You are on page 1of 3

ABSTRAK

Praktek kedokteran gigi dapat menjadi sumber penularan infeksi kepada pasien dan dokter
gigi jika terdapat kecerobohan dalam prosedur sterilisasi. Hal ini dikarenakan berbagai
penyakit dapat menular seperti hepatitis B dan HIV/AIDS. Penyakit tersebut menular dengan
perantara darah yang melekat pada alat kedokteran gigi seperti alat kedokteran gigi dasar,
tang cabut, bein, dan sebagainya. Sterilisasi dalam bidang kedokteran gigi dapat dilakukan
dengan prosedur dekontaminasi yang terdiri dari pre-sterilisasi, sterilisasi, dan penyimpanan.
Perkembangan ilmu teknologi kedokteran gigi pada sterilisasi dapat dilakukan secara
otomatis dan mudah menggunakan inovasi Automatic Dental Instrument Processor. Kajian
pustaka ini bertujuan menelaah inovasi Automatic Dental Instrument Processor sebagai
prosesor dekontaminasi alat kedokteran gigi. Automatic Dental Instrument Processor terdiri
dari empat bak dan menggunakan continuous roller transport sebagai pembawa alat
kedokteran gigi melintasi setiap permukaan bak yang dilengkapi dengan bulu sikat sebagai
pembersih. Bak pertama berisi klorin, bak kedua berisi detergen, bak ketiga alkohol dan
terakhir pengeringan. Di bagian bawah bak terdapat tank untuk sirkulasi cairan yang
mengatur pergantian cairan yang terpakai dengan cairan baru. Penggunaan klorin, detergen,
dan alkohol mampu menghancurkan mikroorganisme. Berdasarkan kajian diatas, dapat
disimpulkan bahwa inovasi Automatic Dental Instrument Processor sebagai prosesor
dekontaminasi alat kedokteran gigi memiliki peran mengurangi penularan infeksi.

1. 1. PENDAHULUAN

Praktek kedokteran gigi merupakan salah satu fasilitas pelayanan masyarakat di bidang
kesehatan gigi dan mulut. Tindakan perawatan yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi
antara lain penambalan gigi berlubang, pembersihan karang gigi, pembuatan gigi tiruan,
pencabutan gigi dan bedah mulut lainnya. Tindakan yang dilakukan biasanya menggunakan
alat-alat kedokteran gigi dasar seperti kaca mulut, kondensor amalgam, sendok cetak
reusable, dental handpiecedan alat-alat bedah mulut seperti instrumen bedah, periodontal
scaler, scalpel blades, bur bedah dan sebagainya.1 Namun dalam prakteknya, pelayanan
kedokteran gigi dapat menjadi salah satu sumber penularan infeksi bagi pasien maupun
tenaga kesehatan.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia no.


812/MENKES/PER/VII/2010 fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.2 Pelayanan dan perawatan
yang dilakukan oleh penyelenggara kesehatan dapat memberikan potensi penularan infeksi
bila proses sterilisasi tidak dilakukan dengan benar. Perawatan di bidang kedokteran gigi juga
merupakan salah satu bidang yang rawan terjadinya kontaminasi silang antara pasien -dokter
gigi, pasien-pasien, dan pasien-perawat. Pada praktek kedokteran gigi, saliva pasien, dental
plak, darah, pus, dan cairan krevikular dapat meninggalkan noda serta menularkan infeksi.
Mikroorganisme dapat menyatu dengan material – material tersebut dan menyebabkan infeksi
hingga dapat menularkan penyakit. Beberapa penyakit yang paling umum adalah influenza,
tb, herpes, hepatitis, dan aids.3

Berdasarkan uraian tersebut diatas, perlu disusun karya tulis yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan mengenai kontaminasi infeksi silang melalui alat-alat dalam
pelayanan kedokteran gigi dan solusi pencegahan infeksi melalui alat-alat kedokteran gigi
menggunakan bantuan alat dengan teknologi baru. Hal ini dikarenakan sampai saat ini tahap
sterilisasi dalam proses dekontaminasi dengan cairan kimia masih dilakukan secara manual
sehingga kurang efisien waktu dan tingkat penyebaran infeksi tinggi.

1. 2. PEMBAHASAN

Penggunaan alat – alat kedokteran gigi dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan
preventif, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif dapat berisiko pada penyebaran infeksi.5
Penyebaran infeksi ini dapat melalui inokulasi mikroba dari darah dan saliva yang ditularkan
melalui jarum atau benda tajam, terpaparnya kulit yang tidak utuh terhadap lesi oral yang
menginfeksi, permukaan jaringan yang terinfeksi, atau cairan yang terinfeksi, percikan cairan
yang terinfeksi, menghirup bioaerosol yang mengandung material infektif saat menggunakan
handpiece dan scaler atau droplet nucleii yang berasal dari batuk, dan sentuhan permukaan
benda mati yang terkontaminasi pada ruangan perawatan atau ruang operasi.6

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


812/MENKES/PER/VII/2010 tentang fasilitas pelayanan kesehatan, pelayanan kedokteran
gigi harus bersifat preventif. Tindakan preventif dapat diartikan sebagai tindakan pencegahan
terhadap penyebaran infeksi melalui alat – alat kedokteran gigi. Tindakan pencegahan dapat
dilakukan dengan dekontaminasi alat-alat kedokteran gigi bekas pakai.8 Dekontaminasi
dilakukan dengan pre-sterilisasi, sterilisasi, dan penyimpanan.9,10

Dekontaminasi dapat dilakukan secara otomatis dengan alat Automatic Dental Instrument
Processor. Alat ini terdiri dari empat bak dan menggunakan continuous roller transport
sebagai pembawa alat kedokteran gigi melintasi setiap permukaan bak yang dilengkapi
dengan bulu sikat sebagai pembersih. Bak pertama berisi klorin, bak kedua berisi detergen,
bak ketiga alkohol dan terakhir pengeringan. Di bagian bawah bak terdapat tank untuk
sirkulasi cairan yang mengatur pergantian cairan yang terpakai dengan cairan baru.

Bak berfungsi sebagai penampung cairan pendekontaminasi alat–alat kedokteran gigi. Bak
terbuat dari bahan fiberglass yang ringan, mudah dibentuk, relatif murah dan antikarat. Bak
berjumlah empat yang berisi klorin, detergen, alkohol dan pengering. Bak memiliki panjang
dasar 21 cm dan panjang permukaan 51 cm, serta panjang dasar 21 cm, lebar 21 cm, dan
tinggi 15 cm seperti pada Gambar 1.

Roll transport terbuat dari stainless steel berbentuk seperti medium duty belt conveyor dengan
modifikasi belt transport hanya di bagian tepi kanan kiri (dibagian roll) dengan lebar 1 cm,
sehingga bagian tengah terdapat ruang. Roll transport berfungsi sebagai pengangkut alat-alat
kedokteran gigi untuk melalui setiap bak yang dilengkapi sikat pada setiap permukaan bak.
Roll transport bergerak continuous dengan waktu 90 detik tiap satu bak untuk
mengefektifkan kerja cairan kimia.

Sikat berfungsi sebagai pembersih alat-alat kedokteran yang melintasi permukaan sikat. Sikat
terbuat dari bahan nilon berbentuk datar dengan panjang 4 cm, tersusun dengan jarak 0,5 cm
dan dipasang saling menyilang, sehingga lebih efektif dan menjangkau semua permukaan
alat-alat kedokteran gigi.

Pengait berfungsi sebagai pengunci alat-alat kedokteran gigi selama melintasi permukaan
bak. Pengait terbuat dari resin dengan diameter 1,5 cm. Jumlah cincin pengait yang
digunakan yaitu tiga buah dan ketiga cincin dapat disesuaikan posisinya.

Tank atau tangki berfungsi sebagai penampung cairan dekontaminasi (cairan sisa dan cairan
baru sebagai pengganti) yang terbuat dari fiberglass. Tank berukuran panjang 51 cm, lebar 10
cm dan tinggi 22 cm. Prinsip kerja tangki penampung untuk sirkulasi cairan di bak
menerapkan sistem pompa hidrolik.

Penggunaan Automatic Dental Instrument Processor diawali dengan memasang alat-alat


kedokteran gigi pada cincin pengait. Setelah semua alat-alat kedokteran gigi terpasang pada
cincin pengait alat dinyalakan dan roll transport mulai bergerak secara continuous melewati
setiap bak yang dilengkapi sikat pada permukaanya. Bak pertama berisi larutan khlorin 0,5
atau 1 ppm yang berfungsi sebagai sanitaiser paling kuat dengan aktivitas spektrum luas,
bakteri gram positif dan gram negatif sama-sama peka; di samping itu senyawa-senyawa ini
memperlihatkan aktivitas terhadap spora–spora bakteri. Sanitaiser ini efektif menginaktivasi
sel-sel mikroba dalam suspensi air dengan waktu kontak 90 detik. Dalam pemakaian larutan
khlorin ini digunakan detector untuk mengetahui konsentrasi khlorin apakah masih layak
dipakai atau tidak. Lalu bak kedua berisi detergen yang merupakan salah satu surfaktan.
Detergen berfungsi untuk membuang mikroorganisme secara mekanis melalui pencucian16.
Bak ketiga berisi alkohol 90% bekerja sebagai bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, dan
virusidal. Cara kerja alkohol adalah denaturasi protein. Alkohol juga efektif untuk virus
hepatitis B (HBV), Herpes simplex (HSV), HIV, Rotavirus, echovirus, dan astrovirus17. Bak
keempat merupakan bak penampung dengan permukaan berlubang-lubang kecil sebagai
pengering seperti pada gambar 1.

Kelebihan dari alat Automatic Dental Instrument Processor yaitu dapat mencegah
penyebaran infeksi dengan mengubah dekontaminasi alat-alat kedokteran gigi manual
menjadi otomatis (tanpa kontak langsung dengan tangan), sehingga menghemat waktu dan
tenaga dalam mendekontaminasi alat-alat kedokteran gigi.

1. 1. KESIMPULAN

Inovasi alat Automatic Dental Instrument Processor dapat mencegah penyebaran infeksi
dengan mengubah dekontaminasi alat-alat kedokteran gigi manual menjadi otomatis (tanpa
kontak langsung dengan tangan), sehingga menghemat waktu dan tenaga dalam
mendekontaminasi alat-alat kedokteran gigi.

You might also like