Professional Documents
Culture Documents
BAB 22
PERENCANAAN PENGELUARAN MODAL
Perencanaan pengeluaran modal terdiri dari hubungan antara rencana dengan tujuan,
penyusunan kerangka kerja, pencarian usulan (proposal), penganggaran pengeluaran, dan
permintaan otorisasi/pengesahan atas belanja-belanja tersebut.
Setiap proyek, secara individu harus konsisten dengan tujuan dan harus dapat dipadukan
dengan kegiatan/operasi perusahaan. Untuk mencapai konsistensi ini, semua tingkatan
manajemen perlu menyadari tujuan dan aturan yang berbeda yang harus dilaksanakan oleh setiap
tingkatan manajemen dimaksud. Idealnya, manajemen eksekutif menetapkan beberapa tujuan
yang luas, kemudian para manajer kegiatan fungsional merumuskan berbagai kebijakan serta
program yang spesifik, yang apabila disetujui akan dilaksanakan oleh manajemen pada tingkat
operasi. Semakin rendah tingkatan ini, semakin besar kebutuhan akan pedoman yang berupa
prosedur serta standar yang terinci. Pengeluaran modal tidak memerlukan rincian seperti itu,
sehingga harus dilaksanakan oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi.
Program pengeluaran modal akan memberikan hasil yang terbaik hanya apabila tersedia
proposal/usulan yang telah dipertimbangkan dan semua alternatif yang masuk akal dari masing-
masing usulan telah dianalisis dalam rangka evaluasi dan penyaringan. Gagasan harus mengalir
dari semua segmen yang ada dalam perusahaan. Setiap orang di dalam perusahaan harus
berperan serta dalam mencetuskan gagasan sejauh masih berada dalam batasan pengetahuan
serta kemampuan teknis, wewenang serta tanggung jawab mereka. Dalam hal ini manajemen perlu
jeli untuk menciptkan serta menyumbangkan daya rangsang guna mencari serta memasukkan
proyek yang baik ke dalam sistem. Daya rangsang ini akan kuat apabila ada perasaan ikhlas
bahwa semua usulan akan ditinjau kembali dengan cara yang wajar dan obyektif
Anggaran pengeluaran modal, lazimnya disiapkan untuk periode satu tahun. Anggaran ini
menunjukkan rencana investasi manajemen pada saat anggaran disiapkan untuk periode yang
akan datang.
Ada proyek yang tidak pernah terwujud, sementara yang lain ditambahkan pada anggaran
melalui amandemen selama tahun anggaran.
Jadi, anggaran harus bisa disesuaikan terhadap perubahan kebutuhan. Anggaran pengeluaran
modal bukanlah suatu otorisasi untuk mengikat dana, ia hanya memberi peluang untuk
mengkonsolidasikan rencana-rencana dengan memperhatikan proyek keseluruhan organisasi
secara berdampingan. Anggaran pengeluaran modal harus disesuaikan dengan kegiatan
penganggaran periodik lainnya, misalnya anggaran biaya dan kas, serta anggaran modal tahunan
harus disesuaikan dengan investasi jangka panjang dan rencana serta tujuan operasi.
Anggaran pengeluaran modal bergerak melewati beberapa tingkatan manajemen pada saat
anggaran itu diajukan ke manajemen eksekutif untuk mendapatkan persetujuan akhir. Selanjutnya
suatu keterangan yang jelas mengenai isi anggaran yang telah disetujui harus disebarkan ke
berbagai tingkatan manajemen untuk menghindari kesalahpahaman.
Biasanya anggaran periodik merupakan tanda persetujuan atas suatu gagasan dan tidak
secara otomatis “merestui” penggunaan dana. Wewenang untuk mengeluarkan dana seperlunya di
luar biaya administrasi pendahuluan, harus diperoleh dengan menggunakan Otorisasi
Pembelanjaan (AFE=Authorization for Expenditure). Sebenarnya prosedur AFE adalah
pemeriksaan kedua terhadap anggaran proyek didasarkan pada seperangkat dokumen mutakhir
yang membernarkan serta menggambarkan pengeluaran tersebut. AFE serta rincian
pendukungnya harus berasal dari tingkatan dimana pengeluaran tersebut akan timbul, dengan
bantuan staf bila dibutuhkan.
Persetujuan AFE harus dilimpahkan kepada tingkatan organisasi yang benar-benar
mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan, sehingga tidak perlu meminta persetujuan
manajemen eksekutif untuk setiap AFE. Setiap perusahaan menganut falsafahnya sendiri sesuai
dengan kadar desentralisasi wewenang untuk memberi persetujuan. Jumlah, jenis, dan pentingnya
pengeluaran harus dipertimbangkan dalam menentukan tingkat persetujuan yang dibutuhkan.
Persetujuan yang diperlukan bisa juga ditentukan oleh terpenuhi tidaknya kriteria evaluasi yang
telah ditentukan.
Selama tahun anggaran, laporan-laporan periodik harus disiapkan menurut kategori masing-
masing, yakni dengan membandingkan anggaran terhadap pengeluaran AFE yang telah disetujui.
Laporan-laporan harus dipersiapkan untuk digunakan oleh tingkatan organisasi yang mengusulkan
serta yang menyetujui permohonan pengeluaran. Bagi eselon-eselon yang lebih tinggi, laporan
singkat dan ikhtisar akan lebih berguna, namun hal-hal yang menyimpang harus dilaporkan secara
terinci.
Pertimbangan Etika
Dalam penganggaran modal, para akuntan harus hati-hati, sebab proses penganggaran modal
memberikan peluang dan godaan untuk bertindak tidak etis.
Beberapa masalah yang dapat menimbulkan peluang bagi akuntan untuk berlaku tidak etis, antara
lain :
Tekanan dari atasan atau dari asosiasi untuk menghindarkan proses pembuktian
Tekanan untuk menghapuskan atau menilai ulang aktiva di bawah harga sebenarnya dalam
rangka menjustifikasi penggantian aktiva dimaksud
Pernyataan yang berlebihan atas keuntungan ekonomis suatu proyek modal untuk menambah
kemungkinan suatu pembuktian
Evaluasi bertingkat dari sebuah usulan pengeluaran modal mungkin diperlukan karena :
Keadaan yang berubah dalam kurun waktu mulai dari timbulnya gagasan proyek sampai pada
penyelesainnya
Adanya pemecahan alternatif terhadap masalah yang merupakan tujuan perancangan proyek
Asumsi-asumsi yang beraneka ragam mengenai jumlahdan pola waktu arus kas.
Evaluasi ekonomi atas usulan pengeluaran modal telah mendapatkan perhatian yang baik, dalam
beberapa literatur mengenai hal ini. Agar dapat bertahan hidup, sebuah perusahaan harus mampu
menghasilkan laba (profitable). Karena investasi modal memerlukan komitmen sumberdaya yang
mendasar untuk jangka waktu yang lama, lemahnya investasi dapat menimbulkan efek jangka
panjang yang cukup material terhadap perolehan keuntungan dan kelangsungan hidup
Cukup sulit untuk memprediksikan secara akurat apa yang akan terjadi pada tahun depan,
dan bahkan lebih sulit lagi untuk memprediksikan apa yang akan terjadi pada beberapa tahun pada
masa yang akan datang. Selanjutnya, karena prediksi biaya dan pendapatan masa yang akan
datang mengandung elemen-elemen subyektifitas, misalnya data dapat secara mudah dimanipulasi
oleh karyawan yang malas dan tidak patuh.
Dalam mengevaluasi pengeluaran modal, manajemen harus mempertimbangkan banyak
faktor yang tidak dapat diperhitungkan. Pertimbangan strategis dan institusi manajerial seringkali
mengendalikan keputusan investasi lebih daripada evaluasi akibat penerapan teknik analisa pada
data kuantitatif. Dalam beberapa kasus, data kuantitatif tidak tersedia, atau kalaupun ada tidak
terpercaya.
Pengeluaran ini mencakup perolehan peralatan “baru” untuk mengganti peralatan sejenis yang
telah usang. Dasar pengambilan keputusan adalah prosepek penghematan biaya di masa
mendatang, yakni dengan membandingkan biaya peralatan lama di masa mendatang dengan biaya
peralatan baru di masa mendatang. Selain perbandingan biaya operasi, analisis biaya di masa
mendatang juga memerlukan penentuan harga beli di masa mendatang dikurangi dengan nilai
penjualan kembali atau nilai sisa. Masalah yang paling sulit adalah memperkirakan kemungkinan
umur ekonomik peralatan baru. Inilah inti dari suatu keputusan belanja barang modal. Untuk
peralatan sekarang, harus diperkirakan penurunan nilai penjualan di masa mendatang. Harga
perolehan awal dari fasilitas yang ada saat ini, merupakan biaya tertanam (sunk cost) dan tidak
dapat ditarik kembali, dan secara keseluruhan tidak relevan terhadap proses pengambilan
keputusan. Akumulasi penyusutan juga tidak ada kaitannya dengan biaya riil perusahaan di masa
mendatang. Nilai buku aktiva yang ada tidak relevan terhadap proses pengambilan
Keputusan penggantian, kecuali terhadap kemungkinan konsekuensi pajak penghasilan.
Investasi untuk Ekspansi
Investasi untuk ekspansi meliputi usaha untuk memperluas pabrik dan memasuki pasar baru.
Dalam hal ini kita tidak akan membandingkan hasil dari melaksanakan atau tidak melaksanakan
pekerjaan tersebut, dan dasar pengambilan keputusan tidak lagi berupa penghematan biaya tetapi
sudah beralih menjadi kenaikan laba yang diharapkan, termasuk pertimbangan mengenai arus kas
masuk. Kenaikan laba ini diperkirakan dengan membuat proyeksi perhitungan rugi laba yang
menunjukkan tambahan pendapatan serta biaya selama umumr proyek. Tingkat ketidakpastian
dalam jenis investasi ini lebih besar dibandingkan dengan kategori pertama.
Keputusan untuk memperbaiki produk atau fasilitas yang telah ada (pengeluaran untuk perbaikan),
merupakan keputusan yang strategis. Sebuah perusahaan terdorong untuk memperbaiki kualitas
atau desain produk untuk menghadapi serangan dari pesaingnya.
Kekeliruan dalam memperbaiki produk yang telah ada dapat menyebabkan kemerosotan dalam
pangsa pasar. Perbaikan mungkin membutuhkan pembangunan proses baru, modernisasi fasilitas,
atau kedua-duanya. Karena tidak terdapat dasar historis untuk membuat keputusan, sedangkan
tingkat pengembalian atas investasi semacam itu harus didasarkan pada peningkatan atau
kestabilan keunggulan dalam menghadapi persaingan, maka dalam hal ini diperlukan penilaian
logis serta pengetahuan akan dunia usaha yang sangat jeli.
Keputusan untuk membeli produk yang baru bisa juga termasuk keputusan untuk
meproduksi produk yang telah ada dan perluasan lini produk. Pada satu sisi, belanja barang modal
mungkin perlu untuk merubah atau mengembangkan fasilitas yang telah ada. Pada sisi yang lain,
pengeluaran untuk perbaikan sama dengan pengeluaran untuk perluasan dengan penekanan
secara umum pada perbaikan laba dibandingkan dengan pengurangan /reduksi biaya perawatan.
Penambahan laba pada masa proyek modal harus diperkirakan dan dibandingkan dengan
biayanya, agar manajemen dapat menentukan nilai tambah dari produk baru tersebut.
Dalam lingkungan bisnis sekarang ini, muncul pertimbangan dengan penekanan pada
modernisasi fasilitas produksi dengan berinvestasi pada kemajuan teknologi produksi. Meskipun
hal ini menghasilkan penghematan biaya, perpindahan ke Computer Integrated Manufacturing
(CIM), robot, dan Flexible Manufacturing System (FMSs) memerlukan pertimbangan-pertimbangan
strategis. Masing-masing pertimbangan termasuk kebutuhan untuk memperbaiki kualitas produk
dalam menghadapi meningkatnya persaingan dan keinginan untuk dapat menyesuaikan keluaran
produksi antara kuantitas dan variasi produk untuk memuaskan perubahan yang cepat dalam
permintaan konsumen. Biaya modernisasi seringkali sangat tinggi, dan keuntungan strategis
seringkali sulit dihitung. Namun demikian, menghadapi meningkatnya persaingan, terutama dari
luar negeri, masing-masing investasi mungkin perlu untuk mempertahankan kelangsungan usaha
perusahaan.
Dalam rangka untuk membuat sebuah keputusan yang cerdik atas sebuah usulan belanja barang
modal, manajemen harus tahu tingkatan komitmen keuangan yang dibutuhkan dan keuntungan
potensial yang dihasilkan dari pengeluaran/belanja. Jumlah dan waktu kas masuk dan kas keluar
selama umur proyek harus diperkirakan atau diiestimasi. Tingkatan dan waktu komtmen/tanggung
jawab keuangan diketahui agar manajemen dapat mengetahui apakah perusahaan dapat membuat
suatu pengeluaran. Apabila sumberdaya yang tersedia tidak mencukupi dan tidak dapat dihasilkan
dari proyek tersebut atau dari operasi lain saat dibutuhkan, sumber pendanaan eksternal harus
diperhatikan untuk membiayai proyek tersebut. Jumlah penerimaan yang dihasilkan dari
pengeluaran belanja modal, tidaklah relevan dengan keputusan ini, sebab pendapatan akuntansi
mengandung pendapatan dan biaya akrual yang berbeda dengan timing arus kas. Jumlah dan
timing arus kas juga sangat penting sebagai dasar untuk menentukan nilai ekonomis dari sebuah
proyek belanja barang modal. Metode yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomis dari
sebuah proyek belanja barang modal akan kita diskusikan secara detil dalam chapter 23.
Sebagian besar investasi modal membutuhkan pengeluaran kas awal sebelum sejumlah arus kas
masuk tercipta. Pengeluaran awal (initial cash flow) biasanya berisi harga beli satu atau lebih
aktiva (atau uang muka) dan biaya pemasangan aktiva tersebut dan membuatnya siap untuk
digunakan. Apabila proyek tersebut membutuhkan pembangunan gedung atau aktiva yang lebih
besar, beban bunga dan beban pajak selama periode konstruksi juga harus dibayar sebelum arus
kas masuk dapat direalisasikan.
Apabila sebuah mesin sedang dipertimbangkan untuk memanfaatkan teknologi yang lebih
maju dibandingkan yang digunakan sekarang, biaya permulaan mungkin signifikan. Biaya awal
(startup cost) ini tidak hanya biaya untuk melatih karyawan tetapi juga biaya penyesuaian dan
pengujian mesin tersebut. Sebagai tambahan, jika sistem CIM dipertimbangkan, biaya substansial
akan muncul pada awalnya untuk memprogram komputer dan untuk menempatkan sistem untuk
memproduksi produk perusahaan yang telah ada. Beberapa perangkat lunak komputer dibutuhkan
untuk menghubungkan mesin-mesin tersebut dengan komputer yang dapat dibeli, tetapi sebagian
besar dari perangkat lunak itu harus dibuat oleh programer-programer untuk menyesuaikan dengan
konfigurasi yang khas dari mesin-mesin perusahaan tersebut serta desain-desain produk
perusahaan tersebut.
Jika satu atau semua aktiva yang di akuisisi tersebut berasal dari leasing, maka arus kas
keluar awal akan termasuk pembayaran leasing (lease payment). Tidak seperti bunga,
pembayaran beban leasing tersebut dbiasanya dilakukan di awal.
Arus Kas Masuk diterima selama masa proyek termasuk pendapatan dari bisnis tambahan yang
timbul dari proyek tersebut dan/atau dari penghematan biaya. Apabila pengeluaran untuk belanja
barang modal seperti mesin untuk menambah efesiensi operasi, penghematan biaya selama
periode operasi mungkin saja terjadi. Penghematan biaya yang mengurangi arus kas keluar
memiliki pengaruh yang sama pada pendapatan dan kekayaan sebagaimana arus kas masuk.
Konsekuensinya, penghematan dalam biaya dapat dipandang sebagai arus kas masuk
Penghematan biaya yang seringkali timbul dari penggantian mesin termasuk penurunan
sisa, cacat, dan rusak (dari perolehan terbaru, peralatan yang lebih efesien) dan penghematan
biaya perbaikan dan perawatan (dari penggantian mesin lama).
Apabila pengeluaran untuk belanja barang modal meliputi suatu sistem produksi yang
fleksibel (FMS), persediaan barang dalam proses akan turun sebagai akibat semakin pendeknya
waktu produksi. Penurunan barang dalam proses dapat diterjemahkan sebagai penghematan biaya
dari penurunan biaya penyimpanan persediaan. Pada akhir masa suatu proyek modal, arus kas
masuk seringkali timbul dari penjualan aktiva yang telah digunakan dalam proyek tersebut. Jumlah
kas masuk yang diperoleh dari penjualan akhir aktiva tersebut dinamakan nilai sisa (salvage
value), dan apabila sulit untuk diperkirakan, nilai sisa ini harus dipertimbangkan.
Secara umum perkiraan arus kas digunakan untuk mengevaluasi pengeluaran untuk belanja
barang modal yang didasarkan pada penambahan/pengurangan arus kas masuk dan arus kas
keluar.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tingkat bisnis sekarang ini akan tetap tak berubah jika
usulan pengeluaran modal tidak diterima. Peraga 22-1 menggambarkan ringkasan jenis-jenis arus
kas keluar dan arus kas masuk dihubungkan dengan proyek pengeluaran modal.
PERAGA 22-1
1 $ 1,000
2 800
3 600
4 400
5 200
Dalam contoh ini, arus kas keluar relevan terhadap keputusan pengeluaran modal sebagai akibat
penggantian mesin. Terdapat tiga sumber arus kas masuk ini, yakni :
1) Kontribusi Margin (merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya produksi variabel dan
biaya penjualan variabel dari 2,000 unit Blixt tambahan yang dihasilkan dari mesin baru)
2) Reduksi/penurunan arus kas keluar untuk biaya perawatan selama lima tahun mesin baru
digunakan
3) Nilai sisa mesin baru pada akhir masa manfaat ekonomis.
Arus Masuk Kas bersih sebelum pajak dari tambahan penjualan Blixt dan penurunan biaya
perawatan dihitung dalam peraga 22-2
PERAGA 22-2
Milski Co.
Usulan Pengeluaran Modal untuk Penggantian Mesin
Arus Bersih Kas Masuk sebelum Pajak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tahun Perkira Hg. Jual By. Konti Arus Penghemat Arus Kas
an per Unit Prod busi Masuk Kas an biaya Masuk dari
Permin Vari Marjin Bersih dari dari Penjualan
taan abel per tambahan pengurang dan
& By Unit Penjualan an biaya Penghemat
Penj (2)-(3) (1)x(4) perawatan an Biaya
per (5)+(6)
Unit
Total arus kas masuk dari tambh. Penj. Blixt dan penurunan biaya perwtn $ 143,000
Ditambah : Nilai Sisa pada akhir masa manfaat mesin 5,000
Total Arus Kas Masuk Bersih sebelum pajakdari Proyek Ini $ 148,000
Arus kas keluar dari proyek ini terjadi hanya pada awal tahun pada saat pembelian mesin baru.
Jumlahnya mencapai $ 70,000 ($ 110,000 harga perolehan mesin baru dikurangi dengan $ 40,000
nilai pertukaran). Harga pemasok meliputi biaya kirim dan pemasangan mesin baru dan
pembongkaran mesin lama. Nilai sisa buku mesin lama tidak relevan untuk membuat keputusan
investasi karena berpengaruh terhadap arus kas.
Jika inflasi diharapkan terjadi selama masa proyek, arus kas harus disesuaikan untuk
merefleksikan antisipasi pengaruh perubahan harga. Untuk digunakan sebagai ilustrasi, anggap
bahwa tingkat inflasi tahunan selama 10 tahun masa proyek modal Milski Corporation adalah 7 %.
Manajemen yakin bahwa biaya-biaya ini akan meningkat seiring dengan tingkat inflasi dan harga
dari produk baru juga akan meningkat pada tarif yang sama. Penyesuaian arus kas keluar
dibutuhkan untuk merefleksikan antisipasi inflasi yang disajikan dalam peraga 22-3
Peraga 22-3
Milski Co.
Usulan Pengeluaran Modal untuk Penggantian Mesin
Penyesuain Arus Kas untuk Mereflesikan Inflasi yang Diantisipasi
Jika perkiraan nilai sisa buku mesin sebesar $ 5,000 pada akhir 10 tahun masa manfaatnya
didasarkan pada harga yang berlaku sekarang, ini harus disesuaikan dengan efek yang timbul
akibat inflasi selama periode 10 tahun. Karena, arus kas keluar dari usulan Pengeluaran untuk
belanja modal Milski Corporation disesuaikan dengan efek inflasi yang akan muncul, arus kas
masuk selama masa proyek akan dinyatakan terlalu rendah (understated) sebesar $ 72,337. Jika
akibat dari inflasi yang timbul berbeda antara arus kas masuk dan arus kas keluar, penyesuaian
atas inflasi harus dibuat terpisah. Masing-masing perbedaan dapat terjadi, sebagai contoh harga
penjualan dari keluaran/output atau harga pembelian input telah diatur dalam kontrak jangka
panjang.
Efek pajak penghasilan pada arus kas adalah salah satu pertimbangan penting dalam
merencanakan dan mengevaluasi pengeluaran modal. Paragraf-paragraf berikut ini membahas
peraturan pajak sehubungan dengan penyusutan, kredit pajak investasi, bunga serta pajak selama
periode konstruksi. Karena undang-undang perpajakan seringkali berubah, maka pembahasan ini
harus dianggap sebagai ilustrasi saja. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya
mempertimbangkan pengaruh pajak terhadap analisis pengeluaran belanja modal. Peraturan
pajakyang berlaku harus selalu diperhatikan ketika pengeluaran belanja modal telah direncanakan.
Penyusutan. Penyusutan bukanlah arus kas masuk atau arus kas keluar, akan tetapi penyusutan
menurut peraturan perpajakan akan menurunkan laba kena pajak, yang selanjutnya mempengaruhi
kewajiban perpajakan, yang secara langsung mempengaruhi arus kas.
Economic Recovery Act tahun 1981 di Amerika Serikat, dan amandemen-amandemen
selanjutnya, menunjukkan perubahan mendasar dalam akuntansi pajak penghasilan untuk
pengeluaran belanja modal. Sebuah sistem baru untuk pemulihan biaya pada pengeluaran modal
adalah Accelerated Cost Recovery System (ACRS), yang dibutuhkan untuk aktiva berwujud, atau
aktiva yang dapat disusutkan serta ditempatkan setelah tahun 1981. Meskipun sistem ini digunakan
untuk kepentingan pajak penghasilan federal, beberapa negara bagian tidak mengijinkan dunia
bisnis menggunakan tarif ACRS dalam menghitung pajak penghasilan negara bagian. ACRS
mengurangi akibat dari inflasi dengan mempercepat pemulihan pengeluaran modal dengan :
1) Mengeliminasi konsep masa manfaat dan menggantinya dengan periode pemulihan yang lebih
pendek ;
2) Memungkinkan jumlah penyusutan yang lebih besar pada tahun-tahun pertama periode
pemulihan, inilah yang dimaksud dengan tarif penyusutan dipercepat.
Peraga 22-4
PERAGA 22-5
Milski CO.
Usulan Pengeluaran Modal untuk Penggantian Mesin
Penyusutan Pajak
$ 70,000
Untuk usulan pengeluaran modal Milski Corporation, tambahan biaya produksi variabel dan biaya
penjualan variabel, dikurangkan dari tambahan pendapatan penjualan pada saat penghitungan
pajak penghasilan dan penurunan biaya perawatan akan menurun kan pengurangan pajak dan
menambah penghasilan penghasilan. Sebagai konsekuensinya, tambahan pajak penghasilan
diharapkan terjadi sebagai hasil pengeluaran modal, yang sama dengan tingkat inflasi yang
disesuaikan sebagaimana diperlihatkan dalam peraga 22-3, dikurangi dengan penyusutan pajak
tambahan pada aktiva yang diganti. Karena mesin dipakai selama 8 tahun, maka akan disusutkan
secara penuh untuk keperluan pajak penghasilan. Sebagai konsekuensinya, semua penyusutan
pajak yang tersedia pada penggantian mesin akan mengurangi tambahan pajak
pendapatan yang diharapkan dari penggantian mesin.
Untuk pajak penghasilan federal, keuntungan yang diakui atas pelepasan aktiva yang
disusutkan selain bangunan diperlakukan sebagai laba biasa sejauh tidak melebihi penyusutan
untuk perpajakan yang telah dikurangkan sebelum pelepasan. Keuntungan yang melebihi
penyusutan semacam itu pada dasarnya diperlakukan sebagai keuntungan modal (capital gain).
Tax Reform Act 1986 mencabut perlakuan istimewa atas keuntungan modal dengan menghapus
pengurangan keuntungan modal yang sebelumnya diperbolehkan bagi perorangan dan dengan
menetapkan tarif pajak penghasilan biasa. Akan tetapi, undang-undang tersebut masih
mengharuskan penghitungan dan pelepasan keuntungan modal secara terpisah dari laba biasa.
Keharusan ini dibuat agar Wajib Pajak bisa mengurangkan kompensasi; kerugian modal yang
belum dimanfaatkan ke masa mendatang. Mungkin juga hal itu dimaksudkan untuk menjaga
mekanisme apabila Kongres memberlakukan kembali perlakuan pajak istimewa semacam itu atas
keuntungan modal di masa mendatang.
Cukup sulit untuk menentukan apakah aset lama harus dijual atau ditukar. Sebagai contoh,
dalam keputusan pengeluaran modal Milski Corporation, mesin tersebut harus diganti, dimana
dasar pajak yang dimiliki adalah nol (sebab, aktiva 7 tahunan ini telah disusutkan habis), dijual $
40,000 atau ditukar untuk mengurangi biaya sebesar $ 110,000 pada mesin pengganti sebesar $
40,000. Jika mesin lama dijual, arus kas masuk setelah pajak dari penjualan ini akan sebesar $
24,000 (keuntungan : $ 40,000 – (tarif pajak 40 % x (harga jual : $40,000 – 0)). Biaya yang harus
dikeluarkan untuk
PERAGA 22-6
Milski Co.
Usulan Pengeluaran Modal untuk Penggantian Mesin
Estimasi Inflasi-Arus Kas Masuk stlh Pajak (disesuaikan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tahun Estimasi Penyesua Penerima Pajak Pendapat Arus Kas
Inflasi arus ian an pajak Negara an Masuk
kas masuk penyusut dan Pembaya bersih (stlh
stlh pjk an pajak Pajak ran Pajak pajak)
(disesuaikan Federal
)
KESIMPULAN
Perencanaan untuk pengeluaran modal terdiri dari hubungan antara rencana dengan tujuan,
penyusunan kerangka kerja, pencarian usulan (proposal), penganggaran pengeluaran, dan
permintaan otorisasi/pengesahan atas belanja-belanja tersebut.
Proyek belanja modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Pengeluaran untuk peralatan pengganti ;
Investasi untuk ekspansi (perluasan) ; dan
Penyempurnaan produk yang telah ada dan/atau penambahan produk baru
Dalam penganggaran modal, para akuntan harus hati-hati, sebab proses penganggaran modal
memberikan peluang dan godaan untuk bertindak tidak etis.
Beberapa masalah yang dapat menimbulkan peluang bagi akuntan untuk berlaku tidak etis, antara
lain :
Tekanan dari atasan atau dari asosiasi untuk menghindarkan proses pembuktian
Tekanan untuk menghapuskan atau menilai ulang aktiva di bawah harga sebenarnya dalam
rangka menjustifikasi penggantian aktiva dimaksud
Pernyataan yang berlebihan atas keuntungan ekonomis suatu proyek modal untuk menambah
kemungkinan suatu pembuktian
Dalam penganggaran modal ini juga diiperlukan adanya berbagai evaluasi untuk
meyakinkan kelayakan dari suatu proyeksi belanja modal
Evaluasi bertingkat dari sebuah usulan pengeluaran modal mungkin diperlukan karena :
Keadaan yang berubah dalam kurun waktu mulai dari timbulnya gagasan proyek sampai pada
penyelesainnya
Adanya pemecahan alternatif terhadap masalah yang merupakan tujuan perancangan proyek
Asumsi-asumsi yang beraneka ragam mengenai jumlahdan pola waktu arus kas.
Dalam rangka untuk membuat sebuah keputusan yang cerdik atas sebuah usulan belanja
barang modal, manajemen harus tahu tingkatan komitmen keuangan yang dibutuhkan dan
keuntungan potensial yang dihasilkan dari pengeluaran/belanja. Jumlah dan waktu kas masuk dan
kas keluar selama umur proyek harus diperkirakan atau diiestimasi. Tingkatan dan waktu
komtmen/tanggung jawab keuangan diketahui agar manajemen dapat mengetahui apakah
perusahaan dapat membuat suatu pengeluaran. Apabila sumberdaya yang tersedia tidak
mencukupi dan tidak dapat dihasilkan dari proyek tersebut atau dari operasi lain saat dibutuhkan,
sumber pendanaan eksternal harus diperhatikan untuk membiayai proyek tersebut. Jumlah
penerimaan yang dihasilkan dari pengeluaran belanja modal, tidaklah relevan dengan keputusan
ini, sebab pendapatan akuntansi mengandung pendapatan dan biaya akrual yang berbeda dengan
timing arus kas. Jumlah dan timing arus kas juga sangat penting sebagai dasar untuk menentukan
nilai ekonomis dari sebuah proyek belanja barang modal.
PROBLEMS
1 $ 20,000
2 22,000
3 24,000
4 18,000
5 15,000
6 10,000
Nilai sisa yang diharapkkan untuk aktiva tersebut adalah nol. Arus kas
masuk diharapkan bertambah untuk mengantisipasi tarif inflasi 8 % per thn
Diminta : Hitung penyesuaian inflasi arus kas masuk setelah pajak dari
usulan tersebut untuk tiap-tiap tahun, dan menentukan kelebihan total arus
kas masuk atas pengeluaran awal kas. (Gunakan tarif depresiasi MACRS
yang disajikan pada peraga 22-4 untuk menghitung penyusutan pajak, dan
lakukan pembulatan indeks tingkat harga sampai tiga desimal)
(1) Tentukan arus kas masuk tahunan setelah pajak yang tersedia untuk
Lyons Company jika perusahaan ini membeli peralatan baru dan
memproduksi tangkai katup dibandingkan dengan apabila ia membeli
tangkai katup tersebut pada pemasok dari luar perusahaan. Pada kasus
ini arus kas masuk berasal dari penghematan biaya. (Gunakan tarif
MACRS yang tersedia dalam peraga 22-4 untuk menghitung penyusutan
pajak).
(2) Berapakah jumlah arus kas masuk setelah pajak dikurangi dengan
investasi awal ?
(Diadaptasi dari ICMA)
Diminta : Hitung arus kas masuk setelah pajak-disesuaikan dgn tingkat inflasi
untuk usulan pengeluaran modal, dan hitung jumlah total arus kas masuk
setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal investasi (Gunakan tarif
MACRS, sebagaimana disajikan dalam peraga 22-4 untuk menghitung
penyusutan pajak, dan lakukan pembulatan indeks tingkat harga sampai tiga
desimal)