Professional Documents
Culture Documents
i: ···-
1
PENDAHULUAN
Dada ibu hamil akan terjadi perubahan anatomi. fisiologi serta biokemistri
r tubuh sebagai adaptasi terhadap kehamilannya. Perubahan ini terjadi segera
setelah proses pembuahan dan berlanjut selama masa kehamilan. Hal ini
umumnya merupakan respon fisiologis terhadap berbagai stimulus yang
merupakan dampak dari proses perkembangan jan in. Sebagian besar perubahan
anatomi. fisiologi serta biokemistri selama kehamilan akan kembali pada kondisi
sebelum hil.mil setelah selesainya masa persalinan dan laktasi.
Perubahan fisiologis terjadi pada ibu hamil dalam upaya memenuhi
kebutuhan homeostasis dan pertumbuhan jan in tanpa membahayakan kesehatan
ibu. Hal ini dicapai melalui penyesuaian berbagai sistim dalam tubuh ibu sehingga
dapat mencukupi kebutuhan energi dan substrat-substrat untuk pertumbuhan
janin serta menyingkirkan panas yang berlebih dan produk-produk sisa dari
pertumbuhan jan in tersebut.
Pengetahuan mengenai perubahan anatomi. fisiologi serta biokemistri yang
terjadi pada ibu hamil merupakan pengetahuan dasar yang am at penting dalam
upaya memahami perjalanan berbagai jenis penyakit yang dapat diderita oleh
ibu hamil serta dapat mengancam keselamatil-n ibu dan janin selama masa
kehamilan. persalinan dan laktasi. Ada perubahan fisiologis pada ibu hamil
yang kerap salah diinterpretasikan sebagai suatu hal yang patologis seperti
misalnya peningkatan volume darah dan curah jantung pada ibu hamil yang
dapat menimbulkan gejala seperti tirotoksikosis. Disisi lain proses adaptasi
fisiologis pada ibu hamil yang kebetulan menderita suatu penyakit dapat
2 Fisiologi Kehamilan, Persalinan dan Laktasi
SISTEM KARDIOVASKULAR
jantung
Frekuensi nadi selama kehamilan akan meningkat sekitar 10 denyut per men it.
Karena diafragma terdorong ke atas oleh rahim yang membesar maka posisi
jantung akan bergeser ke arah kiri dan ke atas serta berputar pada sumbunya.
Karena itu apeks jantung akan bergeser ke arah lateral dari posisi normalnya
sebelum kehamilan. Pada pemeriksaan radiologi akan nampak ukuran jantung
membesar. Besarnya perubahan dipengaruhi oleh ukuran dan posisi rahim. to-
nus dinding perut serta bentuk perut dan dada. Kehamilan normal tidak
menyebabkan perubahan pada gambaran elektrokardiografi kecuali deviasi
ringan pada aksis kiri sebagai akibat terjadinya perubahan posisi jantung.
Dapat terdengar murmur sistolik pada sekitar 90 persen ibu hamil yang
paling sering terdeteksi pada saat inspirasi dan menghilang segera setelah
persalinan. Dapat diidentifikasi juga adanya murmur diastolik transien yang hal us
pada sekitar 20 persen ibu hamil dan pad a sekitar 10 persen didapatkan murmur
yang kontinyu yang berasal dari pembuluh darah- pembuluh darah payudara.
4 Fisiologi Kehamilan. Persalinan dan Laktasi
Curah jantung
Pada kehamilan normal tekanan darah arterial dan resistensi vaskuler akan
menurun. sedangkan volume darah. berat badan ibu dan kecepatan metabolik
dasar akan meningkat. Hal-hal inilah yang akan mempengaruhi curah jantung.
Pada persalinan kala satu curah jantung akan meningkat sedang dan selama
kala dua dengan adanya upaya meneran tentunya curah jantung akan meningkat
lebih banyak. Curah jantung akan kembali normal segera setelah persalinan.
Salah satu kondisi yang menyebabkan perubahan hemodinamik pada
kehamilan adalah retensi sodium dan air sehingga terjadi peningkatan jumlah
air dalam tubuh ibu hamil sebesar 6 hingga 8 liter. Dua pertiga tambahan
cairan ini terdapat di ruang ekstravaskular. Jumlah akumulasi sodium berkisar
antara 500 sampai 900 mEq hingga waktu kelahiran. jumlah volume darah
meningkat sampai dengan 40% di atas kisaran jumlah sebelum hamil
meski didapatkan variasi yang cukup besar pada tiap individu. Volume
plasma meningkat mulai dari minggu ke-6 kehamilan dan mencapai puncaknya
pada minggu ke-32 hingga ke-34. Setelah masa tersebut hanya terjadi perubahan
kecil. Peningkatan volume plasma rata-rata sebesar 50% pada kehamilan tunggal
dan mencapai 70% pada kehamilan kembar. Masa sel darah merah mulai
meningkat pada awal trimester kedua dan terus menerus meningkat masa
kehamilan. Pada waktu persalinan masa sel darah merah akan mencapai 20%
hingga 35% di atas masa sebelum hamil. Peningkatan yang tidak proporsional
pada volume plasma dibandingkan dengan volume darah merah
menyebabkan terjadinya hemodilusi (pengenceran darah) yang dapat
terlihat dari hasil pemeriksaan hematokrit. Kondisi ini disebut sebagai
anemia fisiologis pada kehamilan. Jika simpanan zat besi mencukupi. kadar
hematokrit akan meningkat antara trimester ke-2 hingga trimester ke-3
kehamilan.
Curah jantung sudah mulai meningkat pada minggu ke-5 kehamilan
sebagai akibat terjadinya penurunan resistensi vaskuler yang sistemik dan
peningkatan frekuensi jantung. Antara usia kehamilan 10 hingga 20
minggu terjadi peningkatan volume plasma secara bermakna sehingga
terjadi peningkatan preload Kondisi ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskuler dan perubahan arus pulsasi
arteri. Kapasitas vaskuler yang meningkat sebagiannya disebabk;;tn oleh
peningkatan kelenturan pembuluh darah. Peningkatan curah jantung
Dwiana Ocviyanti 5
mencapai 40% di atas kondisi sebelum hamil pada minggu ke-20 hingga
ke 24, dan setelah itu masih terjadi peningkatan sedikit hingga mencapai
50% pada usia kehamilan 28 minggu. Ada beberapa faktor yang berperan
dalam terjadinya perubahan fungsi hemodinamik secara keseluruhan dimana
hal ini bermanfaat bagi sistim kardiovaskuler dalam menyesuaikan dengan
kebutuhan fisiologis janin dan sekaligus menjaga keseimbangan kardiovaskuler
ibu. Peningkatan curah jantung pada ibu hamil yang mencapai puncaknya pada
saat volume darah masih terus bertambah. umumnya akan tergambar sebagai
peningkatan volume sekuncup dan sebagian kecilnya tergambar pada
peningkatan frekuensi jantung. Dengan bertambahnya usia kehamilan frekuensi
jantung akan terus meningkat hingga mendekati saat persalinan dimana vol-
ume sekuncup akan menurun kembali pada kondisi normal seperti sebelum
tejadinya kehamilan. Pada kehamilan kembar dua dan kembartiga. perubahan
curah jantung ini akan lebih besar dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
Respon kardiovaskular terhadap aktivitas fisik akan berubah selama
kehamilan. Pad a berbagai tingkat aktivitas konsumsi oksigen lebih besar pada
ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Curah
jantung juga akan meningkat selama kehamilan dibandingkan dengan tidak
hamil sehingga curah jantung maksimal akan tercapai pada aktivitas fisik yang
paling ringan. Cadangan jantung juga akan menurun pada saat hamil.
Tekanan lntravaskular
Tekanan sistolik hanya mengalami sedikit penurunan selama
kehamilan, sementara tekanan diastolik mengalami penurunan yang lebih
besar. Penurunan ini dimulai pada trimester pertama, mencapai titik
terendah pada pertengahan kehamilan, lalu kembali kekondisi sebelum
hamil pada saat persalinan. Perubahan-perubahan ini mencerminkan
peningkatan curah jantung dan penurunan resistensi perifer yang merupakan
kondisi khas pada kehamilan. Mendekati akhir masa kehamilan. umumnya to-
nus vasokonstriktor dan tekanan darah akan meningkat. Peningkatan tekanan
darah pada akhir masa kehamilan hingga persalinan- yang pada keadaan nor-
mal seharusnya hanya kembali sebatas tekanan darah pada kondisi sebelum
hamil - akan merupakan batasan yang penting untuk menegakkan diagnosis
preeklampsia.
Tekanan darah pada ibu hamil dapat berbeda berdasarkan posisi. Pada
akhir masa kehamilan tekanan darah diperkirakan paling tinggi saat ibu hamil
6 Fisiologi Kehamilan. Persalinan dan Laktasi
sedang duduk dan tekanan darah tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan saat berbaring (pada sebagian kecil kasus terjadi penurunan cukup
bermakna yang disebabkan oleh kompresi vena kava).
Aliran darah ke sebagian besar bagian tubuh akan meningkat dan mencapai
puncaknya pada minggu-minggu pertama kehamilan. Kecuali pada uterus. ginjal.
payudara. dan kulit. di mana aliran darah baru meningkat secara bertahap
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Dua dari peningkatan yang
utama (pada ginjal dan kulit) memiliki fungsi eliminasi: di ginjal untuk
membuang produk sisa dan di kulit untuk membuang panas. Kedua proses
ini lebih membutuhkan plasma dibandingkan darah secara keseluruhan. sehingga
dapat dijelaskan mengapa peningkatan plasma tidak proporsional bila
dibandingkan dengan sel-sel darah merah pada pertambahan darah secara
keseluruhan.
Pada awal kehamilan. aliran darah ginjal meningkat sampai dengan 30%
di atas kisaran sebelum hamil dan tidak berubah sepanjang kehamilan. Perubahan
ini akan menyebabkan meningkatnya pembuangan kreatinin dan turunnya kadar
kreatinin serum. Aliran darah ke kulit meningkat sedikit pada trimester ketiga
hingga mencapai 12% dari curah jantung.
Hanya ada sedikit informasi mengenai distribusi darah ke sistem organ
lainnya selama kehamilan. AI iran darah ke uterus meningkat mulai dari 100
ml/menit pada keadaan tidak hamil (2% dari curah jantung) sampai dengan
kurang lebih 1200 ml/menit (17% dari curah jantung) pada saat persalinan.
Saat curah jantung ibu hamil menurun tajam, ali ran darah ke otak, ginjal,
dan jantung hanya didukung oleh redistribusi dari curah jantung yang
dialihkan dari sirkulasi uteroplasental. Mirip dengan hal tersebut. perubahan
pada tekanan perfusi juga dapat menyebabkan penurunan aliran darah uterus.
Karena pembuluh-pembuluh uterus melebar secara maksimal selama kehamilan.
otoregulasi yang terjadi hanya berperan sedikit dalam meningkatkan aliran
darah uterus.
PERUBAHAN METABOLIK
Akibat terjadi peningkatan kebutuhan untuk perkembangan janin dan plasenta
maka ibu hamil akan mengalami perubahan metabolik yang cukup banyak.
Salah satunya adalah bahwa kebutuhan tambahan enerji pada seorang ibu
hamil selama kehamilannya dapat mencapai hingga 80.000 kalori atau sekitar
300 kalor per hari .
Metabolisme cairan
Metabolisme Protein
Seluruh produk hasil konsepsi. uterus dan darah ibu relatif kaya mengandung
protein dibandingkan dengan lemak atau karbohidrat. Pada kehamilan cukup
bulan jan in dan plasenta mempunyai be rat sekitar 4 kg dan mengandung sekitar
500 g protein. atau sekitar separuh dari total peningkatan jumlah protein selama
hamil. Sisa 500 g berada pada uterus sebagai protein kontraktil . pada payudara
sebagai bagian dari kelenjar dan pada darah ibu sebagai hemoglobin dan pro-
tein plasma.
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Lemak
leptin
Leptin adalah harmon peptida yang terutama disekresi oleh jaringan lemak dan
merupakan pengatur utama dari regulasi lemak tubuh dan penggunaan enerji.
Selama kehamilan kadar leptin serum akan meningkat secara progresif ,
mencapai puncaknya pada trimester kedua kehamilan dan menetap pada
kehamilan cukup bulan dengan konsentrasi tiga hingga em pat kali dibandingkan
dengan pada perempuan tidak hamil.
Selama kehamilan normal akan ditahan sekitar 1000 mEq natrium dan 300mEq
kalium. Meskipun demikian konsentrasi keduajenis elektrolit ini hanya meningkat
sedikit karena terjadinya peningkatan volume plasma, sehingga pada
pemeriksaan laboratorium hasilnya tidakjauh berbeda dengan perempuan yang
tidak hamil.
Kalsium serum total akan menurun selama kehamilan yang menunjukkan
adanya penurunan konsentrasi albumin plasma sehingga terjadi penurunan pada
jumlah yang terikat dengan protein. Kadar kalsium serum yang terionisasi tidak
berubah.
Kadar magnesium serum juga menu run selama kehamilan, sebaliknya kadar
fosfat serum tetap sama seperti saat tidak hamil.
PERUBAHAN HEMATOLOGI
Volume darah ibu hamil akan bertambah secara bermakna selama kehamilan .
.Mendekati kehamilan cukup bulan volume darah ibu sudah sekitar 40 hingga
45 persen di atas volume sebelum hamil.
Beberapa manfaat terjadinya hipervolemia pada kehamilan:
1. Memenuhi kebutuhan uterus yang membesar yang disertai dengan
hipertrofi dari sistim pembuluh darahnya
2. Melindungi ibu dan juga janin terhadap bahaya penurunan arus darah
balik vena saat ibu dalam posisi terlentang atau berdiri
3. Melindungi ibu terhadap bahaya kehilangan darah pada saat persalinan
pada trimester kedua kehamilan. masih bertambah hingga trimester ketiga dan
jumlah sudah menetap pada beberapa minggu terakhir kehamilan.
Pertambahan volume darah meliputi plasma dan eritrosit. Meskipun
penambahan jumlah plasma lebih dari eritrosit. namun penambahan eritrosit
cukup bermakna yaitu sekitar 450 ml.
Kadar hemoglobin dan hematokrit akan menu run sedikit pada kehamilan nor-
mal. Akibatnya viskositas darah juga akan menurun. Kadar hemoglobin pada
kehamilan aterm sekitar 12.5 g/dl. namun sekitar 6 persen ibu hamil akan
mempunyai kadar heoglobin di bawah 11 g/dl. Karena itu ibu hamil dengan
kondisi kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl khususnya pada bulan terakhir
kehamilan harus digolongkan dalam ibu hamil dengan anemia karena kondisi
tersebut umumnya disebabkan oleh defisiensi zat besi dan bukan sekadar karena
terjadi hipervolemia pada kehamilan.
Total besi yangtersimpan pada tubuh ibu berkisar antara 2.0 sampai 2.5 g atau
kira-kira separuh dari jumlah normal pada laki-laki. Umumnya simpanan zat
besi pada perempuan muda yang normal hanya sekitar 300 mg.
Kebutuhan zat besi pada kehamilan normal sekitar 1000 mg per hari. Sekitar
300 mg secara aktif ditrasfer pada jan in dan plasenta dan sekitar 200 mg akan
hilang melalui sungsi ekskresi noma! yang umumnya adalah melalui saluran
gastrointestinal. Peningkatan rata-rata volume total eritrosit yang beredar pada
kehamilan adalah 450 ml. Kondisi ini membutuhkan sekitar 500 mg zat besi
karena setiap 1 ml eritrosit normal akan mengandung 1.1 mg zat besi. Umumnya
zat besi dalam jumlah tersebut akan digunakan pada separuh terakhir usia
kehamilan. Karena itu kebutuhan pada masa tersebut cukup tinggi yaitu mencapai
6 hingga 7 mg/hari. Karen a jumlah ini tidak dapat dicukupi oleh cadangan pad a
tubuh ibu maka diperlukan tambahan zat besi dari luar dalam jumlah cukup.
Tanpa tambahan zat besi dari luar maka kadar hemoglobin dan hematokrit
akan turun saat terjadid peningkatan volume darah ibu. Produksi hemoglobin
12 Fisiologi Kehamilan. Persalinan dan Laktasi
pada janin tidak akan terpengaruh karena plasenta dapat mengambil zat besi
dari tubuh ibu meski ibu dalam keadaan anemia defisiensi besi yang berat.
jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan bersama dengan zat
besi yang dimobilisasi dari cadangan ibu umumnya tidak akan mencukupi
kebutuhan ibu selama kehamilannya. Bila seorang ibu hamil yang tidak ane-
mia tidak mendapatkan tambahan zat besi selama kehamilannya, maka kadar
zat besi dan ferritrin dalam serumnya akan menurun pada separuh akhir masa
kehamilannya. Terjadinya kenaikan kadar zat besi dan ferritrin pada serum
selama tiga bulan pertama kehamilan kemungkinan dikarenakan masih
sedikitnya kebutuhan zat besi pada masa tersebut disamping adanya balans
positf dari zat besi karena amenore yang terjadi saat kehamilan.
Kehilangan Darah
Secara keseluruhan tidak semua zat besi yang ditambahkan pada sirkulasi ibu
selama proses kehamilan dalam bentuk hemoglobin akan hi lang. Selama proses
persalinan normal dan beberapa hari setelahnya hanya sekitar separuh dari
eritrosit tam bah an terse but akan hi lang. Kehilangan ini dapat berasal dari bekas
implantasi plasenta, luka episiotomi atau perlukaan lainnya dan dalamd arah
nifas. Rata-rata sejumlah eritrosit yang setara dengan 500 hingga 600 ml darah
sebelum persalinan akan hilang setelah persalinan pervaginam dengan satu
bayi. Jumlah rata-rata darah yang hilang pada operasi sesar atau persalinan
pervaginam dengan jan in kembar adalah 1OOOmL.
Pada kehamilan diduga terjadi supresi sejumlah fungsi imunologi baik yang
humoral maupun selular dalam upaya mengakomodasi keberadaan jan in sebagai
'benda asing' dalam tubuh ibu. Salah satu mekanisme yang penting melibatkan
proses supresi terhadap sel T-helper (Th) 1 dan T-cytotoxic (Tc) yang akan
menurunkan sekresi interlukin (I L)-2. interferon dan faktor nekrosis tumor. Sebagai
tambahan. interferon yang didapatkan pada hampir seluruh jaringan dan cairan
janin umumnya tidak didapatkan pada ibu hamil yang normal.
Jumlah leukosit bervariasi pada berbagai masa kehamilan normal.
Umumnya nilainya berkisar.antara 5000 hingga 12.000/ul. Selama persalinan
dan masa nifas dini jumlah tersebut akan meningkata menjadi 25.000/ul atau
bahkan lebih dengan angka rata-rata 14.000 hingga 16.000/ul.
Dwiana Ocviyanti 13
Koagulasi
Saluran Napas
SALURAN KEMIH
Ginjal
Ureum dan kreatinin serum akan menu run dari rata-rata 0. 7 dan 1.2 mg/dL
menjadi 0.5 dan 0.9 mg/dL. Klirens kreatinin pada kehamilan harus 30 persen
lebih tinggi dari 100 hingga 11 5 mL/min yang umumnya didapatkan pada
perempuan normal tidak hamil.
Urinal isis
Selama kehamilan sering didapatkan glukosuria namun hal terse but masih dapat
dikategorikan normal. Penyebabnya adalah peningkatan filtrasi glomerulus yang
diserta dengan gangguan kapasitas reabsorbsi dari tubulus untuk menyaring
glukosa.
Proteinuria seharusnya tidak didapatkan pada kehamilan kecuali pada
jumlah sedikit selama atau setelah persalinan.
Hematuria, bila bukan karena kontaminasi saat pengambilan sam pel maka
menunjukkan kemungkinan suatu kelainan pada saluran kemih. Persalinan yang
sulit juga dapat menyebabkan hematuria karena trauma pada saluran kemih
bawah.
Dwiana Ocviyanti 15
Ureter
Dilatasi pada ureter (hidroureter) kerap dijumpai pada kehamilan karena adanya
tekanan uterus pada ureter. Hidroureter lebih sering ditemukan pada ureter
sebelah kanan kemungkinan karena proses dekstrorotasi dari uterus.
Kemungkinan lain yang dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis
adalah efek progesteron. Namun demikian pada ibu hamil dimana dilatasi ure-
ter umumnya muncul pada pertengahan masa kehamilan. maka hal tersebut
lebih menyokong kemungkinan kompresi dari uterus yang membesarterhadap
uretra sebagai penyebabnya dibandingkan dengan faktor hormonal.
Kandung kemih
Saluran Cerna
Waktu pengosongan lam bung pad a ibu hamil akan memanjang sebagai dampak
dari desakan uterus yang membesar dan relaksasi otot karena pengaruh harmon
progesteron.
Pyrosis (heartburn)umum dikeluhkan oleh ibu hamil kareria tejadinya refluks
dari sekresi asam lam bung ke bagian bawah esofagus. Penyebab lainnya adalah
turunnya tonus sfingter esofagus . peningkatan tekanan intra lambung.
Pada mulut terjadi hiperemi dari gusi sehingga mudah berdarah terutama
saat bersikat gigi. Kondisid ini dikenal sebagai epulis pada kehamilan dan
umumnya akan membaik setelah persalinan.
Hemoroid sangat sering terjadi pada kehamilan. Umumnya disebabkan
oleh konstipasi dan peningkatan tekanan vena di bagian bawah uterus yang
membesar.
Kandung Empedu
SISTIM ENDOKRIN
Kelenjar Tiroid
DAFTAR PUSTAKA
1. Koos BJ. Nuwayhid BS. Moore jG. Maternal Physiologic and Immunologic Adapta-
tion to Pregnancy. In: Hacker FN. Moore JG, Gambone JC. eds. Essentials of Obstet-
rics and Gynecology 4th.ed. Philadelphia: Elsevier Saunders:2004: 65-82
2. Gordon MC. Maternal Physiology. In: Gab be SG, Niebyl JR. Simpson J L. eds. Obstet-
rics: Normal and Problem Pregnancies Sth ed. Philadelphia: Elsevier Churchill
Livingstone: 2007: 55-84
3. Cunningham FG.Leveno KJ, Bloom SL. Hauth JC. Gillstrap SC. Wenstrom KD. Will-
iams Obstetrics 22"d ed. NewYork: McGraw Hill 2007.
19
KANKER SERVIKS
Epidemiologi
Faktor Predisposisi
Kanker serviks dapat diobati. terutama bila ditemukan dan diterapi pada sta-
dium dini. dimana kanker serviks terdapat minimal dan hampir tidak mungkin
disembuhkan bila tumor telah mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan
menyebar ke dinding pelvis atau struktur di sekitarnya seperti vesica urinaria
22 Keganasan Ginekoogi pada Kehamilan
dan rektum. 1 ltulah pentingnya deteksi dini. seperti lnspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA) dan Pap smear yang dilakukan per tahun. Karena banyak
perempuan. terutama usia yang lebih muda. tidak melakukan deteksi dini anual.
maka hal ini meningkatkan kesempatan surveilans kanker serviks. 1
Tiga puluh persen pasien kanker serviks dari data Creasman dan rekan
tidak mempunyai gejala apapun pada saat diagnosis kanker serviks ditegakkan. 1
Gejala awal yang mungkin sering tidak disadari oleh pasien adalah duh vagina
yang tipis/sedikit. berair. dan terdapat tetesan darah minimal. 1 Perdarahan vaginal
merupakan gejala umum kanker serviks. dialami oleh 43%-54% pasien. baik
pasien tersebut hamil ataupun tidak hamil. 1 Sayangnya. gejala ini biasanya
terjadi pada penyakit yang sudah lanjut 1 .4 dan sering salah dianggap sebagai
komplikasi yang berhubungan dengan keadaan hamil. 5 Gejala lanjut yang
mengindikasikan adanya kanker serviks stadium yang lebih lanjut adalah rasa
nyeri yang menjalar ke pinggang. atau tungkai. yang biasanya merupakan
akibat sekunder dari penyebaran kanker ke ureter. dinding pelvis atau jalur
syaraf sciatic. lnvasi ke kandung kemih atau rektum menyebabkan keluhan
disuria. hematuria. perdarahan rektal atau obstipasi. 1
Pemeriksaan antenatal pertama seyogyanya juga meliputi pemeriksaan
pelvik lengkap dengan inspekulo vagina. disertai deteksi dini kanker serviks seperti
pap smear pada pasien yang belum atau lama tidak melakukan pemeriksaan
deteksi dini kanker serviks. Bila terdapat lesi yang mencurigakan perlu
dipertimbangkan untuk biopsi. Jika pap smear positif untuk sel ganas. dan diag-
nosis tidak dapat dilakukan dengan kolposkopi dan biopsi. maka konisasi
diagnostik dapat dilakukan pada trimester kedu·a dan hanya dilakukan pada
pasien denga kolposkopi yang inadekuat dan bukti sitologi yang kuat bahwa
kemungkinan terdapat kanker invasif. Konisasi pada trimester pertama
dihubungkan dengan aborsi sampai dengan 33%. 5 Untuk itu melakukan tindakan
biopsi terlebih konisasi betul-betul perlu pertimbangan dan informed consent
kepada pasien dan keluarganya.
Stadium
Evaluasi fnisial pasien hamil dengan kanker serviks harus meliputi penentuan
usia gestasi yang akurat dan pemeriksaan ultrasound koriiprehensif untuk
mendeteksi adanya anomali fet~,;~s. 9 Saat diagnosis kanker serviks invasif
ditegakkan. tim medis {ahli obstetri. onkolog ginekologi. bedah. onkolog radiasi.
neonatolog dan patolog) harus mendiskusikan kasus per kasus. dan
mempertimbangkan evaluasi multidisiplin. 11
IV
.j::>.
~
CJQ
Ill
:J
Ill
Vl
Ill
:J
C\
:J
ro
60
OS.
-o
Ill
0.
Ill
~
::r
Ill
3
OJ
:J
Kemoterapi
dapat dijadikan sebagai terapi standar. 4 Studi yang dilakukan oleh Peres et al
membandingkan 14 kehamilan yang diterapi dengan kemoterapi dengan 15
kehamilan tanpa kemoterapi. Mereka melaporkan peningkatan risiko prematur
dan kematian fetal. meskipun tida ditemukan adanya deformitas fetus. Agen
kemoterapi yang sering dihubungkan dengan malformasi fetus adalah
metotrexat. 5-fluorouracil. cyclophosphamide. dan chlorarnbucil. 9
Radiasi
Radiasi sangat merusak. dosis sekecil 0.1-0.2 Gy di trimester pertama dan dosis
lebih dari 0.7 Gy di trimester kedua dapat menyebabkan mikrosefali. 5 Karena
itu terapi radiasi harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan sebaiknya
ditunda sampai jan in vi abel untuk dilahirkan lebih dahulu.
Metode Persalinan
Metode persalinan antara seksio sesaria dengan per vaginam nampaknya tidak
memiliki perbedaan yang berarti pada hasil akhir. meskipun banyak yang
menganjurkan seksio sesaria karena pertimbangan risiko persalinan macet.
perdarahan dan rekurensi lepasnya jahitan episiotomi pada persalinan per
vaginam.11.1S.16.17
Mayoritas studi tidak mendapatkan perbedaan prognosis kanker serviks
pada kehamilan. Kehamilan tidak mempengaruhi survival dari pasien kanker
serviks. 11 · 15
KANKER OVARIUM
Patologi
Epidemiologi
Tumor Marker
Pada keadaan tidak hamil, CA 125 adalah serum marker yang sangat berguna
untuk deteksi karsinoma epitelial ovarium. dan serum marker ini meningkat
pada 75% kasus. CA 125 juga berguna untuk melihat respon kanker terhadap
28 Keganasan Ginekoogi pada Kehamilan
kemoterapi. juga untuk melihat apakah terdapat relaps pada perempuan yang
dahulu pernah didiagnosis kanker ovarium. Serum alfaprotein (AFP) dan level
beta-hCG juga sangat berguna pada evaluasi preoperatif dari pada tatalaksana
tumor sel germinal pada perempuan tidak hamil. Peningkatan tingkat serum
inhibin dapat dideteksi pada perempuan dengan tumor sel granulosa dan
karsinoma musinosa. 20
Pada keadaan hamil. serum AFP. beta-hCG dan kadar serum inhibin
semuanya meningkat dikarenakan sintesis pada plasenta. karena itu pemeriksaan
marker-marker terse but pada kista ovarium yang dicurigai kegunaannya sangat
terbatas. Kadar serum CA 125 juga meningkat saat kehamilan karena produksi
sel desidua. dan kadarnya meningkat sesuai bertambahnya usia kehamilan.
Beberapa peneliti mengusulkan menggunakan nilai 112 U/ml sebagai batas atas
normal pada kehamilan. sedangkan pada kondisi tidak hamil batas atasnya
adalah 35 U/ml. Penggunaan marker ini pada kehamilan masih dibatasi. dan
bila terlihat adanya massa ovarium yang mencurigakan. evaluasi lebih lanjut
dengan MRIIebih dianjurkan. 20
Beberapa tumor sel germinal maligna seperti disgerminoma ovari.
berhubungan dengan peningkatan kadar seum LDH. Meskipun demikian. karena
jenis ini sangat jarang. maka tidak ada penunjang untuk data lengkapnya. 20
Tatalaksana
Tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu faktor
dari kapsul tumor yang pecah. pertumbuhan tumor pada
permukaan kapsul. diketemukan sel tumor ganas pada
cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum.
II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis
IIA Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba tanpa sel tumor
di cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum.
liB Tumor meluas ke jaringan I organ pelvis lainnya tanpa sel
IIC tumor di cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum.
Perluasan di pelvis (IIA atau liB) dengan diketemukan sel
tumor di cairan asites atau bilasan rongga peritoneum.
Ill Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor
pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan atau metastasis ke
kelenjar getah bening regional
lilA Metastasis mikroskopik di luar pelvis
IIIB Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi
metastasis yang kurang atau sama dengan 2 centimeter.
IIIC
Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi
metastasis yang kurang atau sama dengan 2 centimeter dan
atau metastasis ke kelenjar getah bening regional.
IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum)
KANKER ENDOMETRIUM
Karena karsinoma endometrium biasanya terjadi pada perempuan yang berusia
di atas usia reproduktif. maka kasus kanker endometrium sangat jarang terjadi
saat kehamilan. 21 Hanya 16 kasus yang dilaporkan sampai tahun 1996 oleh
Antonelli et al. 12
Mayoritas kasus yang dilaporkan merupakan adenokarsinoma
berdiferensiasi baik. Schammel dan rekan (1998) melaporkan terapi konservatif
berupa kuretase dengan atau tanpa terapi progestasional pada empat
perempuan. Dengan metode ini. terdapat empat bayi viabel dari 19 kasus.
Kowalczyk dan rekan (1999) mendeskripsikan perempuan 28 tahun dengan
karsinoma berdiferensiasi baik yang hamil setelah terapi dengan megestrol
selama 6 bulan. 21
DAFTAR PUSTAKA
1. DiSaia. P. j .. & Creasman. W. T. Clinical Gynecologic Oncology. 6th ed 2002. St.
Louis: Mosby. Inc.
2. Pentheroudakis. P. C. Cancer. fertility and pregnancy:ESMO Clinical Recommenda-
tions for diagnosis. treatment and follow-up. Annals of Oncology 79 (Supplement
2}:2008. ii108-ii109.
3. de Boer MA. VetjN. Aziz MF. Cornain S. Purwoto G. van den Akker BEet al. Human
papillomavirus type 18 and other risk factors for cervical cancer in jakarta. Indone-
sia. lnt J Gynecol Cancer 2006: 16(5): 1809-1814.
4. Gershenson DM. e. a. Gynecologic Cancer: Controversies in Management. 2004. St.
Louis, Missouri.: Elsevier Churchill Livingstone.
5. DeVita. Hellman. & Rosenberg. Cancer; Principles & Practice of Oncology. 8th ed
(Vol. 1). 2008. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
6. Munoz N FSBCeal. Role of parity and human papillomavirus in cervical cancer: the
IARC multicentric case- control study. Lancet 2002: 359. 1093-102. 2002.
7. Moreno V.Bosch FX MNeal. Effect of oral contraceptive on risk of cervical cancer in
women with human papillomavirus infection: the IARC multicentric case-control
study. Lancet 2002: 359. 1085-1092.
8. Thomas DB YZRR. WHO Collaborative Study of Neoplasia and Steroid Contracep-
tives. Cervical carcinoma in situ and use of Depot-Medroxyprogesterone Acetate
(DMPA). Contraception. 1995: 51: 25-3. 25-8. 1995.
9. Jacobs, e. a. Ovarian Cancer. 2002. New York: Oxford University Press.
10. Hunter. T. M. Cervical neoplasia in pregnancy. Part 2: Current treatment of invasive
disease. American journal of Obstetrics and Oncology. 2008: 10-18.
11. Germann. e. a. Management and Clinical Outcomes of Pregnant Patients with Inva-
sive Cervical Cancer. Annals of Oncology. 2005. 397-402.
Laila Nuranna. Weirna Winantiningtyas 31
12. Dud an RC. Yon JL. Ford JH. Carcinoma of the cervix and pregnancy. Gynecol On col
1973; 1: 283. .
13. Nisker JA. Shu bat M. Stage IB cervical carcinoma and pregnancy: report of 49 cases.
Am J Obstet Gynecol 1983; 145: 203-206.
14. Monk BJ. Montz Fj. Invasive cervical cancer complicating intrauterine pregnancy:
treatment with radical hysterectomy. Obstet Gynecol 1992; 80: 199-203.
15. Pavlidis NA. Coexistance of Pregnancy and Malignancy. The Oncologist .2002; 279-
287.
16. Weisz B.S. E. Cancer Pregnancy: Maternal and Fetal Implication. Human Reproduc-
tion Update. 2001. Vo/.7 No. 4. 384-393.
17. Leishner M. Cancer in Pregnancy. Annals of Oncology I 4 (Supplement 3). 2003.
iii31-iii36.
18. Wiknjosastro H. S. A. llmu Kandungan. 1999. jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. ·
19. Hacker NF. Ngan. Benedet. Staging Classifications and Clinical Practice. Guidelines
for Gynaecologic Cancers. International Journal of Gynecology and Obstetrics.
2000.70 207-312. Elsevier
20. Spencer CP. Robarts P. Review Management of adnexal masses in pregnancy. The
Obstetrician & Gynaecologist .2006. 8:14-19.
21. Cunningham. et al. Williams Obstetrics 21st ed. 2001. USA. McGraw-Hill
33
KEBUTUHAN NUTRISI
PADA KEHAMILAN
Savitri Sayogo
Volume darah meningkat sampai SO%. dan hal tersebut mengakibatkan kadar
hemoglobin/Hb. serum albumin. serum protein lain. dan vitamin larut air
kadarnya menu run. Penurunan kadar albumin mengakibatkan akumulasi cairan
ekstraselular sehingga terjadi edema. Adanya penurunan kadar vitamin larut
air mengakibatkan timbul kesulitan untuk menentukan apakah memang ibu
tersebutdalani keadaan defisiensi. Sebaliknya. kadar vitamin larut lemak. dan
fraksi lemak meningkat pada masa kehamilan.
Savitri Sayogo 35
Fungsi Kardiovaskular
Edema ringan pada ekstremitas merupakan hal yang normal terjadi diakibatkan
ekspansi uterus pada vena cava inferior. Sebagai akibatnya ali ran darah kembali
ke jantung menu run dan hal tersebut mengakibatkan penurunan curah jantung.
penurunan tekanan darah dan edema.
Fungsi Ginjal
Kemampuan ginjal untuk menyerap kembali zat-zat gizi menu run dibandingkan
sebelum masa kehamilan. dan keadaan terseblit dapat mengakibatkan adanya
glukosa di urin .. Selain itu. pengeluaranvitamin larut air meningkat.
Plasenta
Pada dasarnya terdapat dua hal yang memengaruhi perjalanan suatu kehamilan
yaitu faktor endogen berupa perubahan hormonal seperti telah diuraikan di
atas dan faktor eksogen, utamanya faktor nutrisi.
Sejak awal masa kehamilan. di dalam tubuh seorang perempuan telah
terjadi penyesuaian untuk mempersiapkan pertumbuhan jan in, masa persalinan.
dan agar dapat menyusui bayi yang di.lahirkan. Dari segi biologik dapat
disimpulkan bahwa jan in maupun bayi yang akan disusui mendapat konsumsi
zat gizi dari ibunya. Apabila konsumsi zat gizi selama kehamilan tidak mencukupi,
maka cadangan zat gizi ibu yang akan dipakai. Karenanya pada ibu hamil perlu
tambahan konsumsi zat gizi di atas kebutuhan sehari-hari di luar masa kehamilan.
Perempuan dengan kebiasaan makan yang baik dan mempunyai berat badan
normal sebelum konsepsi terjadi. diharapkan tidak menemui kesulitan
sehubungan dengan kehamilannya.
Selama janin masih dalam kandungan, pertumbuhan terjadi dalam tiga
tahapan. yaitu:
• yang terjadi karena pembelahan sel-sel
• pembesaran sel
• kombinasi antara pembelahan sel dan pembesaran sel
Pengaruh malnutrisi ibu terhadap pertumbuhan tergantung kapan
terjadinya dan apakah kekurangan zat gizi bersifat kualitatif atau kuantitatif.
Savitri Sayogo 37
Selama triwulan I kehamilan. mungkin sekali aspek kualitatif diet lebih penting
daripada aspek kuantitatifnya. Gangguan nutrisi selama bulan-bulan pertama
terutama kekurangan mikronutrien tertentu yang penting dalam proses
pembelahan sel seperti seng (Zn) dan asam folat dapat menimbulkan efek
teratogenik.
Pada triwulan terakhir pembesaran sel merupakan hal yang lebih periting.
sehingga aspek kuantitatif diet merupakan hal yang penting. Selarila kururi
waktu ini. kalau terjadi gangguan nutrisi (baik keadaan gizi kurang maupun
anemia) cenderuhg akan berakibat buruk terhadap berat lahir bayi. 11
Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT untuk Orang Asia Usia Dewasa
* Sumber: The Asia Pacific Perspective Redefining Obesity and its treatment 2000 12
Cara paling mudah untuk memantau status gizi ibu hamil adalah dengan
penimbangan BB berkala. seperti telah diuraikan pada pendahuluan sehingga
dapat diketahui kenaikan BB yang pada hakekatnya merefleksikan asupan gizi
ibu tersebut.
38 Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan
merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup
lama. 12
Penilaian status gizi pada masa kehamilan pada umumnya tidaklah berbeda
dengan penilaian di luar masa kehamilan, yang paling ideal adalah apabila
penilaian status gizi dilakukan sebelum konsepsi terjadi. dengan cara ini.
diharapkan persoalan berat badan/BB yang berlebihan maupun keadaan
kekurangan gizi dapat diidentifikasi. selain itu bilamana ada gangguan metabolik.
dapat diterapi sebelum kehamilan terjadi. Risiko terjadinya diabetes gestasional.
pregnancy induced hypertension. dan indikasi seksio cesar meningkat pada
perempuan obes. 2
Secara garis besar penilaian status gizi dapat dikelompokkan menjadi em pat
macam kegiatan meliputi: penilaian asupan makanan. pemeriksaan
laboratorium/biokimia. antropometri dan penilaian klinis (terdiri atas pemeriksaan
.fisik dan riwayat kesehatan). Tabel 4 memerlihatkan berbagai cara penilaian
status gizi berdasarkan tingkat deplesi. 14
ENERGI
Seperti halnya sebuah pesawat terbang yang membutuhkan bahan bakar untuk
bekerja, dalam beraktivitas tubuh kita juga memerlukan energi yang berasal
dari bahan makanan. Aktivitas yang disadari. seperti berjalan. makan. atali
yang tidak disadari seperti memertahankan tonus otot. periceniaan makanan
atau transmisi impuls-impuls saraf seniuanya membutuhkan energi. Kebutuhari
energi disuplai dari masukan makanan yang dimakan sehari-hari. Kebutuhan
energi tubuh biasanya dihitung dari total pengeluaran energi/tota/ energy
expenditure/TEE yang dibutuhkan untuk: 15· 16· 17
C. Aktivitas Fisik
Kebutuhan energi untuk aktivitas fisik tiap-tiap orang sangat bervariasi pada
Savitri Sayogo 41
Perempuan
19-29 tahun 52.0 13.4B+517 1214 1900
30-49 tahun 55,0 9.59 B + 687 1214 1800
Hamil
Trimester I + 180
Trimester II + 300
Trimester Ill + 300
EBM = Energi Basal Metabolisme B = berat
AKE dihitung berdasarkan tingkat kegiatan fisik ringan
Dikutip dari pustaka 19
SERAT
Serat larut air (pada umumnya terdapat pada buah. kacang dan serealia. maupun
serat tidak larut air (umumnya terdapat pada buah dan sayur) perlu dikonsumsi
untuk mencegah sembelit/obstipasi sebanyak 10-11 g/1 000 kkal. 19
Savitri Sayogo 43
MIKRONUTRIEN
Selain memerlukan energi dan protein. ibu hamil juga membutuhkan vitamin
dan mineral (keduanya disebut sebagai mikronutrien) agar proses tumbuh-
kembang janin berlangsung optimal. Apabila cadangan maupun asupan
mikronutrien tidak adekuat. dapat mengakibatkan terjadinya anemia. hipertensi
maupun komplikasi pada saat melahirkan. Pada janin dapat mengakibatkan
terjadinya lahir mati. prematur. malformasi kongenital maupun kemampuan
kekebalan rendah.
Defisiensi mineral besi/Fe merupakan penyebab utama anemia pada 24
minggu pertama kehamilan. Anemia defisiensi besi/ADB merupakan jenis
anemia gizi terbanyak di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Bahkan
diperkirakan 20% kematian ibu hamil di negara-negara berkembang disebabkan
anemia gizi. Selain itu. ·anemia yang terjadi pada masa kehamilan dapat
merugikan jan in. walaupun data yang ada tidak konklusif. Penelitian pada 54.000
kehamilan di lnggris. memerlihatkan risiko lebih tinggi dalam hal terjadinya
bayi berat lahir rendah/BBLR. partus prematur dan kematian perinatal. seiring
dengan penurunan kadar hemoglobin/Hb dalam kisaran anemia.
Beberapa kajian memperlihatkan keadaan defisiensi seng/Zn pada masa
kehamilan juga berpotensi mengakibatkan kelainan kongenital dan kejadian
BBLR.21.21
Neural tube defects/NTD yang merupakan kelainan bawaan otak. tulang
kepala dan sumsum tulang belakang. dapat dikurangi risiko kejadian dan
kekambuhannya dengan pemberian asam folat (yang merupakan salah satu
golongan vitamin B kompleks) sebelum konsepsi sampai dengan trimester I
kehamilan. Dasar genetik hubungan antara metabolisme asam folat dan NTD
membuktikan adanya defek metabolisme homosistein. Mulls dan kawan-kawan
seperti dikutip Farads melaporkan kadar homosistein darah meninggi pada ibu-
ibu yang melahirkan bayi dengan NTD. Asam folat berfungsi sebagai penyalur
gugus metil pada siklus metilasi metionin yang menghasilkan homosistein.
Gangguan remetalisasi homosistein menjadi metionin dapat diatasi dengan
pemberian asam folat. Dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas nampak
jelas peran mikronutrien pada masa kehamilan. 23
Dianjurkan suplementasi asam folat 0.4 mg/hari diberikan tiga bulan
sebelum konsepsi dan trimester pertama kehamilan. lbu dengan riwayat
melahirkan anak dengan NTD perlu diberikan 4 mg/hari. 2
44 Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan
Tabel 7. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan/AKG Energi, dan Zat Gizi lbu Hamil
Zeit gizj Kebutuhan wanita Kebutuhan wanita Alasan peningkatan kebutuhan
tid~k hainn · ·
Energi 1900 Kal (19-24 thn)
1800 Kal (30-49 thn)
.hamil
Trimester I+ 180 Kal
Trimester 11,111+300 Kal
. zat _gjzi dalam keharnilan
Peningkatan rata-rata
metabolisme basal
• Pertumbuhan jan in dan
plasenta serta penambahan
Protein 50 g +1g
.• jaringan ibu
Sfz_arringprotein
Bagi pertumbuhan janin.
plasenta. cairan amnion.
jaringan uterus. mamma.
volume darah bertambah:
hemoglobin dan plasma
protein
• Cadangan maternal untuk
Vitamin C
Yodium
75 mg
150 mikrogram
+10 mg
+50 mikrogram
.• jan in
Transfer
Agar kebutuhan fetus
. terpenuhi
Kompensasi peningkatan
ekskresi yodium urin karena
Selenium/Se
Kalsium/Ca
30 mikrogram
800 mg
+ 5 mikrogram
+150 mg
.•• Mencegah kelainan bawaan
Memenuhi kebutuhan janin
Pertumbuhan jan in
• Terutama ibu hamil usia
rem'!i_a
Sumber: Pustaka 24.25
Natrium: Selama masa keharnilan AI 1,5 g/hari- 3.75 g Na}CI/hari U.L 2.3 g/hari- 6 g NaCI/hari
Savitri Sayogo 45
Seperti telah diuraikan di atas pada masa kehamilan. secara fisiologis terjadi
kenaikan volume plasma dan sel darah merah/SDM. serta penurunan konsentrasi
zat gizi yang berikatan dengan protein maupun mikronutrien. Di banyak negara
berkembang perubahan fisiologis terse but dapat diperberat dengan terdapatnya
keadaan gizi kurang. dan hal tersebut mengakibatkan keadaan defisiensi
mikronutrien; seperti terjadinya anemia yang berdampak negatif baik bagi ibu
maupun jan in yang dikandungnyaY
Defisiensi mikronutrien dapat terjadi oleh beberapa hal. Pertama.
disebabkan kehilangan dan malabsorpsi yang diakibatkan penyakit dan kedua
dikarenakan asupan yang tidak adekuat. Defisiensi dapat terjadi pada masa
perikonsepsi maupun pada usia kehamilan lebih lanjut. Defisiensi asam folat
pada masa perikonsepsi dapat mengakibatkan NTD dan defisiensi yodium dapat
mengakibatkan kretin. sedangkan defisiensi pada masa kehamilan lebih lanjut
dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu/PJT. Dari berbagai kajian.
dapat disimpulkan bahwa adekuasi mikronutrien baik pada masa konsepsi
maupun kehamilan sangat penting dalam kaitannya dengan berbagai preg-
nancy outcomes. Pendekatan agar adekuasi. khususnya Fe dan asam folat.
dapat tercapai perlu dilakukan melalui suplementasi. 2 ·21 ·22
Ringkasan kecukupan nutrisi yang dianjurkan pada ibu hamil dapat dilihat
pad a tabel 7.
KOPI
Walaupun data penelitian belum dapat memberikan kesimpulan. namun
dianjurkan untuk membatasi mengkonsumsi kopi selama kehamilan berlangsung
( < 200 mg/hari). 2
PEMANIS BUATAN
Walaupun sakarin tidak digolongkan sebagai teratogenik. namun pada hewan
coba tikus. dosis sangat tinggi bersifat karsinogenik. Golongan Acesulfame-K
juga diklasifikasikan aman. FDA di Amerika Serikat menyatakan sukralose aman
bagi ibu hamil. aspartam tidak aman bagi ibu dengan fenil ketonuria.
46 Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan
Mengandung semua nutrien (makro dan mikronutrien) yang secara mudah sesuai
dengan pedoman 4 sehat 5 sempurna yaitu susunan hidangan yang terdiri atas
makanan pokok. lauk pauk hewani dan nabati. sayuran. buah-buahan dan susu.
Susu pada anjuran 4 sehat 5 sempurna dianjurkan untuk anak-anak.
jumlah masing-masing zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila
kecukupan energi dapat dipenuhi dan proporsi seimbang. maka biasanya
kebutuhan vitamin dan mineralpun akan cukup.
3. Proporsi seimbang
Proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang agar zat-zat gizi
tersebut dapat digunakan dalam tubuh secara sempurna. yaitu karbohidrat 50-
60%, lemak 10-25%. dan protein 10-1 5% dari keseluruhan energi makanan
yang dikonsumsi. Pada umumnya tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak
lebih dari 30% dari total energi. 2 0- 26
Selain itu dianjurkan minum air± 8 gelas/hari. Berikut contoh komposisi rnenu
2000 Kalori seimbang.
KEHAMILAN REMAJA
Remaja yang hamil membutuhkan asupan gizi yang adekuat agar pertumbuhan
diri dan janinnya dapat berlangsung optimal. Kenaikan berat badan pada remaja
dianjurkan lebih banyak daripada perempuan dewasa. Remaja dengan
kehamilan yang terjadi kurang dari dua tahun pasca menarche mempunyai
peluang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dibandingkan bayi yang
dilahirkan ibu yang telah berusia lebih tua.
PENUTUP
Nutrisi berperan penting dan merupakan salah satu faktor yang menentukan
dalam keberhasilan tumbuh kembang anak sejak masa dalam kandungan.
Status nutrisi ibu serta makanan ibu hamil berperanan penting sebagai salah
satu upaya untuk mencapai keberhasilan pertumbuhan pada awal kehidupan.
Savitri Sa yoga 47
Tabel 8. Komposisi Zat Gizi Kelompok Makanan Biasa Bentuk Nasi 2000 Kalori
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
DepKes Rl. 2007: 1.
2. Judith K. Shabert. Nutrition during pregnancy and lactation. Dalam: Mahan K.
Stump SE, eds. Krause's food nutrition and diet therapy, 11th ed. Philadelphia: WB
Saunders Company. 2004: 183-97.
3. Pramusinto D. Basic of Preeclampsia: Exploring the pathogenesis of preeclampsia.
48 Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan
Dalam: Presiding 2"d Malaysia Indonesia Medical Science Conference jakarta: joint
Committe of Faculty of Medicine University of Indonesia Faculty of Medicine
Universiti Kebangsaan Malaysia. 2006: 42.
4. Hammond K. Dietary and clinical assessment. Dalam: Mahan K. Stump SE. eds.
Krause's food nutrition and diet therapy. 11th ed. Philadelphia: WB Saunders Com-
pany, 2004: 408-10.
5. Sayogo S. Gizi pada masa kehamilan: Nutrisi jan in kaitannya dengan penya,kit pada
masa dewasa. Maj Kedokt lndon 2003; 53(9): 330.
6. Samsudin. Peranan nutrisi pada awal kehidupan. Dalam: Firmansyah A. Bisanto j,
Nasar SS. eta!. Penyunting. Dari kehidupan intrauterin sampai transplantasi organ.
Pendidikan Kedaruratan Berkelanjutan llmu Kesehatan Anak FKUI XLII. 22-23
Februari 1999; jakarta. jakarta. Balai Penerbit FKUJ. 1999; 1-13.
7. http·//www/emedicine com/med/topic 3234 htm
8. Turner E. Nutrition during pregnancy. Dalam: Shils M. Shike M. Ross AC. Caballero
B. Consens R eds. Modern Nutrition in health and disease. 1O'h ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2006: 771-79.
9. Hariadi. Metabolisme pada kehamilan. jakarta: Pertemuan llmiah Tahunan
Fetomaternal. 2004.
10. Herbert WNP. Dodds jM. Cefalo RC. Nutrition in pregnancy. Dalam: Kruppel RA.
Drubber j E penyunting. High risk pregnancy a team approach. Mexico: Saunders.
1993: 180-204. .
11. Sayogo S. Gizi pada masa kehamilan. Maj Kedokt lndon 1997; 47: 503-6,
12. The Asia-Pacific perspective. Rederfining obesity and its treatment. International
Diabetes Institute. a World Health Organization Collaborating Centre for the Epide-
miology of Diabetes Mellitus and Health Promotion for Noncommunicable Disease,
2000.
13. Sayogo S. Nutrion requirements during pregnancy: for optimal brain development.
jakarta: Nutri Indonesia. 2005.
14. Gibson RS. Introduction. Dalam: Principles of Nutritional Assessment. 2"d ed. Ox-
ford. University Press. 2005: 1-5.
15. Dulloo AG. Energy balance and body weight homeostatis. Dalam: Kopelman P.
Caterson j D. Dietz WH eds. Clinical obesity in adults and children. Blackwell Publish-
ing Ltd. 2005; 67-71.
16.1dham I. Profillipid masyarakat Baduy pasca program sosialisasi. Disertasi Program
Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Surabaya: 2000: 41.
17. Frary CD. johnson RK. Energi. Dalam: Mahan K. Stump SE. eds. Krause's food nutri-
tion and diet therapy. 11th ed. Philadelphia: WB Saunders Company. 2004: 21-34.
18. Ettinger S. Macronutrients: carbohydrates. proteins. and lipids. Dalam: Mahan K.
Stump SE. eds. Krause's food nutrition and diet therapy. 11th ed. Philadelphia: WB
Saunders Company. 2004: 37-73. ·
19. Hardinsyah. Tambunan V. Kecukupan energi. protein. lemak dan serat makanan.
Dalam: Presiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII. 2004; 29-43.
20. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Rl. Panduan 13 Pesp.n Dasar Gizi Seimbang.
jakarta: 1995.
21. Tisdale jD. Pregnancy and lactation. Dalam: Heimburger DC. Ard j D. eds. Handbook
of clinical nutrition. 4th ed. Philadelphia: Mosby. 2006: 138-42.
22. Ladipo OA. Nutrition in pregnancy: mineral and vitamin supplement. Amer J Clin
Nutr 2000; 72(suppl): 280-905.
23. Faradz SM. Kandidat gen dalam etiologi "folat preventable neural tube defect".
Dalam: PT Sanbe Farma. Folavit from vitamin to drug. Naskah makalah pilihan
simposium folic acid. PT San be Farmasi. 2001.
Savitri Sayogo 49
24. Food and Nutrition Research Institute Departement of Science and Technology.
Recommended Energy and Nutrition Intake. Philipines. 2002: 1-120.
25. Sayogo S. Nutrisi Prenatal. MKKI 2006; 111(7): 295-9.
26. Sayogo S. Gizi menu seimbang. Dalam: Gizi ibu hamil. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007: 43.
27. Titus Y. Contoh diet. Makalah tidak dipublikasikan. Jakarta: 1990.