Professional Documents
Culture Documents
Residen Pembimbing
dr. IRHAM
Supervisor
dr. ANDI ADIL, M.Kes, Sp.An
Konsulen Pembimbing
Ringkasan
KEPENTINGAN, Bukti yang mendukung pilihan antara larutan koloid intravena
dan kristaloid untuk pengelolaan syok hipovolemeik masih belum jelas
HASIL, dalam 28 hari, terdapat 359 kematian (25,4%) dalam grup koloid versus
390 kematian (27,0%) dalam grup kristaloid (RR, 0,96 [95% Cl, 0,88-1,04]; P = ,
26) . Pada 90 hari, terdapat 434 kematian (30,7%) dalam grup koloid versus 493
kematian (34,2%) dalam grup kristaloid (RR, 0,92 [95% Cl, 0,860,99]; P = ,03).
Tidak terdapat bukti yang menentang semua efek terapi yang sesuai di waktu yang
lewat (P = ,54). Tidak terdapat heterogenisitas signifikan dalam efek terapi pada
mortalitas dalam semua strata pradefinisi pada 28 hari (P = ,70; Figur 3) atau pada
90 hari (P = ,84).
Pada studi terkini dari populasi pasien ICU secara umum, penggantian
cairan dengan albumin 5% atau dengan hydroxyethyl starch 6% menunjukkan
efek yang sama pada mortalitas jika dibandingkan NaCl isotonis. Meskipun
terdapat sugesti bahwa pasien dengan sepsis berat dapat memberikan manfaat
dengan resusitasi dngan albumin, panduan Surviving Sepsis Campaign terkini
merekomendasikan kristaloid sebagai terapi cairan yang disarankan dan melarang
penggunaan hydroxyethyl starch.
Uji The Colloids Versus Crystalloids for the Resuscitation of the Critically III
(CRISTAL) telah dibuat untuk menguji apakah koloid dapat mempengaruhi
mortalitas dibandingkan dengan kristaloid untuk resusitasi cairan pada pasien
sakit kritis.
METODE
Desain Penelitian
Peserta Penelitian
Pasien yang memenuhi syarat yaitu orang dewasa yang diproses kesemua
57 ICU yang berpartisipasi di Prancis, Belgia, Kanada, dan Tunisia (informasi
tambahan tampak di lampiran)., terhitung lebih dari 5000 pasien yang potensial
memenuhi syarat. Untuk memenuhi syarat, peserta penelitian harus tidak
menerima cairan resusitasi sebelumnya selama perawatan ICU dan sekarang
membutuhkan resusitasi caitan pada hipovolemia akut yang memenuhi kombinasi
dari:
Randomisasi
Inklusi pasien secara acak dialokasikan untuk resusitasi cairan dengan kristaloid
(grup kontrol) atau dengan koloid (grup eksperimental). Pada grup kristaloid,
terapi yang dibolehkan termasuk saline isotonis atau hipertonis dan semua cairan
buffer. Pada grup koloid, cairan hipoonkotik (sebagai contoh gelatin, albumin 4%
atau 5% dan hiperonkotis (contohnya dextran, Hydroxy Ethyl Starches, dan
albumin 20% atau 25%) telah dimasukkan.
Dengan tiap grup terapi, investigator dapat menggunkana cairan manapun yang
tersedia pada institusi mereka. Jumlah cairan dan durasi dari terapi disisakan pada
kebijakan dari investigator dengan pembatasan sebagai berikut: 1)Total dosis
harian dari Hydroxy Ethyl Starches tidak memenuhi 30ml/kgBB ; 2)Investigator
perlu memantau semua rekomendasi agensi pengaturan lokal yang digunakan oleh
pemerintah. Keterikatan kepada rekomendasi tersebut telah dikontrol secara ketat
oleh institusi farmasi setempat dan dicek secara reguler dalam pengecekan
kualitas yang dilakukan secara acak.
Pasien diterapi secara eksklusif dengan kategori cairan, dimana pasien di terapi
secara random dari sejak waktu randomisasi hingga pasien keluar dari ICU,
kecuali untuk hal-hal berikut: 1) pengaturan terapi cairan, yaitu isotonis kristaloid,
tanpa memandang terapi lain yang diterima ; 2)pada instansi yang menghendaki
pemberian albumin atas resep dokter untuk menanggulangi keadaan
hipoalbuminemia (serum albumin level <20g/dL).
Pengaburan
Hasil Studi
Hasil primer adalah mortalitas ppada 28 hari. Hasil sekunder termasuk
laju kematian pada 90 hari dan pada waktu keluar ICU dan rumah sakit; jumlah
hari waktu masih hidup dan tidak menerima terapi penggantian ginjal, ventilasi
mekanik, atau terapi vasopressor; beberapa hari tanpa kegagalan organ sistemik
(sebagai contoh, skor SOFA <6; dan beberapa hari tidak dirawat di ICU atau
rumah sakit.
Pada setiap regulasi The French, semua data individu dicek secara
independen untuk akuras oleh Delegation a la Recherche Clinique d’lle de
France. Input kualitas termasuk control validitas dan persetujuan tindakan,
pemenuhan praktisi klinis yang baik, dan pada protokol,validitas dari data
direkam pada laporan kasus elektronik dari perbandingan dengan grafik medis asli
dari pasien, dan akurasi kasus pelaporan efek buruk.
Analisis Statistik
Kami mengantisipasi sebuah laju mortalitas sekitar 20% pada 28 hari pada
pasien dengan hipovolemia akut dan diterapi dengan kristaloid. Penggunaan uji χ
2 sisi, menunjukkan sebuah tipe I 0,05 yang eror dan sebuah level kekuatan
statistik sekitar 90%, Kami mengkalkulasi bahwa 1505 pasien per grup (sebagai
contoh, total dari 3010 pasien) dibutuhkan untuk mendeteksi perbedaan absolut
dari sekitar 5% dalam mortalitas 28 hari dengan koloid.
Analisis Akhir
Untuk periksa interaksi kedepan dari efek terapi pada ratio kematian dengan
diagnosis berlapis atau diagnosis utama, secara terpisah, plot pencegahan dan uji
Gail and Simon digunakan. Sebagai tambahan, analisis subset yang memperjelas
dari efek terapi pada kesemua angka survival dengan 28 hari atau 90 hari pertama
berdasarkan kepada cairan teradministrasi yang diterima pada hari randomisasi itu
yang dilakukan; hanya pasien yang didaftar tipe 1 dari cairan telah diperiksa.
Analisis statistic dilakukan menggunakan SAS versi 9,3 (SAS Institute Inc).
Semua uji statistic bersifat 2 sisi. Sebuah nilai P dari 0,05 diketahui significant
secara statistic.
HASIL
Pasien
Batasan rendah dari uji triangular dilampaui pada analisis interim keenam
(dilakukan pada Juli 2012) setelah observasi dari 706 kematian pada 2612 pasien
berurutan didaftarkan sampai pada 16 Maret 2012 (tanggal inklusi dari orang
nonsurvivor ke-706. Karena terdapat tidak ada perbedaan secara statistic dalam
mortalitas 28-hari antara 2 grup, pendaftaran kepada uji dihentikan pada Agustus
2012 sebelum ukuran sampel yang selesai dari 3010 pasien dicapai. Diantara
Maret dan Agustus 2012, kami merekrut 245 pasien tambahan.
Total dari 2857 pasien (1414 dalam grup koloid dan 1443 dalam grup
kristaloid) didaftarkan dalam penelitian (Figur 1). Karakteristik lini dasar yang
dapat dibandingkan antara 2 grup itu. Sepsis berat adalah diagnosis utama pada
diagnosis masuk dalam kedua grup. Merujuk pada waktu masuk ICU, kristaloid
diberikan kepada 526 pasien dalam grup koloid untuk sebuah volume median dari
1000 mL (IQR, 500-1000 mL) dan kepada 402 pasien dalam grup kristaloid untuk
sebuah volume median 650 mL (IQR, 500-1000 mL). koloid diberikan kepada
585 pasien dalam grup kolid untuk sebuah volume median dari 1000 mL (IQR,
500-2000 mL) dan kepada 685 pasien dalam grup kristaloid untuk sebuah volume
median dari 1000 mL (IQR, 500-2000 mL). waktu median dari masuk ICU ke
randomisasi berjumlah 0 hari (IQR, 0-1 hari) dalam grup.
Hasil Akhir
Pada 28 hari, terdapat 359 kematian (25,4%) dalam grup koloid versus 390
kematian (27,0%) dalam grup kristaloid (RR, 0,96 [95% Cl, 0,88-1,04]; P = ,26)
(Figur 2 dan Tabel 2). Pada 90 hari, terdapat 434 kematian (30,7%) dalam grup
koloid versus 493 kematian (34,2%) dalam grup kristaloid (RR, 0,92 [95% Cl,
0,860,99]; P = ,03). Tidak terdapat bukti yang menentang semua efek terapi yang
sesuai di waktu yang lewat (P = ,54). Tidak terdapat heterogenisitas signifikan
dalam efek terapi pada mortalitas dalam semua strata pradefinisi pada 28 hari (P =
,70; Figur 3) atau pada 90 hari (P = ,84). Terdapat heterogenisitas signifikan dalam
laju mortalitas melewati pusat (P < 0,001), tapi tidak ada bukti dari semua
interaksi dengan efek terapi. Sebagai tambahan, efek terapi estimasi tidak
dimodifikasi secara nyata ketika menyadari subset cairan (Tabel 3 dan Tabel 4).
Terdapat 156 pasien (11,0%; 9,5% - 12,8%) dalam grup koloid yang
membutuhkan terapi pengganti ginjal versus 181 pasien (12,5%; 10,9%-14,4%)
dalam grup kristaloid (RR, 0,93 [95% Cl, 0,83-1,03]; P = ,19). Pada pasien
tersebut, jumlah hari hidupnya dan tidak sedang menerima terapi penggantian
ginjal tidak berbeda secara signifikan dianatara dua dengan 7 hari pertama (mean
[SD], 4,8 [2,9] hari dalam grup koloid versus 4,6 [2,9] hari dalam grup kristaloid;
P = ,99) atau dalam 28 hari (mean [SD],13,9 [11,3] hari versus 13,1 [11,4] hari,
secara respek; P = ,90). Tidak terdapat juga perbedaan dalam skor SOFA diantara
2 grup selama 28 hari atau dalam jumlah hari hidupnya tanpa kegagalan organ
dalam 7 hari (mean [SD], 6.2 [1.8] hari dalam grup koloid versus 6.1 [1.8] hari
dalam grup kristaloid ; P= .31) atau dalam 28 hari (21.4 [10.3] hari versus 20.9
[10.6], P=16).
DISKUSI
Dalam
populasi heterogen
dari pasien masuk
ke ICU, tidak
terdapat bukti untuk
sebuah perbedaan
dalam mortalitas 28
hari diantara pasien
yang diresusitasi
dengan kristaloid
dan yang diresusitasi dengan koloid. Bagaimanapun, terdapat lebih sedikit
kematian pada 90 hari dalam pasien yang diterapi dengan koloid dibandingkan
dengan pasien yang diterapi dengan kristaloid.
Sebuah ukuran sampel besar, partisipasi dari beberapa ICU dari 3 kontinen
(Eropa, Kanada, dan Afrika Utara), dan kedua rumah sakit universitas dan
komunitas memperkuat kemampuan generalisasi dari uji CRISTAL. Kami
memilih untuk menstratifikasi randomisasi berdasarkan kepada diagnosis masuk
karena baik risiko kemampuan dan manajemen terapi maupun respon terhadap
terapi cairan mungkin berbeda dalam pasien dengan sepsis, trauma multipel, atau
syok hipovolemik (tanpa sepsis dan nonhemoragis).
Hambatan Penelitian
KESIMPULAN