You are on page 1of 6

Desain Geometrik Jalan

2.11. PELEBARAN PADA TIKUNGAN


Jalan kendaraan pada tikungan perlu diperlebar untuk menyesuaikan dengan lintasan
lengkung yang ditempuh kendaraan. Pelebaran pada tikungan dimaksud untuk
mempertahankan konsistensi Geometrik Jalan agar kondisi operasional lalu lintas di tikungan
sama dengan dibagian lurus.

Pelebaran jalan ditikungan harus mempertimbangkan :

1. Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kendaraan tetap pada lajurnya.

2. Penambahan lebar (ruang) lajur yang dipakai saat kendaraan melakukan gerakan
melingkar. Dalam segala hal pelebaran di tikungan harus memenuhi gerak perputaran
kendaraan rencana sedemikian sehingga proyeksi kendaraan tetap pada lajurnya.
3. Pelebaran di tikungan ditentukan oleh radius belok kendaraan rencana (lihat gambar III.7
s/d III.9. Modul 2 ), dan besarnya ditetapkan sesuai tabel II.21 dan II.22. di bawah ini.
4. Pelebaran yang lebih kecil dari 0.6 meter dapat diabaikan.

5. Untuk jalan 1 jalur 3 lajur, nilai-nilai dalam tabel II.21.harus dikalikan 1,5.

6. Untuk jalan 1 jalur 4 lajur, nilai-nilai dalam tabel II.21. harus dikalikan 2.

Tabel II.21. Pelebaran di tikungan per lajur (m)

Lebar jalur 2 X 3,50m, 2 arah atau 1 arah

R Kecepatan Rencana, Vd (km/jam)


(m)
50 60 70 80 90 100 110 120

1500 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1


1000 0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2
750 0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.2 0.3 0.3
500 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5
400 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5
300 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5
250 0.4 0.5 0.5 0.6
200 0.6 0.7 0.8
150 0.7 0.8
140 0.7 0.8
130 0.7 0.8
120 0.7 0.8
110 0.7
100 0.8
90 0.8
80 1.0
70 1.0

Tabel II.22. (lanjutan) Pelebaran di tikungan per lajur (m)

Modul 3 – Elemen-Elemen Geometrik Jalan II - 1


Desain Geometrik Jalan

Lebar jalur 2 x 3.00 m, 2 arah atau 1 arah

R Kecepatan Rncana Vd (km/jam)


(m)
50 60 70 80 90 100 110

1500 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 0.6


1000 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.6
750 0.6 0.6 0.7 0.7 0.7 0.8 0.8
500 0.8 0.9 0.9 1.0 1.0 1.1 1.0
400 0.9 0.9 1.0 1.0 1.1 1.1
300 0.9 1.0 1.0 1.1
250 1.0 1.3 1.1 1.2
200 1.6 1.4 1.3 1.4
150 1.7 1.4
140 1.3 1.4
130 1.3 1.4
120 1.3 1.4
110 1.3
100 1.3
90 1.4
80 1.4
70 1.7

Pelebaran pada tikungan untuk jalan perkotaan, jalur lalu lintas sebaiknya dilebarkan pada
bagian tikungannya sesuai dengan tipe jalan, kelas dan jari-jari tikungannya. Nilai-nilai
pelebaran sebaiknya seperti tabel II.23. dibawah ini. Dan untuk jalan type II dapat memakai
nilai-nilai pada tabel II.22. diatas.

Tabel II.23. Pelebaran Jalur

Jari-jari Tikungan (m)


Pelebran per Jalur
Tipe I (m)
Jalan-jalan lainnya
Tipe II, Kelas I
280 - 150 160 - 90 0.25
150 - 100 90 - 60 0.50
100 - 75 60 - 45 0.75
70 - 50 45 - 32 1.00
32 - 26 1.25
26 - 21 1.50
21 - 19 1.70
19 - 16 2.00
16 - 15 2.25
Catatan : Jari-jari tabel tersebut diukur sepanjang as jalan

Modul 3 – Elemen-Elemen Geometrik Jalan II - 2


Desain Geometrik Jalan

2.12. TIKUNGAN GABUNGAN DAN TIKUNGAN BALIK


Tikungan gabungan adalah gabungan tikungan dengan putaran yang sama dan jari-jari yang
berlainan yang bersambungan langsung (lihat gambar II.11.). Tikungan balik adalah
gabungan tikungan dengan putaran yang berbeda dan bersambungan langsung (lihat gambar
II.12.).

R3

R2
R1

Gambar II.11. Tikungan Gabungan

Lengkung Bundar

Lengkung Bundar

Gambar II.12. Tikungan Balik

Keadaan ini tidak dikehendaki, karena pengendara mungkin mendapat kesulitan, paling tidak
ketidaknyamanan dalam mengemudi. Pada prinsipnya lengkung peralihan harus dipasang di
titik balik ( lihat gambar II.13. ).

Dalam hal perbedaan jari-jari pada lengkung yang berdampingan tidak melampaui 1:1,5,
lengkung dapat dihubungkan langsung hingga membentuk lengkung gabungan seperti pada
gambar II.14. Suatu garis lurus yang dipasang pada titik balik untuk pencapaian kemiringan
dapat membantu lengkung gabungan tersebut ( lihat gambar II.15. ).

Modul 3 – Elemen-Elemen Geometrik Jalan II - 3


Desain Geometrik Jalan

R2
R1

R3

Gambar II.13. Lengkung clothoid yang dipasang pada lengkung gabungan

Gambar II.14. Lengkung clothoid yang dipasang pada lengkung balik

Garis Singgung

Lengkung Bundar

Gambar II.15. Garis lurus yang dipasang pada lengkung balik

Modul 3 – Elemen-Elemen Geometrik Jalan II - 4


Desain Geometrik Jalan

2.13. MACAM-MACAM TIKUNGAN GABUNGAN


 Ada 2 (dua) macam tikungan gabungan, sebagai berikut :
 Tikungan gabungan searah, yaitu gabungan dua atau lebih tikungan dengan arah
putaran yang sama tetapi dengan jari-jari yang berbeda ( lihat gambar II.16. ).
 Tikungan gabungan balik arah, yaitu gabungan dua tikungan dengan arah putaran
yang berbeda ( lihat gambar II.18. ).

 Penggunaan tikungan gabungan tergantung perbandingan R1 dan R2

R1 2 , tikungan gabungan searah harus dihindarkan.



R2 3

R1 2 , tikungan gabungan searah harus dilengkapi bagian lurus atau clothoide



R 2 3 sepanjang paling tidak 20 meter (lihat gambar II. 17).

 Setiap tikungan gabungan balik arah harus dilengkapi dengan bagian lurus di antara
kedua tikungan tersebut sepanjang paling tidak 20 m (lihat gambar II.19. ).

Modul 3 – Elemen-Elemen Geometrik Jalan II - 5


Desain Geometrik Jalan

Gambar II.17. Tikungan Gabungan Searah


Gambar II.16 Tikungan Gabungan Searah dengan sisipan bagian lurus sepanjang 20
(Dihindarkan) meter.

Gambar II.18. Tikungan Gabungan Balik Gambar II.19. Tikungan Gabungan Balik
Arah. (Dihindarkan) dengan sisipan bagian lurus minimum
sepanjang 20 meter.

Modul 3 – Elemen-Elemen Geometrik Jalan II - 6

You might also like