You are on page 1of 7

1.

JASAMU JIWAKU
Tetesan keringat jerih payahmu…
Jemari-jemarinya luluh lantakan meja…
Di ajarkannya berdo’a dan bernyanyi…
Alun-alun semilir indahkan kedamaian cinta…
Menegakkan badan menghargai jasanya…
Menuruti langkahnya jejak pun ada…
Jiwanya memberikan pengorbananya…

Tinta-tinta bocor tumpahkan darahnya…


Lembaran pun tersobek-sobek singgasana…
Suaranya menggemakan dunianya…
Gertakan langkahnya dan detakan jantungnya…

Ku haturkan terima kasih kepadanya…


Wahai guruku…jiwaku…
Tanpamu aku tak akan bisa terbang hingga ke langit
Permata indah, indahkan cinta…
Gemerlap dari matamu selalu senyumkan hatiku…

Terima kasih guruku…


–Oleh Ama Gusti Azis–
2. TERIMA KASIH GURUKU
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia

Engkau adalah setetes embun


Yang menyejukan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu Guru
Tugas yang sangat besar

Guru engkau adalah pahlawanku


Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas

Guru jasamu takkan kulupa


Guru ingin ingin kuucapkan
Terima kasih atas semua jasamu
–post in duadua-22.blogspot–
3. SELAMAT TINGGAL GURU
Guru…
Ijinkan kami meneteskan embun dimata ini.
Ijinkan kami menggenggam ketabahanmu.
Ijinkan kami memahami keihlasanmu.
Ijinkan pula, kami menyesali kesalahan dan kealpaan ini.

Guru…
Dengan lengan kecil ini, kami belajar menulis huruf satu demi satu.
Dengan hati ini, kami memahami kata hingga menjadi bahasa sempurna.
Kini.. Kami baru mengerti arti ketulusanmu.
Ketulusan yang tak terbayarkan dengan apapun itu.

Guru…
Tanpamu, kami bukanlah siapa, kami bukanlah apa.
Disudut dada kiri kami, namamu telah membeku menjadi satu.

Guru…
Maafkan kesalahanku
Maafkan kasalahan kami
Maafkan kesalahan temanteman kami
Maafkan kesalahan adikadik kelas kami
Do’akan kami agar menjadi anak yang berbakti.

Guru…
Terimakasih atas segala keihlasanmu.
Terimakasih atas segala perhatianmu.
Terimakasih atas segala kasih sayangmu.
Terimakasih atas segala yang telah engkau berikan kepada kami.

Guru…
Terimalah Salam Hormat kami
Terimalah Salam Takdzim kami
Terimalah Salam maaf kami
Biarlah Do’a kami yang memelukmu dari jauh
–post in duadua-22.blogspot–
4. GURUKU PAHLAWANKU
Andai kata matahari tiada
Dunia akan beku dan bisu
Pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
Guru…
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti

Guru…
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku.
–Oleh Upee–
5. WAHAI GURUKU
Guru…
Saat kau terima kami dengan tulus
Saat pertama langkah kaki ini
Kami tak mengerti…bahkan kami tak tahu
arah yang kami cari…
Tapi satu cita cita kami
Hanya ingin…menjadi manusia yang berguna

Kini…setelah hari ini…


Ketika hari berganti menjadi pasti
Kami akan pergi…untuk mengejar cita cita kami
Menggapai harapan kami
Melanjutkan langkah kaki ini
Untuk meraih segudang prestasi

Guru…
Bekal yang kau tanami kepada kami
Akan kami gali untuk masa depan kami
Akan kami ingat ketulusan
Jasa jasamu yang selalu sabar membimbing kami
Tak kan pernah bisa terganti

Terima kasih atas semua jasa jasamu


Dan untuk segala pengorbananmu
Wahai guruku…
–post in duadua-22.blogspot–
#CONTOH PUISI PERPISAHAN SEKOLAH UNTUK
SAHABAT (TEMAN)

puisi perpisahan pixabay.com


6. CELOTEHAN PENA
Dalam puing-puing dedaunan.
Terbawa lamunan nan jauh ke sukma , menebar harum dalam setiap makna.
Jauh ku arungi arti dari sebuah perjumpaan, dalam butiran do’a.
Mencoba untuk bangkit dan terus melangkah tuk mencarinya-sebuah perjumpaan.
Denyut nadi tak bisa berhenti.
Berhenti dalam goresan dan peluh rasa ingin tahu.
Dari sebuah titik menjelmalah menjadi garis yang berlalu-lalang.
Itulah seumpamanya.

Berawal dari sebuah perjumpaan yang berkembang menjadi kebersamaan,


Yap…lebih tepatnya sebuah keakraban.
Lajur kehidupan memang di takdirkan untuk berputar, begitu pula alur cerita ini-
perjumpaan.
Sekian Lama tinggal di bukit suka.

Kini aku terjatuh, jatuh ke dalam lembah duka yang penuh kesakitan.
Dari rasa sakit aku mencoba tepis rasa yang tak bersahabat itu-duka dan sakit.
Tertatih, tapi bukan seras pedih
Selayaknya mentari yang selalu menyinari, aku masih terus berfikir.
Akankah sebuah perjumpaan akan menemui sebuah perpisahan?
Suara hati mengerutkan fikiranku untuk terus berlalu membawa angan.

Malam berlalu…
Angin pun ikut terbawa oleh suasana hatiku , angin bagaikan bahagiaku.
Tatkala suara petir membentak jantungku menghentikan serasa denyut nadi ini,petir
bagaikan dukaku.
Hingga petir menurunkan titahnya pada hujan yang turun, hujan bagaikan tangisanku.
Bagian dari suasana hatiku.

Hujan berhenti…Tahukah kau bintang…?


Tersadar akan ini, tak perlu terluka dalam nestapa, bahagiaku dengan manja.
Aku merasa cukup dengan semua itu-perjumpaan dan keakraban.
Walau manakala kata “perpisahan” mengglegar di telingaku, aku mencoba tuk tetap
tersenyum walau dalam paksaan.

Namun…Kini ku menyadari…
Di dunia ini…
Sebuah perjumpaan sangatlah mustahil tuk tetap abadi,
Begitu pula sebaliknya…
Sebuah perpisahan juga sangat mustahil tuk tetap abadi.
Awal adalah akhir Dan akhir adalah awal.
Semua yang berawal adalah akhir Dan semua yang berakhir adalah awal
–Oleh Thiany Sii Grey Cappucino–
7. HAL PERPISAHAN INI
Mata yang berkaca-kaca…
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu
Pikiran melayang-layang
Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku
Yang menemani saat ku tlah terpisah darimu

Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa


Menyiksa dirimu dan diriku
Waktu yang terasa lambat berputar
Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui
waktu dimana kita tak bersama-sama lagi

Kini semua hanya tinggal kenangan,


kenangan indah yang tlah kita lalui
Canda-tawa,sedih,kesal,khawatir dan rasa takut terpisahkan
Itulah perasaan yang menggumuli hati kita selama ini dan
rasa takut itu kini tlah menjadi kenyataan.
Aku mengerti kau begitu sakit saat ini
Terpisah dan terpenjara sepi disana
Namun ketahuilah sobat…
Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini

Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana


Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan ku jelaskan
Banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini
Maafkanlah…cobalah tuk mengerti dan memahami
ambillah hikmat dari semua ini
Jauhkan rasa dendam dan benci, aku mohon…
Yakin dan percayalah semua ini kan ada hikmat nya

Ketahuilah sobatku,
aku tak akan lupa dan tak akan perrnah bisa
tentang apa yang harus memisahkan kita
Kenanglah sobat……
–Oleh Chinvaru–
8. SALAM PERPISAHAN
Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan

Sobat, dalam hatiku ini


Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan
–Oleh NN–
9. MAAFKAN SAHABAT
Nafas ini tersengal menjerit
Diredam sedih dekap kerinduan
Tak peduli khalayak ramai
Perpisahan selalu menjadi bingkai perih

menghitung waktu ketika kita tak lagi bertemu


Sesering dulu saat kita berseragam abu-abu
Tak ada canda menertawai sang guru
Tak ada tawa menggunjing pemuda

Wahai sahabat perjuangan


Disini kita kan selalu ingat
Ada sahabat yang menuntun kita
Menuju kedewasaan

Diantara kemarahan kita


ada kedewasaan yang tersirat
Diantara kebersamaan kita
Ada kasih Tuhan yang tersurat

Maaf atas lisan yang tak bertuan


Maaf atas sikap yang tak berkelakuan
Maaf atas fikir yang tek tertentukan
Kita tetap dalam naungan persahabatan
–Post in duniapuisi–
10. MUTIARA KEBERSAMAAN
Sahabat, kehidupan ini tak lain adalah hamparan samudera luas
Kita renangi dan kita selami kedalamannya
Untuk mencari tiram di dasarnya, dan kita petik mutiaranya
Bahwa selalu ada yang bermakna pada setiap kehadiran dan pertemuan

Dengan bahtera tulus kebersamaan kita berlayar


Untuk saling menjaga dan saling percaya
Dan saat ini.. Saat dimana kita harus lalui waktu
Waktu dimana kita harus mulai maju
Maju untuk sesuatu harapan baru

Mungkin saat ini kita akan berpisah


Namun semua itu hanyalah sementara
Karena aku akan kembali dan harus kembali
Bukan untuk sekedar mengenang dan melihat
Puing-puing masa lalu bersama mu
Namun karena di sini lah tanah kelahiranku
Dimana ada engkau dan orang-orang terdekatku
–Oleh Ali Athi Ullah–

You might also like