Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS SITUASI
39
40
standart
W WAJIB Mengesampingkan kepentingan lain
MENGUTAMAKAN , selain kepentingan pasien.
PASIEN
A AMANAH Dapat diandalkan dalam
melaksanakan tugas
D DALAM JANGKAUAN Baik letak geografis maupun sosial
SELURUH LAPISAN ekonomi dapat dijangkau oleh
MASYARAKAT seluruh lapisan masyarakat
L LINGKUNGAN SEHAT Mencegah pencemaran lingkungan
U UKHUWAH ISLAMIYAH Membina tali persaudaraan antara
umat muslim
b. Letak ruangan
Ruang Hijr Ismail berada di lantai 2 Rumah Sakit Islam Surabaya tepatnya
berada di atas ruang laboratorium dan radiologi.Sebelum memasuki ruangan
hijir terdapat ruangan-ruangan manajerial Rumah Sakit. Denah ruang Hijr
sebagai berikut:
T
Lantai 2
U S
B
PINTU MASUK
R.HIJR ISMAIL
K.2
K
U
K.3 R
S
K.4 I
K.5 K
U
R
SPOELHOCK S
I
KM.PASIEN
RUANG
K. GANTI TINDAKAN/KA
PERAWAT MAR OBAT
K.9 NURSE
STATION
K.10
K.11 K.12
ZAAL ZAAL
K.M
PERAWAT L
I
K.M PASIEN N
E
N
44
Pasien masuk
TPPRI
HIJR ISMAIL
Pulang sembuh
Pulang paksa
Meninggal
45
Deskripsi: Pasien baru dari UGD, poli, dan rawat jalan melakukan
pendaftaran di tempat pendaftaran pasien ruang rawat inap. Setelah itu
diberikan surat pengantar untuk rawat inap. Petugas dari ruang rawat inap
menelepon ruang Hijr Ismail untuk konfirmasi bahwa ada pasien baru yang
akan dirawat diruang Hijr Ismail. Setelah itu pasien diantarkan ke ruangan dan
pasien diterima oleh ruangan. Pasien baru dirawat sampai pasien
sembuh/pindah ruangan/dirujuk/pulang paksa/meninggal.
b) Manajemen Unit
Struktur Organisasi Ruang Hijr Ismail
Kepala Ruangan
Ketua Tim
LIBUR
CUTI
14 TFA - - 3 2 3 1 7 2 1 1 1 - 21
15 Dyspepsia - - - 1 1 2 - - - - - 2 6
16 Gizi Buruk - - - 1 - - - - - - - - 1
17 Bedah 3 1 - - 1 1 - 3 - - - 5 14
18 Stomatitis - - - 1 1 1 1 - - - - 1 5
19 ISK - - 2 - 2 - 1 - - 1 - - 6
20 Sinusitis - - - 1 - - - - - - - - 1
Jumlah 139 144 161 141 144 124 96 146 111 100 101 121 1528
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Wardani 12-1971
13. Indatus Sby, 17- D3 Kep 2004 Tetap 13 th -
Sholicha 10-1983
14. Nanik D3 Kep 2004 Tetap 13 th -
Oktavia
15. Winda 26-04- D3 Kep 2016 Training 1 th -
1990
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
perawat, 6 dinas pagi, 4 dinas sore, 3 orang dinas malam, 2 orang libur dan
2 orang cuti. Jumlah tersebut termasuk KARU dan pekarya.
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
3 orang + 25% = 3+ 1 = 4 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam Surabaya adalah 3 orang + 1 orang
libur + 1 orang tenaga (Kepala Ruangan) = 4 orang
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
dinas sore, 3 orang dinas malam dan 4 orang libur, jumlah tersebut termasuk
KARU dan pekarya.
2) M2-Material
a. Fasilitas untuk pasien
Rincian fasilitas yang ada di ruang pasien di Ruang Hijir Ismail di Rumah Sakit
Islam Surabaya
Rincian fasilitas untuk petugas di Ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam
Surabaya
No Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Telepon 1 Baik
2. Kipas angina 2 Baik
3. Jam dinding 2 Baik
4. Meja kerja kayu 2 Baik
5. Meja nurse station 1 Baik
6. Water heater 1 Baik
7. Foot troly 2 Baik
8. Rak sepatu 1 Baik
9. Kamar mandi 1 Baik
10. Kursi 7 Baik
11. Televisi 1 Baik
12. Computer 1 Baik
13. Loker perawat 1 Baik
14. Papan daftar pasien 1 Baik
15. Wastafel tempat tisu 1 Baik
16. Bangku panjang meja 4 Baik
17. Tempat sampah medis 4 Baik
18. Tempat sampah non medis 2 Baik
19. Cermin 1 Baik
20. Tabung pemadam kebakaran 2 Baik
21. Alat – alat tulis/ kantor - Baik
59
3) M3-Method
a) Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Dari hasil wawancara yang dilakukan di ruang ”Hijir Ismail” model asuhan
keperawatan yang digunakan di ruangan adalah METODE TIM. Pemimpin tim
selaku narasumber menjelaskan bahwa beliau memahami sistem model asuhan
keperawatan yang digunakan tersebut, beliau menjelaskan metode tim terdiri
atas kelompok klien dan perawat yang dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman. Dari hasil pengamatan kami model asuhan keperawatan
yang digunakan di ruangan hijir ismail menurut kami sudah sesuai dengan
model MAKP Tim dan dalam ruangan hanya berjalan 1 tim .
b) Timbang Terima
Hasil pengkajian dengan observasi dan wawancara pada tanggal 27
Februari 2017, saat timbang terima di ruang Hijir Ismail dilakukan di nurse
station. Dari segi alur timbang terima di Hijir Ismail sudah sesuai dengan teori,
yaitu kedua shift dalam keadaan siap, shift yang akan menyerahkan laporan
sudah mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan, menyampaikan operan,
operan ke ruang pasien dan kembali lagi ke nurse station. Dari segi isi timbang
terima, di ruang Hijir Ismail pada saat timbang terima yang dibacakan hanya
asuhan medis, asuhan keperawatan sendiri tidak disampaikan.
Sedangkan dari segi pendokumentasian, tidak ada format khusus untuk
mempermudah proses timbang terima, hanya saja laporan dicatat pada buku
timbang terima yang telah dibuat diruangan sebagai bukti telah dilakukan
timbang terima antar shift, dan hanya ditanda tangani oleh shift yang dinas
sebelumnya. Saat kunjungan ke pasien, perawat berkeliling sesuai pasiennya.
Pada saat timbang terima dari shift malam ke shift pagi maupun dari shift pagi
61
ke shift siang dilakukan di ruang Hijir Ismail, dan saat timbang terima
terkadang dipimpin oleh karu dan terakadang tidak. Ketrampilan dokumentasi
yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan
dikerjakan oleh perawat(Suarli & Yayan B, 2009).
c) Ronde Keperawatan
Menurut hasil wawancara : selama ini ronde keperawatan hanya dilakukan
jika ada mahasiswa praktik managemen keperawatan di ruangan. Dan untuk di
ruangan sendiri jika ada permasalahan perawat hanya menyelesaikan sendiri
bersama perawat lain dan dokter yang merawat.
d) Pengelolahan Obat (Sentralisasi Obat)
Menurut hasil wawancara : selama ini di ruangan Hijir Ismail sudah
melakukan sentralisasi obat namun belum maksimal dikarenakan ada beberapa
obat oral (sirup) berada di ruang pasien.
Menurut penilaian : di Ruang Hijir Ismail dalam penerapan sentralisasi obat
tidak meminta persetujuan dalam bentuk terlutis dahulu terhadap keluarga
pasien, persetujuan yang dilakukan perawat Hijir Ismail ini hanya berkata pada
keluarga saat memberikan resep “ibu nanti setelah obatnya di tebus, obatnya
langsung dibawa ke ruang perawat ya” setelah diberikan diruang perawat,
perawat menuliskan obat yang diterima di buku penerimaan obat. Dalam
penulisan penerimaan obat perawat tidak meminta tanda tangan keluarga yang
menyerahkan.
e) Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervise agar mereka dapat melakukan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efesien dan efektif (Sudjana,2004).
62
mengorientasi pasien baru secara detail.Selain itu tugas perawat yang banyak
juga mempengaruhi kurang maksimalnya perawat dalam menerima pasien baru.
Di ruangan Hijir Ismail tidak mempunyai format khusus untuk orientasi
pasien baru yang dapat mempermudah perawat untuk menjelaskan kepada
keluarga pasien tentang apa saja urutan yang dijelaskan mulai dari orientasi
ruangan, dokter yang merawat, perawat yang bertanggung jawab serta jam
kunjung dan peraturan rumah sakit. Penerimaan pasien baru diruangan ini
dilakukan dengan lisan dan tulisan tetapi belum sempurna.
g) Perencanaan Pulang (dischare planning)
Bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah
klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan
usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien.
Hasil pengkajian dan wawancara, di ruang hijir ismail melakukan discharge
planning dari pasien datang sampai pasien akan pulang. Ruangan hijir ismail
sudah memiliki format khusus tentang discharge planning. Format discharge
planning terdiri dari nama pasien, berat badan pasien, umur pasien, dirawat
mulai tanggal sampai dengan tanggal pulang, diagnose pasien, tindakan apa
saja yang dilakukan, pengobatan yang diberikan, keadaan pasien saat pulang,
dan waktu kontrol.Tetapi dalam pemberian HE (Health Education) pada pasien
atau keluarga pasien masih kurang, perawat hanya memberitahu waktu kontrol
dan pemberian obat saja kepada keluarga pasien, tanpa adanya leaflet yang
berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Pemberian leaflet itu sebenarnya
sangat penting karena nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali leaflet
jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.
h) Alur Logistik
64
4) M4-Money
Hasil pengkajian dan wawancara pada 28 februari 2017 di ruang Hijir
Ismail untuk pengadaan dana ruangan (renovasi ruangan), sumber dana
operasional ruangan dan sumber kesejahteraan ruangan dan karyawan,
didapatkan dari pendapatan ruangan yang bersumber dari biaya pasien selama
dirawat di ruang Hijir Ismail, baik menggunakan dana pribadi pasien maupun
dari BPJS, Asuransi dan perusahaan yang bekerja sama dengan RSI Surabaya.
Pendanaan alat kesehatan dan bahan kesehatan habis pakai didapatkan dari
resep dokter untuk pasien yang sebelumnya telah didaftar nama alat dan obat
oleh perawat ruangan. Sedangkan pendanaan fasilitas kesehatan bagi karyawan
didapatkan dari jaminan kesehatan Rumah Sakit apabila mendapatkan rawat
inap, perawat harus melalui poli atau UGD ACC Dokter tetap RSI untuk
65
rawat inap Rawat inap, semua pemeriksaan diluar rumah sakit 50% dana dari
pegawai dan 50% dana dari rumah sakit. Sumber pendapatan ruangan yang
berasal dari biaya yang dikeluarkan pasien selama dirawat di ruangan Hijir
Ismail perinciannya adalah sebagai berikut :
a) Tarif Ruangan
Tabel 3.16 Rincian Biaya Kamar Rawat Inap di Ruang Hijir Ismail Rumah
Sakit Islam Surabaya:
Kelas Nama Fasilitas Tarif(Rp)
kamar kamar
I Kamar 10 a. Kamar ber AC untuk 2 pasien Rp. 250.000
b. Box anak disertai tempat tidur
penunggu
c. Televisi LCD 24 inc
d. 1 Kamar mandi didalam
II Kamar a. Kamar ber AC untuk 2 pasien Rp. 200.000
2,3,4,5,9 b. Box anak disertai tempat tidur
penunggu
c. Pesawat televisi 21 inc
d. Kamar mandi di luar
III Kamar 11,12 a. Kamar ber AC untuk 4-5 pasien Rp. 100.000
b. Box anak tanpa tempat tidur
penunggu
c. Kamar mandi diluar
d. Kipas angin dinding
b) Tarif Alat dan Jasa Tindakan
Tabel 3.17 Rincian Tarif Sewa Alat dan Jasa Tindakan di Ruang Hijir
Ismail RS.Islam Surabaya
No Tarif sewa alat & jasa Tarif (Rp)
tindakan
1 Ambubag 20.000
2 RJPO / Resusitasi 50.000
3 Nebulizer 35.000
4 Oksigen 60.000
5 Suction 50.000
6 Syringe Pump 110.000
7 Tensi Electric 40.000
8 Pemasangan Infus Anak /Bayi 40.000
66
5) M5-Marketing
a) Pemasaran
67
b. Keamanan pasien.
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari angka
kejadian dekubitus, flebitis, angka kejadian pemberian obat, dan kejadian jatuh.
Dari pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan
di ruang “Hijr Ismail” serta hasil rekap data empat bulan yang lalu:
1) Pada bulan Oktober – Desember 2017 tidak ada pasien yang mengalami
dekubitus.
69
Tabel 3.21 jumlah pasien Oktober - Desember di ruang Hijr Ismail tahun 2017
No. Bulan Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
1. Oktober 23 92 55 170
2. November 14 90 52 156
3. Desember 24 92 52 168
Jumlah 61 274 159 494
Rata – rata 20,3 82,3 53 164,6
Tabel 3.22 BOR pasien Oktober - Desember di ruang Hijr Ismail tahun 2017
No Bulanan Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
1. Oktober 98,39 98,57 98,71 295,67
2. November 85,00 88,89 88,67 262,56
3. Desember 91,94 97,13 98,06 287,13
Rata – rata 91,77 94,86 95,14 95,71
Kasus Terbanyak
Tabel 3.23 laporan kasus terbanyak di ruang Hijr Ismail tahun 2017
Nama Bulan
No. Total
Penyakit Oktober November Desember
70
1. GED 23 30 34 87
2. Thypoid 8 9 4 21
3. ISPA 18 13 20 51
4. BP 28 13 27 68
5. Bronchitis 81 64 55 200
6. Dengue Fever 4 1 1 6
7. DHF 4 5 2 11
8. Sepsis - 1 - 1
9. DSS 1 1 1 3
Febris
10. 4 4 - 8
Convulsi
11. Bedah 3 2 2 7
12. Vomiting - 5 3 8
13. Pneumonia - 2 1 3
14. ISK - 1 - 1
Dari tabel 3.23 diatas menunjukkan kasus terbanyak di ruang Hijr Ismail
mulai bulan Oktober-Desember 2017 adalah Bronchitis sejumlah 200
kejadian dan kemudian kasus terbanyak kedua adalah GED sejumlah 87
kejadian
Tabel 3.24 Laporan Jumlah Pasien Dirawat dan Pasien Keluar November – Desember Di Ruang Hijr Ismail Tahun 2017
Kelas I Kelas II Kelas III
N
Bulan Px Rawat Px Keluar Px Rawat Px Keluar Px Rawat Px Keluar
o
Umum Bpjs Asuransi rsi Hidup Mati Umum Bpjs Asuransi rsi Hidup Mati Umum Bpjs Asuransi rsi Hidup Mati
1 Okt 2 18 2 1 23 - 13 70 4 3 92 - 6 49 - - 55 -
2 Nov 2 11 - 1 14 - 8 78 3 1 90 - 11 41 - - 52 -
3 Des 4 15 2 3 24 - 15 78 - 1 92 - 9 43 - - 52 -
Dari hasil rekapitulasi data 2016, pada ruang Hijr ismali tidak ada pasien yang meninggal
39
.
2 November 51 2 30 51
x 100 % 85,00
2𝑥 30
3 Desember 57 2 31 57
x 100 % 91,94
2𝑥 31
39
40
(2) ALOS
a. Tabel 3.32 ALOS Ruang Hijr kelas 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑙𝑎𝑚𝑎𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
ALOS= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)
3) TOI
a) TOI Ruang Hijr kelas 1
Bulan Jumlah Jumlah hari Jumlah hari Jumlah Jumlah Rumus Hasil
TT dalam 1 dirawat pasien pasien
bulan hidup mati
1 Oktober 2 31 61 23 0 (2x31)-61 0-1hari
23+0
Bulan Jumlah Jumlah hari Jumlah hari Jumlah Jumlah Rumus Hasil
TT dalam 1 dirawat pasien pasien mati
bulan hidup
1 Oktober 5 31 153 55 0 (5x31)-153 0-1hari
55+0
2 November 5 30 133 52 0 (5x30)-133 0-1hari
52+0
3 Desember 5 31 151 52 0 (5x31)-151 0-1hari
52+0
(3) BTO
a. Tabel 3.38 BTO Ruang Hijr Kelas 1
JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP+MATI )
BTO = JUMLAH TT
1 Oktober 92 0 9 92 + 0 10,2
9
2 November 90 0 9 90 + 0 10
9
3 Desember 92 0 9 92 + 0 10,2
9
6) M6-Mechine
Ruang Hijir Ismail sudah dilengkapi dengan kebutuhan alat-alat
canggih, persediaan alat-alat yang ada berupa syring pump, nebulizer, suction,
tensi digital, pulse oximetri.
B. Analisis SWOT
1. Identifikasi Situasi Ruang Hijir Ismail berdasarkan pendekatan
analisis SWOT
Tabel 3.41 identifikasi ruangan Hijir Ismail berdasarkan pendekatan
Analisis SWOT
No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. Sumber Daya manusia (M1-Man)
44
TOTAL 1 2,7
2. M2-Material
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Mempunyai jenis sarana dan prasarana 0,15 3 0,45 S - W=
yang memadai untuk pasien dan tenaga 3,15 –
kesehatan dan dalam kondisi baik 2,80 =
2) Mampu menggunakan sarana dan 0,2 3 0,6 0,35
prasarana yang ada
3) Rumah Sakit Islam Surabaya 0,15 2 0,3
memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk belajar manajemen
keperawatan secara luas.
4) Terdapat administrasi penunjang (misal : 0,3 4 1,2
buku injeksi, buku kapasitas, status
pasien, buku visite, SOP, dll).
5) Tersedianya Nurse Station 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,15
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Pemeliharaan dan perawatan dari 0,33 2 0,66
sarana dan prasarana penunjang
kesehatan masih belum maksimal
2) Ada beberapa perawat yang 0,4 4 1,6
masih belum bisa
mengoperasikan alat-alat, seperti
47
syrimpump.
3) Penataan dokumen tidak teratur 0,27 2 0,54
TOTAL 1 2,80
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya pengadaan sarana dan prasarana 0,39 3 1,17 O – T =
yang rusak dari bagian pengadaan 2,69 – 3,0
barang = - 0,31
2) Kemajuan tekhnologi tentang alat 0,3 3 0,9
kesehatan
3) Adanya pelatihan tentang penggunaan 0,31 2 0,62
alat-alat kesehatan
TOTAL 1 2,69
THREATENED (Ancaman)
1) Banyak terdapat Rumah Sakit yang 0,44 3 1,32
mempunyai alat canggih
2) Tuntutan masyarakat yang semakin 0,26 3 0,78
tinggi akan kualitas Rumah sakit
3) Banyak Rumah sakit lain yang
menyediakan fasilitas yang lebih baik 0,3 3 0,9
dan lengkap
TOTAL 1 3,0
3. M3-Method
MAKP
S–W
a. Internal Faktor (IFAS)
2-2=
STRENGTH (Kekuatan)
0
1) RS.memiliki visi, misi dan motto 0,2 2 0,4
sebagai acuan pelaksanaan kegiatan
48
pelayanan.
2) Sudah ada model MAKP yang 0,1 3 0,3
digunakan MAKP TIM
3) Supervisi sudah dilakukan kepala 0,3 1 0,3
ruangan dengan memberikan teguran
dari kepala ruangan bagi perawat
yang tidak melaksanakan tugas
dengan baik.
4) Mempunyai standart asuhan 0,2 3 0,6
keperawatan.
5) Adanya kemauan perawat berubah 0,1 2 0,2
6) Mempunyai protap setiap tindakan 0,1 2 0,2
TOTAL 1 2
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Pelaksanaan model MAKP sudah 1 2 2
dilaksanakan tetapi sosialisasi antara
anggota tim beberapa masih kurang
maksimal
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor(EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Kepercayaan dari pasien dan 0,5 2 0,10
masyarakat cukup baik. O–T
2) Adanya kerja sama dengan asuransi 0,3 3 0,9 1,6-2 =
3) Adanya kebijakan pemerintah 0,2 3 0,6 -0,4
dengan profesionalisasi perawat.
TOTAL 1 1.6
49
THREATEDED (Ancaman)
1) Tuntunan pasien sebagai konsumen 1 2 2
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesinal.
TOTAL 1 2
Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Operan merupakan kegiatan rutin, 0,05 3 0,15
yaitu dilaksanakan tiga kali dalam
sehari.\
2) Diikuti oleh semua perawat yang 0,2 4 0,8
telah dan akan dinas
3) Operan dari shift malam ke pagi 0,1 3 0,3
dipimpin oleh kepala ruangan S-W
4) Ada klarifikasi, Tanya jawab dan 0,15 4 0,6 2,95-2,4=
validasi terhadap semua yang 0,55
dioperkan
5) Semua perawat tahu hal-hal yang 0,2 2 0,4
dipersiapkan dalam operan
6) Selalu ada interaksi dengan pasien 0,1 3 0,3
selama operan
7) Semua perawat mengetahui prinsip- 0,1 2 0,2
prinsip tentang teknik penyampaian
operan didepan pasien
8) Ada buku khusus untuk laporan 0,1 2 0,2
operan
50
TOTAL 1 2,85
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Perawat kurang disiplin waktu 0,2 3 0,6
operan
2) Masalah operan lebih fokus pada 0,2 3 0,6
diagnosis medis
3) Perawat kesulitan 0,2 2 0,4
mendokumentasikan operan karena
formatnya kurang sistematis
4) Dokumentasi masalah terbatas 0,2 2 0,4
sehingga rencana tindakan
belumspesifik
5) Pendokumentasian timbang terima
hanya ditandatangani oleh perawat 0,2 2 0,4
yang dinas sebelumnya sedangkan
untuk perawat yang dinas
selanjutnya tidak menandatangani
TOTAL
1 2,4
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya kerjasama yang baik antara 0,6 3 1,8
mahasiswa dengan perawat ruangan O-T
2) Buku operan cukup tersedia 0,4 3 1,2 3-2,5=
TOTAL 1 3 0,5
THREATENED (Ancaman)
1) Adanya tuntunan yang lebih tinggi 0,5 3 1,5
dari masyarakat untuk mendapatkan
51
THREATENED
1) Tuntutan pasien sebagai konsumen 1 3 3
untuk mendapatkan pelayanan yang
prefesional
TOTAL 1 3
Penerimaan Pasien Baru S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 3,5-3=
STRENGTH 0,5
55
THREATENED (Ancaman)
1) Akreditasi RS terhadap system 1 2 2
pendokumentasian
TOTAL 1 2
Discharge Planning S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 2,5-2,7=
56
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional
2) Makin tingginya kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3) Persaingan antar rumah sakit yang 0,4 2 0,8
semakin ketat
TOTAL 1 2,6
Alur Logistik
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Semua perawat mengerti tentang 0,2 2 0,4
alur logistik
2) Terdapat beberapa perawat yang 0,4 4 1,6
berwenang dalam mengurusi alur
logistik di ruangan
3) Terdapat buku laporan pemesanan 0,2 2 0,4
S-W
barang dan alat dalam alur logistik
2,8-2,6=
4) Terdapat sistem penyimpanan 0,2 2 0,4
0,2
barang cadangan
TOTAL 1 2,8
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Jumlah pemesanan barang dan alat 0,4 2 0,8
pasien terbatas di ruangan
2) Belum ada standart teknik dan alur 0,6 3 1,8
logistik agar berjalan sesuai dengan
alur yang jelas
TOTAL 1 2,6
58
komputerisasi).
2) Belum semua tindakan perawat di 0,3 2 0,6
dokumentasikan.
3) SAK dan SOP belum maksimal di 0,2 2 0,4
gunakan.
4) Pengawasan terhadap sistematika 0,3 2 0,6
pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal.
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Peluang perawat untuk 0,2 3 0,6
meningkatkan pendidikan
(pengembang SDM).
2) Mahasiswa Ners praktik manajemen 0,3 2 0,6
untuk mengembangkan sistem
dokumentasi PIE.
3) Kerja sama yang baik antara perawat 0,3 2 0,6 O-T
dan mahasiswa. 2,4-2,5=
4) Sistem MAKP yang di terapkan 0,2 3 0,6 -0,1
mahasiswa Ners
TOTAL 1 2,4
THREATENED
1) Tingkat kesadaran masyarakat 0,5 2 1
(pasien dan keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung gugat
2) Persaingan Rumah Sakit dalam 0,5 3 1,5
60
6. M6-Machine S-W
a. Internal Faktor (IFAS) 3,75 – 2,5
STRENGTH =
1) Tersedianya alat-alat mechine 0,5 4 2 1,25
2) Semua perawat ruangan mampu 0,25 4 1
menggunakan alat-alat mechine
3) Terdapat SOP untuk penggunaan 0,25 3 0,75
alat-alat mechine
TOTAL 1 3,75
WEAKNESS
1) Kesenjangan antara peralatan 0,5 3 1,5
yang ada
2) Kurangnya pengetahuan perawat 0,5 2 1
tentang penyimpanan dan
perawatan alat-alat kesehatan
TOTAL 1 2,5
63
THREATENED
1) Makin tinggi kesadaran 1 4 4
masyarakat akan pentingnya alat-
alat mechine
TOTAL 1 4
O
64
2. Diagram Layang
PROGRESIF AGRESIF
W S
BERTAHAN DIVERIFIKASI
Keterangan :
T
M1 : Ketenagakerjaan DK : Dokumetasi Keperawatan
M2 : Sarana dan Prasarana RK : Ronde Keperawatan
M3 : Metode Penerapan Model SO : Sentralisasi Obat
M4 : Keuangan SV : Supervisi
M5 : Mutu PPB : Penerimaa
M6 : Mesin TT : Timbang Terima
AL : Alur Logistik DP : Discharge Planning
Conference
65
Kesimpulan:
Berdasarkan diagram ditas diatas, analisa masalah yang menjadi prioritas
adalah M3 Supervisi dengan besar skor swot (1,3; 0) berjumlah 1,3. Supervisi
menjadi alasan utama untuk dijadikan prioritas dengan kriteria kecenderungan
besar dan seringnya kejadian masalah tersebut (magnitude), besarnya kerugian
yang ditimbulkan (severity), bisa dipecahkan (manageability), nursing concern,
ketersediaan sumber daya (affordability).
C. Perumusan Masalah
1. M1-Man
Di ruangan Hijr Ismail masih kurang tenaga perawat professional dimana di
ruanganmasih terdapat D3 Keperawatan 9 orang, Pekarya 3 orang, SPK 3
orang, sedangkan tenaga professional S1 hanya 2 orang.
2. M2-Material
Di ruang Hijir Ismail sarana dan prasaran masih kurang memenuhi standart
(tidak ada ruang khusus untuk karu, dokter, dan ruang pertemuan), biasanya
rapat diadakan di nurse station.
3. M3-Method
a. Di ruang ”Hijir Ismail” model asuhan keperawatan yang digunakan di
ruangan adalah METODE TIM. Pemimpin tim selaku narasumber
menjelaskan bahwa beliau memahami sistem model asuhan keperawatan
yang digunakan tersebut, beliau menjelaskan metode tim terdiri atas
kelompok klien dan perawat yang dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman. Namun di dalam ruangan hijir ini hanya memiliki 1
katim yang mempunyai 2 kelompok anggota tim bertugas merawat pasien
yang berbeda-beda.
66
b. Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan setiap pergantian sift
jaga, namun isi timbang terima hanya mengedepankan diagnose medis
sedangkan diagnose keperawatan jarang diungkapkan. Dalam segi
pendokumentasian di ruang Hijir Ismail saat timbang terima di tulis dibuku
timbang terima akan tetapi yang bertanda tangan hanya perawat yang sift
sebelumnya sedangkan perawat yang dinas selanjutnya tidak bertanda
tangan.
c. Ronde keperawatan hanya dilakukan jika ada mahasiswa praktik
managemen keperawatan di ruangan. Dan untuk di ruangan sendiri jika ada
permasalahan perawat hanya menyelesaikan sendiri bersama perawat lain.
d. Di ruangan Hijir Ismail sudah melakukan sentralisasi obat namun belum
maksimal dikarenakan ada beberapa obat oral (sirup) berada di ruang
pasien. Penerapan sentralisasi obat tidak meminta persetujuan dalam bentuk
terlutis dahulu terhadap keluarga pasien, persetujuan yang dilakukan
perawat Hijir Ismail ini hanya berkata pada keluarga saat memberikan resep
dan dalam penulisan penerimaan obat perawat tidak meminta tanda tangan
keluarga yang menyerahkan.
e. Supervise ruangan Hijir Ismail sudah dilaksanakan tetapi belum efektif,
pelaksanaannya masih sekedar memperhatikan dan menambahi apabila
tidak sesuai dengan SOP serta belum adanya format penilaian yang baku
dan pendokumentasian yang jelas. Diruang Hijr Ismail telah memiliki SAK
(Standart Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standart Operasional Prosedur)
yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan supervise.
f. Penerimaan pasien baruruang hijir ismail yang dilakukan sudah bagus, baik
dan cepat.Di ruangan saat ada pasien baruperawat hijr dengan sendirinya
membagi tugas ada yang menginfus pasien dan yang mengkaji serta
mengorentasi keluarga pasien,tetapi perlu di sempurnakan karena orientasi
pasien baru terlihat belum maksimal.
67
g. Discharge Planning
Di ruang hijir ismail melakukan discharge planning dari pasien datang
sampai pasien akan pulang. Ruangan hijir ismail sudah memiliki format
khusus tentang discharge planning. Format discharge planning terdiri dari
nama pasien, berat badan pasien, umur pasien, dirawat mulai tanggal
sampai dengan tanggal pulang, diagnose pasien, tindakan apa aja yang
dilakukan, pengobatan yang diberikan, keadaan pasien saat pulang, dan
waktu control. Pemberian HE (Health Education) pada pasien atau keluarga
pasien dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum
pasien pulang.
h. Alur Logistik
Di ruang hijir ismail sudah melakukan alur logistik namun belum sempurna
i. Dokumentasi
Di ruang hijir ismail sistem pendokumentasian menggunakan sistem tulis
tangan dan setiap selesai pendokumentasian perawat memberi tanda tangan
pada laporan yang di tulis.Pendokumentasian menggunakan sistem SOR
(Sources Oriented Record) yang dimodifikasi.
4. M4-Money
Di ruang Hijir Ismail belum ada Koperasi khusus.Sistem pengelolaan di
ruang Hijir Ismail dan selama ini mengikuti pengelolaan keuangan Rumah
Sakit.
5. M5-Market
Perawat di ruang Hijr Ismail tidak memiliki tugas khusus sebagai tim
marketing untuk mencari konsumen. Hasil pengkajian tentang kepuasan
pelayanan pasien, didapatkan sebesar 80% pasien menyatakan sangat puas
dengan pelayanan ruangan dan 20% menyatakan pelayanan memuaskan.
6. M6-Machine
68
A. POA
1. Prioritas Masalah
Prioritas masalah di Ruang Hijir Ismail dapat dilakukan dengan
memperhatikan aspek:
a. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah tersebut
(magnitude)
b. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity)
c. Bisa dipecahkan (manageability)
d. Nursing concern
e. Ketersediaan sumber daya (affordability)
Nilai yang diberikan dari aspek 1 sampai 5 (nilai 1= sangat sedikit, nilai
2 = sedikit, nilai 3 = cukup, nilai 4 = besar, nilai 5 = sangat besar)
Tabel 3.42 prioritas masalah di ruangan Hijir Ismail.
No Masalah Mg Sv Mn Nc Av Total Prioritas
scor
1. Dari M1 di ruangan Hijir 4 2 4 3 3 16 V
Ismail masih kurang tenaga
perawat yang professional
dimana di ruang
tersebuthanya terdapat D3
Keperawatan 9 orang, SPK
3 orang, sedangkan tenaga
70
professional S1 hanya 2
orang
2. Dari M2 di ruang Hijir 3 2 1 3 2 11 X
Ismail sarana dan prasaran
masih kurang memenuhi
standart (tidak ada ruang
khusus untuk karu, dokter,
dan ruang pertemuan),
biasanya rapat diadakan di
kamar pasien yang kosong
3. Di ruang ”hijir ismail” 4 2 4 3 3 16 VI
model asuhan keperawatan
yang digunakan di ruangan
adalah METODE TIM.
Pemimpin tim selaku
narasumber menjelaskan
bahwa beliau memahami
sistem model asuhan
keperawatan yang
digunakan tersebut, beliau
menjelaskan metode tim
terdiri atas kelompok klien
dan perawat yang dipimpin
oleh perawat yang
berijazah dan
berpengalaman. Namun di
dalam ruangan hijir ini
hanya berjalan 1 tim.
71
keperawatan benar
bersama-sama
perawat ruanggan
6. Mendokumentasikan
hasil pelasanaan
supervisi
7. Merevisi konsep
supervisi
keperawatan
2. Timbang Terima Timbang 1. Menentukan 1. Timbang terima Semua Minggu ke II
belum efektif terima penanggung jawab dilakukan di nurse mahasiswa dan ke III,
dalam prosesnya dilakukan timbang terima station dan di yang praktik tanggal 7
dan kurang secara efektif 2. Menyusun format pasien manajemen Maret sampai
sesuai dengan dan sesuai timbang terima 2. Isi timbang terima sesuai perannya 18Maret 2017
konten konten. pasien serta petunjuk tentang masalah masing-masing
teknis pengisisannya keperawatan yang
lebih menekanankan sudah dan belum
pada aspek teratasi
78
12. M5-Marketing
a. Analisa Masalah
Belum ada kuesioner untuk kepuasaan pelayanan pasien serta tidak
diberikannya kesempatan pasien dalam memberikan kesan dan saran secara
privasi selama dirawat di ruang Hijr
b. Pemecahan Masalah
Memberikan kuesioner kepada keluarga pasien yang akan pulang, sehingga
ruang Hijr mempunyai data yang digunakan evaluasi pelayanan ruangan
terhadap pasien.
13. M4-Money
a. Analisa Masalah
Diruangan sistem keuangan pengelolahan mengikuti Rumah Sakit.
b. Pemecahan Masalah
14. M2-Material
a. Analisa Masalah
Diruangan tidak ada ruangan khusus untuk karu, dokter, dan ruang
pertemuan.
b. Pemecahan Masalah
Memberikan usulan untuk menata lagi ruangan