Professional Documents
Culture Documents
AF DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DAN PENGLIHATAN DI RUANG KENARI
RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
Disusun Oleh:
Mengetahui,
Kepala Ruangan Kenari
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan
seminar ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr. Af Dengan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Dan Penglihatan Di Ruang
Kenari Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya” sebagai salah satu persyaratan
pemenuhan laporan akhir praktik progam studi Ners di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya.
Penulisan laporan seminar ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Iskandar, S.Kep., Ns., sebagai Clinical Instructure (Ruang Kenari) yang
dengan penuh perhatian mendampingi dan mengarahkan kami dalam
menyusun laporan ini.
2. Abdul Rakhman, S.Kep., Ns., selaku Kepala Ruangan Kenari.
3. Bapak dan Ibu dosen pembimbing dari Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya yang telah membantu melaksanakan proses bimbingan seminar.
4. Teman-teman yang berpartisipasi aktif dalam penyelesaian laporan seminar
ini.
5. Semua pihak – pihak yang terkait dalam kelancaran pembuatan laporan ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal dan
perbuatan yang telah diberikan dan kami menyadari bahwa laporan ini belum
sempurna, oleh karena itu saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan demi perbaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini memerlukan koreksi terutama dari
pembimbing ruangan dan pembimbing akademik, juga pihak lain agar laporan ini
lebih baik lagi sehingga kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat baik
bagi kami dan pihak yang membutuhkannya.
Lembar Pengesahan………………………………………………………… i
Kata Pengantar …………………………………………………………........ ii
Daftar Isi …………………………………………………….……………… iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………...... 1
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
B. Tujuan Penulisan……………………………………….............. 2
C. Manfaat …………………………………………………………. 2
BAB 4 PENUTUP…………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………….
A. Nama Kelompok Besar…………………………………………
B. Jurnal Keperawatan Jiwa…………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia.
Dari seluruh klien skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi.
Gangguan jiwa lain juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan
manic depresif dan delirium. Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana klien mempresepsipkan sesuatu yang sebenarnya tidakterjadi. Suatu
penerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan
yang dialami suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksteren
persepsi palsu. Salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus
eksternal yang terjadi. Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yang
nyata ada oleh klien (Stuart,2009).
Menurut WHO (World Health Organization), masalah gangguan jiwa di
dunia ini sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu
dari empat orang di dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO
memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan mengalami
gangguan jiwa. Berdasarkan data statistik, angka pasien gangguan jiwa
memang sangat mengkhawatirkan (Yosep, 2007). Di Rumah Sakit Jiwa di
Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa
adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah
halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan. Angka terjadinya halusinasi
cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengkajian di Rumah Sakit Jiwa Medan
ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Menurut perawat di Rumah
Sakit Grhasia Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di ruang kelas
III rata- rata angka halusinasi mencapai 46,7% setiap bulannya (Mamnu’ah,
2010).
Perubahan persepsi tentang halusinasi adalah ketidakmampuan manusia
dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti
pikiran, perasaan, dan sensasi somatic dengan inpuls dan stimulus external.
Manusia pada dassarnya masih mempunyai kemampuan dan membandingkan
dan mengenal mana yang merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yang
mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Mereka dalam menggunakan proses fikir yang logis, membedakan dengan
pengalaman dan memvalidassikan serta mengevaluasi secara akurat
(Nasution,2013)
Jika seorang individu tidak mempunyai cirri sehat jiwa maka individu
tersebut mengalami sakit jiwanya dan membutuhkan keperawatan jiwa untuk
merawat dan menyehatkan jiwa kembali. Keperawatan jiwa adalah area
khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku
manusia sebagai dasar, dan menggunakan diri sendiri secara terrapeutik
dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien,
dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (IyusYosep,2007).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama
halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan halusinasi
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan
halusinasi
c. Mampu membuat diagnose keperawatan pada klien dengan halusinasi
d. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan halusinasi
e. Mampu membuat implementasi keperawatan pada klien dengan
halusinasi
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan
halusinasi
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan seminar ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Selain itu laporan ini
dapat juga digunakan untuk referensin tentang Asuhan Keperawatan Jiwa
Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Menambah wawasan ilmu khususnya tentang asuhan keperawatan jiwa
dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi serta mendapat
pengalaman langsung pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dan
mengetahui secara langsung dengan pasien halusinasi di Rumah Sakit
Jiwa Menur Surabaya.
b. Bagi Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Dapat di jadikan acuan dalam mengembangkan proses keperawatan
jiwa pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi dan dapat
meningkatkan mutu pelayanan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2. Penyebab
Faktor Predisposisi
Menurut Yosep (2011), faktor predisposisi yang menimbulkan halusinasi,
antara lain :
a. Faktor Biologis
a) Abnormalitas otak yang menyebabkan respons neurobiologik.
b) Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon
neurbiologis misalnya: dopamine neurotransmiter yang berlebihan,
ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiter lain dan
masalah-masalah pada sistem receptor dopamine.
b. Faktor sosial budaya
Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan, dapat
menunjang terjadinya respon neurobiologis yang maladaptif.
c. Faktor Psikologis
Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat
menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang maladaptif.
Faktor Pencetus
Menurut Yosep (2011), faktor pencetus terjadinya halusinasi antara lain:
a. Faktor biologis
Gangguan dalam putaran balik otak yang memutar proses informasi dan
abnormaltas pada mekanisme pintu masuk dalam otak mengakibatkan
ketidakmampuan menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat
menyebabkan respon neurobiologis yang maladaptif.
b. Faktor Stres dan Lingkungan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan merupakan stressor
lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan perilaku. Klien
berusaha menyesuaikan diri terhadap stressor lingkungan yang terjadi.
c. Faktor Pemicu Gejala
a. Kesehatan
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan, ansietas
sedang sampai berat, dan gangguan proses informasi.
b. Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan lingkungan
yang selalu mengkritik, masalah perumahan, gangguan dalam
hubungan interpersonal, kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan
pekerjaan, keterampilan sosial, yang kurang, dan kemiskinan.
c. Sikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri),
kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk dan
agresif.
3. Macam-Macam Halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara –
suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan
untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau
panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan
atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu
bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
d. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis
dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine. (Stuart, 2007)
4. Fase-Fase Halusinasi
a. Fase pertama (Comforting)
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stres, perasaan yang
terpisah, kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokuskan
pikiran pada hal yang menyenangkan untuk menghilangkan
kecemasan dan stres. Cara ini menolong sementara. Klien masih dapat
mengontrol kesadarannya dan mengenal pikirannnya namun intensitas
persepsi meningkat.
b. Fase kedua (Condemning)
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal
dan eksternal, klien berada pada tingkat listening pada halusinasi.
Pemikiran internal menjadi menonjol seperti gambaran suara dan
sensasi. Halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas. Klien takut
apabila orang lain mendengar, klien merasa tidak mampu
mengontrolnya. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi
dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain
atau tempat lain.
c. Fase ketiga (Controling)
Halusinasi lebih menonjol, mengusai dan mengontrol. Klien menjadi
terbiasa dan tidak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi
kesenangan dan rasa aman yang sementara.
d. Fase keempat (Consquering)
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepasakan diri dariu
kontrol halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan
berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi. Klien tidak
dapat berhubungan dengan orang lain karena terlaslu sibuk dengan
halusinasinya. Klien mungkin berada dalam dunia yang menakutkan
dalam waktu yang singkat, beberap a jam atau selamanya. Proses ini
menjadi kronik jika tidak dilakukan intervensi.
5. Rentang Respon
Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 2001).
Adaptif Maladaptif
C. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Efek)
D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Efek)
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan penglihatan (Core
Problem)
3. Isolasi sosial : menarik diri (Etiologi)
4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan
SP 2 Pasien:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 3 Pasien:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4 Pasien:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 1 Keluarga:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
SP 2 Keluarga:
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
halusinasi
SP 3 Keluarga:
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Sdr. AF Tanggal Pengkajian : 26-09- 2017
Umur : 23 Tahun RM No. : 05-45-XX
Informan : Status dan Pasien Pekerjaan : Swastaa
Status : Belum nikah Pendidikan : SMP
Alamat : Surabaya
3. Pengalaman
Pasien mengatakan waktu sekolah sering bertengkar dengan temannya dan
pernah marah-marah ke orang tuanya karena kesal.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (Tidak)
Tidak ditemukan anggota keluarga yang mengalami sakit seperti klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan pernah diejek teman temannya apabila tidak ikut
minuman keras dan memakai narkoba.
Masalah Keperawatan : Respon pasca Trauma
IV. FISIK
1. Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg N : 84 x/m S : 36,50c RR : 20 x/mnt
2. Ukur : TB : 174 cm BB : 70 kg
3. Keluhan Fisik (Ya) (Tidak)
Jelaskan : Klien mengatakan tidak mengalami keluhan fisik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan :
a. Posisi klien dalam keluarga
Pasien mengatakan ia adalah anak ke 1 dari 2 bersaudara. Pasien
berumur 23 tahun.
b. Tinggal serumah
Pasien mengatakan pasien tinggal serumah dengan ayah dan ibunya.
c. Faktor herediter
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit
seperti klien.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Pasien memiliki rambut lurus dan pendek, porsi
tubuhnya tinggi dan tidak kurus. Ia tidak berkumis
dan berjenggot.
b. Identitas : Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah asli orang
Surabaya dan seorang laki-laki berusia 23 tahun,
belum menikah dan masih tinggal dengan orang
tuanya.
c. Peran : Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang
anak pertama dari dua bersaudara. Ia bekerja di
Proyek Gresik (Di Rumah)
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah pasien di
ruang kenari. Pasien termasuk pasien yang
kooperatif. (Di Rumah Sakit Jiwa)
d. Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh, pulang
berkumpul dengan keluarga dan ingin bekerja
kembali dan membahagiakan orang tua.
e. Harga Diri : Pasien mengatakan malu tidak bisa seperti teman-
temannya yang masih bekerja dan malu setelah
mengkonsumsi narkoba.
Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan bahwa orang yang berarti adalah ibunya, karena
surge ada dibawah telapak kaki ibu.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakan pernah mengikuti kegiatan karang taruna di
rumahnya sebelum masuk ke sini.
c. Hambatan dengan hubungan orang lain
Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan pasien beragama islam dan percaya adanya Allah
SWT.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sholat 5 waktu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
GENOGRAM:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal Serumah
: Orang Terdekat
: Pasien
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Jelaskan : Saat dikaji penampilan pasien cukup rapi, menggunakan
pakaian sesuai dengan fungsinya, rambut pendek dan lurus,
kuku pendek.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Jelaskan : Saat ditanya pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban
singkat dan bicaranya lambat & pelan.
Masalah Keperawatan : Gangguan komunikasi verbal
3. Aktivitas Motorik
Tegang dan gelisah.
Jelaskan : Saat dikaji, pasien tidak terlihat gelisah, tegang maupun
tremor.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam Perasaan
Khawatir
Jelaskan : Pasien mengatakan perasaaan saat ini menyenangkan, tidak ada
yang ia khawatirkan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
Sesuai dengan keadaan
Jelaskan : Saat dikaji, pasien bersahabat dan dapat merespon setiap
stimulus yang diberikan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi
Halusinasi pendengaran dan penglihatan
Jelaskan : Pasien mengatakan mendengar suara burung berkicau dana yam
berkokok, selain itu ia melihat kepala cicak besar berputar dan
merasa di kejar ayam. Pasien mengatakan suara dan bayangan
itu hilang timbul dan suara itu tiba-tiba muncul dan datang
sendiri, ketika suara dan bayangan itu datang, pasien hanya diam
saja.
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran dan penglihatan
8. Proses Pikir
Sirkumstansial
Jelaskan : Saat ditanya pasien berbicaranya berbelit-belit tetapi sampai
tujuan pembicaraan..
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
9. Isi Pikir
Jelaskan : Saat dikaji, pasien mengatakan jika isi pikirnya sekarang ingin
cepat sembuh agar bisa berkumpul dengan keluarga dan bisa
bekerja kembali.
Waham
Jelaskan : Saat dikaji pasien mengatakan bahwa ia beragama islam dan
percaya jika Allah SWT hanya ada 1.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Jelaskan : Ketika ditanya, pasien mengatakan masih ingat apa saja yang
dialaminya termasuk sering bertengkar dengan temannya,
bolos sekolah hingga minuman keras.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
Jelaskan : Pasien puas dengan pola makan yang ada dan tidak
memisahkan diri saat makan, karena pasien merasa bahwa
menu makanan yang telah disediakan sesuai dengan
keinginan pasien. Pasien makan dengan frekuensi 3x
sehari. BB pasien 70 kg.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak mempunyai gangguan tidur, merasa
segar setelah bangun tidur, walaupun pasien tidak
memiliki kebiasaan tidur siang. Waktu tidur malam pukul
20:00 WIB, waktu bangun pukul 04:30 WIB.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan klien
Jelaskan : Pasien mampu mengatasi / mengantisipasi kebutuhan sendiri,
membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri, tetapi
mengatur penggunaan obat dibantu oleh petugas.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Defisit Pengetahuan
Do:
- Px nampak tegang
dan sedikit gelisah
- Terlihat seperti
melamun
- Terkadang tidak
bisa memusatkan 1
perhatian saja
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Tanda Tangan
Keperawatan
Selasa, 26 Gangguan persepsi 1. Mengidentifikasi jenis S:
September sensori: Halusinasi halusinasi pasien Pasien mengatakan seperti
2. Mengidentifikasi isi
2017 pendengaran dan mendengar suara burung
halusinasi pasien
penglihatan berkicau dan ayam berkokok
3. Mengidentifikasi waktu
selain itu pasien juga
halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi mengatakan melihat kepala
halusinasi pasien cicak besar yang berputar dan
5. Mengidentifikasi situasi
merasa dikejar-kejar ayam.
yang menimbulkan
Pasien mengatakan waktu
halusinasi
muncul halusinasinya tidak
6. Mengidentifikasi respon
menentu, tiba-tiba datang.
pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien Pasien mengatakan suara dan
menghardik halusinasi bayangan itu muncul tidak ia
8. Menganjurkan pasien
memasukkan cara hitung muncul berapa kali tetapi
menghardik halusinasi setiap datang hanya sebentar.
dalam jadwal kegiatan Pasien mengatakan ketika
harian halusinasi itu datang, ia hanya
berdiam diri sampai halusinasi
itu hilang.
Pasien mengatakan akan
mencoba menghardik
halusinasinya jika datang
O:
Pasien terlihat sedikit bingung,
kurang konsentrasi, tetapi
kontak mata baik.
A:
SP 1 belum teratasi
P:
Lanjutkan SP 1
O:
Pasien terlihat tenang, tidak
bingung, kontak mata baik.
A:
SP 1 teratasi
P:
Lanjutkan SP 2
O:
Pasien tidak bingung, kontak
mata baik, tetapi pasien masih
jarang mengobrol dengan
teman-teman di sekitarnya
A:
SP 2 belum teratasi
P:
Lanjutkan SP 2
O:
Pasien tidak bingung, kontak
mata baik, pasien terlihat lebih
aktif mengajak teman-temannya
mengobrol
A:
SP 2 teratasi
P:
Lanjutkan SP 3
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca
indra sesorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun,
dasarnya mungkin organik, psikotik ataupun histerik, halusinasi adalah suatu
persepsiyang salah tanpa adanya rangsangan dari luar. Halusinasi adalah
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal
(pikiran) dan rangsangan eksternal. Halusinasi adalah suatu gejala gangguan
jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi,
merasakan sensasi palsu berupa penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan tanpa stimulus yang nyata.
Halusinasi dapat terjadi pada klien gangguan mental organik, psikosis,
sindroma putus obat, keracunan obat, gangguan afektif, gangguan
keseimbangan endokrin, gangguan tidur. Halusinasi merupakan salah satu
disfungsi yang paling sering terjadi pada skizofrenia yang menggambarkan
hilangnya kemampuan penilaian realitas.
B. Saran
1. Bagi perawat
Perlu dikembangkan dan diterapkan proses keperawatan secara bertahap
mulai dari pengkajian sampai evaluasi agar tindakan berhasil dengan
optimal.
2. Bagi Keluarga
Diharapkan sering mengunjungi klien sehingga keluarga dapat
mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat membantu perawat
bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan untuk klien.
DAFTAR PUSTAKA
Direja, A.H. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
KELOMPOK : 2, 4 dan 5A
NAMA KELOMPOK :
Kelompok 2 (Flamboyan)
1. Rusmiati Wulandari
2. Selvia Noviana Khofifah
3. Siti Maisaroh (C)
4. Poppy Trisna Yunitasari
5. Moch. Kosim
6. Firtika Yuliani
7. Yogi Dian Permana
Kelompok 4 (Kenari)
1. Riza Akmal Wildan
2. Eriska Yunita Sari
3. Sri Hardiani Darmawan
4. Leli Rezky Dwi Oktavia
5. Windia Wike Fitriska Sari
6. Tiara Fatma Pratiwi
7. Miftakhul Khasanah
Kelompok :4
Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Jiwa pada Sdr. AF dengan Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan
Ruangan/RS : Kenari / Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya