Professional Documents
Culture Documents
Pembuluh limfe besar adalah ductus thoracicus, yang berasal dari sekitar
bagian terendah vertebrae dan mengumpulkan cairan limfe dari extremitas
inferior, pelvis, abdomen, dan thorax bagian inferior. Pembuluh limfe ini berjalan
melewati thorax dan bersatu dengan vena besar di leher sebelah kiri. Ductus
limfatikus dextra mengumpulkan cairan limfe dari leher sebelah kanan, thorax,
dan extremitas bagian superior kemudian menyatu dengan vena besar pada leher
kanan.
Limpa berada di kuadran kiri atas abdomen. Tidak seperti jaringan limfoid
lainnya, darah juga mengalir melewati limpa. Hal ini dapat membantu untuk
mengontrol volume darah dan jumlah sel darah yang bersirkulasi dalam tubuh
serta dapat membantu menghancurkan sel darah yang telah rusak.
2. Patofisiologi
Ada empat kelompok gen yang menjadi sasaran kerusakan genetik pada
sel-sel tubuh manusia, termasuk sel-sel limfoid, yang dapat menginduksi
terjadinya keganasan. Gen-gen tersebut adalah proto-onkogen, gen supresor
tumor, gen yang mengatur apoptosis, gen yang berperan dalam perbaikan DNA.
Proto-onkogen merupakan gen seluler normal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan diferensiasi, gen ini dapat bermutai menjadi onkogen yang
produknya dapat menyebabkan transformasi neoplastik, sedangkan gen supresor
tumor adalah gen yang dapat menekan proliferasi sel (antionkogen). Normalnya,
kedua gen ini bekerja secara sinergis sehingga proses terjadinya keganasan dapat
dicegah. Namun, jika terjadi aktivasi proto-onkogen menjadi onkogen serta terjadi
inaktivasi gen supresor tumor, maka suatu sel akan terus melakukan proliferasi
tanpa henti.
Gen lain yang berperan dalam terjadinya kanker yaitu gen yang mengatur
apoptosis dan gen yang mengatur perbaikan DNA jika terjadi kerusakan. Gen
yang mengatur apoptosis membuat suatu sel mengalami kematian yang
terprogram, sehingga sel tidak dapat melakukan fungsinya lagi termasuk fungsi
regenerasi. Jika gen ini mengalami inaktivasi, maka sel-sel yang sudah tua dan
seharusnya sudah mati menjadi tetap hidup dan tetap bisa melaksanakan fungsi
regenerasinya, sehingga proliferasi sel menjadi berlebihan. Selain itu, gagalnya
gen yang mengatur perbaikan DNA dalam memperbaiki kerusakan DNA akan
menginduksi terjadinya mutasi sel normal menjadi sel kanker.
Klasifikasi yang satu sama lain tidak kompatibel. Pada tahun 1994
telah dikeluarkan klasifikasi
Revisied American European Lymphoma (REAL) dan diterapkan seca
ra luas.Klasifikasi REAL/WHO mencakup semua keganasan limfoid
dan limfoma dan lebih berdasarkanklinis dibandingkan dengan skema-
skema klasifikasi sebelumnya. Secara umum terjadi pergeseran
pembagian limfoma yang awalnya hanya berdasarkan penampilan
histologik menjadilebih ke arah sindrom dengan gambaran
morfologik, imunofenotipe, genetik, dan klinis yangkhas. Klasifikasi
ini juga berguna untuk mempertimbangkan kemungkinan asal
keganasan masing-masing limfoid berdasarkan fenotipe dan status
penataan ulang imunoglobulinnya(Hoffbrand, 2005).
Tabel 1. Klasifikasi
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
Citomegalovirus Tuberculosis
Mononukleosis infeksiosa
Ca Paru
Artritis rheumatoid
Sarkoidosis
Serum Sickness
Sifilis
Lupus Eritematosus Sistemik
Toxoplasmosis
7. Komplikasi
Ada dua jenis komplikasi yang dapat terjadi pada penderita limfoma maligna, yaitu
komplikasi karena pertumbuhan kanker itu sendiri dan komplikasi karena penggunaan
kemoterapi. Komplikasi karena pertumbuhan kanker itu sendiri dapat berupa pansitopenia,
perdarahan, infeksi, kelainan pada jantung, kelainan pada paru-paru, sindrom vena cava
superior, kompresi pada spinal cord, kelainan neurologis, obstruksi hingga perdarahan pada
traktus gastrointestinal, nyeri, dan leukositosis jika penyakit sudah memasuki tahap leukemia.
Sedangkan komplikasi akibat penggunaan kemoterapi dapat berupa pansitopenia, mual dan
muntah, infeksi, kelelahan, neuropati, dehidrasi setelah diare atau muntah, toksisitas jantung
akibat penggunaan doksorubisin, kanker sekunder, dan sindrom lisis tumor.1,6
8. Prognosis
Rambut rontok adalah efek samping kemoterapi yang hampir dialami oleh semua pasien
kanker yang menjalani pengobatan tersebut. Folikel rambut sangat rentan rusak sehingga
membuat rambut Anda mudah rontok ketika kemoterapi. Tidak sedikit orang yang malu
karena mengalami hal ini, apalagi bagi kaum perempuan yang menganggap rambut adalah
mahkotanya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi rambut rontok:
Anda tetap bisa bergaya dengan menggunakan topi, scarf, atau wig – jika Anda mau.
Jangan malu untuk mencoba hal tersebut, bila Anda belum siap menggunakannya,
Anda dapat berdiskusi dulu psikolog atau tim medis Anda.
Jika ingin keramas, gunakan sampo yang tidak memiliki wangi dan ringan di kulit
kepala, seperti sampo bayi. Gunakan air hangat ketika membilas kulit kepala serta
hindari gerakan menggaruk ketika keramas atau mengeringkan rambut.
Hindari terlalu sering menyisir rambut Anda.
Hindari menggunakan minyak atau krim rambut.
Sebanyak 70-80% pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi, mengalami gejala mual
dan muntah. Efek samping kemoterapi ini sering kali timbul pada beberapa obat tertentu,
seperti obat cisplatin. Beberapa hal yang dapat mengatasi mual dan muntah saat kemoterapi
yaitu:
Makan dengan porsi yang sedikit namun sering, sebab rasa mual sering kali muncul
ketika perut Anda kosong.
Saat mengonsumsi makanan, usahakan untuk mengunyahnya dengan perlahan.
Usahakan untuk mengonsumsi makanan yang bersuhu dingin. Hindari makanan
hangat atau panas karena akan menyebabkan Anda semakin mual.
Jangan mengonsumsi makanan dan minuman yang memiliki temperatur berbeda
dalam satu waktu.
Minum di antara dua makan, jangan terlalu banyak minum ketika makan. Selain itu
minum antara 6-8 gelas per hari atau sesuai dengan kebutuhan.
3. Anemia dan kelelahan
Obat kemoterapi juga dapat membuat jumlah sel darah merah menurun hingga pasien
mengalami anemia. Hal ini menyebabkan jaringan tubuh Anda tidak mendapatkan oksigen
dan makanan sehingga timbul rasa lelah. Biasanya untuk mengatasi anemia yang berat,
dokter akan menyarankan pasien untuk ditransfusi. Namun beberapa hal yang dapat Anda
lakukan untuk meringankan gejala tersebut adalah:
Istirahat yang banyak, seperti tidur siang setidaknya 15 menit saja dapat membantu
tubuh Anda pulih kembali. Kenali diri Anda dan istirahat lah sebelum merasa lelah.
Melakukan olahraga yang ringan. Tentu hal ini dapat dilakukan jika dokter
mengizinkan.
Kelola stres dengan baik. Anda bisa menggunakan waktu luang Anda untuk
melakukan hobi atau hal-hal yang Anda sukai sehingga, stres akan terkelola dengan
baik.
Kemoterapi menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda menurun, sehingga sangat mudah
terserang infeksi bakteri atau virus. Infeksi yang sering terjadi pada pasien kanker adalah
infeksi mulut. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya sariawan pada bagian mulut, tak hanya
satu luka bahkan bisa saja semua bagian mulut dipenuhi dengan luka. Tentu hal ini akan
membuat pasien menjadi susah untuk mengonsumsi makanannya, padahal makanan dapat
membuatnya pulih kembali.
Pastikan untuk menyikat gigi setidaknya 90 detik setiap dua kali dalam satu hari.
Usahakan untuk menggunakan sikat gigi yang halus.
Hindari mengonsumsi alkohol, makanan pedas, serta makanan asam.
Gunakan obat kumur untuk menghilangkan bakteri yang mungkin masih tertinggal di
dalam mulut.