You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya
dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir
punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan
dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk
menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal
dari daerahnya sendiri yang justru sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya. Mereka
lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian
bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang
berasal dari daerahnya sendiri.
Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya
kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah
kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya.
Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya kebudayaan merupakan jati
diri bangsa yang mencerminkan segala aspek kehidupan yang berada didalalmnya.1[1]
Kebudayaan Indonesia selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke
masa. Kebudayaan bersifat sangat dinamis dan mengikuti perkembangan pemiliknya. Untuk
memahami kebudayaan, kita juga harus memahami makna, nilai, simbol, dan acuan yang
digunakan oleh komunitas pendukungnya. Nilai-nilai yang berkaitan dengan sesuatu yang
dianggap berharga dan simbol biasanya memiliki fungsi tertentu yang erat berkaitan dengan
identitas komunitas.
Pada umumnya, kebudayaan mengandung dua kemampuan sekaligus, yaitu
kemampuan untuk melestarikan dan kemampuan untuk mengembangkan. Satu kemampuan
mempertahankannya agar lestari, sementara daya yang lain menariknya untuk berkembang
lebih maju. Kemampuan tersebut akan sangat bergantung pada tingkat ketahanan budaya
masyarakatnya. Semakin rendah ketahanan budaya masyarakat, semakin kuat budaya luar
memengaruhi dan bahkan menghilangkannya secara perlahan-lahan2[2]
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,

1[1]kebudayaan.htm
2[2]batik-dan-kebudayaan.php.htm
aktivitas, dan artefak. Wujud yang terakhir, yaitu Artefak adalah wujud kebudayaan
fisikyang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya
paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud
kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah
kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen,
menurut ahli antropologi Cateora, salah satunya yaitu kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci3[3]
Dalam hal ini penulis mencoba membahas tentang salah satu hasil kerajinan tangan
yang berupa patung yang banyak tersebar hampir diseluruh dunia khususnya Indonesia. Serta
membahas hubungan yang terjadi antara kerajinan tangan, seni dan budaya.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian pendahuluan di atas, maka penulis mengambil beberapa rumusan masalah
antara lain sebagai berikut :
1. Apakah definisi dari kerajinan tangan ?
2. Apa sajakah seluk beluk tentang hasil seni yang berupa patung di Indonesia ?
3. Apakah pengertian dari seni dan budaya ?
4. Apakah hubungan antara kerajinan tangan (patung), seni dan budaya ?

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari kerajinan tangan.
2. mengetahui seluk beluk tentang hasil seni yang berupa patug di Indonesia.
3. Mengetahui pengertian dari seni dan budaya.

3[3]Budaya.htm, Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


4. Mengetahui hubungan antara kerajinan tangan (patung), seni dan budaya.

D. Manfaat penelitian
1. Secara praktis
a. Lebih memahami tentang berbagai macam bentuk hasil kerajinan tangan yang ada di
Indonesia, khususnya seni rupa patung.
b. Bagi sebagian orang yang belum begitu mengenal seni dan esteika, menjadi lebih tahu
tentang makna dari seni dan estetika.
c. Dapat mengetahui hubungan yang terjadi dari adanya hasil kerajinan tangan yang berupa
patung dengan seni dan budaya.
2. Secara teoritis
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kertasbud sebagai tugas akhir.
b. Sebagai acuan bagi para peneliti untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerajinan tangan
KARYA seni atau dalam hal ini adalah kerajinan tangan meniscayakan kehadirannya
sebagai dunia simbol. Dunia bentuk yang pencariannya merupakan pergulatan seorang
kreator (seniman) demi permenungan dan gagasan kesadarannya yang ingin diungkapkannya.
Dalam proses menghadirkan dunia simbol (bentuk) semacam inilah, seni atau kerajinan
tangan mengandaikan sebuah ruang yang bernama kebebasan. Ruang yang kerap mengurai
segenap batasan-batasan demi mengonkretkan realitas pengalaman kesadaran manusia.4[4]
Bagi saya, karya seni atau kerajinan tangan selalu dapat disamakan dengan anak.
Proses berkarya seni dan berkarya tidak lain adalah sebuah proses melahirkan. Seniman
bertindak sebagai corong dan selang; menampung ide dan menyalurkannya sedemikian rupa
melalu berbagai macam media: kertas, pensil, kuas, cat, nada, gerak; apa pun yang dia
inginkan5[5]
Seperti yang telah saya ungkapkan, kerajinan tangan adalah serangkaian ekspresi dari
senimannya. Perwujudan ide. Perkawinan logika dan rasa serta cara. Mengapa logika?
Mengapa rasa? Mengapa cara? Karena ide pada dasarnya merupakan proses berpikir.
Berpikir dengan logika, tentu saja. Pemacunya bisa apa saja: melihat sesuatu, mendengar
sesuatu –intinya, ide didapatkan dengan panca indera kita yang ada lima ini. Karena kerajinan
tangan lebih merupakan estetika –keindahan, ide tadi akan diproses dengan rasa. Dibumbui
dan dibentuk sedemikian rupa agar sesuai dengan selera –estetika dan harmoni yang
didasarkan pada subjektifitas sang seniman. Proses berkarya pada akhirnya juga
membutuhkan teknik yang tepat, cara yang tepat agar serangkaian ide yang sudah tersusun
apik tersebut bisa terwujud, atau (jika kita menggunakan analogi ‘melahirkan’) terlahir sesuai
dengan keinginan senimannya.6[6]

B. Seluk beluk patung di Indonesia

4[4]Cabik lunik : menafsir-hubungan-islam-dan-seni.html


5[5]Dibalik S-E-N-I dan B-U-D-A-Y-A « toleransi idealisme.htm
6[6]Ibid.
Proses pembuatan patung dikenal dengan nama membentuk. Yaitu mewujudkan ide dan
gagasan ke dalam wujud tiga dimensional. Kegiatan membentuk bahan lunak (tanah liat)
yang sudah umum dikenal dalam proses pembuatan keramik adalah:
1. Teknik Lintingan (Coils & Slab); dengan menyusun lintingan-lintingan kecil.
2. Teknik Pijitan (Pin); menyusun keratan lempengan bahan sesuai dengan rencana pematung.
3. Teknik Butsir, mengurangi sedikit demi sedikit menggunakan sudip hingga bahan terbentuk.
4. Teknik Putar, menggunakan alat kickwell/handwell
Kegiatan membentuk bahan lunak, tergantung bahan yang digunakan. Bahan balok
sabun dapat menggunakan teknik Butsir, bahan bubur kertas memungkinkan dengan metode
pinc. Dalam proses pembuatan patung, teknik pembuatannya tidak perlu terpaku pada salah
satu teknik. Tidak menutup kemungkinan ada teknik baru hasil penemuan sendiri dan
menghasilkan karya yang berkualitas. Namun demikian, pengetahuan tentang teknik mutlak
diperlukan.

Jenis Aliran Seni Patung


Pada jaman klasik Yunani perkembangan seni patung begitu pesat hingga terkenal
nama-nama pematung seperti: Phidias, Myron, Polikleitos, Praxiteles, Lysipos, dll. Dari
karya mereka itu terdapat karya yang mencapai nilai kesempurnaan yang diantaranya gaya
“S” yaitu penggambaran patung wujud manusia yang menyerupai huruf S, sehingga berkesan
wajar dan dinamis. Karena nilai keindahannya maka hampir semua karya patung bangsa
Yunani, dilestarikan oleh bangsa Romawi dalam bentuk patung-patung tiruan. Begitulah
perkembangan Seni Patung Klasik yang bertahan hingga jaman modern dewasa kini.
Peninggalan-peninggalan purbakala, seperti bangunan-bangunan candi, patung-patung,
prasasti-prasasti, dan ukiran-ukiran pada umumnya menunjukkan sifat kebudayaan Indonesia
yang dilapisi oleh unsur-unsur Hindu-Buddha. Administrasi pemerintahan Jawa Kuno
menunjukkan perbedaan-perbedaan dengan di India. Candi-candi di Jawa, di Sumatra, dan di
Bali ternyata tidak ada yang menunjukkan prototipe candi-candi di India. Lebih-lebih apabila
kita perhatikan bentuk-bentuk candi di Jawa Timur, antara lain, candi Jago atau Tumpang,
Panataran, Sukuh, dan Penanggungan, semuanya mengingatkan kita kepada punden-punden
berundak megalit zaman pra—Hindu. Kecuali itu, beberapa seni pahat dan hias dari
kebudayaan Indonesia-Hindu seperti patung-patung candi Sukuh, patung-patung corak
“Pajajaran”, pola hiasan segitiga tumpul, pilin tunggal, dan berganda merupakan contoh yang
masih mengingatkan kepada tradisi pahatan patung-patung megalit dan kebudayaan
perunggu-besi, sebelum kedatangan pengaruh kebudayaan India.
Fungsi candi-candi Indonesia—Hindu adalah antara lain sebagai tempat penguburan
abu jenazah raja-raja. Raja-raja yang meninggal dibuatkan patung dan perwujudannya
melambangkan dewa-dewa yang mereka puja semasa hidupnya. Candi Borobudur yang
bertingkat sepuluh mungkin merupakan tempat pemujaan dan perlambangan raja-raja dinasti
Sailendra.
Masyarakat Indonesia—Hindu menganggap rajanya sebagai dewa yang memerintah di
dunia. Kultus Dewa Raja pada zaman pengaruh kebudayaan India tidak hanya terdapat di
Indonesia, tetapi juga di masyarakat kerajaan-kerajaan tradisional di dataran Asia Tenggara
seperti di Kamboja dan Campa. Gelar-gelar kedewaan diberikan kepada raja-raja terutama
setelah mereka meninggal dunia. Kepercayaan demikian menunjukkan adanya hubungan
dengan tradisi kepercayaan pada masa pra-Hindu, ketika mereka menuju ruh-ruh nenek
moyang yang biasanya diwujudkan dalam patung-patung dan menhir-menhir di atas punden-
punden berundak. Pembuatan patung-patung megalit masih dilakukan pula pada beberapa
masyarakat hingga kini misalnya di Nias dan Flores.”
Pada jaman modern dewasa ini, seniman patung tidak lagi berpikir seperti pada jaman
klasik, yang berpegang teguh pada aturan yang sudah baku. Seperti halnya Seni Lukis, dalam
Patung pun pembuat karya (seniman) selalu menjelmakan karya-karyanya dengan berbagai
pertimbangan ide dan gagasan. Dalam hal ini lahirlah aliran-aliran.

Dalam seni Patung, terdapat aliran-aliran yang di antaranya:


1. Simbolisme; memiliki makna perlambangan.
2. Kontruktivisme; penggambaran patung dalam bentuk-bentuk serba geometris.
3. Robot Art; bentuk patung yang divisualisasikan secara kaku dan statis.
4. Mobile Sculpture Art; bentuk patung yang dapat digerakan/bergerak contohnya Wayang
Golek.

Struktur Unsur-Unsur Patung


Tidak ada karya seni yang indah, terlepas dari aturan (komposisi) tata letak. Elemen-
elemen karya yang ada dalam karya tersebut itulah yang melahirkan nilai keindahan. Dalam
sebuah patung abstrak pengaturannya terfokus pada elemen-elemen pokok. Elemen dasar
yang ditata dalam sebuah patung abstrak diantaranya: garis, warna, bentuk, ruang, tekstur dan
terang gelap.
Patung realistis, jika dibuat oleh siswa yang baru belajar (pemula), banyak yang nilai
keindahannya terganggu oleh ukuran perbandingan antara bagian yang tidak sesuai. Untuk
itulah maka pengetahuan tentang proporsi mutlak diperlukan. Untuk menciptakan karya seni
patung yang indah, perlu pengetahuan tentang komposisi (tata letak) penataan elemen karya
seni patung, harus memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Balance; adalah keseimbangan bobot masa berdasarkan kepekaan estetika.
2. Karakteristik; watak perwujudan berdasarkan pemanfaatan bahan dan teknik.
3. Bentuk/Dimensi; dapat dirasakan keindahannya dari semua sudut pandangan.
4. Gerak/Ritme; memiliki irama yang tidak membosankan.
5. Proporsi; ukuran perbandingan ukuran antara bagian-bagian.
6. Harmoni dan Kesatuan; elemen satu dengan yang lain saling mendukung nilai keindahan.
7. Aksentruasi; pusat perhatian.

C. Seni dan budaya

1. Seni
Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI"
yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya
dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian
ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau
karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena
kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain
memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Seni, memiliki tiga arti antara lain:
a. Seni diartikan halus, kecil dan halus, tipis, lembut dan enak didengar, mungil dan elok.
b. Keahlian membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya)
c. kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi7[7]

7[7]Sumber : http://endonesa.net/email : Sawir@endonesa.net


Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari
perasaannya dan bersifat indah sehinga dapat menggerakkan jiwanya.
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah
atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian
berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-
sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu
tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum
ada pembedaan antara seniman dan tukang.
Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah
ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya
terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan
artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam
mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan
atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka
kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.8[8]

2. Budaya
Pada dasarnya, budaya merupakan kebiasaan atau cara hidup yang telah mendarah
daging dalam masyarakat. Ia diciptakan dan tumbuh dalam masyarakat itu sendiri, mendarah
daging dan terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Yang bertanggung jawab
melestarikannya, ya jelas masyarakat yang telah menciptakan budaya tadi (tentu saja yang
harus dilestarikan adalah budaya-budaya yang dianggap baik dan sesuai dengan nilai-nilai
dalam masyarakat). Nah, budaya itu bisa berupa apa saja dan tidak terbatas pada kesenian
tradisional. Misalnya: pola pikir mengenai mana hal yang benar dan mana yang salah, kaidah
kesopanan, serta budaya-budaya sepele seperti makan dengan tangan.
Budaya, simply, adalah cara hidup dan kebiasaan yang tumbuh dari dan bersama
masyarakat.9[9]

D. Hubungan antara kerajinan tangan, seni dan budaya

8[8]seni pengertian.html
9[9]Dibalik S-E-N-I dan B-U-D-A-Y-A « toleransi idealisme.htm
Dari hal-hal yang telah saya uraikan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa seni
dan budaya saling berhubungan. Hal ini dikarenakan adanya seni yang merupakan bagian
dari budaya. Seni macam apa yang merupakan bagian dari budaya? Ya, seni yang telah
mendarah daging dalam masyarakat, dalam artian bersumber dan tumbuh dari masyarakat itu
sendiri. Contohnya mudah saja: kesenian tradisional. Misalnya, batik, gamelan, reog, saman,
keris, dan masih banyak lagi.
Seni dan budaya punya hubungan sama eratnya dengan rasa manis dan getir dalam
secangkir kopi. Anda bebas mendeskripsikannya secara terpisah, tetapi –pada akhirnya- Anda
akan menyadari bahwa kedua hal tersebut saling berhubungan satu sama lain. Saling mengisi
dan menjadi bagian dari hal lainnya:
Sebagian seni merupakan bagian budaya.
Sebagian budaya merupakan bagian dari seni.10[10]

10[10]ibid
BAB III
PENUTUP

Pendapat seni menurut para ahli:


1. Menurut Alexander Baum Garton Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif
menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
2. Emanuel Kant Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan
kenyataan.
3. Menurut Leo Tolstoy Seni adalah menimbulkan kembali perasaan yang pernah dialami.
4. Menurut Aristoteles Seni adalah bentuk pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah
menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.
5. Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan
persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat
mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.11[11]
Daftar Pustaka

1. kebudayaan.htm
2. batik-dan-kebudayaan.php.htm
3. Budaya.htm, Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
4. Cabik lunik : menafsir-hubungan-islam-dan-seni.html
5. Dibalik S-E-N-I dan B-U-D-A-Y-A « toleransi idealisme.htm
6. Sumber : http://endonesa.net/email : Sawir@endonesa.net
7. seni pengertian.html
8. Dibalik S-E-N-I dan B-U-D-A-Y-A « toleransi idealisme.htm
9. Salam super - http://www.lukisanminimalismur ah.com

You might also like