Professional Documents
Culture Documents
Kelompok VI
Zat terlarut berupa padatan ditambahkan dalam suatu pelarut sedikit demi
sedikit akan mengalami proses melarut yang mengakibatkan kenaikan konsentrasi
partikel zat terlarut di dalam larutan. Proses ini diikuti dengan terjadinya peningkatan
tumbukan antar partikel zat terlarut. Beberapa rumbukan mengakibatkan
pembentukan padatan kembali. Proses ini merupakan kebalikan dari proses melarut
yang disebut proses kristalisasi. Kedua proses tersebut terhubung dalam suatu proses
kesetimbangan berikut:
Melarut
Solut(zat terlarut)+pelarut larutan
Kristalisasi
Larutan dalam keadaan setimbang dengan solut yang tidak melarut disebut
larutan jenuh. Jumlah solut yang kita perlukan untuk membuat larutan jenuh pada
sejumlah pelarut dinamakan solubility(kelarutan),yang bersifat spesifik. Contohnya
kelarutan NaCl dalam air pada suhu 0° C adalah 35,7 g per 100 mL air.
Penambahan suatu zat terlarut pada suatu larutan menghasilkan bebrapa
perubahan sifat perlarut tersebut. Melarutkan suatu zat terlarut ke dalam suatu pelarut
akan mengubah tekanan uap,titik beku,dan titik didih larutan. Sifat-sifat tersebut
merupakan sifat koligatif larutan karena sifat-sifat tersebut hanya bergantung pada
jumlah parikel bukan bergantung pada jenis partikel. Dalam percobaan kali ini akan
menentukan hubungan antara konsentrasi molal suatu larutan gula(sukrosa) dan titik
didihnya.
3. PROSEDUR PENGAMATAN
a) Menentukan molalitas larutan jenuh
1. Di ambil 20 ml aquades dengan gelas ukur,dimasukkan ke gelas piala 100 ml
2. Ditambahkan 5 gr NaCl ke gelas piala, Diaduk hingga NaCl larut
3. Ditambahkan lagi 1 gr NaCl hingga kelebihan NaCl mengendap di dasar gelas
piala
4. Ditimbang cawan penguapan
5. Diambil 10 mL larutan jenuh NaCl dengan pipet volume 10 mL
6. Dimasukkan ke dalam cawan penguapan
7. Ditimbang cawan penguapan yang berisi larutan jenuh NaCl
8. Dipanaskan cawan penguapan di atas lampu spiritus hingga semua air menguap
9. Diangkat dan dibiarkan dingin,ditimbang berat cawan penguapan
b) Pengaruh konsentrasi terhadap titik didih larutan gula
1. Diukur 200 mL air dan dimasukkan ke dalam gelas piala 500 mL
2.Dipanaskan air tersebut hingga mulai mendidih dan diukur titik didihnya
3.Diukur 100 mL air dan dimasukkan ke dalam beaker glass yang
lain.Ditambahkan 10 gram gula
4.Dipanaskan larutan hingga mulai mendidih dan diukur titik didihnya
5. Diulangi langkah 3 Dan 4 dengan 15 gram dan 25 gram gula
4. HASIL PENGAMATAN
5. ANALISIS DATA
Percobaan pertama
Mr NaCl = Ar Na + Ar Cl
= 23+35,5
=58,5
1. 5 gram NaCl
𝑔𝑟 1000
m= ×
𝑀𝑟 𝑃
5 1000
= ×
58,5 20
= 0,0854 x 50
=4,273 molal
= 0,034 x 50
=1,709 molal
Percobaan kedua
a). Gula 5 gram
𝑔𝑟 1000
ΔTb = m x Kb = × × 𝐾𝑏
𝑀𝑟 𝑃
5 1000
= × × 0,52
180 100
1
= × 10 × 0,5
36
1
= 36 × 5,2= 0,144 ºC
15 1000
= × × 0,52
180 100
1
= × 10 × 0,5
12
1
= 12 × 5,2= 0,433 ºC
ΔTb= Tb larutan-Tb pelarut
= 96 ºC – 93,9 ºC = 2,1ºC
25 1000
= × × 0,52
180 100
1
= × 10 × 0,52
7,2
1
= 7,2 × 5,2= 0,722 ºC
6. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang kami lakukan zat pelarut memiliki titik didih yang lebih
kecil dibandingkan dengan zat terlarut.Pada saat menentukan titik didih larutan jenuh
agar terbentuk endapan pada larutan di tambahkan 2 gram NACl ketika ditimbang
cawan penguapan, beratnya sebesar 41,2 gram. Setelah itu ditambang cawan
penguapan yang berisi larutan NACl yang memiliki berat sebesar 52,5 gram massa
larutan 11,3 ml. Langkah terakhir, ditimbang berat cawan penguapan yang berisi
endapan hasil penguapan dari NACl yang memiliki berat 44,7 gram massa endapan
sebesar 3,5 gram
Pengaruh konsentrasi terhadap titik didih larutan gula. Pengukuran dilakukan
pada 100 ml air yang dimasukkan ke dalam gelas piala dan dipanaskan yakni
memliki suhu mencapai 93,9ºC. Kemudian diukur kembali 100 ml air dan
dimasukkan ke beaker glass lalu ditambahkan 5 gram gula sehingga terjadi
perubahan warna(kuning) yang kemudian dipanaskan dan mendapatkan suhu larutan
gula mencapai 95ºC,secara teori percobaan pertama menghasilkan ΔTb sebesar 0,144
ºC dan secara percobaan menghasilkan ΔTb sebesar 1,1 ºC . Selanjutnya, diukur
100 ml air dan dimasukkan ke dalam beaker glass yang kemudian ditambahkan 15
gram gula terjadi perubahan warna (kuning) dan dipanaskan sehingga mendapatkan
suhu sebesar 96ºC secara teori percobaan kedua menghasilkan ΔTb sebesar 0,433 ºC
dan secara percobaan menghasilkan ΔTb sebesar 2,1ºC. Lalu, pengukuran dilakukan
kembali pada 100 ml air yang dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian
ditambahkan 25 gram gula mengakibatkan perubahan warna kuning kecoklatan lalu
larutan dipanaskan dan mendapatkan suhu larutan mencapai 96,5ºC secara teori
percobaan ketiga menghasilkan ΔTb sebesar 0,722 ºC dan secara percobaan
menghasilkan ΔTb sebesar 2,6 ºC. Di dalam pengukuran ini, semakin tinggi
konsentrasi gula semakin tinggi pula suhu yang didapatkan saat larutan dipanaskan.
Perubahan warna yang terakhir pada larutan gula yang dipanaskan adalah kuning
kecoklatan.
7. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas dapat kita simpulkan bahwa
Titik didih adalah suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar.
kenaikan titik didih larutan adalah selisih titik didih larutan
d a n t i t i k d i d i h pelarut.
Faktor yang mempengruhi kenaikan titik didih larutan adalah konsentrasi
(molalitas) dan titik didih.
Semakin tinggi konsentrasi,semakin tinggi kenaikan titik didih nya, Semakin tinggi
harga Kb ,kenaikan titik didih larutan semakin tinggi
SARAN
Dari Percobaan yang telah dilakukan kami menyarakan agar bahan dan
perlengkapan lebih dilengkapi.Karena pada saat kami melakukan percobaan tersebut
alat yang disediakan masih kurang sehingga menghambat waktu percobaan.
8. REKOMENDASI
Pada larutan NaCl:
Dalam sesetengah aloi untuk memperbaiki struktur.
Dalam penghasilan sabun, yaitu pencampuran dengan asid lemak.
Untuk "menyiang" logam (melicinkan permukaan).
Untuk menulenkan leburan logam.
Dalam lampu wap natrium, sebagai satu cara menghasilkan cahaya dari pada
elektrik.
9. DAFTAR RUJUKAN
Safitri,Deviana.2015.Laporan Praktikum Larutan Tentang Kenaikan Titik
Didih Larutan.http://devianaeka.blogspot.co.id/2015/12/Laporan-Praktikum-
Larutan-tentang.html?m=1