Professional Documents
Culture Documents
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan kesetimbangan uap cair ini adalah untuk membuat kurva
kesetimbangan uap cair.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kriteria Kesetimbangan
Kriteria yang dimaksud di sini bukan sekedar kriteria yang berupa
kesetimbangan termal dan mekanikal secara internal yang biasa kita terjemahkan
sebagai berlakunya T dan P yang uniform, melainkan pembatasan-pembatasan
termodinamika pada sistem dengan fasa banyak dan komponen banyak yang
mengalami keadaan kesetimbangan. Sekalipun sudah ada kesetimbangan termal
dan mekanikal dalam sistem demikian masih dimungkinkan perpindahan massa
antar fasa. Jadi kriteria yang dimaksudkan di sini termasuk kesetimbangan antar
fasa ditinjau dari segi kemungkinan perpindahan antar fasa tersebut. Kriteria ini
pertama kali diturunkan oleh Gibbs ( Abbott, 1989).
Dimisalkan bahwa sistem multi komponen yang tertutup yang terdiri dari
sejumlah fasa mempunyai temperatur dan tekanan yang uniform, akan tetapi pada
keadaan awal tidak setimbang ditinjau dari segi perpindahan massa. Setiap
perubahan yang terjadi mesti bersifat irreversible, yang mendekatkan sistem itu ke
keadaan setimbang. Sistem itu dibayangkan sebagai dikelilingi keadaan yang selalu
setimbang secara termal dan mekanikal dengan sistem itu (sekalipun perubahan
terjadi dalam sistem). Karenanya pertukaran panas dan pemuaian kerja antar sistem
dan sekeliling terjadi secara reversible. Dalam keadaan yang demikian perubahan
entropi dari sekeliling sistem: (Tim Penyusun, 2017]).
dQsur
dS sur (2.1)
Tsur
Ditinjau dari sistem panas yang berpindah adalah –dQ yang mempunyai harga
numerik mutlak sama dengan dQsur. Selanjutnya Tsur = T dari sistem (setimbang
secara termal).
Maka :
dQsur dQ
dS sur (2.2)
Tsur T
dS t dS sur 0 (2.3)
dQ
dS t 0 atau dQ TdS t
T
dU t dQ dW dQ PdV t
dQ dU t PdV t
Jadi dU t PdV TdS t
dS
t
U t ,V t 0 (2.4)
Suatu sistem yang terisolasi mesti mempunyai syarat bahwa energi internal
dan volumee tetap, maka untuk sistem semacam itu diketahui langsung dari hukum
kedua bahwa persamaan terakhir berlaku (Geankoplis, 1997) .
dU t T , P dPV t T ,P
dTS t
T ,P 0 atau
d U t PV TS t
T ,P 0 (2.5)
Keadaan setimbang dari sistem tertutup adalah keadaan yang energi bebas
Gibbs totalnya adalah minimum ditinjau dari perubahan pada T,P tertentu. Pada
keadaan setimbang variasi dalam kadar differensial dapat terjadi didalam sistem
pada T dan P yang tetap. Tanpa mengakibatkan perubahan Gt (Geankoplis, 1997).
Jadi:
dG
t
T ,P 0 (2.6)
dni dni (2.9)
Jadi,
i i dni 0 (2.10)
Karena dni sembarang dan bebas maka satu-satunya penyelesaian agar persamaan
terakhir sama dengan 0 adalah:
i i (2.11)
diketahui bahwa :
6
di RTd ln f i (T tetap)
^
Atau i RT ln fi
adalah tetapan integrasi harganya hanya tergantung pada T. Oleh karena pada
kesetimbangan fasa, semua fasa berada pada T yang sama, maka syarat diatas dapat
diganti (Geankoplis, 1997):
^ ^ ^
fi fi ... fi (2.13)
1. Kesetimbangan termal = perpindahan panas netto=0, atau tidak ada driving foree
perpindahan panas ( ∆ T=0), maka: T V = T L Tv=suhu uap, T L =Suhu cairan.
∆ G sistem → minimum.
( µ i)V = ( µ i)L
Dari persamaan ini akan diperoleh hubungan antara komposisi di fase uap
dan di fase cairan → Bidang termodinamika (Prausnitz, 1991).
dan f i v iv xi P (2.16)
Gabungan persamaan (2.14), (2.15) dan (2.16):
iL xi iv y i (2.17)
𝒇̂𝑳𝒊 = 𝒇𝒔𝒂𝒕
𝒊 f i L f i sat (2.20)
P sat
𝒇̂𝑳𝒊 = 𝒇𝒔𝒂𝒕
𝒊 f i L f i sat iL
P
Hasil secara keseluruhan:
P sat
xi yi Pi = yi P = xiPsat
P
Persamaan terakhir merupakan rumus hukum Raoult. Persamaan tidak
realistik, disebabkan terutama oleh asumsi kedua yang biasanya tidak berlaku,
kecuali sistemnya terdiri dari komponen yang serupa secara kimiawi dan dalam
ukuran molekul. Sebagai koreksi terhadap keadaan terakhir diintroduksikan
koefisien aktifitas. Berikut ini diturunkan persamaan yang umum:
f i v y i Vi P untuk fasa uap dan
xi i f i o Vi y i P (2.21)
Dengan persamaan terakhir penyelesaian KUC dilaksanakan melalui
pendekatan:
1. Untuk fasa uap digunakan konsep koefisien fugasitas yang dihitung dengan
menggunakan PVT data.
Vi ( P, T , y i ,....., y N 1 ) (2.22)
2. Untuk fasa cair digunakan konsep koefisien aktifitas. Konsep ini
menggantikan konsep koefisien fugasitas yang tidak bisa diterapkan karena
tidak ada persamaan keadaan yang berlaku secara untuk cairan.
i ( P, T , xi , x2 ,...., x N 1 ) (2.23)
Dua konsep itu terpisah satu sama lain. Dalam arti kata Vi tidak
dipengaruhi oleh komposisi cairan dan sebaliknya 𝜸𝒊 tidak dipengaruhi oleh
komposisi uap.
Telah diuraikan bahwa untuk sistem N komponen dan dua fasa ada N derajat
kebebasan, artinya N variabel dapat ditentukan secara bebas sedang N variabel yang
lain merupakan variabel tidak bebas dan dapat dihitung. Beberapa bentuk persoalan
dalam KUC:
1. Menghitung T dan yi pada titik gelembung, bila ditentukan P dan xi(i =
1,2,...N-1)
2. Menghitung P dan yi pada titik gelembung, bila ditentukan T dan xi( i =
1,2,...N-1)
3. Menghitung T dan xi pada titik embun, bila ditentukan P dan yi( i = 1,2,...N-
1)
4. Menghitung P dan xi pada titik embun, bila ditentukan T dan yi( i = 1,2,...N-
1)
Untuk menentukan tekanan uap murni komponen dapat didekati dengan persamaan
Antoine yaitu:
𝐁
𝐋𝐧 𝐏 𝐬𝐚𝐭 = 𝐀 − 𝐓+𝐂 (2.24)
dimana θ adalah koefisien fugasitas, y adalah fraksi mol komponen di fasa uap dan
P adalah tekanan total.
1 V RT
P
atau
1 V RT
P
dimana T adalah temperatur, v adalah volume parsial, n adalah jumlah mol, z adalah
faktor pemampatan (compressibility factor) dan R adalah konstanta gas.
dimana γ adalah koefisien aktifitas, x adalah fraksi mol komponen di fasa cair,
fOL adalah fugasitas cairan murni.
2. Koefisien fugasitas dapat dihitung berdasarkan data energi bebas Gibs berlebih
(excess Gibbs energy). Persamaan-persamaan untuk menghitung koefisien
aktivitas anatara lain Persamaan Van Laar, persamaan Margules, persamaan
Wilson, persamaan NRTL, dan sebagainya. Koefisien aktivitas juga dapat
dihitung dengan menggunakan metoda kelompok (group method) seperti
dengan metoda UNIFAC dan metoda ASOG.
Pi V OL ( P P S )
V
(T , P ) Pi exp
OL S i i
fi
RT
Pi (2.31)
i
OL SV S
fi (T , P ) Pi (2.32)
Fugasitas di fasa cair juga sering dinyatakan dalam bentuk koefisien fugasitas.
Dalam hal ini fugasitas dinyatakan sebagai :
i xi P
L SV
fi (2.33)
Untuk Pi adalah tekanan dalam fase gas dari komponen encer pada
kesetimbangan pada suatu suhu, dan Hi adalah konstanta hukum Henry. Nilai Hi
dapt ditentukan dalam buku referensi.
Perhitungan tekanan parsial suatu gas dalam fase gas yang berada dalam
kesetimbangan dengan gas terlarut dalam fase cair jika Hukum Henry berlaku
sungguh sederhana . Ambil sebagai contoh CO2 yang dilarutkan dalam air pada
400C dimana nilai H adalah 69.600 atm/fraksi mol. (Nilai H yang besar
menunjukkan bahwa CO2(g) hanya sedikit larut dalam air) (Treybal,1981).
Apabila fasa liquid dan uap tidak mengikuti hukum Roult, ,maka dapat
dipergunakan “Vapor-Liquid Equilibrium Ratio”, k; yang dirumuskan sebagai
berikut :
γ = KA.XA………………………………………………(2.37)
1−𝐾𝐵
Dimana : XA = 𝐾𝐴−𝐾𝐵……………………………..(2.38)
Abbott, Michael, M., Van Ness, Hendrick, C. 1989.Schaum’s Outline of Theory and
Problem Thermodynamics, 2nd edition, Mc Graw-Hill Co. Inc.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Processed and Unit Operation, 3th edition. New
York: Prentice-Hall.
Himmelblau, M., David. 1996. Prinsip Dasar dan Kalkulasi dalam Teknik
Kimia,6th edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Prausnitz, J. M. 1991. Molecular Thermodynamics of Liquid-Phase Equilibr. New
Jersey: Prentice-Hall.
Tim Penyusun. 2017. Penuntun Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 1.
Pekanbaru: Universitas Riau.
Treybal, Robert, E. 1981. Mass-Transfer Operations, 3th edition. Japan: Mc. Graw-
Hill.