You are on page 1of 4

Syaifudin. (2011). Anatomi Fisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Syaifudin. (2002). Struktur & Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika.

Syaifudin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika,

Anatomi Sistem Pernafasan


Respirasi adalah suatu peristiwa tubuh kekurangan oksigen, kemudian oksigen yang berada
diluar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernafasan, dan pada keadaan tertentu bila
tubuh kelebihan karbon dioksida maka tubuh berusaha untuk mengeluarkannya dari dalam tubuh
dengan cara menghembuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan antar
oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh (Syaifudin, 2009).
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru. Udara masuk dan
menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot. Trakea dapat melakukan
penyaringan, penghangatan, dan melembapkan udara yang masuk, melindungi permukaan organ
yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan, mengatur udara dan mengubah permukaan saluran
napas bawah (Syaifudin, 2011).
Guna pernafasaan yaitu mengambil oksigen dari luar masuk ke dalam tubuh, beredar dalam
darah, selanjutnya terjadi proses pembakaran dalam sel atau jaringan, mengeluarkan
karbondioksida yang terjadi dari sisa-sisa hasil pembakaran dibawa oleh darah yang berasal dari
sel (jaringan). Selanjutnya dikeluarkan melaluiorgan pernafasan Untuk melindungi sistem
permukaan dari kekurangan cairan dan mengubah suhu tubuh, melindungi sistem pernafasan dari
jaringan lain terhadap serangan patogenik, untuk pembentukan komunikasi seperti berbicara,
bernyanyi, berteriak dan menghasilkan suara (Syaifudin, 2011).
1. Hidung
Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernafasan (respirasi) dan
indra penciuman (pembau). Yang mempunyai 2 lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat
hidung (septum nasi). Dalam keadaan normal, udara masuk dalam sistem pernafasan, melalui
rongga hidung. Vestibulum rongga hidung berisi serabut-serabut halus. Epitel vestibulum berisi
rambut-rambut halus yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk ke
dalam lubang hidung. (Syaifudin, 2002).
Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung
(konka nasalis), yang berjumlah 3 buah yaitu konka nasalis inferior (bagian bawah), konka
nasalis media ( bagian tengah), konka nasalis superior ( bagian atas). Diantara konka terdapat 3
buah lekukan meatus yaitu meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis ( lekukan
bagian tengah ), meatus inferior ( lekukan bagian bawah ). Meatus ini dilewati oleh udara
pernapasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang disebut
koana. Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada
rongga rahang atas, sinus frontalis pada tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji,
dan sinus ethmoidalis pada rongga tulang tapis. (Syaifudin, 2002).
Pada hidung dibagian mukosa terdapat serabut-serabut saraf atau reseptor-reseptor dari saraf
penciuman disebut nervus olfaktorius. Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah
atas langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan
rongga pendengaran tengah saluran ini desebut tuba auditiva eustaki, yang menghubungkan
telinga tengah dengan faring dan laring. (Syaifudin, 2009).
2. Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Terdapat dibawah
dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Hubungan dengan rongga lain yaitu, ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan
perantara lubang koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut bernama istmus fausium,
ke bawah terdapat 2 lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus. Dibawah
selaput lendir terdapat jarngan ikan dan kumpulan getah bening yang dinamakan adenoid.
Disebelahnya terdapat 2 tonsil. Di sebelah belakang terdapat epiglotis yang berfungsi menutup
laring pada waktu menelan makanan (Syaifudin, 2011).

3. Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan bagian
faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya. Pangal
tenggorokan yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsu pada
waktu kita menelan makanan menutupi laring. Laring dilapisi oleh selaput lendir,kecuali pita
suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Pita suara berjumlah 2 bah,
di atas pita suara palsudan tidak mengeluarkan suara disebut ventrikularis. Di bawah pita suara
sejati yang membentuk suara disebut vokalis (Syaifudin, 2009).
4. Trakea
Trakea terbentuk oleh 16 s/d 20 cincin yang terdiri tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti
huruf C. Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot
polos. Sel-sel bersilia berguna untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-
sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut
karina ( Syaifudin, 2002).
5. Bronkus
Bronkus (cabang tenggorok) merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat pada ketinggian
vertebrae torakalis IV dan V. Bronkus mempunyai struktur sama dengan trakea dan dilapisi oleh
sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan kebawah ke arah tampuk paru. Bronkus kanan
lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin
mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
(bronkioli). Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujing bronkioli terdapat
gelembung paru yang disebut alveoli (Syaifudin, 2002).

6. Pulmo
Paru-paru terletak pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dadakavum
mediatinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum
depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput bernama pleura. Pleura terbagi 2 yaitu
viseral dan parietal. Pulmo (paru) adalah sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung alveoli. Banyaknya gelembung paru kurang lebih 700.000.000 buah (paru kiri dan
kanan). Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu lobus superior, media, inferior. Paru-paru kiri
terdiri 2 lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Diantara
lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh
darah getah bening dan saraf-saraf (Syaifudin, 2002).

B. Fisiologis Pernafasan
1. Pernafasan paru-paru
Merupakan pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan
melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada
waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan
darah dalam kapiler pulmonar, alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus
membran, diambi oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan
keseluruh tubuh. Didalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus
membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada
mulut dan hidung. Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, konsentrasi dalam darah
mempengaruhi dan merangsang pusat pernafasan terdapat dalam otak untuk memperbesar
kecepatan dalam pernafasan sehingga terjadi pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida lebih banyak. (Syaifudin, 2002).
2. Pernafasan jaringan
Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk ke
dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan oksigen ke dalam jaringan,
mengambil karbon dioksida untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan
eksterna. (Syaifudin, 2002).
3. Daya muat paru-paru
Besarnya daya muat udara dalam paru-paru 4.500 ml-5.000 ml (4,5-5 liter). Udaha yang diproses
dalam paru-paru (inspirasi dan ekspirasi) hanya 10%, ± 500 ml disebut juga udara pasang surut
(tidal air) yaitu yang dihirup dan yang dihembuskan pada pernafasan biasa. (Syaifudin, 2009).
4. Pengendalian pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu kimiawi dan
pengendalian saraf. Adanya faktor tertentu, merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam
medula oblongata, kalau dirangsang mengeluarkan implus yang disalurkan melalui saraf spinalis
ke otot pernafasan (otot diagfragma atau interkostalis). Penegndalian oleh saraf. Pusat otomatik
dalam medula oblongata mengantarkan implus eferen ke otot pernafasan, melalui radik saraf
servikalis diantarkan ke diagfragma oleh saraf prenikus. Implus ini menimbulkan kotraksi ritmik
pada otot diagfragma dan interkostalis yang kecepatannya kira-kira 15 kali setiap menit.
Pengendalian secara kimia. Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi: frekuensi
kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan, pusat pernafasan dalam sumsum sangat peka,
sehingga kadar alkali harus tetap dipertahankan, karbondioksida adalah produksi asam dari
metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernafasan untuk mengirim
keluar implus saraf yang bekerja atas otot pernafasan. (Syaifudin, 2002).
5. Kecepatan pernafasan
Pada wanita lebih tinggi dari pada pria, pernafasan secara normal maka ekspirasi akan menyusul
inspirasi dan kemudian istirahat, pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi istirahat-
ekspirasi,disebut juga pernafasan terbalik. (Syaifudin, 2002).
6. Kebutuhan tubuh terhadap oksigen
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan, manusia sangat membutuhkan oksigen
dalam hidupnya kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan
kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian, kalau
penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoreksia serebralis
misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap dan lain-lain.
Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti kebiruan misalnya
yang terjadi pada bibir, telinga, lengan dan kaki disebut sianosis. (Syaifudin, 2009).
7. Dinamika pernafasan
Tekanan udara mendesak melalui saluran pernafasan menekan paru-paru ke arah dinding torak,
tekanan dalam ruang pleura mencegah paru-paru menyusut dari dinding toraks dan memaksa
paru-paru untuk mengikuti pergerakan pernafasan dinding toraks dan diagfragma, tekanan ini
meningkat pada waktu inspirasi dan gerakan pernafasan ini dihasilkan oleh otot pernafasan.
Waktu ekspirasi serat otot diagfragma yang relaksasi muncul tinggi menuji diagfragma
membebaskan ruang pelengkap diantara diagfragma dan dinding toraks. (Syaifudin, 2002).

You might also like