You are on page 1of 3

STRUKTUR MODAL

Chikita Tiara Griska

Pendanaan digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan baik yang


bersifat operasional maupun non operasional. Pemenuhan kebutuhan dana
perusahaan dapat berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Perusahaan yang
mengutamakan sumber dana dari dalam perusahaan maka akan sangat mengurangi
ketergantungannya kepada pihak luar. Jika sumber dari internal sudah teralokasi ke
berbagai macam pendanaan, dan adakalanya kebutuhan perusahaan untuk
meningkatkan pertumbuhannya, maka perusahaan kemungkinan besar akan
menggunakan dana yang berasal dari luar, baik dari hutang maupun dengan
mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya. Struktur modal
berkaitan erat dengan penentuan proporsi modal dan hutang dalam penggunaannya
untuk pertumbuhan dan meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan
topik yang kompleks dan salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan.
Masalah struktur modal adalah masalah yang sangat penting bagi perusahaan,
karena struktur modal perusahaan merupakan cerminan dari kondisi finansial
perusahaan tersebut. Baik buruknya struktur modal akan memberikan efek langsung
terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur
modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan
beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2008:296-297).
Tinggi rendahnya struktur modal tentunya akan mempengaruhi para investor ketika
akan menanamkan modalnya di dalam suatu perusahaan. Tidak hanya bagi para
investor, kondisi finansial perusahaan juga akan mempengaruhi pemikiran para
pemegang saham, apakah kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan yang dalam hal
ini dipegang oleh manajer keuangan memakmurkan para pemegang saham atau tidak.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menunjukkan fenomena
yang cukup menarik, yaitu adanya tingkat utang yang tinggi pada perusahaan –
perusahaan di Indonesia. Sedangkan apabila kondisi ekonomi menurun, maka tingkat
resiko yang muncul akan sangat besar. Fenomena ini menunjukkan bahwa sumber
pendanaan perusahaan jangka panjang sangat bergantung dengan hutang. Tingginya
tingkat hutang perusahaan akan memberikan konsekuensi resiko yang tinggi.
Terutama apabila dalam kondisi ekonomi yang menurun. Seperti pada saat terjadi
krisis ekonomi pada tahun 1997-1998. Krisis tersebut berdampak pada semua sektor
perekonomian. Perusahaan yang sumber dananya berasal dari hutang mengalami
banyak kemunduran kerja. Tidak sedikit perusahaan yang menjadi kesulitan
memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dan mengalami
kesulitan likuiditas.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal adalah:
1. Stabilitas Penjualan
Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara aman
mengambil untung dalam jumlah yang lebih besar dan mengeluarkan beban
tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya
tidak stabil.
2. Struktur Aset
Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman
cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum yang dapat
digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik,
sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus. Jadi, perusahaan real estate
biasanya memiliki leverage yang tinggi sementara pada perusahaan yang
terlibat dalam bidang penelitian teknologi, hal seperti ini tidak berlaku.
3. Leverage Operasi
Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih rendah akan mampu
menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki
risiko perusahaan yang lebih rendah.
4. Tingkat Pertumbuhan
Jika hal lain dianggap sama, maka perusahaan yang memiliki pertumbuhan
lebih cepat harus lebih mengandalkan diri pada modal eksternal. Selain itu,
biaya emisi yang berkaitan dengan penjual saham biasanya akan melebihi
biaya emisi yang terjadi ketika perusahaan menjual utang, mendorong
perusahaan yang mengalami pertumbujan pesat untuk lebih mengandalkan
diri pada utang, namun, pada waktu yang bersamaan perusahaan tersebut
seringkali menghadapu ketidakpastian yang lebih tinggi, cenderung akan
menurunkan keinginan mereka untuk menggunakan utang.
5. Profitabilitas
Sering kali diamati bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian atas
investasi sangat tinggi ternyata menggunakan utang dalam jumlah relative
sedikit. Salah satu penjelasan praktisnya adalah perusahaan yang sangat
menguntungkan seperti Intel, Microsoft, dan Cola-Cola tidak membutuhkan
pendanaan utang terlalu banyak. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan sebagian besar
pendanaannya melalui dana yang menghasilkan secara internal.
6. Pajak
Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan pengurangan ini lebih
bernilai bagi perusahaan dengan tariff pajak yang tinggi. Jadi, makin tinggi
tariff pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan dari utang.
7. Kendali
Pengaruh utang dibandingkan saham pada posisi kendali sutau perusahaan
dapat mempengaruhi struktur modal. Jika manajemen saat ini memiliki kendali
hak suara (lebih dari 50 persen) tetai tidak dalam posisi untuk membeli saham
tambahan lagi, maka manajemen mungkin akan memilih utang sebagai
pendanaan baru. Pertimbangan kendali dapat mengarah pada penggunaan baik
itu utang maupun ekuitas karena jenis modal yang memberikan perlindungan
terbaik kepada manajemen akan bervariasi dari satu situasi ke situasi yang
lain.
8. Sikap Manajemen
Manajemen dapat melaksanakan perimbangan sendiri tentang struktur modal
yang tepat. Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif dibandingkan
yang lain, dan menggunakan utang dalam jumlah yang lebih kecil dibandingan
dengan rata0rata perusahaan di dalam industrinya, sementara manajemen
yang agresif menggunakan lebih banyak utang dalam usaha mereka untuk
mendapatkan laba yang lebih tinggi.
9. Sikap Pemberi Pinjaman Dan Lembaga Pemeringkat
Tanpa mempertimbangkan analisis manajemen senr=diri atas faktoe leverage
yang tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat
sering kali akan mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Perusahaan
sering kali membahas struktue modalnya dengan pihak pemberi pinjaman
lembaga pemeringkat serta sangat memperhatikan saran mereka
10. Kondisi Pasar
Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan dalam jangka panjang
maupu jangka pendek yang dapat memberikan arah penting pada struktur
modal optimal suatu perusahaan. Perusahaan berperingkay rendah yang
membutuhkan modal terpaksa pergi ke pasar saham atau pasar utang jangka
pendek, tanpa melihat sasaran struktur modalnya. Namun, ketika kondisi
melonggar perusahaan-perusahaan ini menjual obligasi jangka panjang untuk
mengembalikan struktur modalnya kembali pada sasaran.
11. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal suatu perusahaan sendiri juga dapat berpengaruh pada
sasaran struktur modalnya. Perusahaan dapat menjual penerbitan saham
biasa, menggunakan hasilnya untuk melunasi utang, dan kembali pada sasaran
struktur modalnya.
12. Fleksibilitas Keuangan
Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menghimpun modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk, potensi kebutuhan akan
dana di masa depan dan konsekuensi kekurangan dana akan mempengaruhi
sasaran struktur modal, makin besar kemungkinan kebutuhan modal dan
makin buruk konsekuensi jika tidak mampu untuk mendapatkannya, maka
makin sedikit jumlah utang yang sebaiknya ada di dalam neraca perusahaan.
Menurut Riyanto (2008:296-299) struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi
oleh banyak faktor, dimana fakor-faktor yang utama ialah tingkat bunga, stabilitas
dari earning, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal
yang dibutuhkan, keadaan pasar, sifat manajemen dan ukuran suatu perusahaan.

You might also like