Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEBIDANAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
NIP. NIM.
Pembimbing Pendidikan
NIP.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : 1602460014
A. Masalah Kesehatan
B. Psikologi / Patofisiologi : menjelaskan proses fisiologis / patologis
sampai dengan timbulnya masalah kebidanan
C. Pohon Masalah : proses fisiologis / patologis secara skematis
D. Diagnosa kebidanan :
Diagnosa
Masalah
Kebutuhan
E. Perencanaan Kebidanan : menentukan rencana dan rasionalisasi tindakan
kebidanan
F. Daftar Pustaka : literature yang diterbitkan sepuluh tahun
terakhir
NIP. NIM.
Pembimbing Pendidikan
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional.
(Prawirohardjo, Sarwono, 2014)
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
(Prawirohardjo, Sarwono, 2014)
1. Proses Kehamilan
a. Tahap Inseminasi
Pada tahap ini terjadi proses ekspulsi cairan semen yang dipancarkan
kedalam vagina melalui uretra. Sperma yang masuk kedalam saluran
reproduksi wanita sebanyak 3 cc setiap ejakulasi yakni 300 juta. Sperma
bergerak dari uterus nenuju tuba fallopi dengan menggerakan ekornya,
sperma menuju ovum dan mengeluarkan zat fertilizin. (Manurung, Suyani.
2011)
b. Tahap fertilisasi atau Konsepsi
Pembuahan adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang biasanya berlangsung di ampul a tuba dimana hanya satu yang dapat
menembus zona pelusida. Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi,
mulailah pembelahan zigot. Dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel
yang sama besarnya yang mana hasil konsepsi tersebut disebut dengan
stadium morula. Kemudian hari ke empat hasil konsepsi mencapai
stadium blastula disebut blastokista (blastocyst). Yang mana bentuk
terluarnya yakni disebut trofoblas akan menjadi plasenta dan bagian
dalamnya yaitu inner cell berkembang menjadi janin. (Prawirohardjo,
Sarwono. 2010)
c. Tahap nidasi atau Implantasi
Implantasi adalah proses insersi sel blastosis kedinding rahim, enam hari
setelah fertilisasi. Trofoblas menempel pada dinding uterus dan
melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi
kehamilan dengan menstimulasi produksi hormon estrogen dan
progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. (Manurung,Suyani.
2011)
Pada umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat
pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, maka barulah dapat disebut
adanya kehamilan. (Prawirohardjo, Sarwono. 2010)
1.3 Klasifikasi
1.4 Fisiologi
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh
hormon estrogen dan sedikit oleh hormon progesteron. Hal ini dapat
dilihat dengan perubahan uterus pada awal kehamilan mirip dengan
kehamilan ektropik. Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih
penambahan ukuran uterusdidominasi oleh desakan dari hasil
konsepsi. (Djusar Sulin, 2014)
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam
rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh
dinding abdominal, mendorong usus ke samping dan ke atas, terus
tumbuh hingga hampir menyentuh hati. (Djusar Sulin, 2014)
a. Usia kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri 3 jari di atas
symphysis.
b. Usia kehamilan 16 minggu, tinggi fundus uteri di pertengahan
antar symphysis sampai pusat
c. Usia kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat
d. Usia kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri setinggi pusat
e. Usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri kira-kira 3 jari di
atas pusat
(Mandang J, dkk. 2014)
b. Serviks
Konsistensi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan akibat
penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,
bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-
kelenjar serviks. (Djusar Sulin, 2014)
c. Ovarium
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamila dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah
yang relatif minimal. (Djusar Sulin, 2014)
d. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
Chadwick. (Djusar Sulin, 2014)
e. Payudara
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. (Djusar Sulin, 2014)
2. Sistem Kardiovaskular
Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga
terjadi peningkatan proload. ((Djusar Sulin, 2014)
3. Sistem Respirasi
Selama kehamilan frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit
perubahan selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per
menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara
signifikan pada kehamilan lanjut. (Djusar Sulin, 2014)
4. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebih
135%. Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil,
sedangkan hormon androstenedion, testosteron dioksikortikosteron,
aldosteron, dan kortisol akan meningkat. Sementara itu,
dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun. (Djusar Sulin, 2014)
5. Sistem Muskuloskeletal
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis
menggeser daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroiliaka,
sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan
karena pengaruh hormonal. (Djusar Sulin, 2014)
1.5 Penatalaksanaan
Tentu setiap ibu hamil mengalami masalah, tanda bahya ataupun merasa
khawatir mengenai kehamilannya. Oleh karena itu tenaga kesehatan melakukan
perencanaan dan penatalaksanaan pada trimester I sebagai berikut :
I. Definisi
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
(sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan. Zigot kemudian bernidasi
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahab akhir adalah
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba dkk, 2012 h75).
Lama kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu 280 hari dengan
kisaran waktu 40 minggu atau 9 bulan7 hari). Kehamilan dibagi atas tiga
triwulan yaitu kehamilan triwulan pertama antara 0 hingga 12 minggu,
kehamilan triwulan kedua antara 13 hingga 28 minggu, kehamilan triwulan
kedua antara 28 hingga 40 minggu (Sulistiawati, 2011).
II. Etiologi
Untuk setiap kehamilan harus ada :
Spermatozoa
Pembuahan ovum (konsepsi)
Ovum
Nidasi hasil konsepsi
(Sarwono Prawiroharjo, 2009).
4. Sistem respirasi
Pada usia 32 minggu keatas, diafragma tertekan usus akibat uterus yang
membesar sehingga menyebabkan kesulitan bernafas (Kusmiyati, 2009).
5. Sirkulasi darah
Seiring pembesaran uterus, aliran darah juga meningkat. Aliran darah
uterus meningkat 20 kali lipat, seperenam volume darah total ibu berada pada
sistem peredaran darah uterus. Kecepatan rata-rata oksigen uterus gravida
adalah 25 ml/menit (Kusmiyati, 2009).
7. Sistem muskuluskeletal
Sendi pelviks pada saat kehamilan dapat sedikit bergerak, peningkatan
distensil abdomen membuat panggul kedepan (miring) serta peningkatan
tonus otot perut sehingga pusat gravitasi wanita bergerak kedepan (Kusmiyati,
2009).
8. Sistem gastrointestinal
Perkembangan dapat dilihat di atas 12 minggu dimana akan nyata pada
pemeriksaan USG. Pasa 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amilase
baru nyata pada periode neonatal. Janin meminum air ketuban dan akan
tampak gerakan peristaltik usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan akan
menghasilkan mekonium dalam usus. Mekonium akan tetap tersimpan sampai
partus, kecuali pada kondisi hipoksia dan stres, akan tampak cairan amnion
bercampur meconium (Sarwono Prawiroharjo, 2009).
4. Preeklampsia ringan
Didapatkan kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau kurang dari 90
mmHg dalam dua pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik 110
mmHg, dan dengan tanda lain proteinuria + 1 (Sarwono Prawiroharjo, 2009).
5. Preeklampsia berat
Ketika tekanan diastolik kurang dari 110 mmHg dengan proteinuria 2+,
oliguria hipporefleksia, gangguan penglihatan, kejang, dan nyeri epigastrium
(Sarwono Prawiroharjo, 2009).
1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan anterpatum atau perdarahan pada kehamilan lanjut adalah
perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan
(Partiawati,2010). Pada kehamilan usia lanjut, perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak dan kadang-kadang disertai dengan rasa nyeri (Asrifah,
2010).
Cara meringankan :
2. Hemoroid
Penyebab :
1) Konstipasi.
2) Tekanan yang meningkat dari uterus gravidarum terhadap vena
hemoroid.
3) Tekanan dalam vena yang meningkat pada usia panggul, kongesti
vena, pembesaran vena hemoroid.
Cara meringankan :
3. Konstipasi
Penyebab :
Cara meringankan :
4. Sesak nafas
Penyebab :
Cara meringankan :
Cara meringankan :
6. Pusing
Penyebab :
Cara meringankan :
VII. Penatalaksanaan
Setiap wanita hamil sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal yaitu satu kali kunjungan selama trimester 1 (sebelum 14 minggu),
satu kali kunjungan selama trimester 2 (antara Minggu 14-28), dua kali
kunjungan selama trimester 3 (antara 28-36 dan sesudah Minggu ke 36).
Apabila ibu hamil mengalami masalah, tanda bahaya atau jika merasa
khawatir dapat sewaktu waktu melakukan kunjungan. Kunjungan pada
trimester 3 antara Minggu 28-36 dengan kegiatan berupa pendiskusian
mengenai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
kegawatdaruratan. Menjadwalkan kunjungan berikutnya. Menentukan tinggi
fundus, kewaspadaan khusus mengenai pre- eklampsia, palpasi abdominal
untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. Kemudian setelah usia
kehamilan 36 minggu yang dilakukan adalah sama dengan Minggu
sebelumnya dan di tambah dengan seteksi letak janin, kondisi lain serta
indikasi untuk bersalin di luar RS. Kemudian ketika ibu mengalami masalah
atau komplikasi atau kegawatdaruratan, diberi pertolongan awal sesuai dengan
maslah yang timbul. Ibu dirujuk ke SPOGuntuk konsultasi atau kolaborasi dan
melakukan tindak lanjut (Derektorat Jendral Perawatan Medik Departemen
Kesehatan RI,2003).
DAFTAR PUSTAKA