Professional Documents
Culture Documents
Biaya (expense) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam
rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Sedangkan harga pokok (cost) adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam
bentuk kas yang dibayarkan atau nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan atau nilai
jasa yang diserahkan/dikorbankan atau hutang yang timbul atau tambahan modal, dalam
rangka kepemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan baik pada masa lalu maupun
masa yang akan datang.
1. Aliran Biaya
Jika dilihat dari aliran biaya, maka proses pengendalian biaya dari produk yang akan
dijual, diperoleh dari proses pengadaan bahan dan proses pengolahan bahan mentah
menjadi barang yang siap dijual, dengan aliran biaya produksi sebagai berikut:
a. Pencatatan biaya sebagai pembelian bahan baku dalam persediaan bahan baku.
b. Pengolahan bahan baku dan dikombinasikan dengan biaya tenaga kerja langsung
serta bahan penolong, menjadi barang dalam proses.
c. Merubah barang dalam proses menjadi barang yang siap dijual.
- Unexpired product cost merupakan biaya yang dikeluarkan sampai bahan baku
menjadi bahan jadi, selama belum terjual maka belum merupakan biaya tapi
merupakan aktiva.
- Expired cost, setelah barang tersebut dijual atau sering disebut juga dengan
harga pokok penjualan makanan dan minuman (cost of food and beverage sold).
2. Aliran Dokumen
Dokumen dalam suatu perusahaan dipakai sebagai alat komunikasi antar bagian dan
sebagai bukti transaksi yang mendukung dalam penyiapan laporan biaya (cost report):
a. Aliran dokumen pengadaan bahan/barang
Untuk melakukan aktivitas harian, hotel memerlukan persediaan barang maupun
bahan untuk melancarkan aktivitas hariannya. Barang atau bahan yang diperlukan
biasanya digunakan untuk kepentingan room, POMEC maupun penyediaan food &
beverage.
Persedian barang di hotel bisa berupa makanan, minuman, material supplies dan
barang-barang lain, dimana barang-barang tersebut tersedia untuk dijual maupun untuk
membantu kelancaran operasional perusahaan. Besar kecilnya persediaan (inventory) sangat
tergantung pada fasilitas yang dimiliki, jumlah kamar dan tingkat perputaran persediaan.
- temperatur ruangan
- kebersihan dan kerapian penyusunan barang
- metode penyimpanan barang
- sistem ventilasi
Barang-barang yang tahan lama seperti material supplies, disimpan di General Store,
sedangkan barang-barang yang mudah rusak dan minuman di simpan di Daily Store.
Daily receveing report, yang dihasilkan oleh bagian penerimaan barang (receiving), di
mana menjelaskan tentang penerimaan barang harian.
9.1 Penggunaan Persediaan Hotel
Perhitungan potensial kos makan lebih kompleks dari pada penghitungan kos
minuman, dimana kos yang digunakan harus dipilah untuk masing-masing itrm menu
dan harus disesuaikan dengan konsumsi makanan untuk keperluan lain yang tidak
terkait dengan penjualan potensial, seperti makanan karyawan, transfer makanan
antar outlet, dan penyesuaian lainnya. Menu yang dibuatkan resep, besarnya kos
bisa ditentukan berdasarkan kos standar.
(Contoh)
• Vodka
Total kos = 10 x 25.000 = 250.000
Penjualan potensial = 10 x 50.000 = 500.000
Potensial kos = 250.000/500.000 x 100% = 50%
• Scotch
Total kos = 20 x 30.000 = 600.000
Penjualan potensial = 20 x 45.000 = 900.000
Potensial kos = 600.000/900.000 x 100% = 66,67%
5) Prosedur Pembelian Persediaan (Penjelasan Bagan Alur Pembelian)
1. PR dibuat oleh departemen yang memerlukan barang, jika barang yang diperlukan
tidak tersedia di gudang, atau PR juga bisa dibuat oleh bagian gudang, jika barang
yang tersedia di gudang sudah mencapai persediaan minimum. PR pada umumnya
dibuat dalam 3 rangkap yang kemudian didistribusikan pada:
a) Cost control, sebagai alat control
b) Purchasing, sebagai dasar untuk membuat PO
c) Gudang atau departemen yang memerlukan
2. Berdasarkan PR yang dibuat, bagian pembelian akan membuat PO di mana harus
mendapatkan persetujuan dari Accounting Departement Head dan General
Manager, dan didukung dengan quotation analysis price. PO pada umumnya
dibuat dalam 5 rangkap yang didistribusikan pada:
a) Supplier untuk ditunjuk
b) Cost control, sebagai control
c) Gudang, sebagai informasi pembelian
d) Account payable, sebagai dasar untuk mencatat hutang
e) Purchasing, sebagai arsip
3. Supplier menyiapkan barang yang diminta berdasarkan PO yang diterima, setelah
barang siap, dan disertai dengan invoice, dikirim ke hotel.
4. Penerimaan barang dalam hotel dilakukan oleh bagian penerimaan barang, setelah
barang yang datang dicek, bagian penerimaan menyiapkan MI dan meminta
persetujuan dari:
a) Bagian gudang untuk persetujuan tentang jumlah dan kuantitasnya.
b) Cost control untuk persetujuan harga.
c) Bagian penerimaan barang untuk tanda terima barang.
MI pada umumnya dibuat dalam beberapa rangkap sesuai kebutuhan, tapi ada
yang membuat dalam 5 rangkap dengan distribusi sebagai berikut:
a) Cost control, sebagai control
b) Gudang, sebagai informasi
c) Purchasing, sebagai arsip
d) Account payable, sebagai dasar mencatat hutang
e) Supplier, sebagai pendukung penagihan
5. Bagian gudang setelah menerima barang dari bagian penerimaan, kemudian
menyimpan barang dan mencatatnya pada bincard berdasarkan MI.
6. Sedangkan cost control berdasarkan salinan PR, PO, MI akan mencatat pembelian
tersebut dalam cardex, dan account payable akan mencatatnya pada hutang usaha.
7. MI setiap hari dipilah per jenis barang (food, beverage, material supplies) oleh
bagian penerimaan barang, untuk digunakan sebagai dasar membuat daily
receiving report.
2.2 Bagan Alur Prosedur Penggunaan Dairy Product Khususnya Food dan Beverage
Pada Hotel
1) Bagian yang Terlibat
1. Departemen
2. Gudang
3. Cost control
Referensi:
Widanaputra, A.A G.P; Suprasto, herkulanus Bambang; Aryanto, Dodik; Sari, MM. Ratna.
2009. “Akuntansi Perhotelan (Pendekatan Sistem Informasi), Yogyakarta: Graha Ilmu.