Professional Documents
Culture Documents
1. Latar Belakang
Dewasa ini upaya pengembangan kapasitas merupakan bagian yang penting di dalam
berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari pengembangan kapasitas misalnya
dilaksanakan dengan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Di dalam perusahaan
misalnya melalui pelatihan-pelatihan sumberdaya manusia, pengembangan sistem
manajerial. Di dalam pemerintahan pengembangan kapasitas aparatur pemerintahan juga
penting untuk meningkatkan performa aparatur dalam menjadalankan tugasnya sebagai
abdi negara, dan juga regulasi dan deregulasi kebijakan pemerintahan. Dalam konteks
pembangunan secara keseluruhan pun upaya pengembangan kapasitas menjadi bagian yang
tidak terpisahkan. Dengan kata lain tidak mungkin terjadi suatu proses
pembangunan/pengembangan dalam hal apapapun tanpa upaya pengembangan kapasitas
bagi pelaku maupun juga sistem yang mengaturnya.
2. Pengertian
Pertama mari kita lihat dulu pengertian kapasitas secara terminologi. Menurut
Wikipedia, Kapasitas berasal dari bahasa Belanda; capaciteit yang dapat berarti:
1. daya tampung, daya serap
2. ruang atau fasilitas yang tersedia
3. kemampuan (maksimal)
Hal ini juga sejalan dengan apa yang ditulis di dalam kamusbesar.com bahwa kapasitas
dapat berarti:
1. ruang yg tersedia; daya tampung; (nomina)
2. daya serap (panas, listrik, dsb); (nomina)
3. keluaran maksimum; kemampuan berproduksi; (nomina)
4. El kemampuan kapasitor untuk menghimpun muatan listrik (diukur dl satuan
farad);(nomina)
Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah kapasitas yang terkait dengan manusia dan juga
sistem yang ada di sekitarnya, kapasitas yang dapat pula diartikan sebagai kemampuan
manusia, kemampuan institusi dan juga kemampuan sistemnya.
Dalam Buku The Capacity Building For Local Government Toward Good Governance yang
ditulis oleh Prof. Dr. H.R. Riyadi Soeprapto, MS, juga menyampaikan bahwa World Bank
menekankan perhatian capacity building pada;
1. Pengembangan sumber daya manusia; training, rekruitmen dan pemutusan pegawai
profesional, manajerial dan teknis,
2. Keorganisasian, yaitu pengaturan struktur, proses, sumber daya dan gaya
manajemen,
3. Jaringan kerja (network), berupa koordinasi, aktifitas organisasi, fungsi network,
serta interaksi formal dan informal,
4. Lingkungan organisasi, yaitu aturan (rule) dan undang-undang (legislation) yang
mengatur pelayanan publik, tanggung jawab dan kekuasaan antara lembaga,
kebijakan yang menjadi hambatan bagi development tasks, serta dukungan
keuangan dan anggaran.
5. Lingkungan kegiatan lebih luas lainnya, meliputi faktor-faktor politik, ekonomi dan
situasi-kondisi yang mempengaruhi kinerja.
Sedangkan UNDP memfokuskan pada tiga dimensi, yaitu;
1. Tenaga kerja (dimensi human resources), yaitu kualitas SDM dan cara SDM
dimanfaatkan
2. Modal (dimensi fisik), menyangkut sarana material, peralatan, bahan-bahan yang
diperlukan dan ruang/gedung,
3. Teknologi, yaitu organisasi dan gaya manajemen, fungsi perencanaan, penentuan
kebijakan, pengendalian dan evaluasi, komunikasi, serta sistem informasi
manajemen.( lihat Edralin, 1997:148).
Dengan demikian dapat disampaikan bahwa upaya pengembangan kapasitas dilaksanakan
di berbagai tingkatan yang mencakup berbagai macam aspek, mulai dari sumberdaya
manusianya maupun juga sistem-sistem yang mengatur proses kerja di dalamnya.
Dari gambar tersebut di atas dapatlah dikemukakan bahwa pengembangan kapasitas harus
dilaksanakan secara efektif dan berkesinambungan pada 3 (tiga) tingkatan-tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan dengan pengaturan,
kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang mendukung pencapaian obyektivitas
kebijakan tertentu;
2. Tingkatan institusional atau keseluruhan satuan, contoh struktur organisasi-
organisasi, proses pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi, prosedur
dan mekanisme-mekanisme pekerjaan, pengaturan sarana dan prasarana,
hubungan-hubungan dan jaringan-jaringan organisasi;
3. Tingkatan individual, contohnya ketrampilan-ketrampilan individu dan persyaratan-
persyaratan, pengetahuan, tingkah laku, pengelompokan pekerjaan dan motivasi-
motivasi dari pekerjaan orang-orang di dalam organisasi-organisasi.
Refferensi:
Prof. Dr. H.R. Riyadi Soeprapto, MS, 2010, The Capacity Building For Local Government
Toward Good Governance, Word bank
Sebagian diambil dari: http://www.kamusbesar.com/17613/kapasitas
1.
Power Ranger17 September 2014 08.30
terima kasih atas blognya kang didik. terus terang ini sangat membantu saya. kebetulan saya
sedang menyusun tesis mengenai pengembangan kapasitas kecamatan dan sangat sulit
untuk mencari teori pengembangan kapasitas organisasi publik, klo boleh saya minta
referensi atau bukunya kang kebetulan saya tinggal di bandung juga. terima kasih
Balas
Balasan
1.
aris riswara8 Oktober 2014 20.56
kebetulan skripsi saya mengenai pengembangan kapasitas juga.. punten boleh minta
referensi bukunya.. trimakasih..
email : riezwar_za@yahoo.co.id
Balas
2.
dikdik herdiana22 Oktober 2014 22.10
@Power Ranger dan @ Aris Riswara: Referensi saya masih sebatas artikel, sebagaimana sdh
sy tulis di blog ini,karena memang kendala yg sama sulit menemukan buku yg "pas" tentang
Capacity Building... selebihnya saya tambahkan dari pengalaman pribadi... tks
Balas