You are on page 1of 9

ATRESIA ESOFAGUS

PENDAHULUAN

Atresia esofagus merupakan suatu kelainan kongenital dimana esofagus tidak terbentuk
secara sempurna. Pada kebanyakan kasus, kelainan ini di sertai dengan terbentuknya
hubungan antara esofagus dengan trakea yang di sebut fistula trakeoesophageal. Prematuritas
merupakan hal umum dan lebih dari 50% penderita di sertai dengan berbagai kelainan lain
seperti penyakit jantung kongenital, kelainan traktus urinarius dan kelainan gastrointestinal.
Atresia esofagus atau fistula trakeoesophageal di tangani dengan tindakan bedah. Diagnosis
ini harus di perhatikan pada setiap neonatus yang mengeluarkan banyak yang mengeluarkan
banyak mukus dan saliva, dengan atau tanpa tanda- tanda gangguan pernafasan.(1)

DEFINISI

Atresia esofagus adalah sekelompok kelainan kongenital yang mencakup gangguan


kontinuitas esofagus di sertai atau tanpa adanya hubungan dengan trakea.(2)

KLASIFIKASI

Atresia esofagus di sertai dengan fistula trakeoesofageal distal adalah tipe yang paling sering
terjadi. Variasi anatomi dari atresia esofagus mengggunakan sistem klasifikasi Groos of
Boston yang sudah populer di gunakan. Sistem ini berisi antara lain:(1)

 Tipe A- Atresia esofagus tanpa fistula; Atresia esofagus murni (10%)


 Tipe B- Atresia esofagus dengan TEF proximal (<1%)
 Tipe C- Atresia esofagus dengan TEF distal (85%)
 Tipe D- Atresia esofagus dengan TEF proximal dan distal (<1%)
 Tipe E- TEF tanpa atresia esofagus; fistula tipe H (4%)
 Tipe F- Stenosis esofagus kongenital tanpa atresia (<1%)
DIAGNOSIS

Antenatal

Atresia esofagus dapat di curigai paada USG bila di dapati polihidroamnion pada ibu,
abdomen yang kecil pada janin, dan pembesaran ujung esofagus bagian atas. Dugaan juga
semakin jelas bila di dapati kelainan-kelainan lain yang berkaitan dengan atresia esofagus.(1)

DIAGNOSIS KLINIS

Bayi dengan sekresi air liur yang sering dan banyak harus di asumsikan menderita atresia
esofagus sampai terbukti tidak ada. Diagnosis buat dengan memasukkan kateter / NGT ke
dalam mulut. Berakhir pada sekitar 10 cm dari pangkal gusi. Kegagalan untuk memasukkan
kateter ke lambung menandakan adanya atresia esofagus. Ukuran kateter yang lebih kecil
bisa melilit di kantong proximal sehingga bisa membuat kesalahan diagnosis adanya
kontinuitas esofagus. Radiografi dapat membuktikan kepastian bahwa sering tidak mencapai
lambung. Selang tidak boleh di masukkan dari hidung karena dapat merusak saluran nafas
atas, dalam kedokteran modern, diagnosis dengan menunggu bayi tersedak atau batuk pada
pemberian makan tidak di setujui lagi.(1)
DIAGNOSIS ANATOMIS

Tindakan penanganan tergantung dari variasi anatomi. Penting untuk mengetahui apakah ada
fistula pada satu atau kedua segmen esofagus. Juga penting untuk mengetahui jarak antara
kedua ujung esofagus.(1,2,3)

Bila tidak ada fistula distal, pada foto thorax dengan selang yang di masukkan melalui mulut
akan menunjukkan segmen atas esofagus berakhir diatas mediastinum. Dari posisi lateral
dapat dilihat adanya fistula dan udara di esofagus distal. Dari percabangan trakea bisa di lihat
letak fistula.(1,2,3)

Gambar 1. Atresia esofagus tanpa fistula. Pandangan depan dada dan abdomen, tampak
kateter pada kantong esofagus proximal.perhatikan ketiadaan udara pada lambung.

Tidak adanya udara atau gas pada abdomen menunjukkan adanya suatu atresia tanpa disertai
fistula atau atresia dengan fistula trakeoesofageal proximal saja. Jika di dapati ujung kantong
esofagus proximal, bisa di asumsikan bahwa ini adalah atresia esofagus tanpa fistula. Adanya
udara atau gas pada lambung dan usus menunjukkan adanya fistula trakeoesofageal
distal.(1,2,3)

Gambar 2. Memperlihatkan atresia esofagus dengan fistua trakeoesofageal distal. Perhatikan


selang kateter yang berakhir di esofagus proximal dan udara pada lambung.

Pada bayi dengan H – fistula (Gross tipe E) agak berbeda karena esofagus utuh.anak dapat
menelan, tetapi dapat tersedak dan batuk saat makan. Bila udara keluar dari fistula dan masuk
ke saluran pencernaan akan menimbulkandistensi abdomen. Selainitu, aspirasi makanan yang
berulang akan menyebabkan infeksi saluran pernafasan. Diagnosis dapat di ketahui dengan
endoskopi atau penggunaan kontras.(1,2,3)
H-Fistul (Gross Tipe E). Barium esofagus menunjukkan fistel dari anterior esofagus menuju
trakea secara anteriorsuperior.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Darah rutin
Terutama untuk mengetahui apabila terjadi suatu infeksi pada saluran pernafasan
akibat aspirasi makanan atauoun cairan.(3)
 Elektrolit
Untuk mengetahui keadaan abnormal bawaan lain yang menyertai.(3)
 Analisa Gas Darah Arteri
Untuk mengetahui apabila ada gangguan respiratorik terutama pada bayi
 BUM dan serum Creatinin
Untuk mengetahui keadaan abnormal bawaan lain yang menyertai.(3)
 Kadar gula darah
Untuk mengetahui keadaan abnormal bawaan lain yang menyertai.(3)

PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA

 USG : prenatal, ginjal


 X Ray ; Thorax, extremitas.
 Echocardiography

PENATALAKSANAAN

Tindakan sebelum operasi

Atresia esofagus di tangani dengan tindakan bedah. Persiapan operasi untuk bayi baru lahir
mulai umur satu hari antara lain(2):

 Cairan intravena mengandung glukosa untuk kebutuhan nutrisi bayi


 Pemberian antibiotik broad-spectrum secara intravena.\
 Suhu bayi di jaga agar selalu hangat dengan menggunakan inkubator, supine dengan
posisi fowler, kepala di angkat 45 derajat.
 NGT di masukkan secara oral dan dilakukan suction rutin.
 Monitor vital sign.

Pada bayi prematur dengan kesulitan bernafas, di perlukan perhatian khusus. Jelas di
perlukan pemasangan endotracheal tube dan ventilator mekanik. Sebagai tambahan, ada
resiko terjadinya distensi berlebihan ataupun ruptur lambung apabila udara respirasi masuk
ke dalam lambung melalui fistula karena adanya resistensi pulmonar. Keadaan ini dapat di
minimalisasi dengan memasukkan ujung endotracheal tube sampai pintu masuk fistula dan
dengan memberikan ventilasi dengan tekanan rendah.(2)

Echocardiography atau pemeriksaan EJG pada bayi dengan atresia esofagus penting untuk di
lakukan agar segera dpat mengetahui apabila adanya kelainan kardiovaskular yang
memerlukan penanganan segera.(2)
Tindakan selama operasi

Pada umumnya, operasi perbaikan atresia esofagus tidak di anggap sebagai hal yang darurat.
Tetapi satu pengecualian ialah bila bayi prematur dengan gangguan respiratorik yang
memerlukan dukungan ventilatorik.udara pernafasan yang keluar melalui distal fistula akan
menimulkan distensi lambung yang akan mengganggu fungsi pernafasan. Distensi lambung
yang terus menerus kemudian bisa menimbulkan ruptur dari lambung sehingga
mengakibatkan tension pneumoperitonium yang akan lebih memperberat fungsi pernafasan.(2)

Pada keadaan di atas, maka tindakan pilohan yang di anjurkan ialah melakukan ligasi
terhadap fistula trakeoesofageal dan emnunda thoracotomy sampai masalah gangguan
respiratorik teratasi. Targetnya ialah operasi di lakukan 8-10 hari kemudian untuk
memisahkan fistula dan memperbaiki esofagus.(2).Pada prinsipnnya tindakan operasi di
lakukan untuk memperbaiki abnormalitas anatomi.
Gambar 4. Anastomosis esofageal, jahitan di laukan di seluruh dinding esofagus (a), penting
untuk memastikan bahwa lapisan mukosa ikut terjahit (b), kateter di gunakan sebagai sebagai
rangka anastomosis menghubungkan kedua ujung esofagus (c).anastomosis kedua ujung
esofagus dengan jahitan benang 5-0 absorbable selesai di lakukan (d)

Gambar 5. Operasi perbaikan dari atresia esofagus dengan fitula trakeoesofageal distal.

KOMPLIKASI

1. Kebocoran anastomosis
2. Striktur anastomosis
3. Fistula rekuren
4. Reflux gastroesofageal
5. Trakeomalasia
6. Dismotility esofagus

PROGNOSIS

 Prognosis bergantung pada jenis dan kelainan anatomis dan adanya komplikasi]
 Saat ini tingkat keberhasilan operasi mencapai 90%
 Kematian dini biasanya di sebabkan kelainan kardiovaskular dan abnormalitas
kromosom(3)
DAFTAR PUSTAKA
1. Oldham keith T.Colombani Paul M. Foglia RobertP, Skinner Michael A,
Principale and practice of pediatric surgery volume 2, chapter 65 : Esophageal
Atresia and Tracheoesophageal fistula, Lippincot Williams & wilkins:2005.
2. Spitz lewiz, orphanet journal of rare disease,oesophageal atresia, bomed central
2007
3. Oesophageal atresia with or without tracheoesophageal fistula.

You might also like