Professional Documents
Culture Documents
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit :
KABUPATEN Halaman :
SERDANG BEDAGAI dr. Suzi Khairi
UPTD PUSKESMAS NIP. 196303102002122002
SEI RAMPAH
1.2. Herpes zoster adalah infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus
varisela-zoster. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi
primer. Herpes zoster jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda dengan AIDS,
limfoma, keganasan, penyakit imunodefisiensi dan pada pasien yang menerima
transplantasi sumsum tulang atau ginjal.
2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita herpes zoster di puskesmas Sei Rampah agar
dapat ditangani dengan benar dan efektif
3. Kebijakan Dokter dan perawat yang terampil dan kompeten dalam penanganan penyakitnya
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis (PPK) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (FPKP)
Jilid 3, Hal 514-517
5. Prosedur Alat:
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit herpes zoster
6. Langkah-langkah 6.1. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan:
Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi. Keluhan dapat disertai dengan gejala
prodromal sistemik berupa demam, pusing, dan malaise. Setelah itu timbul gejala
kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel berkelompok dengan
dasar eritem dan edema.
Faktor resiko:
1) Umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua
2) Imunodefisiensi
KABUPATEN Halaman :
SERDANG BEDAGAI dr. Suzi Khairi
UPTD PUSKESMAS NIP. 196303102002122002
SEI RAMPAH
Diagnosis banding:
1) Herpes simpleks
2) Dermatitis venenata
3) Pada saat nyeri prodromal, diagnosis dapat menyerupai migraine, nyeri
pleuritik, infark miokard, atau apendisitis
Komplikasi:
1) Neuralgia pasca-herpetik
2) Ramsay hunt syndrome, herpes pada ganglion genikulatum ditandai dengan
gangguan pendengaran, keseimbangan dan paralisisi parsial
3) Pada penderita dengan imunodefisiensi (HIV, keganasan, atau usia lanjut),
versikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik dapat terjadi infeksi
sistemik
4) Pada herpen zoster oftalmikus dapat terjadi ptosis paralitik, keratitis, skleritis,
uveitis, korioretinitis, serta neuritis optic
5) Paralisis motorik
KABUPATEN Halaman :
SERDANG BEDAGAI dr. Suzi Khairi
UPTD PUSKESMAS NIP. 196303102002122002
SEI RAMPAH
Kriteria rujukan:
Pasien dirujuk apabila,
a) Penyakit tidak sembuh pada 7-10 hari setelah terapi
b) Terjadi pada pasien bayi, anak dan geriatric (imunokompromais)
c) Terjadi komplikasi
d) Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka
6.5. Prognosis
Pasien dengan imunokompeten, prognosis umumnya adalah bonam, sedangkan pasien
dengan imunokompromais, prognosis menjadi ad bonam.
7. Bagan Alir
8. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Klinik umum
2. Laboratorium
3. Apotek
HERPES ZOSTER
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit :
KABUPATEN Halaman :
SERDANG BEDAGAI dr. Suzi Khairi
UPTD PUSKESMAS NIP. 196303102002122002
SEI RAMPAH