Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
lebih dikenal sebagai pembunuh manusia secara diam-diam atau “the silent killer.
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya berpotensi diabetes, dan begitu
mengetahui semuanya sudah terlambat karena sudah komplikasi (Depkes RI, 2008:2).
Salah satu jenis penyakit diabetes melitus yang paling banyak dialami oleh penduduk
Berdasarkan wawancara pada tanggal 21 Januari 2017 yang dilakukan oleh peneliti,
pasien DM tipe 2 Puskesmas Tambak Wedi banyak yang tidak disiplin dalam
hanya mengkonsumsi obat saat kadar gula darahnya meningkat, pemantauan kadar
glukosa darah tidak rutin, diit tidak teratur dan kurang berolahraga maupun latihan
tercapai. Namun sampai sejauh ini di Puskesmas Tambak Wedi Surabaya belum
1
2
sebagai penyakit global karena terjadi peningkatan empat kali lipat mulai tahun 1980
hingga tahun 2016 (WHO, 2016). Kejadian Diabetes Melitus menjadi salah satu
6,7% setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung coroner (12,9%) (KemenKes RI,
urutan ke Sembilan dengan prevalensi 6,8. Angka ini satu tingkat diatas DKI Jakarta
yang berada diurutan kesepuluh dengan prevalensi 6,6. Prevalensi untuk Surabaya
lebih tinggi dibandingkan Jatim, yaitu tujuh (Kominfo Jatim, 2015). Surabaya sendiri
seperti yang kita ketahui terdapat perkembangan dari tahun 2009 sejumlah 15.961,
meningkat pada jumlah 21.729 pada tahun 2010, kemudian meningkat kembali pada
tahun 2011 menjadi 26.613. Penderita Diabetes Melitus ini terus mengalami
peningkatan pada tahun 2009 hingga 2011, namun pada tanggal 2012 terjadi
Melitus pada tahun 2014 sebanyak 1693 orang, dan penderita Diabetes Mellitus tipe 2
pada bulan Desember 2014 sebanyak 45 orang (65%). Tahun 2014-2015 sebanyak
1205 orang dengan DM tipe 2 sebanyak 1112 orang (92%), sedangkan pada tahun
3
2015-2016 meningkat sebanyak 1397 orang dengan DM tipe 2 sebanyak 1248 orang
(89%). Jumlah kunjungan pasien DM tipe 2 rata-rata dalam tiga bulan terakhir
sebanyak 133 orang. Dalam satu bulan rata-rata pasien DM tipe 2 sebanyak 104
orang. Hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Puskesmas Tambak Wedi
tentang Diabetes Melitus hanya kepada pasien yang memiliki resiko tinggi
SDM, dan banyaknya pasien DM tipe 2 yang kontrol ke Puskesmas Tambak Wedi
Surabaya. Hasil wawancara pada tanggal 21 Januari 2017 dengan 10 orang pasien
DM tipe 2 yang mengikuti kegiatan senam lansia di Balai RW, antara lain 80%
pasien tidak mengetahui tentang pengendalian diabetes melitus dan 20% pasien
Diabetes Melitus disebabkan oleh tingginya kadar gula darah, yang disertai
dengan adanya kelainan metabolik. Normalnya, gula darah dikontrol oleh insulin,
suatu hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang memungkinkan sel untuk
menyerap gula di dalam darah. Akan tetapi, pada diabetes terjadi defisiensi insulin
yang disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin dan hambatan kerja insulin pada
reseptornya (Handaya, 2016:5). Pada Diabetes Melitus tipe II, pankreas masih dapat
membuat insulin, tetapi kualitas insulin yang dihasilkan buruk dan tidak dapat
berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel.
Melitus memerlukan perawatan medis dan penyuluhan untuk self management yang
Isfandiari, 2013:236).
bahwa pengendalian Diabetes Melitus yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik
Melitus dapat menyerang seluruh anggota tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan
gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, jantung, saraf dan
pembuluh darah lainnya (Putri & Isfandiari, 2013:236). Maka hal utama yang
komplikasi DM tipe 2 jangka panjang (Smeltzer & Bare, 2001 dalam Wahid 2016:3).
Salah satu bentuk edukasi yang umum digunakan dan terbukti efektif dalam
memperbaiki hasil klinis dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 adalah DSME atau
yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Alvinda (2013) mengenai pengaruh
diabetik sebelum dan sesudah dilakukan DSME. Penelitian yang sama juga dilakukan
oleh McGowan (2011) mengenai The Efficacy of Diabetes Patient Education and
terdapat perubahan A1C dan berat badan pada kedua kelompok setelah 6 bulan,
namun perubahan perilaku dan hasil biologis hanya terdapat pada kelompok
signifikan terhadap perilaku dan hasil klinis pasien DM tipe 2. Penelitian lain
Efficacy dan Self Care Behaviour memberikan hasil bahwa penerapan DSME dalam
dalam perawatan pasien DM dan sangat diperlukan dalam upaya memperbaiki status
kesehatan pasien. DSME adalah suatu proses berkelanjutan yang dilakukan untuk
dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM (Sidani & Fan, 2009 dalam Yuanita,
hidupnya yang dapat mengontrol kadar glukosa darah dengan baik (Norris et.al.
(2002:39).
beberapa hasil penelitian mengenai DSME, pemberian DSME lebih banyak dilakukan
mengenai pemberian DSME di komunitas. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti
Diabetes pada pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Tambak Wedi
Surabaya.
intervensi.
intervensi.
kepada pasien mengenai aplikasi strategi perawatan diri secara mandiri dalam
upaya memperbaiki status kesehatan pasien, sehingga hal ini akan mendukung
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi, rujukan, dan
tipe 2.
permasalahan DM tipe 2.