Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok VII
Nama :
Nurinayyah 11150960000082
JURUSAN KIMIA
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian mengenai kandungan garam (NaCl) dalam ikan asin sepat produksi
Indralaya sudah pernah dilakukan oleh Rinto dkk. Oleh sebab itu dilakukan
percobaan mengenai kandungan garam (NaCl) dalam ikan asin sepat untuk
mengetahui hasil dan membandingkannya. Dalam laporan ini dikemukakan hasil
analisis kandungan garam (NaCl) dalam ikan asin sepat yang sampelnya diambil
dari salah satu pedagang ikan asin di Cipadu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
Ditimbang bahan atau sampel yang telah dihaluskan atau yang telah
berbentuk pasta sebanyak 1 gram. Sampel kemudian diekstrak dalam corong
pemisah dengan 10-20 mL akuades panas dan ditunggu beberapa lama sampai
garam larut dan terpisah dari lemaknya. Ekstraksi diulang beberapa kali (8-10
kali). Bila sampel berbentuk padat maka perlu dilakukan penyaringan dan
pencucian. Cairan hasil ekstraksi ditampung dalam erlenmeyer. Ditambahkan 3
mL kalium kromat 5%, kemudian dititrasi dengan AgNO3 0,05 N perlahan-lahan
sampai tepat terbentuk endapan berwarna merah bata.
Hasil Perhitungan
= 16,76%
4.2 Pembahasan
Menurut Moeljanto (1992), secara umum garam terdiri atas 60,69% Cl dan
39,31% Na. Sebagai pengawet, garam mempunyai tekanan osmosis yang tinggi
sehingga dapat menyebabkan terjadinya peristiwa osmosi dalam daging ikan.
Prinsip dari metode Mohr adalah dimana AgNO3 akan bereaksi dengan
NaCl membentuk endapan AgCl berwarna putih. Setelah semua Cl- habis bereaksi
dengan Ag+, maka AgNO3 akan berekasi dengan indikator K2CrO4 membentuk
berwarna merah bata yang menandakan titik akhir titrasi telah tercapai.
Pada awal titrasi Ag+ akan terlebih dahulu bereaksi dengan Cl- membentuk
endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah:
Kemudian jika titik akhir titrasi telah tercapai yang ditandai dengan
perubahan warna laarutan sampel dari kuning menjadi merah bata, maka hal itu
menandakan bahwa Cl- telah habis sehingga Ag+ berekasi dengan CrO42-. Reaksi
yang terjadi adalah:
PENUTUP
Agung, T.U. 2009. Analisis Kadar Klorida pada Air dan Air Limbah dengan
Metode Argentometri (KTI) [Skripsi]. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Cahyadi, S. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Desrosier, N. M. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia (UI)
Press, Jakarta. (diterjemahkan oleh M. Muljohardjo).
Djarijah, A. S. 1995. Ikan Asin. Kanius. Jakarta.
Erich Luck and Gert-wolfhard von Rymon Lipinski 2002 “ food, 3. Food
additive” in ulmann’s encyclopedia of industrial chemistry. Wiley-VCH,
weinheim.
Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press
Margono, T., Suryati, D., Hartinah, S. 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan.
http://www.ristek.go.id. Diunduh : 3 November 2016.
Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Muchtadi, D., M. Astawan, dan N.S. Palupi. 1993. Metabolisme Z\at Gizi,
Sumber,Fungsi dan Kebutuhan bagi Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Sudarmadji, S. , Haryono, B dan Suhardi. 2008. Analisi Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty
Sugiyarto dan kristian. H. 2003. Kimia anorganik II.Yogyakarta; UIN
Widyani, R.,dan Suciyaty, T. 2008. Prinsip Pengawetan Pangan. Cirebon (ID) :
Swagati Press.
Winarno, F. G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Wiryawan, A. 2011. Kajian Metode Penggaraman Basah Terhadap Ikan Asin
Gabus dengan Metode Argentometri. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 8
(3): halaman 25-26
Lampiran