You are on page 1of 77

BAB 3

ANALISIS SITUASI

A. Karakteristik Rumah Sakit


Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah sakit Islam berada di Surabaya selatan tepatnya di daerah
Wonokromo, di jalan Ahmad Yani nomer 2-4 Surabaya. Letaknya di kawasan
rumah penduduk yang padat, di sebelah utara Rumah sakit Islam Surabaya
berbatasan dengan SMA Khotijah, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan
dengan SMKN 1 Surabaya, sebelah selatan berdampingan dengan SLBB, dan
sebelah timur bagian depan Rumah Sakit Islam Surabaya merupakan jalan raya
Ahmad Yani Surabaya.
Bagian depan Rumah Sakit Islam Surabaya terdapat dua pintu gerbang yang
merupakan pintu masuk dan keluar pengunjung dan pasien serta pegawai
Rumah Sakit Islam Surabaya.
Rumah Sakit Islam Surabaya didirikan atas prakarsa tokoh NU dan
Muslimat cabang Surabaya.Pertama beroperasi pada tanggal 25 Maret 1975
bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1395 H.
1. Visi Rumah Sakit
Menjadi rumah sakit islam pilihan utama masyarakat.
2. Misi Rumah Sakit
a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna secara islami berdasarkan nilai
– nilai “TAWADLU’”
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara terus menerus
c. Meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap terpuji karyawan
d. Mengikuti perekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
pelayanan kesehatan
e. Menjadikan karyawan sebgai inovator rumah sakit

39
40

3. Motto Rumah Sakit


Kesembuhan datang dari Allah kepuasan pasien tanggung jawab kami
4. Sifat, Maksud, dan Tujuan Rumah Sakit
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Surabaya yang representatif dan dapat
dibanggakan dalam memberikan upaya Promotif, Preventif, Kuratif, Edukatif
dan Rehabilitatif demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat
5. Pedoman Perilaku Organisasi Rumah Sakit
a. TAWADLU sebagai nilai – nilai sumber daya insani RS Islam A. Yani
Surabaya
T TAKWA Semua tindakan dilandasi dengan
keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT
A AKHLAKUL KARIMAH Senantiasa melaksanakan kewajiban

W WAHID Selalu berusaha menjadi yang


terbaik
A AFIFAH Selalu menjaga kesehatan jasmani
dan rohani
D DAKWAH Selalu menyampaikan yang terbaik
L ILLAH Ikhlas karena Allah SWT
U USWATUN KHASANAH Teladan yang baik bagi sesame

b. TAWADLU sebagai budaya kerja RS Islam A. Yani Surabaya


T TEPAT DAN CEPAT Melaksanakan tindakan dengan
benar dan cepat
A AMAN DAN BERMUTU Mengutamakan keselamatan pasien
dan pegawai serta memenuhi
41

standart
W WAJIB Mengesampingkan kepentingan lain
MENGUTAMAKAN , selain kepentingan pasien.
PASIEN
A AMANAH Dapat diandalkan dalam
melaksanakan tugas
D DALAM JANGKAUAN Baik letak geografis maupun sosial
SELURUH LAPISAN ekonomi dapat dijangkau oleh
MASYARAKAT seluruh lapisan masyarakat
L LINGKUNGAN SEHAT Mencegah pencemaran lingkungan
U UKHUWAH ISLAMIYAH Membina tali persaudaraan antara
umat muslim

B. Karakteristik Ruangan Hijir Ismail


1. Visi Ruang
Menjadikan Ruang Hijr sebagai ruang rawat inap anak yang aman, nyaman
berlandaskan pada pemberian asuhan keperawatan yang holistic dan islami
yang menjadi pilihan utama di Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya
2. Misi Ruang
a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna secara islami berdasarkan nilai
– nilai “TAWADLU’”
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan anak secara terus menerus
c. Meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap terpuji karyawan
d. Mengikuti perekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
pelayanan kesehatan anak
e. Menjadikan karyawan sebgai inovator ruangan keperawatan anak
42

3. Sifat Kekaryaan Ruang


a. Lingkup garapan
Ruang Hijr Ismail adalah merupakan ruang rawat inap anak untuk pasien
kelas I diruang 10,pasien kelas II diruang 2, 3, 4, 5, 9 dan pasien kelas III
diruang Zaal 11 dan 12.
1) Penunggu pasien
a) Penunggu pasien maksimal 1 (satu) orang dan harus memegang kartu
tunggu.
b) Kartu tunggu sebagai bukti ijin menunggu dapat diperoleh perawat jaga.
2) Keamanan
a) Mengingat berbagai kunjungan tamu di Rumah Sakit, dimohon untuk tidak
membawa barang-barang berharga atau menyimpan uang dalam jumlah
besar. Rumah Sakit tidak ikut bertanggung jawab atas kehilangan yang
terjadi
b) Tidak diperkenankan membawa anak kecil, karena rawan penyakit menular.
c) Dilarang merokok di lingkungan Rumah Sakit karena dapat mengganggu
kesehatan.
3) Ketertiban
a) Dilarang memakai tempat tidur pasien yang kosong
b) Dilarang membawa tikar atau alas tidur dari rumah.
c) Dilarang mencuci atau menjemur pakaian di lingkungan Rumah Sakit.
4) Lain-lain
a) Dalam satu hari dokter akan berkunjung atau visite 1 (satu) kali ke pasien.
b) Konsultasi dokter bisa dilakukan pada waktu dokter selesai visite di
ruangan atau pada waktu praktek di Poli Spesialis Rawat Jalan.
43

b. Letak ruangan
Ruang Hijr Ismail berada di lantai 2 Rumah Sakit Islam Surabaya tepatnya
berada di atas ruang laboratorium dan radiologi.Sebelum memasuki ruangan
hijir terdapat ruangan-ruangan manajerial Rumah Sakit. Denah ruang Hijr
sebagai berikut:

T
Lantai 2
U S
B
PINTU MASUK
R.HIJR ISMAIL

K.2
K
U
K.3 R
S
K.4 I

K.5 K
U
R
SPOELHOCK S
I
KM.PASIEN
RUANG
K. GANTI TINDAKAN/KA
PERAWAT MAR OBAT

K.9 NURSE
STATION
K.10

K.11 K.12

ZAAL ZAAL

K.M
PERAWAT L
I
K.M PASIEN N
E
N
44

c. Kapasitas Unit Layanan


Ruang Hijr Ismail adalah ruang rawat inap khusus anak-anak dan merawat
penyakit medical bedah.Ruang Hijr Ismail terdiri dari 3 kelas yakni kelas 1, 2,
dan kelas 3.
Untuk kelas 1 terdiri 1 kamar 2 TT, memilki fasilitas 2 tempat tidur
penunggu, 2 kursi, 2 almari kecil, 2 laci, 1 TV LED, 1 AC dan 1 kamar mandi.
Jadi, jumlah keseluruhan TT ruang Hijr Ismail kelas 1 adalah 2 TT.
Kelas 2 terdiri 5 kamar 2 TT, memilki fasilitas2 tempat tidur penunggu, 2
kursi, 2 almari kecil, 2 laci, 1 TV LED, 1 AC. Jadi, jumlah keseluruhan TT
ruang Hijr Ismail kelas 2 adalah 10 TT.
Kelas 3 terdiri 2 kamar 5 TT dan 4 TT, memilki fasilitas 5 kursi, 5 laci, 1
AC, 1 kipas. Jadi, jumlah keseluruhan TT ruang Hijr Ismail kelas 3 adalah 9
TT.
d. Analisis Unit Layanan Keperawatan
a) Flow Of Care
Alur Pasien Masuk – Keluar Ruang Hijir Ismail

Pasien masuk

Poli UGD Rujukan Dokter

TPPRI

HIJR ISMAIL

Pulang sembuh

Pindah ruangan / dirujuk

Pulang paksa

Meninggal
45

Gambar 3.1.Bagan Alur pasien masuk – keluar Ruang Hijir Ismail


Rumah Sakit Islam Surabaya

Deskripsi: Pasien baru dari UGD, poli, dan rawat jalan melakukan
pendaftaran di tempat pendaftaran pasien ruang rawat inap. Setelah itu
diberikan surat pengantar untuk rawat inap. Petugas dari ruang rawat inap
menelepon ruang Hijr Ismail untuk konfirmasi bahwa ada pasien baru yang
akan dirawat diruang Hijr Ismail. Setelah itu pasien diantarkan ke ruangan dan
pasien diterima oleh ruangan. Pasien baru dirawat sampai pasien
sembuh/pindah ruangan/dirujuk/pulang paksa/meninggal.
b) Manajemen Unit
Struktur Organisasi Ruang Hijr Ismail

Kepala Ruangan

Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim Anggota Tim

Pasien Pasien Pasien

LIBUR

CUTI

Gambar 3.2Struktur organisasi ruang Hijr Ismail


Keterangan :
: Garis Komando
46

Di Ruang Hijr Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya menggunakan model


MAKP TIM dengan menggunakan 3tim yang berjalan. Perawat pelaksana shift
pagi biasanya terdapat 3 orang, begitu juga dengan shift siang dan malam.
Dalam pembagian tugasnya yaitu satu perawat pelaksana bertanggung jawab
dengan ruang kelas 1/2/3.
e. Analisis terhadap Klien
a. Karakteristik
Tabel 3.1 Diagnosa Medis Terbanyak di Ruang Hijir Ismail tahun 2016.
No. Nama Kasus TAHUN 2016 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 GED 86 61 37 17 36 56 36 45 44 44 50 32 544
2 Thypoid 18 24 34 40 36 22 16 44 29 19 15 27 324
3 ISPA 13 5 3 - 6 1 1 8 8 4 1 50
4 BP 7 9 15 8 6 8 5 18 2 11 9 19 117
5 Bronchitis 6 5 17 7 9 - 4 7 9 4 7 1 76
6 DHF 4 32 27 42 27 24 17 12 15 10 5 21 236
7 Sepsis - 2 2 3 2 - - 1 1 - - - 11
8 DSS - - 1 5 1 2 - - - - - - 9
9 Febris
- 1 2 4 1 2 2 3 1 - 4 3 23
Konvulsi
10 Asma - 4 9 5 9 2 3 1 - 3 9 3 48
11 Morbili 2 - 4 2 2 - 1 2 - 3 - 2 18
12 Vomiting - - 3 2 - 1 2 - 1 - 1 3 13
13 Viral
exanthema - - 2 - 1 1 - - - - - 1 5

14 TFA - - 3 2 3 1 7 2 1 1 1 - 21
15 Dyspepsia - - - 1 1 2 - - - - - 2 6
16 Gizi Buruk - - - 1 - - - - - - - - 1
17 Bedah 3 1 - - 1 1 - 3 - - - 5 14
18 Stomatitis - - - 1 1 1 1 - - - - 1 5
19 ISK - - 2 - 2 - 1 - - 1 - - 6
20 Sinusitis - - - 1 - - - - - - - - 1
Jumlah 139 144 161 141 144 124 96 146 111 100 101 121 1528

b. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Tingkat ketergantungan pasien di ruangan Hijr Ismail dinilai dengan


menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem: Total,
47

parsial, dan minimal care (Nursalam, 2012).Berdasarkan data yang dikaji


pada:Tanggal 27 Februari 2017 didapatkan hasil sebagai berikut :
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien

Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0x 0,07 = 0

Parsial 11 11 x 0,27 = 2,97 11 x 0,15 = 1,65 11x 0,10 = 1,1


Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 2,97 1,65 1,1
3 2 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
9 orang + 25% = 10 + 2 = 12 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di Ruang
Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 10 orang + 2 orang libur + 1
orang tenaga (Kepala Ruangan) = 13 orang. Namun dalam kenyataannya di
Ruang perawat yang berdinas berjumlah 17 orang perawat, 6 dinas pagi, 4
dinas sore, 3 orang dinas malam dan 4 orang libur, jumlah tersebut termasuk
KARU dan pekarya.
f. Sumber Daya/Kekuatan Kerja
Sumber daya/kekuatan kerja di dapat daripengkajian ruangan selama 1
minggu yaitu tanggal 27 Februari 2017 sampai 02 Maret 2017.
1) M1-Man
a) Datar Nama Tenaga Keperawatan Hijir Ismail
Tabel 3.3 Daftar Nama Tenaga Keperawatan Di Ruang Hijir Ismail RSI
Surabaya Pada tahun 2017
48

No Nama Tempat/ Pendidikan Mulai Status Lama Pendidikan


tgl Lahir Unit Kerja Pegawai Kerja yang diikuti
1. Sulastri Sby, S.Kep. Ns 1996 Tetap 21 th Audit
20-04- Keperawatan,
1970 Pelatihan NI.S,
HOMECARE,
BLS, Clinikal
Educator
2. Jajuk Sby, 03- D3 Kep 1986 Tetap 31 th Seminar
Hidayanti 12-1964 Nasional sehari
Keperawatan
Anak, HIV
3. Ida Sby, 29- SPK 1993 Tetap 24 th Seminar
Ratnawati 10-1973 Nasional sehari
Keperawatan
Anak
4. Endang Tri Sby, 24- SPK 1992 Tetap 35 th Seminar
Sukesi 08-1967 Nasional sehari
Keperawatan
Anak
5. Asmaul Sby, 20- D3 Kep 2011 Tetap 23 th -
Khotimah 03-1970
6. Pista Sby, 17- D3 Kep 1998 Tetap 19 th -
Setyorini 03-1978
7. Leony Sby, 9- D3 Kep 1999 Tetap 18 th Pelatihan
Yuliastuti 07-1979 Keterampilan
Pelayanan
Khusus
Hematologi
8. Tut Wuri Sby, 25- D3 Kep 2003 Tetap 14 th Pkb “Crrent
Handayani 03-1979 Managemen Of
Abdominal Pain
in Children”
9. Endah 16-06- SPK 1992 Tetap 25 th -
Wahyu 1972
Ningsih
10. Yuyuk Nganjuk, D3 Kep 1994 Tetap 23 th -
Endahwati 26-11-
1976
11. Fenti 02-19- SMK 2011 Tetap 19 th -
Wijayanti 1972
12. Tri Retno Sby, 15- SMA 2004 Tetap 23 th -
49

Wardani 12-1971
13. Indatus Sby, 17- D3 Kep 2004 Tetap 13 th -
Sholicha 10-1983
14. Nanik D3 Kep 2004 Tetap 13 th -
Oktavia
15. Winda 26-04- D3 Kep 2016 Training 1 th -
1990

16. Nesa 01-08- S.Kep NS 2016 Training 1 th -


1992

17. Sri Jombang, SMA 2000 Tetap 12 th -


Vidiastutik
18. Afida S.Kep,Ns 2017 Training -

b) Jumlah Tenaga di Ruang Hijir Ismail


(1) Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan adalah :
Tabel 3.5 Tenaga Keperawatan di Ruang Hijir Ismail RSI Surabaya.
No Kualifikasi Jumlah Masa Kerja Jenis
1. S1 Keperawatan 3 orang 1 tahun - 21 tahun : Pegawai tetap
3 orang Training
2. D3 Keperawatan 9 orang 2 bulan -34 tahun : 9 Pegawai tetap
orang Training
3. SPK 6 orang 22-25 tahun : 3 orang Pegawai tetap

Tabel 3.6 Komposisi Ketenagaan Non Keperawatan di Ruang Hijir


Ismail RSI Surabaya.
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Pekarya 3 orang Pegawai tetap

(2) Berdasarkan Jumlah adalah:


(a) Jumlah perawat di Ruang Hijir Ismail : 3 orang S1 Keperawatan, 9 orang
D3 Keperawatan, 3 orang SPK, dan 3 orang Pekarya.
(b) Jumlah prakarya di Ruang Hijir Ismail : 3 orang
50

(3) Kebutuhan Tenaga Perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien Ruangan


Hijir
Berdasarkan data yang dikaji dari tanggal 27 Februari – 02 Maret 2016
didapatkan hasil sebagai berikut :
(a) Senin, 27 Februari 2017
1) Ruangan Keseluruhan pada Senin, 27 Februari 2017
Tabel 3.4 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya pada
Tanggal 27 Februari 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien

Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0x 0,07 = 0

Parsial 11 11 x 0,27 = 2,97 11 x 0,15 = 1,65 11x 0,10 = 1,1


Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 2,97 1,65 1,1
3 2 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
6 orang + 25% = 6+ 1 = 7 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 5 orang + 1 orang libur
+ 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 7 orang. Namun dalam kenyataannya di
Ruang perawat yang berdinas berjumlah 17 orang perawat, 6 dinas pagi, 4
dinas sore, 3 orang dinas malam dan 4 orang libur, jumlah tersebut termasuk
KARU dan pekarya.
51

2) Ruang kelas 2 (Kelolahan) pada Senin, 27 Februari 2017


Tabel 3.5 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien kelolahan (kelas 2) di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit
Islam Surabaya pada Tanggal 27 Februari 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
6 x 0,27 = 2,16 6x 0,15 = 6 x 0,10 = 0,6
Parsial 6
0,9
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 6 2,16 0,9 0,6
2 1 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
4 orang + 25% = 4+ 1 = 5 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 3 orang + 1 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 5 orang

(b) Selasa, 28 Februari 2017


1) Ruangan Keseluruhan pada Selasa, 28 Februari 2017
Table 3.6 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya
pada Tanggal 28 Februari 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
0 x 0,17 = 0 x 0,14 = 0 x 0,07 = 0
Minimal 0
0 0
14x 0,27 = 14 x 0,15 14 x 0,10 =
Parsial 14
3.78 = 2,1 1,4
52

Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0


Jumlah 14 3,78 2,1 1,4
4 2 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 4 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
7 orang + 25% = 7+ 2 = 9 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 6 orang + 2 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 9 orang. Namun dalam
kenyataannya di Ruang perawat yang berdinas berjumlah 17 orang
perawat, 6 dinas pagi, 4 dinas sore, 3 orang dinas malam, 2 orang libur dan
2 orang cuti. Jumlah tersebut termasuk KARU dan pekarya.

2) Ruang kelas 2 (Kelolahan) pada Selasa, 28 Februari 2017


Tabel 3.7 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan
Tingkat Ketergantungan pasien kelolahan (kelas 2) di ruang Hijir Ismail
Rumah Sakit Islam Surabaya pada Tanggal 28 Februari 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
0 x 0,17 = 0 x 0,14 = 0 x 0,07 = 0
Minimal 0
0 0
7x 0,27 = 7 x 0,15 = 7 x 0,10 =
Parsial 7
1,89 1,05 0,7
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 7 1,89 1,05 0,7
2 1 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
53

4 orang + 25% = 4 + 1 = 5 orang


Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 3 orang + 1 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 5 orang

(c) Rabu, 1 Maret 2017


2) Ruangan Keseluruhan pada Rabu, 1 Maret 2017
Table 3.6 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya
pada Tanggal 1 Maret 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien

1 x 0,17 = 1 x 0,14 = 0 x 0,07 = 0


Minimal 1
0,17 0,14

8 x 0,27 = 9 x 0,15 9 x 0,10 = 0.9


Parsial 8
2,16 =1,35
0 x 0,36 = 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 0
0
Jumlah 9 2,33 1,35 0,9
2 2 1

Total tenaga perawat :


Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
5orang + 25% = 5 + 1 = 6 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 4 orang + 1 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 6 orang. Namun dalam
kenyataannya di Ruang perawat yang berdinas berjumlah 17 orang
54

perawat, 6 dinas pagi, 4 dinas sore, 3 orang dinas malam, 2 orang libur dan
2 orang cuti. Jumlah tersebut termasuk KARU dan pekarya.

3) Ruang kelas 2 (Kelolahan) pada Rabu, 1 Maret 2017


Tabel 3.7 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan
Tingkat Ketergantungan pasien kelolahan (kelas 2) di ruang Hijir Ismail
Rumah Sakit Islam Surabaya pada Tanggal 1 Maret 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
0 x 0,17 = 0 x 0,14 = 0 x 0,07 = 0
Minimal 0
0 0
5x 0,27 = 5 x 0,15 = 5 x 0,10 =
Parsial 5
1,35 0,75 0.5
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 5 1,35 0,75 0,5
1 1 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
4 orang + 25% = 4 + 1 = 5 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 1 orang + 1 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 6 orang

(d) Kamis, 02 Maret 2017


1) Ruangan Keseluruhan pada Maret, 02 Maret 2017
Tabel 3.4 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya pada
Tanggal 02 Maret 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
55

Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien

Minimal 1 1 x 0,17 = 0,17 1 x 0,14 = 0,14 1x 0,07 = 0,07

Parsial 12 12 x 0,27 = 3,24 12 x 0,15 = 1,8 12x 0,10 = 1,2


Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 3,41 1,94 1,17
3 2 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
6 orang + 25% = 6+ 1 = 7 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 5 orang + 1 orang libur
+ 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 7 orang. Namun dalam kenyataannya di
Ruang perawat yang berdinas berjumlah 17 orang perawat, 6 dinas pagi, 4
dinas sore, 3 orang dinas malam dan 4 orang libur, jumlah tersebut termasuk
KARU dan pekarya.

2) Ruang kelas 2 (Kelolahan) pada Kamis, 02 Maret 2017


Tabel 3.5 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien kelolahan (kelas 2) di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit
Islam Surabaya pada Tanggal 02 Maret 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
1x 0,17 = 0,17 1x 0,14 = 01x 0,07 = 0,07
Minimal 1
0,14
Parsial 4 4x 0,27 = 1,08 4x 0,15 = 0,6 4x 0,10 = 0,40
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 5 1,25 0,74 0,47
1 1 1
Total tenaga perawat :
56

Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
3 orang + 25% = 3+ 1 = 4 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 3 orang + 1 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 4 orang

(e) Jumat, 03 Maret 2017


1) Ruangan Keseluruhan pada Maret, 03 Maret 2017
Tabel 3.4 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya pada
Tanggal 03 Maret 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien

Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0x 0,07 = 0

Parsial 11 11 x 0,27 = 2,97 11 x 0,15 = 1,65 11x 0,10 = 1,1


Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 2,97 1,65 1,1
3 2 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
6 orang + 25% = 6+ 1 = 7 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 5 orang + 1 orang libur
+ 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 7 orang. Namun dalam kenyataannya di
Ruang perawat yang berdinas berjumlah 17 orang perawat, 6 dinas pagi, 4
57

dinas sore, 3 orang dinas malam dan 4 orang libur, jumlah tersebut termasuk
KARU dan pekarya.

2) Ruang kelas 2 (Kelolahan) pada Jumat, 03 Maret 2017


Tabel 3.5 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift berdasarkan Tingkat
Ketergantungan pasien kelolahan (kelas 2) di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit
Islam Surabaya pada Tanggal 03 Maret 2017
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
1x 0,17 = 0,17 1x 0,14 = 01x 0,07 = 0,07
Minimal 0
0,14
Parsial 6 4x 0,27 = 1,08 4x 0,15 = 0,6 4x 0,10 = 0,40
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 6 1,25 0,74 0,47
1 1 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
3 orang + 25% = 3+ 1 = 4 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 3 orang + 1 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 4 orang

2) M2-Material
a. Fasilitas untuk pasien
Rincian fasilitas yang ada di ruang pasien di Ruang Hijir Ismail di Rumah Sakit
Islam Surabaya

No Nama Alat Jumlah Kondisi


1. Kursi Besi Busa 21 Baik
58

2 Box Anak 21 Baik


3. Tempat tidur Besi 12 Baik
4. TV 5 Baik
5. Lemari Kayu Pasien 21 Baik
6. Bantal 21 Baik
7. AC 8 Baik
8. Jam Dinding 8 Baik
9. Tempat sampah 6 Baik
10. Kamar 8 Baik
11. Kamar Mandi 4 Baik
12. Wastafel 1 Baik
13. Kursi panjang 4 Baik
14. Bel 8 Baik

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan

Rincian fasilitas untuk petugas di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam
Surabaya
No Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Telepon 1 Baik
2. Kipas angina 2 Baik
3. Jam dinding 2 Baik
4. Meja kerja kayu 2 Baik
5. Meja nurse station 1 Baik
6. Water heater 1 Baik
7. Foot troly 2 Baik
8. Rak sepatu 1 Baik
9. Kamar mandi 1 Baik
10. Kursi 7 Baik
11. Televisi 1 Baik
12. Computer 1 Baik
13. Loker perawat 1 Baik
14. Papan daftar pasien 1 Baik
15. Wastafel tempat tisu 1 Baik
16. Bangku panjang meja 4 Baik
17. Tempat sampah medis 4 Baik
18. Tempat sampah non medis 2 Baik
19. Cermin 1 Baik
20. Tabung pemadam kebakaran 2 Baik
21. Alat – alat tulis/ kantor - Baik
59

22. Rak besi obat 1 Baik


23. Tikar 2 Baik
24. Kalender 1 Baik
25. Rak besi beroda 1 Baik
26. Buku – buku operasional
- Buku injeksi 1 Baik
- Buku observasi 1 Baik
- Buku timbang terima 1 Baik
- Buku visite - -
- Buku pemulangan pasien 1 Baik
- Buku penerimaan obat 1 Baik
- Buku penerimaan pasien 1 Baik
- Buku pindah ruangan 1 Baik
27. Nurse call/ fire alarm 1 Baik
28. Printer 1 Baik
29. Bed tindakan 1 Baik
30. Dressing card 1 Baik
32. Standart infuse 5 Baik
33. Manometer 3 Baik
34. Viewer 1 Baik

c. Alat kesehatan yang ada diruangan


Rincian alat kesehatan yang ada di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam
Surabaya.
No Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Dressing Card 1 Baik
2. Tabung O2 + Troly 1 Baik
3. Manometer O2 1 Baik
4. Tensimeter Air Raksa 3 Baik
5. Tensimeter Elektrik 1 Baik
6. Timbangan Bayi 1 Baik
7. Ambubag 1 Baik
8. Nebulizer 1 Baik
9. Syringe Pump 2 Baik
10. Pispot 5 Baik
11. Suction 1 Baik
12. Pulse Oximeterfor Pediat 1 Baik
13. Timbang Badan 1 Baik
14. Standart Infus 21 Baik
60

15. Alcohol Swab 4 box Baik


16. Spalek 15 Baik
17. Handscone 60 Baik
18. Betadhine 1 Baik

3) M3-Method
a) Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Dari hasil wawancara yang dilakukan di ruang ”Hijir Ismail” model asuhan
keperawatan yang digunakan di ruangan adalah METODE TIM. Pemimpin tim
selaku narasumber menjelaskan bahwa beliau memahami sistem model asuhan
keperawatan yang digunakan tersebut, beliau menjelaskan metode tim terdiri
atas kelompok klien dan perawat yang dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman. Dari hasil pengamatan kami model asuhan keperawatan
yang digunakan di ruangan hijir ismail menurut kami sudah sesuai dengan
model MAKP Tim dan dalam ruangan hanya berjalan 1 tim .
b) Timbang Terima
Hasil pengkajian dengan observasi dan wawancara pada tanggal 27
Februari 2017, saat timbang terima di ruang Hijir Ismail dilakukan di nurse
station. Dari segi alur timbang terima di Hijir Ismail sudah sesuai dengan teori,
yaitu kedua shift dalam keadaan siap, shift yang akan menyerahkan laporan
sudah mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan, menyampaikan operan,
operan ke ruang pasien dan kembali lagi ke nurse station. Dari segi isi timbang
terima, di ruang Hijir Ismail pada saat timbang terima yang dibacakan hanya
asuhan medis, asuhan keperawatan sendiri tidak disampaikan.
Sedangkan dari segi pendokumentasian, tidak ada format khusus untuk
mempermudah proses timbang terima, hanya saja laporan dicatat pada buku
timbang terima yang telah dibuat diruangan sebagai bukti telah dilakukan
timbang terima antar shift, dan hanya ditanda tangani oleh shift yang dinas
sebelumnya. Saat kunjungan ke pasien, perawat berkeliling sesuai pasiennya.
Pada saat timbang terima dari shift malam ke shift pagi maupun dari shift pagi
61

ke shift siang dilakukan di ruang Hijir Ismail, dan saat timbang terima
terkadang dipimpin oleh karu dan terakadang tidak. Ketrampilan dokumentasi
yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan
dikerjakan oleh perawat(Suarli & Yayan B, 2009).
c) Ronde Keperawatan
Menurut hasil wawancara : selama ini ronde keperawatan hanya dilakukan
jika ada mahasiswa praktik managemen keperawatan di ruangan. Dan untuk di
ruangan sendiri jika ada permasalahan perawat hanya menyelesaikan sendiri
bersama perawat lain dan dokter yang merawat.
d) Pengelolahan Obat (Sentralisasi Obat)
Menurut hasil wawancara : selama ini di ruangan Hijir Ismail sudah
melakukan sentralisasi obat namun belum maksimal dikarenakan ada beberapa
obat oral (sirup) berada di ruang pasien.
Menurut penilaian : di Ruang Hijir Ismail dalam penerapan sentralisasi obat
tidak meminta persetujuan dalam bentuk terlutis dahulu terhadap keluarga
pasien, persetujuan yang dilakukan perawat Hijir Ismail ini hanya berkata pada
keluarga saat memberikan resep “ibu nanti setelah obatnya di tebus, obatnya
langsung dibawa ke ruang perawat ya” setelah diberikan diruang perawat,
perawat menuliskan obat yang diterima di buku penerimaan obat. Dalam
penulisan penerimaan obat perawat tidak meminta tanda tangan keluarga yang
menyerahkan.

e) Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervise agar mereka dapat melakukan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efesien dan efektif (Sudjana,2004).
62

Dari hasil pengkajian dan wawancara dengan perawat di ruangan


menyatakan bahwa diruang Hijr Ismail sudah pernah melakukan supervisi,
tetapi belum sesuai teori supervisi yang sudah di tetapkan, hanya sekedar
memperhatikan dan menambahi apabila tidak sesuai dengan SOP. Dari hasil
pengamatan kami tanggal 28 Februari 2017 kami tidak mendapatkan kegiatan
supervisi.
Diruang Hijr Ismail telah memiliki SAK ( Standart Asuhan Keperawatan )
dan SOP ( Standart Operasional Prosedur ) yang digunakan sebagai acuan
untuk melaksanakan supervisi, namun pelaksanaan supervisi di ruangan belum
sempurna sesuai dengan teori, seperti belum adanya ada format penilaian
khusus untuk menyupervisi.
f) Penerimaan Pasien baru
Penerimaan pasien baru adalah kegiatan yang sangat penting dilakukan
dalam manajemen keperawatan dirumah sakit. Hal ini bertujuan agar pasien
yang baru masuk mengerti tentang kondisi ruangan dan tata tertib pada
ruangan tersebut. Di Hijir Ismail, penerimaan pasien baru dilakukan pada
pasien anak – anak karena ruangan ini ditujukan untuk pasien anak- anak yang
baru pindah dari ruangan lain atau baru masuk rumah sakit.
Hasil pengkajian dan wawancara, di ruang Hijir Ismail penerimaan pasien
baru yang dilakukan sudah bagus, baik dan cepat. Di ruangan saat ada pasien
baru, perawat dengan sendirinya membagi tugas yaitu melakukan pemasangan
infus bila pasien masuk belum di infus serta mengukur suhu dan nadi pasien,
kemudian perawat melakukan pengkajian serta mengorientasi keluarga pasien
tentang cara cuci tangan, manfaat gelang identitas untuk pasien, dan pemberian
stiker kuning, merah, dan ungu.

Banyaknya pasien baru yang datang bersamaan menyebabkan perawat


terkadang lupa untuk mengorientasi pasien baru dan juga tidak mampu
63

mengorientasi pasien baru secara detail.Selain itu tugas perawat yang banyak
juga mempengaruhi kurang maksimalnya perawat dalam menerima pasien baru.
Di ruangan Hijir Ismail tidak mempunyai format khusus untuk orientasi
pasien baru yang dapat mempermudah perawat untuk menjelaskan kepada
keluarga pasien tentang apa saja urutan yang dijelaskan mulai dari orientasi
ruangan, dokter yang merawat, perawat yang bertanggung jawab serta jam
kunjung dan peraturan rumah sakit. Penerimaan pasien baru diruangan ini
dilakukan dengan lisan dan tulisan tetapi belum sempurna.
g) Perencanaan Pulang (dischare planning)
Bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah
klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan
usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien.
Hasil pengkajian dan wawancara, di ruang hijir ismail melakukan discharge
planning dari pasien datang sampai pasien akan pulang. Ruangan hijir ismail
sudah memiliki format khusus tentang discharge planning. Format discharge
planning terdiri dari nama pasien, berat badan pasien, umur pasien, dirawat
mulai tanggal sampai dengan tanggal pulang, diagnose pasien, tindakan apa
saja yang dilakukan, pengobatan yang diberikan, keadaan pasien saat pulang,
dan waktu kontrol.Tetapi dalam pemberian HE (Health Education) pada pasien
atau keluarga pasien masih kurang, perawat hanya memberitahu waktu kontrol
dan pemberian obat saja kepada keluarga pasien, tanpa adanya leaflet yang
berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Pemberian leaflet itu sebenarnya
sangat penting karena nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali leaflet
jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.

h) Alur Logistik
64

Alur logistik adalah suatu proses mengenai perencanaan dan penentuan,


kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat-alat. (subagya: 1994)
Dari hasil pengkajian dan wawancara dengan perawat diruangan
menyatakan bahwa perawat hijir ismail sudah mengetahui adanya alur logistik,
dan tersedia buku untuk laporan alur logistik.
Di ruang hijir ismail belum pernah melakukan alur logistik secara baik,
karena kurangnya tenaga kesehatam khusus untuk melakukan alur logistik.
i) Dokumentasi
Dari hasil pengkajian, observasi dan wawancara, dari ruang hijir ismail
terdapat sarana dan prasarana untuk tenaga kesehatan (saran administrasi
penunjang).Di ruang hijir ismail sistem pendokumentasian menggunakan
sistem tulis tangan dan setiap selesai pendokumentasian perawat memberi tanda
tangan pada laporan yang di tulis.Pendokumentasian menggunakan sistem SOR
(Sources Oriented Record) yang dimodifikasi.

4) M4-Money
Hasil pengkajian dan wawancara pada 28 februari 2017 di ruang Hijir
Ismail untuk pengadaan dana ruangan (renovasi ruangan), sumber dana
operasional ruangan dan sumber kesejahteraan ruangan dan karyawan,
didapatkan dari pendapatan ruangan yang bersumber dari biaya pasien selama
dirawat di ruang Hijir Ismail, baik menggunakan dana pribadi pasien maupun
dari BPJS, Asuransi dan perusahaan yang bekerja sama dengan RSI Surabaya.
Pendanaan alat kesehatan dan bahan kesehatan habis pakai didapatkan dari
resep dokter untuk pasien yang sebelumnya telah didaftar nama alat dan obat
oleh perawat ruangan. Sedangkan pendanaan fasilitas kesehatan bagi karyawan
didapatkan dari jaminan kesehatan Rumah Sakit apabila mendapatkan rawat
inap, perawat harus melalui poli atau UGD ACC Dokter tetap RSI untuk
65

rawat inap Rawat inap, semua pemeriksaan diluar rumah sakit 50% dana dari
pegawai dan 50% dana dari rumah sakit. Sumber pendapatan ruangan yang
berasal dari biaya yang dikeluarkan pasien selama dirawat di ruangan Hijir
Ismail perinciannya adalah sebagai berikut :
a) Tarif Ruangan
Tabel 3.16 Rincian Biaya Kamar Rawat Inap di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Islam Surabaya:
Kelas Nama Fasilitas Tarif(Rp)
kamar kamar
I Kamar 10 a. Kamar ber AC untuk 2 pasien Rp. 250.000
b. Box anak disertai tempat tidur
penunggu
c. Televisi LCD 24 inc
d. 1 Kamar mandi didalam
II Kamar a. Kamar ber AC untuk 2 pasien Rp. 200.000
2,3,4,5,9 b. Box anak disertai tempat tidur
penunggu
c. Pesawat televisi 21 inc
d. Kamar mandi di luar
III Kamar 11,12 a. Kamar ber AC untuk 4-5 pasien Rp. 100.000
b. Box anak tanpa tempat tidur
penunggu
c. Kamar mandi diluar
d. Kipas angin dinding
b) Tarif Alat dan Jasa Tindakan
Tabel 3.17 Rincian Tarif Sewa Alat dan Jasa Tindakan di Ruang Hijir
Ismail RS.Islam Surabaya
No Tarif sewa alat & jasa Tarif (Rp)
tindakan
1 Ambubag 20.000
2 RJPO / Resusitasi 50.000
3 Nebulizer 35.000
4 Oksigen 60.000
5 Suction 50.000
6 Syringe Pump 110.000
7 Tensi Electric 40.000
8 Pemasangan Infus Anak /Bayi 40.000
66

9 Pemberian makan & minum 20.000


personde
10 Pemasangan Sonde 30.000
11 Injeksi IM 10.000
12 Injeksi IV / SC / Skin Test 25.000
13 Pasang Darmbuis 10.000
14 Perawatan Total Care 60.000
15 Perawatan Parsial Care 50.000
16 Perawatan Minimal Care 40.000
17 Merujuk Pasien dalam Kota 30.000
18 Perawatan Jenazah 350.000

Visite Dokter Tarif (Rp)


Pasien
I II III
Anak 1 Doker Spesialis Rp. 150.000 Rp. 125.000 Rp. 80.000
2 Dokter supspialis / Rp. 200.000 Rp. 150.000 Rp. 125.000
professor
Catatan: Tarif di atas untuk 1 hari perawatan

c) Tarif Pemakaian Ambulans


No Uraian Tarif
1. Dalam Kota 350.000
2. Luar kota (Per-Km) 15.000
3. GERBANG KARTASUSILA
Gresik Kota 500.000
Bangkalan Kota 650.000
Mojokerto Kota 900.000
Sidoarjo Kota 500.000
Lamomgan Kota 900.000

5) M5-Marketing
a) Pemasaran
67

Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSI Surabaya


sebagian besar dari wilayah Surabaya, tetapi ada sebagian yang berasal dari luar
Surabaya atau luar kota. Usia pelanggan bervariasi, kisaran usian antara 1-10
tahun. Mayoritas pelanggan berusia <10 tahun. Perawat diruang “Hijr Ismail”
tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing untuk mencari pelanggan
pasien.
b) Mutu Pelayanan Keperawatan
Rumah Sakit Islam Surabaya telah menerapkan mutu perawatan pasien,
terdapat beberapa aspek penilaian penting yang terdapat didalamnya,
diantaranya:
1. Meningkatkan mutu pelayanan.
Indikator peningkatan mutu pelayanan dapat dinilai dari beberapa aspek,
antara lain:
a Dari data yang didapat selama Oktober-Desember 2017, tidak ditemukan
kejadian dekubitus.
b Dari data yang didapat, selama tahun 2017 kematian pasien >48 jam,
sebanyak 0%.
2. Upaya pengurangan infeksi nosocomial :
Indikator penilaian inos adalah:
a Flebitis, tidak ada kejadian pada Oktober-Desember 2017
b ILO :
1) Luka bersih, tidak ada.
2) Luka bersih terkontaminasi, tidak ada
3) Luka terkontaminasi, tidak ada.
c ISK (tidak terjadi)
3. Indikator mutu
a. Tingkat kepuasan pasien.
68

Berikut ini akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja


perawat. Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuisioner yang berisi 25 soal
berbentuk pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan yang mencakup
pemberian penjelasan orientasi ruangan, pemberian penjelasan setiap
prosedur tindakan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan
keperawatan. Jawaban pada pertanyaan pilihan terdiri atas empat jawaban
yaitu “Sangat tidak puas”, Tidak Puas”, “Puas”, “Sangat Puas”. Adapun
indicator kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dinilai
berdasarkan kuisioner yang berjumlah 25 pertanyaan, ke 16 pasien,
masing-masing pertanyaan diberi empat pilihan jawaban kemudian
berdasarkan jawaban dari kuisioner dapat menentukan indicator kepuasan
pasien.
Tabel 3.28 Tingkat Kepuasan di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam
Surabaya Tahun 2017
No Kriteria Frekuensi Prosentase %
1 Sangat tidak puas 0 0
2 Tidak puas 0 0
3 Puas 14 87,5
4 Sangat puas 2 12,5
Total 16 100

b. Keamanan pasien.
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari angka
kejadian dekubitus, flebitis, angka kejadian pemberian obat, dan kejadian jatuh.
Dari pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan
di ruang “Hijr Ismail” serta hasil rekap data empat bulan yang lalu:
1) Pada bulan Oktober – Desember 2017 tidak ada pasien yang mengalami
dekubitus.
69

2) Pada Oktober – Desember tahun 2017 tidak terdapat pasien yang


mengalami flebitis
3) Kejadian kesalahan pemberian obat tidak terjadi, pemberian obat dilakukan
secara benar sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter.
4) Kejadian jatuh tidak terjadi, didapatkan data pada Oktober-Desember 2017
bahwa 100% pasien tidak mengalami jatuh. Dari hasil pengamatan sebagian
pasien mempunyai resiko jatuh namun tidak terjadi kejadian pasien jatuh.

Tabel 3.21 jumlah pasien Oktober - Desember di ruang Hijr Ismail tahun 2017
No. Bulan Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
1. Oktober 23 92 55 170
2. November 14 90 52 156
3. Desember 24 92 52 168
Jumlah 61 274 159 494
Rata – rata 20,3 82,3 53 164,6

Tabel 3.22 BOR pasien Oktober - Desember di ruang Hijr Ismail tahun 2017
No Bulanan Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
1. Oktober 98,39 98,57 98,71 295,67
2. November 85,00 88,89 88,67 262,56
3. Desember 91,94 97,13 98,06 287,13
Rata – rata 91,77 94,86 95,14 95,71

Kasus Terbanyak
Tabel 3.23 laporan kasus terbanyak di ruang Hijr Ismail tahun 2017
Nama Bulan
No. Total
Penyakit Oktober November Desember
70

1. GED 23 30 34 87
2. Thypoid 8 9 4 21
3. ISPA 18 13 20 51
4. BP 28 13 27 68
5. Bronchitis 81 64 55 200
6. Dengue Fever 4 1 1 6
7. DHF 4 5 2 11
8. Sepsis - 1 - 1
9. DSS 1 1 1 3
Febris
10. 4 4 - 8
Convulsi
11. Bedah 3 2 2 7
12. Vomiting - 5 3 8
13. Pneumonia - 2 1 3
14. ISK - 1 - 1

Dari tabel 3.23 diatas menunjukkan kasus terbanyak di ruang Hijr Ismail
mulai bulan Oktober-Desember 2017 adalah Bronchitis sejumlah 200
kejadian dan kemudian kasus terbanyak kedua adalah GED sejumlah 87
kejadian
Tabel 3.24 Laporan Jumlah Pasien Dirawat dan Pasien Keluar November – Desember Di Ruang Hijr Ismail Tahun 2017
Kelas I Kelas II Kelas III
N
Bulan Px Rawat Px Keluar Px Rawat Px Keluar Px Rawat Px Keluar
o
Umum Bpjs Asuransi rsi Hidup Mati Umum Bpjs Asuransi rsi Hidup Mati Umum Bpjs Asuransi rsi Hidup Mati
1 Okt 2 18 2 1 23 - 13 70 4 3 92 - 6 49 - - 55 -
2 Nov 2 11 - 1 14 - 8 78 3 1 90 - 11 41 - - 52 -
3 Des 4 15 2 3 24 - 15 78 - 1 92 - 9 43 - - 52 -
Dari hasil rekapitulasi data 2016, pada ruang Hijr ismali tidak ada pasien yang meninggal

BTO (Bed Turn Over)


Table 3.31 Laporan Hasil BTO (Bed Turn Over) Kelas I, II, III 3 bulan terakhir Di Ruang Hijir Ismail Tahun 2017
Rumus = Jumlah pasien keluar (H+M)
jumlah TT
NO BULAN JML PASIEN TT HASIL
HIDUP MATI
1. Oktober 170 0 16 10,625
2. November 156 0 16 9,75
3. Desember 168 0 16 10,5

39
.

c) Kajian Indikator Mutu Ruangan


(1) Tabel 3.29 BOR
a BOR Ruang Hijr Kelas 1
JUMLAH HARI PERAWATAN
BOR = TT X JUMLAH HARI DALAM SEBULAN X 100%

NO BULAN HARI TT HARI DALAM RUMUS HASIL


PERAWATAN BULAN
1 Oktober 61 2 31 61
x 100 % 98,39
2x 31

2 November 51 2 30 51
x 100 % 85,00
2𝑥 30

3 Desember 57 2 31 57
x 100 % 91,94
2𝑥 31

b Tabel 3.30 BOR ruangan Hijr kelas 2

JUMLAH HARI PERAWATAN


BOR = TT X JUMLAH HARI DALAM SEBULAN X 100%

NO BULAN HARI TT HARI DALAM RUMUS HASIL


PERAWATAN BULAN
1 Oktober 275 9 31 275
x 100 % 98,57
9 x 31

2 November 240 9 30 240


x 100 % 88,89
9𝑥 30

3 Desember 270 9 31 270


x 100 % 97,13
9𝑥 31

c Tabel 3.31 BOR ruangan Hijr kelas 3

JUMLAH HARI PERAWATAN


BOR = TT X JUMLAH HARI DALAM SEBULAN X 100%

39
40

NO BULAN HARI TT HARI DALAM RUMUS HASIL


PERAWATAN BULAN
1 Oktober 153 5 31 153
x 100 % 98,71
5 x 31

2 November 133 5 30 133


x 100 % 88,67
5𝑥 30

3 Desember 151 5 31 151


x 100 % 98,06
5𝑥 31

(2) ALOS
a. Tabel 3.32 ALOS Ruang Hijr kelas 1

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


ALOS= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)

No Bulan Lama Perawatan Jumlah Rumus Hasil


Pasien keluar
1 Oktober 23 hari 23 23:23 1 Hari
2 November 52 hari 14 52:14 4 Hari
3 Desember 61 hari 24 61:24 2 Hari

b. Tabel 3.33 ALOS Ruang Hijr kelas 2

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑙𝑎𝑚𝑎𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
ALOS= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)

No Bulan Lama Perawatan Jumlah Rumus Hasil


Pasien keluar
1 Oktober 298 hari 92 298:92 3 Hari
2 November 207 hari 90 2O7:90 2 Hari
3 Desember 257 hari 92 257:92 3 Hari
41

c. Tabel 3.34 ALOS Ruang Hijr Kelas 3


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑙𝑎𝑚𝑎𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
ALOS= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)

No Bulan Lama Perawatan Jumlah Rumus Hasil


Pasien keluar
1 Oktober 134 hari 55 134:55 2 Hari
2 November 206 hari 52 206:52 4 Hari
3 Desember 154 hari 52 154:52 3 Hari

3) TOI
a) TOI Ruang Hijr kelas 1

(Jumlah TT x hari dalam 1 bulan)


𝑇𝑂𝐼 = Jumlah pasien keluar (hidup+mati) – hari rawat

Bulan Jumlah Jumlah hari Jumlah hari Jumlah Jumlah Rumus Hasil
TT dalam 1 dirawat pasien pasien
bulan hidup mati
1 Oktober 2 31 61 23 0 (2x31)-61 0-1hari
23+0

2 November 2 30 51 14 0 (2x30)-51 0-1hari


14+0
3 Desember 2 31 57 24 0 (2x31)-57 0-1hari
24+0

a. Tabel 3.36 TOI Ruang Hijr Kelas 2


Bulan Jumlah Jumlah hari Jumlah hari Jumlah Jumlah Rumus Hasil
TT dalam 1 dirawat pasien pasien
bulan hidup mati
1 Oktober 9 31 275 92 0 (9x31)-275 0-1hari
92+0
2 November 9 30 240 90 0 (9x30)-240 0-1hari
90+0
3 Desember 9 31 270 92 0 (9x31)-270 0-1hari
92+0
42

b. Tabel 3.37 TOI Ruang Hijr Kelas 3


(Jumlah TT x hari dalam 1 bulan)
𝑇𝑂𝐼 = Jumlah pasien keluar (hidup+mati) - hari rawat

Bulan Jumlah Jumlah hari Jumlah hari Jumlah Jumlah Rumus Hasil
TT dalam 1 dirawat pasien pasien mati
bulan hidup
1 Oktober 5 31 153 55 0 (5x31)-153 0-1hari
55+0
2 November 5 30 133 52 0 (5x30)-133 0-1hari
52+0
3 Desember 5 31 151 52 0 (5x31)-151 0-1hari
52+0

(3) BTO
a. Tabel 3.38 BTO Ruang Hijr Kelas 1
JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP+MATI )
BTO = JUMLAH TT

NO BULAN JUMLAH PASIEN TT RUMUS HASIL


HIDUP MATI
10 Oktober 23 0 2 23 + 0 11,5
2
11 November 14 0 2 14 + 0 7
2
12 Desember 24 0 2 24 + 0 12
2

b. Tabel 3.39 BTO Ruang Hijr Kelas 2


JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP+MATI )
BTO = JUMLAH TT

NO BULAN JUMLAH PASIEN TT RUMUS HASIL


HIDUP MATI
43

1 Oktober 92 0 9 92 + 0 10,2
9
2 November 90 0 9 90 + 0 10
9
3 Desember 92 0 9 92 + 0 10,2
9

c. Tabel 3.40 BTO Ruang Hijr kelas 3


JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP+MATI )
BTO = JUMLAH TT

NO BULAN JUMLAH PASIEN TT RUMUS HASIL


HIDUP MATI
1 Oktober 55 0 5 55 + 0 11
5
2 November 52 0 5 52 + 0 4,7
5
3 Desember 52 0 5 52 + 0 4,7
5

6) M6-Mechine
Ruang Hijir Ismail sudah dilengkapi dengan kebutuhan alat-alat
canggih, persediaan alat-alat yang ada berupa syring pump, nebulizer, suction,
tensi digital, pulse oximetri.

B. Analisis SWOT
1. Identifikasi Situasi Ruang Hijir Ismail berdasarkan pendekatan
analisis SWOT
Tabel 3.41 identifikasi ruangan Hijir Ismail berdasarkan pendekatan
Analisis SWOT
No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. Sumber Daya manusia (M1-Man)
44

a. Internal Faktor (IFAS)


STRENGTH (Kekuatan)
1) Struktur organisasi sudah terbentuk, 0,2 3 0,6 S-W=
sehingga pembagian tugas dan 2,5-2,2=
wewenang menjadi jelas 0,3
2) Jenis ketenagaan 0,3 3 0,9
a) S1 Kep : 2 orang
b) D3 Kep : 9 orang
c) SPK : 3 orang
d) Pekarya : 3 orang
3) Masa kerja >20 th sebanyak 9 orang, 0,2 2 0,4
10-20 tahun sebanyak 6 dan
sedangkan <5tahun sebanyak 2
orang
4) Adanya pelatihan keperawatan 0,2 2 0,4
5) Runag Hijir Ismail menjadi tempat 0,1 2 0,2
praktik bagi mahasiswa D3
Keperawatan, D3 Kebidanan, S1
Keperawatan dan Profesi atau Ners
(atau saat ini yang praktik adalah
mahasiswa S1 Keperawatan dan
Ners).
TOTAL 1 2,5
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Masih terdapat perawat dengan 0,3 2 0,6
lulusan SPK
2) Sebagian perawat belum memahami 0,2 3 0,6
peran dari struktur organisasi
45

3) Adanya konflik peran perawat 0,5 2 1


TOTAL 1 2,2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya kesempatan melanjutkan 0,2 3 0,6
pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi
2) Adanya kerja sama yang baik antar 0,2 3 0,6
mahasiswa dengan perawat
3) Adanya program pelatihan/seminar
untuk meningkatkan kualitas 0,3 3 0,9
perawat.
4) Adnya program akreditasi RS dari 0,3 3 0,9
pemerintah dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian
O-T=
TOTAL 1 3
3 – 2,7 =
THREATENED
0,3
1) Adanya tuntutan yang tinggi dari 0,2 2 0,4
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional
2) Makin tingginya kesadaran 0,2 3 0,6
mayarakat akan hukum.
3) Makin tingginya kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
4) Persaingan antara rumah sakit yang 0,3 3 0,9
semakin kuat.
5) Terbatasnya kuota tenaga 0,1 2 0,2
46

keperawatan yang melanjutkan


pendidikan tiap tahun.

TOTAL 1 2,7
2. M2-Material
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Mempunyai jenis sarana dan prasarana 0,15 3 0,45 S - W=
yang memadai untuk pasien dan tenaga 3,15 –
kesehatan dan dalam kondisi baik 2,80 =
2) Mampu menggunakan sarana dan 0,2 3 0,6 0,35
prasarana yang ada
3) Rumah Sakit Islam Surabaya 0,15 2 0,3
memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk belajar manajemen
keperawatan secara luas.
4) Terdapat administrasi penunjang (misal : 0,3 4 1,2
buku injeksi, buku kapasitas, status
pasien, buku visite, SOP, dll).
5) Tersedianya Nurse Station 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,15
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Pemeliharaan dan perawatan dari 0,33 2 0,66
sarana dan prasarana penunjang
kesehatan masih belum maksimal
2) Ada beberapa perawat yang 0,4 4 1,6
masih belum bisa
mengoperasikan alat-alat, seperti
47

syrimpump.
3) Penataan dokumen tidak teratur 0,27 2 0,54
TOTAL 1 2,80
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya pengadaan sarana dan prasarana 0,39 3 1,17 O – T =
yang rusak dari bagian pengadaan 2,69 – 3,0
barang = - 0,31
2) Kemajuan tekhnologi tentang alat 0,3 3 0,9
kesehatan
3) Adanya pelatihan tentang penggunaan 0,31 2 0,62
alat-alat kesehatan
TOTAL 1 2,69
THREATENED (Ancaman)
1) Banyak terdapat Rumah Sakit yang 0,44 3 1,32
mempunyai alat canggih
2) Tuntutan masyarakat yang semakin 0,26 3 0,78
tinggi akan kualitas Rumah sakit
3) Banyak Rumah sakit lain yang
menyediakan fasilitas yang lebih baik 0,3 3 0,9
dan lengkap
TOTAL 1 3,0

3. M3-Method
MAKP
S–W
a. Internal Faktor (IFAS)
2-2=
STRENGTH (Kekuatan)
0
1) RS.memiliki visi, misi dan motto 0,2 2 0,4
sebagai acuan pelaksanaan kegiatan
48

pelayanan.
2) Sudah ada model MAKP yang 0,1 3 0,3
digunakan MAKP TIM
3) Supervisi sudah dilakukan kepala 0,3 1 0,3
ruangan dengan memberikan teguran
dari kepala ruangan bagi perawat
yang tidak melaksanakan tugas
dengan baik.
4) Mempunyai standart asuhan 0,2 3 0,6
keperawatan.
5) Adanya kemauan perawat berubah 0,1 2 0,2
6) Mempunyai protap setiap tindakan 0,1 2 0,2
TOTAL 1 2
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Pelaksanaan model MAKP sudah 1 2 2
dilaksanakan tetapi sosialisasi antara
anggota tim beberapa masih kurang
maksimal
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor(EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Kepercayaan dari pasien dan 0,5 2 0,10
masyarakat cukup baik. O–T
2) Adanya kerja sama dengan asuransi 0,3 3 0,9 1,6-2 =
3) Adanya kebijakan pemerintah 0,2 3 0,6 -0,4
dengan profesionalisasi perawat.
TOTAL 1 1.6
49

THREATEDED (Ancaman)
1) Tuntunan pasien sebagai konsumen 1 2 2
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesinal.
TOTAL 1 2

Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Operan merupakan kegiatan rutin, 0,05 3 0,15
yaitu dilaksanakan tiga kali dalam
sehari.\
2) Diikuti oleh semua perawat yang 0,2 4 0,8
telah dan akan dinas
3) Operan dari shift malam ke pagi 0,1 3 0,3
dipimpin oleh kepala ruangan S-W
4) Ada klarifikasi, Tanya jawab dan 0,15 4 0,6 2,95-2,4=
validasi terhadap semua yang 0,55
dioperkan
5) Semua perawat tahu hal-hal yang 0,2 2 0,4
dipersiapkan dalam operan
6) Selalu ada interaksi dengan pasien 0,1 3 0,3
selama operan
7) Semua perawat mengetahui prinsip- 0,1 2 0,2
prinsip tentang teknik penyampaian
operan didepan pasien
8) Ada buku khusus untuk laporan 0,1 2 0,2
operan
50

TOTAL 1 2,85
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Perawat kurang disiplin waktu 0,2 3 0,6
operan
2) Masalah operan lebih fokus pada 0,2 3 0,6
diagnosis medis
3) Perawat kesulitan 0,2 2 0,4
mendokumentasikan operan karena
formatnya kurang sistematis
4) Dokumentasi masalah terbatas 0,2 2 0,4
sehingga rencana tindakan
belumspesifik
5) Pendokumentasian timbang terima
hanya ditandatangani oleh perawat 0,2 2 0,4
yang dinas sebelumnya sedangkan
untuk perawat yang dinas
selanjutnya tidak menandatangani
TOTAL
1 2,4
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya kerjasama yang baik antara 0,6 3 1,8
mahasiswa dengan perawat ruangan O-T
2) Buku operan cukup tersedia 0,4 3 1,2 3-2,5=
TOTAL 1 3 0,5
THREATENED (Ancaman)
1) Adanya tuntunan yang lebih tinggi 0,5 3 1,5
dari masyarakat untuk mendapatkan
51

pelayanan keperawatan yang


professional
2) Meningkatnya kesadaran masyarakat 0,5 2 1,0
tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan
TOTAL 1 2,5
Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Bidang perawatan dan ruangan 0,3 3 0,9
mendukung adanya kegiatan ronde
keperawatan
2) SDM menpunyai pengalaman yg 0,5 3 1,5
banyak dalam bidang keperawatan
anak
3) Sertifikasi perawat sesuai 0,2 2 0,4 S-W
keahliannya 1,9-2,6=
TOTAL 1 1,9 -0,7
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Ronde keperawatan adalah kegiatan 0,6 3 1,8
yang belum dilakukan secara rutin di
ruangan ini dan hanya dilakukan saat
ada mahasiswa praktik manajemen
2) Kesusahan untuk menyamakan 0,4 2 0,8
jadwal dengan dokter, ahli gizi, karu,
perawat untuk dilakukannya ronde.
TOTAL 1 2,6
52

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya pelatihan dan seminar 0,3 4 1,2
tentang manajemen keperawatan
2) Adanya kesempatan dari kepala 0,7 3 2,1
ruangan untuk mengadakan ronde
O-T
keperawatan pada perawat dan
3,3-3=
mahasiswa praktik
0,3
TOTAL 1 3,3
THREATENED (Ancaman)
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi 1 3 3
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang professional
TOTAL 1 3
Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Kepala ruangan mendukung 0,3 3 0,9
kegiatan sentralisasi obat
2) Adanya kemauan perawat untuk 0,2 3 0,6
S-W
melakukan sentralisasi obat
2,8-2=
3) Adanya buku pendokumentasian 0,2 2 0,4
0,8
obat yang diterima
4) Adanya buku injeksi dan obat oral 0,3 3 0,9
bekerjasama dengan depo farmasi
TOTAL 1 2,8
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Dalam penataan obat tidak rapi 0,5 2 1,0
53

(tidak berlaku first in- first out)


2) Sentralisasi obat belum dilakukan 0,5 2 1,0
secara optimal
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya mahasiswa Ners yang 0,6 2 1,2
praktik di ruangan
2) Kerja sama yang baik antar perawat 0,4 2 0,8
dan mahasiswa Ners O-T
TOTAL 1 2 2-2,5=
THREATENED -0,5
1) Adanya tuntutan pasien untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2) Semkin tinggi kesadaran masyarakat 0,5 2 1
TOTAL 1 2,5
Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Adanya kemauan perawat untuk 0,5 4 2
berubah S-W
2) Di Ruang Hijr Ismail Supervisi bisa 0,5 4 2 4-2,7=
dilakukan oleh Karu atau Katim 1,3
TOTAL 1 4
WEAKNESS
1) Supervisi sudah dilakukan namun 0,2 2 0,4
tidak didokumentasikan dengan
54

baik, tidak ada bukti yang tertulis


2) Di Ruang Hijr Ismail tidak terdapat 0,1 2 0,2
format buku supervise yang baku
3) Di Hijr Ismail tidak pernah 0,3 3 0,9
melakukan pelatihan dan sosialisasi
tentang Supervisi
4) Pelaksanaan supervisi belum 0,4 3 1,2
terstruktur dan belum ada formulir
penilaian yang tetap
TOTAL 1 2,7
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya teguran dari kepala ruangan 0,4 3 1,2
bagi perawat yang tidak
melaksanakan tugas dengan baik
2) Hasil Supervisi dapat dilakukan 0,6 3 1,8
sebagi pedoman untuk daftar O-T
penilaian prestasi pegawai 3-3=
TOTAL 1 3 0

THREATENED
1) Tuntutan pasien sebagai konsumen 1 3 3
untuk mendapatkan pelayanan yang
prefesional
TOTAL 1 3
Penerimaan Pasien Baru S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 3,5-3=
STRENGTH 0,5
55

1) Sudah ada system/ lembar 0,5 4 2


pengkajian pasien baru
2) Adanya kemauan perawat untuk 0,3 3 0,9
melaksanakan pengkajian pasien
baru
3) Adanya orientasi pada pasien baru 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,5
WEAKNESS
1) Pengkajian pada pasien baru tidak 0,5 4 2
menggunakan system head to toe
2) SOP belum maksimal digunakan 0,3 2 0,6
3) Tidak ada format orientasi 0,2 2 0,4
penerimaan pasien baru
TOTAL 1 3
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Kerjasama yang baik antar perawat 0,5 3 1,5
dan mahasiswa
2) Adanya rasa saling percaya antar 0,5 2 1,0
O-T
pasien dan perawat
1,5-1=
TOTAL 1 2
0,5

THREATENED (Ancaman)
1) Akreditasi RS terhadap system 1 2 2
pendokumentasian
TOTAL 1 2
Discharge Planning S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 2,5-2,7=
56

STRENGTH (Kekuatan) -0,2


1) Adanya surat kontrol obat 0,5 2 1,0
2) Perawat memberikan pendidikan 0,5 3 1,5
kesehatansecara informal kepada
pasien /keluarga selama dirawat atau
pulang
TOTAL 1 2,5
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Tidak tersedianya leaflet pasien 0,3 3 0,9
pulang.
2) Pendokumentasian discharge 0,2 4 0,8
planning belum dilaksanakan secara
berkesinambungan.
3) Saat pasien pulang perawat hanya 0,2 2 0,4
memberikan HE dan jadwal control
4) Keterbatasan waktu dan tenaga 0,3 2 0,6
perawat
TOTAL 1 2,7
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya mahasiswa Ners yang 0,5 3 1,5
melakukan praktek manajemen
O-T
keperawatan
3-2,6=
2) Adanya kerjasama yang baik antara 0,5 3 1,5
0,4
mahasiswa dan perawat
TOTAL 1 3
THREATENED (Ancaman)
1) Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,3 3 0,9
57

mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional
2) Makin tingginya kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3) Persaingan antar rumah sakit yang 0,4 2 0,8
semakin ketat
TOTAL 1 2,6
Alur Logistik
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Semua perawat mengerti tentang 0,2 2 0,4
alur logistik
2) Terdapat beberapa perawat yang 0,4 4 1,6
berwenang dalam mengurusi alur
logistik di ruangan
3) Terdapat buku laporan pemesanan 0,2 2 0,4
S-W
barang dan alat dalam alur logistik
2,8-2,6=
4) Terdapat sistem penyimpanan 0,2 2 0,4
0,2
barang cadangan
TOTAL 1 2,8
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Jumlah pemesanan barang dan alat 0,4 2 0,8
pasien terbatas di ruangan
2) Belum ada standart teknik dan alur 0,6 3 1,8
logistik agar berjalan sesuai dengan
alur yang jelas
TOTAL 1 2,6
58

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY (peluang)
1) Adanya kesempatan menambah 0,6 3 1,8
anggaran untuk alur logistik
2) Adanya kesempatan untuk 0,4 2 0,8
O-T
mengembangkan alur logistik
2,6-2=
TOTAL 1 2,6
0,6
THREATENED (Ancaman)
1) Tuntutan pasien sebagai konsumen 1 2 2
untuk mendapatkan pelayanan yang
professional
TOTAL 1 2
Dokumentasi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Tersediannya sarana dan prasarana 0,3 2 0,6
(administrasi penunjang).
2) Sudah ada sistem pendokumentasian 0,2 3 0,6
SOR
S-W
3) Format pengkajian sudah ada dan 0,2 2 0,4
2,5-2=
dapat memudahkan perawat dalam
0,5
pengkajian dan pengisiannya.
4) Adanya kesadaran perawat tentang 0,3 3 0,9
tanggung jawab dan tanggung gugat
TOTAL 1 2,5
WEAKNESS
1) Sistem pendokumentasian masih 0,2 2 0,4
dilakukan secara manual (belum ada
59

komputerisasi).
2) Belum semua tindakan perawat di 0,3 2 0,6
dokumentasikan.
3) SAK dan SOP belum maksimal di 0,2 2 0,4
gunakan.
4) Pengawasan terhadap sistematika 0,3 2 0,6
pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal.
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Peluang perawat untuk 0,2 3 0,6
meningkatkan pendidikan
(pengembang SDM).
2) Mahasiswa Ners praktik manajemen 0,3 2 0,6
untuk mengembangkan sistem
dokumentasi PIE.
3) Kerja sama yang baik antara perawat 0,3 2 0,6 O-T
dan mahasiswa. 2,4-2,5=
4) Sistem MAKP yang di terapkan 0,2 3 0,6 -0,1
mahasiswa Ners
TOTAL 1 2,4

THREATENED
1) Tingkat kesadaran masyarakat 0,5 2 1
(pasien dan keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung gugat
2) Persaingan Rumah Sakit dalam 0,5 3 1,5
60

memberikan pelayanan keperawatan.


TOTAL 1 2,5
4. M4-Money S–W
a. Internal Faktor (IFAS) 2,7 – 2,4
STRENGTH = 0,3
1) Ada pendapatan dari jasa medik, 0,7 3 2,1
untuk pasien dengan biaya BPJS
yang dapat di klaim setelah
perawatan
2) Pendapatan dari jasa pelayanan 0,3 2 0,6
rumah sakit berupa remunerasi
TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
1) Tidak ada pendapatan tambahan 0,4 3 1,2
yaitu dari usaha koperasi ruangan
2) Sistem administrasi belum 0,3 2 0,6
terpusat pada ruangan
TOTAL 1 2,4
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Pengeluaran sebagian besar telah 0,4 2 0,8 O–P
dibiayai institusi 2,6 – 3 =
2) Ada kesempatan untuk 0,6 3 1,8 -0,4
menggunakan instrumen medis
dengan re-use sehingga 1 2,6
menghemat pengeluaran.
TOTAL 0,5 2 1
THREATENED
61

1) Adanya tuntutan dari masyarakat


untuk pelayanan yang lebih 0,5 4 2
professional
2) Persaingan antar Rumah Sakit di 1 3
Surabaya
TOTAL
5 M5-Marketing S-W=
a. Internal Faktor (IFAS) 3,8 – 4 =
STRENGTH -0,2
1) Rata-rata BOR cukup baik. 0,4 4 1,6
2) Tidak ada pasien yang
mengalami dekubitus, meninggal
<48jam. 0,4 4 1,6
3) Adanya variasi karakteristik dari
pasien (BPJS, PERTAMINA,
JAMSOSTEK) 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,8
WEAKNESS
1) ALOS yang memanjang karena 0,5 4 2
faktor kesembuhan yang kurang
berhasil 0,5 4 2
2) Tidak adanya kuesioner
mengenai kepuasan pasien
TOTAL 1 4
b. Eksternal Faktor (EFAS) O – T=
OPPORTUNITY 3,0 – 3,0
1) Mahasiswa Ners praktik 0,4 3 1,2 =0
manajemen.
62

2) Memberikan HE kepada pasien 0,2 3 0,6


KRS.
3) Kerja sama yang baik antara 0,4 3 1,2
mahasiswa dan perawat ruangan.
TOTAL 1 3,0
THREATENE
1) Persaingan RS dalam
0,6 3 1,8
memberikan pelayanan
keperawatan.
2) Adanya peningkatan standar
0,4 3 1,2
masyarakat yang harus dipenuhi
TOTAL
1 3,0

6. M6-Machine S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 3,75 – 2,5
STRENGTH =
1) Tersedianya alat-alat mechine 0,5 4 2 1,25
2) Semua perawat ruangan mampu 0,25 4 1
menggunakan alat-alat mechine
3) Terdapat SOP untuk penggunaan 0,25 3 0,75
alat-alat mechine
TOTAL 1 3,75
WEAKNESS
1) Kesenjangan antara peralatan 0,5 3 1,5
yang ada
2) Kurangnya pengetahuan perawat 0,5 2 1
tentang penyimpanan dan
perawatan alat-alat kesehatan
TOTAL 1 2,5
63

b. Eksternal Faktor (EFAS) O – T=


OPPORTUNITY 3 – 4 = -1
1) Adanya program pelatihan 0,5 2 1
khusus tentang
pengoperasionalkan alat-alat
machine
2) Adanya penggandaan alat-alat 0,5 4 2
mechine
TOTAL 1 3

THREATENED
1) Makin tinggi kesadaran 1 4 4
masyarakat akan pentingnya alat-
alat mechine
TOTAL 1 4

O
64

2. Diagram Layang

PROGRESIF AGRESIF

W S

BERTAHAN DIVERIFIKASI

Keterangan :
T
M1 : Ketenagakerjaan DK : Dokumetasi Keperawatan
M2 : Sarana dan Prasarana RK : Ronde Keperawatan
M3 : Metode Penerapan Model SO : Sentralisasi Obat
M4 : Keuangan SV : Supervisi
M5 : Mutu PPB : Penerimaa
M6 : Mesin TT : Timbang Terima
AL : Alur Logistik DP : Discharge Planning
Conference
65

Kesimpulan:
Berdasarkan diagram ditas diatas, analisa masalah yang menjadi prioritas
adalah M3 Supervisi dengan besar skor swot (1,3; 0) berjumlah 1,3. Supervisi
menjadi alasan utama untuk dijadikan prioritas dengan kriteria kecenderungan
besar dan seringnya kejadian masalah tersebut (magnitude), besarnya kerugian
yang ditimbulkan (severity), bisa dipecahkan (manageability), nursing concern,
ketersediaan sumber daya (affordability).

C. Perumusan Masalah
1. M1-Man
Di ruangan Hijr Ismail masih kurang tenaga perawat professional dimana di
ruanganmasih terdapat D3 Keperawatan 9 orang, Pekarya 3 orang, SPK 3
orang, sedangkan tenaga professional S1 hanya 2 orang.
2. M2-Material
Di ruang Hijir Ismail sarana dan prasaran masih kurang memenuhi standart
(tidak ada ruang khusus untuk karu, dokter, dan ruang pertemuan), biasanya
rapat diadakan di nurse station.
3. M3-Method
a. Di ruang ”Hijir Ismail” model asuhan keperawatan yang digunakan di
ruangan adalah METODE TIM. Pemimpin tim selaku narasumber
menjelaskan bahwa beliau memahami sistem model asuhan keperawatan
yang digunakan tersebut, beliau menjelaskan metode tim terdiri atas
kelompok klien dan perawat yang dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman. Namun di dalam ruangan hijir ini hanya memiliki 1
katim yang mempunyai 2 kelompok anggota tim bertugas merawat pasien
yang berbeda-beda.
66

b. Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan setiap pergantian sift
jaga, namun isi timbang terima hanya mengedepankan diagnose medis
sedangkan diagnose keperawatan jarang diungkapkan. Dalam segi
pendokumentasian di ruang Hijir Ismail saat timbang terima di tulis dibuku
timbang terima akan tetapi yang bertanda tangan hanya perawat yang sift
sebelumnya sedangkan perawat yang dinas selanjutnya tidak bertanda
tangan.
c. Ronde keperawatan hanya dilakukan jika ada mahasiswa praktik
managemen keperawatan di ruangan. Dan untuk di ruangan sendiri jika ada
permasalahan perawat hanya menyelesaikan sendiri bersama perawat lain.
d. Di ruangan Hijir Ismail sudah melakukan sentralisasi obat namun belum
maksimal dikarenakan ada beberapa obat oral (sirup) berada di ruang
pasien. Penerapan sentralisasi obat tidak meminta persetujuan dalam bentuk
terlutis dahulu terhadap keluarga pasien, persetujuan yang dilakukan
perawat Hijir Ismail ini hanya berkata pada keluarga saat memberikan resep
dan dalam penulisan penerimaan obat perawat tidak meminta tanda tangan
keluarga yang menyerahkan.
e. Supervise ruangan Hijir Ismail sudah dilaksanakan tetapi belum efektif,
pelaksanaannya masih sekedar memperhatikan dan menambahi apabila
tidak sesuai dengan SOP serta belum adanya format penilaian yang baku
dan pendokumentasian yang jelas. Diruang Hijr Ismail telah memiliki SAK
(Standart Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standart Operasional Prosedur)
yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan supervise.
f. Penerimaan pasien baruruang hijir ismail yang dilakukan sudah bagus, baik
dan cepat.Di ruangan saat ada pasien baruperawat hijr dengan sendirinya
membagi tugas ada yang menginfus pasien dan yang mengkaji serta
mengorentasi keluarga pasien,tetapi perlu di sempurnakan karena orientasi
pasien baru terlihat belum maksimal.
67

g. Discharge Planning
Di ruang hijir ismail melakukan discharge planning dari pasien datang
sampai pasien akan pulang. Ruangan hijir ismail sudah memiliki format
khusus tentang discharge planning. Format discharge planning terdiri dari
nama pasien, berat badan pasien, umur pasien, dirawat mulai tanggal
sampai dengan tanggal pulang, diagnose pasien, tindakan apa aja yang
dilakukan, pengobatan yang diberikan, keadaan pasien saat pulang, dan
waktu control. Pemberian HE (Health Education) pada pasien atau keluarga
pasien dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum
pasien pulang.

h. Alur Logistik
Di ruang hijir ismail sudah melakukan alur logistik namun belum sempurna
i. Dokumentasi
Di ruang hijir ismail sistem pendokumentasian menggunakan sistem tulis
tangan dan setiap selesai pendokumentasian perawat memberi tanda tangan
pada laporan yang di tulis.Pendokumentasian menggunakan sistem SOR
(Sources Oriented Record) yang dimodifikasi.
4. M4-Money
Di ruang Hijir Ismail belum ada Koperasi khusus.Sistem pengelolaan di
ruang Hijir Ismail dan selama ini mengikuti pengelolaan keuangan Rumah
Sakit.
5. M5-Market
Perawat di ruang Hijr Ismail tidak memiliki tugas khusus sebagai tim
marketing untuk mencari konsumen. Hasil pengkajian tentang kepuasan
pelayanan pasien, didapatkan sebesar 80% pasien menyatakan sangat puas
dengan pelayanan ruangan dan 20% menyatakan pelayanan memuaskan.
6. M6-Machine
68

Di ruangan Hijir Ismail terdapat 1 syring pump, 3 nebulizer, 1 suction, 1


syring pump, 1 tensi digital, 1 pulse oximeter.
Keterangan Analisis SWOT
a. Untuk mengisi analisis SWOT nilai untuk bobot rentang nilai dari 0-1
dan total nilai tidak boleh lebih dari 1
b.Untuk mengisi rating nilai dari 1-4 yaitu 4 (sangat baik), 3 (baik), 2
(cukup), 1 (kurang).
Berdasarkan analisa SWOT diatas, analisa masalah yang kami dapat
antara lain :
Masalah Skor Analisis Jumlah Prioritas
SWOT
IFAS EFAS
M1-Man 0,3 0,3 0,6 V
M2-Material 0,38 -0,31 0,07 XIV
M3-Method
a. MAKP -0,5 -0,4 -0,9 X
b. Timbang Terima 0,55 0,5 1,05 II
c. Ronde -0,7 0,3 -0,4 XI
Keperawatan
d. Sentralisasi Obat 0,8 -0,5 0,3 VIII
e. Supervisi 1,3 0 1,3 I
f. Penerimaan Pasien 0,5 0,5 1 III
Baru
g. Discharge -0,2 0,4 0,2 IX
Planning
h. Alur Logistik 0,2 0,6 0,8 IV
i. Dokumentasi 0,5 -0,1 0,4 VI
M4-Money 0,3 -0,4 -0.1 XIII
69

M5-Marketing -0,2 0 -0,2 XII


M6-Machine 1,25 -1 0,25 VIII

A. POA
1. Prioritas Masalah
Prioritas masalah di Ruang Hijir Ismail dapat dilakukan dengan
memperhatikan aspek:
a. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah tersebut
(magnitude)
b. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity)
c. Bisa dipecahkan (manageability)
d. Nursing concern
e. Ketersediaan sumber daya (affordability)
Nilai yang diberikan dari aspek 1 sampai 5 (nilai 1= sangat sedikit, nilai
2 = sedikit, nilai 3 = cukup, nilai 4 = besar, nilai 5 = sangat besar)
Tabel 3.42 prioritas masalah di ruangan Hijir Ismail.
No Masalah Mg Sv Mn Nc Av Total Prioritas
scor
1. Dari M1 di ruangan Hijir 4 2 4 3 3 16 V
Ismail masih kurang tenaga
perawat yang professional
dimana di ruang
tersebuthanya terdapat D3
Keperawatan 9 orang, SPK
3 orang, sedangkan tenaga
70

professional S1 hanya 2
orang
2. Dari M2 di ruang Hijir 3 2 1 3 2 11 X
Ismail sarana dan prasaran
masih kurang memenuhi
standart (tidak ada ruang
khusus untuk karu, dokter,
dan ruang pertemuan),
biasanya rapat diadakan di
kamar pasien yang kosong
3. Di ruang ”hijir ismail” 4 2 4 3 3 16 VI
model asuhan keperawatan
yang digunakan di ruangan
adalah METODE TIM.
Pemimpin tim selaku
narasumber menjelaskan
bahwa beliau memahami
sistem model asuhan
keperawatan yang
digunakan tersebut, beliau
menjelaskan metode tim
terdiri atas kelompok klien
dan perawat yang dipimpin
oleh perawat yang
berijazah dan
berpengalaman. Namun di
dalam ruangan hijir ini
hanya berjalan 1 tim.
71

4. Prosedur timbang terima 5 4 3 2 5 19 II


selama ini sudah dilakukan
setiap pergantian sift jaga,
namun isi timbang terima
hanya mengedepankan
diagnose medis sedangkan
diagnosa keperawatan
jarang diungkapkan. Dalam
segi pendokumentasian di
ruang Hijir Ismail saat
timbang terima di tulis
dibuku timbang terima
akan tetapi yang bertanda
tangan hanya perawat yang
sift sebelumnya sedangkan
perawat yang dinas
selanjutnya tidak bertanda
tangan.
5. Ronde keperawatan hanya 3 4 3 1 3 14 VIII
dilakukan jika ada
mahasiswa praktik
managemen keperawatan
di ruangan. Dan untuk di
ruangan sendiri jika ada
permasalahan perawat
hanya menyelesaikan
sendiri bersama perawat
lain.
72

6. Di ruangan Hijir Ismail 1 3 2 2 2 10 XI


sudah melakukan
sentralisasi obat namun
belum maksimal
dikarenakan ada beberapa
obat oral (sirup) dan cairan
berada di ruang pasien.
Penerapan sentralisasi obat
tidak meminta persetujuan
dalam bentuk terlutis
dahulu terhadap keluarga
pasien, persetujuan yang
dilakukan perawat Hijir
Ismail ini hanya berkata
pada keluarga saat
memberikan resep dan
dalam penulisan
penerimaan obat perawat
tidak meminta tanda tangan
keluarga yang
menyerahkan.
7. Supervisi di ruangan Hijir 2 1 4 3 4 21 I
Ismail sudah dilaksanakan
tetapi belum efektif,
pelaksanaannya masih
sekedar memperhatikan
dan menambahi apabila
tidak sesuai dengan SOP.
73

Diruang Hijr Ismail telah


memiliki SAK ( Standart
Asuhan Keperawatan ) dan
SOP ( Standart Operasional
Prosedur ) yang digunakan
sebagai acuan untuk
melaksanakan supervise
8. Di ruang hijr ismail 2 2 3 3 5 15 VII
penerimaan pasien baru
sudah berjalan tetapi belum
efisien, biasanya
penerimaan pasien baru
dilakukan oleh satu orang
perawat dengan membawa
format pengkajian yang
sudah ada, pertama pasien
di perkenalkan oleh
perawat kepada
ruangannya, lalu sambil
memperkenalkan ruangan
perawat mengisi format
yang sudah ada, lalu
perawat memberi tau
tentang sentralisasi obatnya
dan perawat juga
menjelaskan tentang
penerimaan makan kepada
orang tua pasien.
74

9. Di ruang hijir ismail 5 4 4 1 4 18 III


melakukan discharge
planning dari pasien datang
sampai pasien akan pulang.
Ruangan hijir ismail sudah
memiliki format khusus
tentang discharge
planning. Format
discharge planning terdiri
dari nama pasien, berat
badan pasien, umur pasien,
dirawat mulai tanggal
sampai dengan tanggal
pulang, diagnose pasien,
tindakan apa aja yang
dilakukan, pengobatan
yang diberikan, keadaan
pasien saat pulang, dan
waktu control. Pemberian
HE (Health Education)
pada pasien atau keluarga
pasien dan tidak
tersedianya leaflet yang
berguna bagi pasien
sebelum pasien pulang.
10. Di ruang hijir ismail sudah 4 3 4 3 3 17 IV
melakukan alur logistik
namun belum sempurna
75

12. Di ruang hijir ismail sistem 2 4 3 2 2 13 IX


pendokumentasian
menggunakan sistem tulis
tangan dan setiap selesai
pendokumentasian perawat
memberi tanda tangan pada
laporan yang di tulis.
Pendokumentasian
menggunakan sistem SOR
(Sources Oriented Record)
yang dimodifikasi
13 Di ruang Hijir Ismail 2 4 1 1 1 9 XIII
belum ada Koperasi
khusus. System
pengelolaan di ruang Hijir
Ismail dan selama ini
mengikuti pengelolaan
keuangan Rumah Sakit.
14. Belum ada system 2 3 1 1 1 8 XV
pemasaran di Ruang Hijir
Ismail dan selama ini
mengikuti pemasaran di
Rumah Sakit.
15. Di ruangan Hijir Ismail 2 4 1 1 1 9 XIV
terdapat 2 syringe pump, 3
nebuleizer, 2 suction
76

2. Plan Of Action (POA)


Tabel 5.3 perencanaan (POA) di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya
No. Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Indicator Penanggung Waktu
Keberhasilan jawab
1. Supervise Supervisi 1. Menentukan 1. Supervisi Semua Minggu ke II
ruangan belum ruangan penanggung jawab dilakukan secara mahasiswa dan ke III,
efektif, dilakukan supervisi teroganisasi dan yang praktik tanggal 7
pelaksanaan secara keperawatan rutin dalam kurun manajemen Maret sampai
masih sekedar maksimal dan 2. Menyusun konsep waktu tertentu sesuai perannya 18Maret 2017
memperhatikan sesuai konten. supervisi 2. Supervisi masing-masing
dan menambahi 3. Menentukan materi dinyatakan melalui
apabila tidak supervisi petunjuk,
sesuai dengan 4. Mengajukan peraturan, uraian
SOP proposal pelakanaan tugas dan standar
supervisi 3. Supervisi
5. Melaksansanakan terdokumentasikan
supervisi dengan baik dan
77

keperawatan benar
bersama-sama
perawat ruanggan
6. Mendokumentasikan
hasil pelasanaan
supervisi
7. Merevisi konsep
supervisi
keperawatan
2. Timbang Terima Timbang 1. Menentukan 1. Timbang terima Semua Minggu ke II
belum efektif terima penanggung jawab dilakukan di nurse mahasiswa dan ke III,
dalam prosesnya dilakukan timbang terima station dan di yang praktik tanggal 7
dan kurang secara efektif 2. Menyusun format pasien manajemen Maret sampai
sesuai dengan dan sesuai timbang terima 2. Isi timbang terima sesuai perannya 18Maret 2017
konten konten. pasien serta petunjuk tentang masalah masing-masing
teknis pengisisannya keperawatan yang
lebih menekanankan sudah dan belum
pada aspek teratasi
78

keperawatan 3. Timbang terima


3. Melaksanakan terdokumentasi
timbang terima, dengan baik
setiap pergantian sift
4. Dokumentasi
79

D. Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif penyelesaian sesuai dengan prioritas masalah:
1. Supervisi
a. Analisa Masalah
Supervisi sudah dilakukan oleh Karu dan hanya dilakukan secara lisan,
belum ada instrumen untuk penilaian supervisi, dan pendokumentasian
secara tertulis
b. Pemecahan Masalah
1) Mensosialisasikan kepada karu dan seluruh staf tentang perlunya
instrumen supervisi untuk setiap tindakan keperawatan sesuai standart
keperawatan.
2) Mengajukan proposal pelakanaan supervisi
3) Melaksansanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat
ruanggan
4) Mendokumentasikan hasil pelasanaan supervisi
5) Merevisi konsep supervisi keperawatan
2. Timbang Terima
a. Analisa Masalah
1) Masih banyak timbang terima tentang masalah medis.
2) Penulisan timbang terima belum terdokumentasikan secara baik dan
benar.
b. Pemecahan Masalah
1) Penyediaan format yang berisi tentang poin-poin kebutuhan dasar pasien.
2) Kepala ruangan harus selalu menanyakan masalah keperawatan saat
operan dimulai
3) Perawat membiasakan diri untuk mendokumentasikan setiap hasil
pemeriksaan.
4) Perawat harus membuat rumusan rencana tindakan dari hasil pengkajian
yang didapat
5) Perawat selalu mengevaluasi perkembangan kondisi pasien untuk
merencanakan tindakan selanjutnya
80

3. Penerimaan pasien baru


a. Analisa Masalah
Penerimaan pasien baru sudah dilakukan secara baik namun belum
maksimal.Belum ada format orientasi pasien baru secara detail dan belum
ada standart bagaimana menerima pasien baru secara rinci.
b. Pemecahan Masalah
Mensosialisasikan kepada karu dan katim cara menerima pasien baru,
memberikan contoh format dan standart penerimaan pasien baru.
4. Alur logistik
a. Analisa Masalah
Belum ada tenaga khusus untuk bertugas mengurus alur logistik
b. Pemecahan Masalah
Perlu adanya pembagian tugas khusus kepada salah satu tenaga untuk
mengurus alus logistik
5. M1-Man
a. Analisa Masalah
Dari perhitungan jumlah kebutuhan tenaga contoh
: pada saat shif pagi dengan pasien parsial penuh (21) membutuhkan 5
tenaga keperawatan atau 7 tenaga karu dan katim, namun kenyataanya
diruangan hanya ada 5 tenaga keperawatan beserta karu dan katim.
b. Pemecahan Masalah
Perlu ditambah tenaga keperawatan.
6. Dokumentasi
a. Analisa Masalah
Dokumentasi yang dilakukan diruangan menggunakan sistem tulis tangan
dan setiap selesai pendokumentasian perawat memberikan tanda tangan pada
laporan yang di tulis.
b. Pemecahan Masalah
Mensosialisakian sistem dokumentasi yang lebih minimal.
7. Sentralisasi obat
a. Analisa Masalah
81

Surat persetujuan sentralisasi obat tidak ada.


b. Pemecahan Masalah
Mengadakan inventarisasi keperluan penunjang sentralisasi obat termasuk
format persetujuan.
8. M6-Machine
a. Analisa Masalah
Alat-alat diruangan kualitas sudah mampu mencukupi kebutuhan pasien.
b. Pemecahan Masalah
Alat-alat yang sudah ada diruangan dijaga kwalitasnya dan dievalusi
kwalitasnya.
9. Discharge planning
a. Analisa Masalah
Discharge Planning sudah dilakukan akan tetapi tidak dilengkapi dengan
leaflet untuk pasien
b. Pemecahan Masalah
Memotivasi perawat selain memberikan HE juga menyediakan leaflet pada
saat pasien pulang
10. MAKP
a. Analisa Masalah
Model asuhan keperawatan adalah metide Tim dengan satu katim.
b. Pemecahan Masalah
Mensosialisasikan metode Tim sesuai teori dan penerapanya
11. Ronde Keperawatan
a. Analisa Masalah
Ronde keperawatan dilakukan jika ada mahasiswa praktik. Di ruangan
pernah melakukan ronde keperawatan tetapi tidak ada tim pendukung seperti
dokter dll seperti pada teori. Ronde yang dilakukan hanya sekilas
membicarakan keadaan pasien secara lisan.
b. Pemecahan Masalah
Memberikan masukan tentang pentingnya dilakukan ronde keperawatan jika
terdapat kasus yang memerlukan ronde keperawatan.
82

12. M5-Marketing
a. Analisa Masalah
Belum ada kuesioner untuk kepuasaan pelayanan pasien serta tidak
diberikannya kesempatan pasien dalam memberikan kesan dan saran secara
privasi selama dirawat di ruang Hijr
b. Pemecahan Masalah
Memberikan kuesioner kepada keluarga pasien yang akan pulang, sehingga
ruang Hijr mempunyai data yang digunakan evaluasi pelayanan ruangan
terhadap pasien.
13. M4-Money
a. Analisa Masalah
Diruangan sistem keuangan pengelolahan mengikuti Rumah Sakit.
b. Pemecahan Masalah
14. M2-Material
a. Analisa Masalah
Diruangan tidak ada ruangan khusus untuk karu, dokter, dan ruang
pertemuan.
b. Pemecahan Masalah
Memberikan usulan untuk menata lagi ruangan

You might also like