu
dibandingkan enzim hati lainnya pada penyakit seperti kolesistitis akut,
pankreatitis akut, nekrosis hati akut dan subakut, dan juga pada neoplasma yang
disertai metastasis di hati. Gama glutamil transferase telah digunakan sebagai tes
skrining pada peminum alkohol. Gama glutamil transferase merupakan enzim
mikrosomal hati, di mana pada peminum alkohol kronik atau penggunaan obat-
obatan seperti barbiturat, antidepresan, antikonvulsan, akan merangsang produksi
enzim mikrosomal. Obat-obat ini akan merangsang peningkatan gama glutamil
transferase mendahului enzim hati lainnya (Kaplan, 1989).

Gama glutamil transferase dapat membedakan penyakit hati dengan


kondisi-kondisi di mana serum alkalin fostatase meningkat, karena serum gama
glutamil transferase biasanya normal pada penyakit Paget, ricketsia,
osteomalasia, dan pada anak-anak serta wanita hamil tanpa disertai penyakit hati.

4
Kelenjar prostat juga mengandung aktifitas gama glutamil transferase yang
signifikan, di mana akan didapatkan aktifitas enzim yang lebih tinggi pada laki-
laki sehat daripada wanita. Serum gama glutamil transferase sangat penting dalam
mendiagnosis kolestasis yang disebabkan oleh alkohol kronik atau obat-obatan,
kolestasis mekanik atau kolestasis karena virus, metastasis pada hati, kelainan
tulang dengan kadar alkalin fosfatase yang meningkat tetapi kadar gama glutamil
transferase normal, dan juga kelainan skeletal di mana didapatkan kadar aspartat
aminotransaminase (AST) meningkat sedangkan kadar gama glutamil transferase
normal (Kaplan, 1989).

Pemeriksaan kadar enzim gama glutamil transferase serum dapat


dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Spektrofotometri merupakan
metode yang paling umum dan banyak digunakan, dan direkomendasikan oleh
International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine ( IFCC).
Selain itu, fluoresensi, High Performance Liquid Chromatography (HPLC), dan
elektroforesis dapat juga digunakan dalam mendeteksi kadar gama glutamil
transferase serum. Metode-metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Metode elektroforesis dan High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama dan
lebih sulit. Sedangkan fluoresensi memerlukan perlengkapan yang mahal.
Teknik electrochemical diketahui mempunyai keunggulan dalam mendeteksi
dengan cepat, mudah dalam pengoperasian, murah, dan memiliki sensitivitas yang
tinggi (Guifang, 2011).

Instalasi laboratorium Rumah Sakit DR. Muwardi mempunyai 3 alat


yang digunakan dalam pemeriksaan kadar gama glutamil transferase serum, yaitu
Siemens Advia 1200 Chemistry Analyzer, Siemens Advia 1800 Chemistry
Analyzer, dan Intrumentation Laboratory (ILab) 650 Chemistry Analizer. Pada
pemeriksaan gama glutamil transferase dengan menggunakan Siemens Advia 1200
Chemistry Analyzer dan Siemens Advia 1800 Chemistry Analyzer metode yang
digunakan adalah modified IFCC. Metode Modified IFCC merupakan metode
yang digambarkan oleh L.M. Shaw et al, di mana digunakan prinsip fotometri

5
pada kecepatan pembentukan substrat bebas pada 410/478 nm, sebagai zero-order
kinetic assay. Sedangkan pada ILab 650 Chemistry Analyzer digunakan metode
Szasz. Di antara ke-3 alat yang digunakan, Siemens Advia 1800 Chemistry
Analyzer merupakan yang paling baik, karena mempunyai interferensi dan
lineritas yang lebih baik.

Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pemeriksaan kadar
gama glutamil transferase serum menggunakan metode Szasz.

6
BAB II

PEMERIKSAAN GAMA GLUTAMIL TRANSFERASE

DENGAN METODE SZASZ

A. Pra Analitik

1. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar gama glutamil
transferase serum dengan metode Szasz.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam metode ini adalah ILab 650 Chemistry Analyzer,
seperti tampak pada gambar 5, yang terdapat di Instalasi Laboratorium Rumah
Sakit DR. Muwardi.

Gambar 5. Alat ILab 650 Chemistry Analyzer (Dokumen Pribadi, 2017).

7
b. Bahan
i. Reagen
Reagen yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu :
1. γ-GT R1
Reagen ini mengandung Tris buffer pH 8,25, glycylglycine
dan kurang dari 0,1 % sodium azide
2. γ-GT R2
Reagen ini mengandung L-glutamyl-3-carboxy-4-
nitroanilide dan kurang dari 0,1 % sodium azide
Dalam penggunaannya, tuang reagen γ-GT R2 ke dalam botol γ-GT R1,
lalu campurkan perlahan dengan cara memutar atau membalikkan botol reagen.
Botol reagen tidak boleh dikocok atau sampai timbul busa. Sodium azide
digunakan dalam jumlah kecil sebagai pengawet pada reagen. Setelah pemakaian
harian, tutup dan simpan botol reagen pada suhu 2-8 0C. Reagen yang digunakan
ILab 650 Chemistry Analyzer seperti tampak pada gambar 6 dibawah ini:

Gambar 6. Reagen γ-GT ILab 650 Chemistry Analyzer


(Dokumen Pribadi, 2017)

8
ii. Sampel
Sampel pada pemeriksaan ini menggunakan serum atau plasma dalam
heparin atau EDTA.
Cara persiapan sampel :
1. Ambil darah vena pasien yang akan diperiksa sebanyak 3 cc lalu
tempatkan dalam vacuette.
2. Diamkan sampel selama 15-30 menit.
3. Sentrifus sampel dengan kecepatan 1000-2000 RPM selama 10
menit.
4. Ambil serum pasien dan tempatkan dalam tabung reaksi yang
telah ditempelkan identitas sampel.
5. Sesuaikan sampel dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.
6. Diperlukan 100 µl serum sampel untuk pemeriksaan ini.

Pada sampel serum yang sudah diambil, maka stabilitas kadar gama
glutamil transferase dapat dilihat pada tabel 1. Seperti pemeriksaan
enzimatik lainnya, kadar enzim dapat mengalami penurunan dengan
perubahan suhu dan lama waktu penyimpanan serum (Anonim, 2014).

Tabel 1. Stabilitas GGT dalam serum (Anonim, 2014).


Suhu Maksimal penyimpanan
0
15-25 C 8 jam
2-80C 3 hari
- 200C 1 tahun

3. Persiapan
a. Persiapan pasien
Sampel diperoleh dari pasien tanpa persiapan puasa. Tanyakan pada
pasien tentang riwayat penggunaan obat-obat tertentu seperti
barbiturat atau fenitoin, karena obat-obat ini dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan. Selain itu penggunaan alkohol juga perlu
ditanyakan.

9
b. Persiapan alat
i. Kalibrasi
Kalibrasi tidak diperlukan pada tes ini, karena aktifitas enzim
diukur dengan kecepatan peningkatan konsentrasi 5-amino-2-
nitrobenzoate (∆A/Min), menggunakan molar koefisien absorpsi
pada 405 nm dari 9,5 x 103 per 1 cm panjang gelombang.

ii. Kontrol Kualitas


Dianjurkan untuk melakukan kualitas kontrol setiap hari
sebelum alat digunakan. Bila nilai kontrol diluar rentang normal,
periksalah instrumen dan reagen yang digunakan.

B. Analitik
1. Prinsip Kerja
Metode Szasz merupakan metode yang ditemukan pertama kali oleh Szasz
pada tahun 1969. Metode ini menggunakan prinsip tes kinetik spektrofotometri.
Pada reaksi yang dikatalisasi oleh gama glutamin transferase, 5-amino-2-
nitrobenzoate bebas dan dapat diwarnai, sehingga memungkinkan untuk diukur
secara spektrofotometri. Metode ini banyak digunakan karena lebih cepat dan
mempunyai sensitivitas yang tinggi (Anonim, 2009).

Metoda Szasz menggunakan asam γ-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide


sebagai substrat. Gama glutamil transferase akan memindahkan gugus gama-
glutamil ke suatu akseptor, yaitu glisilglisin. 5-Amino-2-nitrobenzoate yang
terbentuk dari pemecahan substrat dapat mengabsorpsi gelombang 405 nm.
Perubahan pada pembacaan kolorimeter per waktu unit adalah sebanding dengan
laju pemecahan substrat dan dengan demikian sebanding pula dengan aktivitas
enzim (Anonim, 2014)

10
Pada gambar 4, diperlihatkan reaksi yang terjadi, dimana akan dihasilkan
5-amino-2-nitrobenzoate.

Gambar 4. Reaksi kimia pada metode Szasz (Anonim, 2014)

2. Cara Kerja
Instrumen ILab 650 Chemistry Analyzer merupakan instrumen
otomatis. Setelah sampel dimasukkan ke dalam alat, maka alat akan
memproses sampel tersebut dan hasil akan ditampilkan pada komputer.
Urutan pengoperasian alat adalah sebagai berikut :
a. Serum yang akan diperiksa diletakkan di rak pemeriksaan sesuai
urutan atau nomor rak yang akan digunakan.
b. Masukkan identitas atau nomor sampel serum pada komputer.
c. Klik pemeriksaan yang akan dilakukan.
d. Klik “compile”.

Maka secara otomatis mesin akan melakukan pemeriksaan yang diminta.


Untuk melihat hasil pemeriksaan, klik nomor sampel yang diperiksa,
maka hasil akan muncul pada monitor.

3. Penghitungan
Hasil dari pengukuran total gama glutamil transferase, dapat dihitung
dengan rumus :

11
Aktifitas enzim (U/L) = ∆A/Min x faktor
Dimana :
∆A adalah perubahan pada absorpsi per menit pada 405 nm
Faktor : 1158 menurut Szasz
1398 menurut metode IFCC
Satuan yang digunakan adalah Internasional Unit/Liter (U/L).

C. Paska Analitik
1. Nilai Rujukan
Nilai rujukan dapat dilihat pada tabel 2. Ditampilkan kadar gama
glutamil transferase serum berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Tabel 2. Nilai Normal GGT dalam Serum (Anonim, 2009)


Populasi Wanita Laki-laki
1hari - 6 bulan 15-132 U/l 12-122 U/l
6 bulan- 1 tahun 1-39 U/l 1-39 U/l
1-12 tahun 4-22 U/l 3-22 U/l
13 -18 tahun 4-24 U/l 2-42 U/l
>18 tahun <32 U/l <49 U/l

2. Presisi
Tipe hasil presisi sesuai dengan protokol NCCLS. Dimana pada 5
sampel yang diputar 10 kali didapatkan rerata dan koefisien variasi yang
ditampilkan pada tabel 3.

Tabel 3. Presisi γ-GT pada ILab 650 Chemistry Analyzer (Anonim, 2014)
Within Run Total
Sampel/putaran 5/10 5/10
Rerata (U/L) 33 33
Koefisien variasi (%) 3.1 5.0
Rerata (U/L) 195 195
Koefisien variasi (%) 0.6 0.9

3. Limit Deteksi
Limit deteksi gama glutamil transferase serum pada alat adalah 1 U/L.

12
4. Linearitas
- Linearitas tanpa re-run mempunyai rentang 1-800 U/L
- Linearitas dengan re-run mempunyai rentang 1-2400 U/L
5. Interferensi (Anonim, 2014)
- Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti fenitoin, barbiturat dan etilalkohol.
- Ikterik
Tidak ditemukan interferensi yang bermakna pada kadar bilirubin
mendekati 24 mg/dL.
- Hemolisis
Sampel yang hemolisis tidak dapat digunakan.
- Lipemia
Tidak ditemukan interferensi bermakna pada kadar konsentrasi
trigliserida mendekati 800 mg/dl.

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan gama glutamil transferase


antara lain (Bishop, 2010) :
- Obat-obat yang merangsang enzim seperti warfarin, fenitoin dan
fenobarbital dapat menyebabkan kadar gama glutamil transferase
meningkat.
- Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan peningkatan kadar gama glutamil transferase,
- Penggunaan sitras, oksalat ataupun fluorida sebagai zat antikoagulan
pada sampel dapat menurunkan hasil pemeriksaan gama glutamil
transferase sekitar 10-15 %.
- Kadar yang lebih tinggi ditemukan pada laki-laki dibandingkan
perempuan, karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.

13
BAB III
KESIMPULAN

1. Gama glutamil transferase atau gama glutamil peptidase adalah salah satu
enzim yang berasal dari sel hati, di mana kadar tertinggi dapat ditemukan
di ginjal.
2. Pemeriksaan gama glutamil transferase dapat dilakukan dengan
menggunakan prinsip spektrofotomeri, fluoresensi, HPLC dan
electrochemical.
3. Pemeriksaan kadar gama glutamil tranferase serum metode Szasz
merupakan metode yang banyak digunakan.
4. Kadar gama glutamil transferase dalam serum meningkat dapat ditemukan
pada peminum alkohol, pemakaian obat-obatan golongan barbiturat dan
fenitoin.

14
DAFTAR PUSTAKA

W.F. Ganong, 1989, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 14, Jakarta : EGC,
Penerbit Buku Kedokteran.

Kaplan L.A. and Pesce A.J. 1989. Theory Analysis Correlation Clinical
Chemistry. Missouri. Mosby Elsevier, p:51-64

Ward K. Harris E. 1994. Clinical Laboratory Instrumentation and Automation


Principles, Applications and Selection. WB.Saunders, Ohio, p: 79-85.

Frances K. Widmaan, 1995, penerjemah : Siti Boedina Kresno dkk, Tinjauan


Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 9, Jakarta : EGC,
Penerbit Buku Kedokteran.

Wayne PA. 2004. Evaluation of Precision Performance of Quantitative


Measurement Methods; Approved Guideline. Second Edition. Clinical and
Laboratory Standards Institute (formerly NCCLS). Document EP05-A2.

Anonim, 2009, http: www.amsdiagnostik.com (diunduh pada 20 Maret 2017)

Michael L. Bishop, 2010. Clinical Chemistry Techniques, Principles,


Correlations 6th Edition. Philadelphia.Lippincott Williams & Wilkins,
p:300-301.

Guifang Chen, 2011, An Electrochemical Methode to Detect Gamma Glutamyl


Transpeptidase. http:www.mdpi.com.

McPherson A. Richard, 2011. Henry’s Clinical Diagnosis and Management by


Laboratory Methods. Philadelphia. Mosby Elsevier, p:273-280.

Anonim, 2014,http: www.beckmanncoulter.com (diunduh pada 20 Maret 2017)

Muneeza A. Esani, 2015,The Physiological Source of Clinical Significance of,


and Laboratory-Testing Methods for Determining Enzymes Levels.

15

You might also like