You are on page 1of 48

Rencana Strategis

(RENSTRA)
PERUBAHAN Tahun 2013-2018

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


Dinas lalu lintas dan Angkutan Jalan
KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan Kabupaten Bogor merupakan dokumen perencanaan Dinas LLAJ Kabupaten

Bogor untuk rentang waktu 5 (lima) tahun yaitu 2013-2018. Dokumen ini menjadi

sangat penting karena merupakan bentuk akuntabilitas pelaksanaan program dan

kegatan Dinas LLAJ Kabupaten Bogor yang harus dipertanggungjawabkan.

Dokumen ini memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor

secara spesifik dan terukur yang dilengkapi dengan sasaran yang hendak dicapai.

Dokumen ini juga disusun untuk menyajikan agenda utama Dinas LLAJ Kabupaten

Bogor dalam mengatasi persoalan yang belum diselesaikan pada periode 2008-

2013 dan mengantisipasi persoalan yang mungkin muncul pada perioda lima tahun

kedepan atau 2013-2018.

Agar dapat menjadi dokumen Renstra yang dapat dipertanggung jawabkan,

perumusan dokumen Renstra ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

- Pertama, menetapkan visi dan misi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor. Sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya, visi dan misi ini ditetapkan dengan

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Bogor, mempertimbangkan isu strategis transportasi Jawa Barat dan

untuk mendukung visi dan misi Pemerintah Kabupaten Bogor.

- Kedua, melakukan penjaringan usulan kegiatan mulai dari unit unit kerja terkecil

hingga pada tingkat bidang/sekretariat.

- Ketiga, memformulasikan semua usulan yang masuk menjadi satu kesatuan

yang utuh dalam bentuk usulan program dan kegiatan.

- Keempat, mensosialisasikannya kembalai hingga ke unit-unit kerja untuk

dipahami agar program dan kegiatan yang akan dilakukan dapat terarah sesuai

dengan perencanaan. Pada sisi lain juga untuk mencegah terjadinya

pengulangan-pengulangan kegiatan yang dapat berakibat pada pemborosan

anggaran.

Dengan demikian diharapkan semua kegiatan dapat dilaksanakan secara


sinergis. Sebagai domumen perencanaan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Kabupaten Bogor, dalam pelaksanaannya juga akan melibatkan masyarakat dan

stakeholder di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau perhubungan agar

diperoleh nilai tambah dari program dan kegiatan yang diagendakan.

KEPALA DINAS
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KABUPATEN BOGOR

SOEBIANTORO W
NIP. 196507281988031003
DAFTAR ISI
Halaman
:
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. LANDASAN HUKUM 2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 4
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN 5
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS LLAJ 7
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STURUKTUR ORGANISASI DINAS 7
LLAJ
2.2. SUMBER DAYA PADA DINAS LLAJ KABUPATEN BOGOR 15
2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS LLAJ 20
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN 22
PELAYANAN PADA DINAS LLAJ
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 24
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS 24
DAN FUNGSI
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH 24
DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L (KEMENTRIAN 28
PERHUBUNGAN) DAN RENSTRA PROVINSI
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN 29
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DI BIDANG
TRANSPORTASI DARAT
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS 34
BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 37
4.1. VISI DAN MISI DINAS LLAJ KABUPATEN BOGOR 37
4.2. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH 39
4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN 41
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, 42
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI : INDIKATOR KINERJA DINAS LLAJ YANG MENGACU PADA 43
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII : PENUTUP 44
Lampiran : Tabel II.10 : Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor 2008-2013;
Tabel II.11 : Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor ;
Tabel IV.1 : Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas
LLAJ Kabupaten Bogor
Tabel V.1 : Indikator Kinerja Dinas LLAJ yang Mengacu pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Tabel VI.1 : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas LLAJ Kabupaten Bogor
2009-2013
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Tantangan dan permasalahan dalam pelayanan sektor
perhubungan secara nasional umumnya, masih dihadapkan pada
peningkatan kelancaran dan keselamatan lalu lintas, serta aksebiltas
pelayanan terutama pada pelayanan jasa transportasi di wilayah
terpencil dan perbatasan yang belum seluruhnya dapat dijangkau
secara memadai. Terbatasnya pendanaan pemerintah daerah untuk
pengadaan fasilitas baru, serta pemeliharaan dan rehabilitasi
prasarana dan sarana transportasi yang telah ada, tingkat
ketersediaan armada angkutan yang masih sangat terbatas dalam
mengakomodasi pergerakan barang dan penumpang khususnya
pada wilayah-wilayah terpencil, menjadi salah satu faktor yang
membuat masyarakat terpencil kurang dapat berkembang
khususnya dalam pemberdayaan wilayah dan perekonomian.

Terbatasnya pendanaan pembangunan sektor


perhubungan menuntut perubahan pola pikir kearah perencanaan
dan penetapan prioritas pembangunan dan pengembangan sarana
prasarana perhubungan secara efektif, sesuai permintaan yang
berdasar pada realita pola aktivitas, pola bangkitan-tarikan
pergerakan, sebaran pergerakan serta keunggulan komparatif antar
zona dalam wilayah Kabupaten Bogor yang sejalan dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor. Peran serta swasta
dalam pengelolaan sarana angkutan akan dapat mendorong
tersedianya sarana angkutan yang memadai serta timbulnya
persaingan yang sehat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan wilayah.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah serta perangkat peraturan perundangan penjabarannya,
terlihat suatu upaya pemerintah (Pusat) dalam mencanangkan
perubahan paradigma dan pendekatan perencanaan pembangunan
yang lebih efektif, efisien, dan bersasaran. Perubahan tersebut
diantaranya menyangkut kewajiban perangkat daerah dalam
menyiapkan rencana kerja sebagai acuan penyelenggaraan
pembangunan oleh perangkat daerah bersangkutan sesuai dengan
tugas dan fungsinya, baik untuk jangka waktu lima tahunan maupun
tahunan.

Amanat atas kewajiban perangkat daerah tersebut, antara


lain terurai dalam UU No. 32 Tahun 2004 pada Pasal 151 Ayat 1
bahwa “Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun rencana
strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman
pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif”. Dalam uraian lain, UU
No. 25 Tahun 2004 pada Pasal 1 Ayat 7 menetapkan ketentuan
umum mengenai “Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun”.

Proses penyusunan dan penetapan Rencana Pembangunan


Jangka Menengah dalam UU No. 25 Tahun 2004 didalamnya turut
mengandung pengaturan tentang penyusunan dan penetapan
Renstra-SKPD sebagai suatu proses yang sejalan dan timbal balik
dengan penyusunan dan penetapan RPJM Daerah, dimana tahapan-
tahapan pokoknya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah
sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah
ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum,
program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan
daerah (Pasal 14 Ayat 2);
2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan rancangan
Renstra-SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM Daerah
(Pasal 15 Ayat 3);
3. Kepala Bappeda menyusun rancangan RPJM Daerah dengan
menggunakan rancangan Renstra-SKPD dengan berpedoman
pada RPJP Daerah (Pasal 15 Ayat 4);
4. Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka
Menengah Daerah (Pasal 16 Ayat 4);
5. Musrenbang Jangka Menengah Daerah dilaksanakan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah Kepala Daerah dilantik (Pasal 17
Ayat 2);
6. Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM Daerah
berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah
(Pasal 18 Ayat 2);
7. RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik
(Pasal 19 Ayat 3);
8. Renstra-SKPD ditetapkan dengan peraturan pimpinan satuan
kerja perangkat daerah setelah disesuaikan dengan RPJM
Daerah (Pasal 19 Ayat 4).

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor


merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Bogor yang
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan kewenangan
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dibidang lalu
lintas dan angkutan jalan. Untuk itu, sebagai salah satu perangkat
daerah, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor
berkewajiban untuk menyiapkan Rencana Strategis sebagai acuan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi
tugas dan fungsinya dalam jangka waktu lima tahunan.

Menindaklanjuti amanat peraturan perundangan, yang


sejalan dengan kebutuhan terhadap penyiapan arah dan langkah
pencapaian yang akan diwujudkan dalam tahapan pembangunan
lima tahun kedua seiring dengan ditetapkannya RPJMD Kabupaten
Bogor 2013-2018 maka Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
memutuskan pentingnya menyiapkan Rencana Strategis Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor. Renstra Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merupakan dokumen perencanaan
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor untuk periode
5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program, dan indikasi kegiatan pembangunan yang
disusun sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berpedoman
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan bersifat indikatif.
Pada akhirnya, Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 diharapkan mampu
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Rencana
Pembangunan Tahunan) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor serta menjadi pedoman dalam pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan tahunan dan lima
tahunan sesuai dengan hasil pelaksanaan rencana
pembangunan yang telah ditetapkan.

II. LANDASAN HUKUM


Rencana Strategis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(DLLAJ) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini disusun dengan
berlandaskan pada peraturan perundangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Undang-undang Nomor 4
Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286)
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4484);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 SERI E, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah (Lembran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor
12 Tahun 2008);

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Penyusunan Rencana Strategis Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Bogor dimaksudkan untuk menjadi
pedoman dan acuan bagi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Oleh karena itu, tujuan penyusunan Rencana Strategis
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya selama periode 2013-
2018;
2. Menetapkan program dan indikasi kegiatan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
3. Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor (rencana kerja
tahunan);
4. Memberikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi rencana
pembangunan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
Bogor baik tahunan maupun Tahun 2013-2018.

IV. SISTEMATIKA PENULISAN


Rencana Strategis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(DLLAJ) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, landasan hukum, serta sistematika penulisan
Rencana Strategis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR
Bab ini menguraikan tentang tugas, fungsi, dan struktur
organisasi, sumber daya manusia, kineja pelayanan serta
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI
Bab ini menguraikan tentang identifikasi permasalahan
berdasarkan tugas dan fungsi, telaahan visi, misi, dan
program K epala D aerah dan W akil K epala D aerah,
telaahan renstra K/L dan renstra, telaahan rencana tata
ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis
serta penentuan isu-isu strategis pekerjaan Bidang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan di Kabupaten Bogor.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN
Bab ini menguraikan visi dan misi yang akan dicapai
oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
Bogor selama periode 2013-2018, serta tujuan dan
sasaran yang akan dicapai dari setiap misi serta
menguraikan strategi dan kebijakan yang akan ditempuh
dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan
oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
Bogor selama periode 2013-2018.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR


KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF
Bab ini menguraikan rencana program dan kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan
indikatif Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
Bogor

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN JALAN RUANG YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bab ini menguraikan indikator kinerja Dinas Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam
lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR

I. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS LALU


LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR

Tugas dan fungsi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang lalu lintas dan angkutan jalan;


b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan;
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan lalu lintas
dan angkutan jalan ; dan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Sekretariat


dan Bidang sebagai berikut :

1. Sektretariat
Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu
kepala Dinas dalam pengelolaan ketatausahaan dinas.Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat
mempunyai fungsi :

a. Mengkoordinasikan penyusunan program dan pelaporan dinas;


b. Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data Dinas;
c. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas;
d. Pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
e. Pengelolaan situs web Dinas; dan
f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun pelaporan
kinerja Dinas.

Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas


membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan penyusunan
program dan pelaporan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program Dinas;
b. Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data Dinas;
c. Pembinaan hubungan hubungan masyarakat;
d. Pelaksanaan pengelolaan situs web Dinas; dan
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
kinerja Dinas.

Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi
umum dan kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah
tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas;
b. Pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan;
c. Penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas.

Sub bagian Keuangan mempunyai tugas membantu


Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan
administrasi keuangan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
b. Pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Dinas;
c. Pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi
keuangan Dinas.

2. Bidang Teknik Lalu Lintas dan Jaringan


Bidang Teknik Lalu Lintas dan Jaringan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan teknik
lalu lintas dan jaringan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Teknik Lalu Lintas dan Jaringan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan manajemen rekayasa lalu lintas; dan
b. Pengelolaan jaringan lalu lintas angkutan jalan.

Seksi Lalu lintas mempunyai tugas membantu Kepala


Bidang Tehnik Lalu lintas dan Jaringan dalam melaksanakan
pengelolaan dan pengendalian lalu lintas. Untuk menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud, seksi Lalu lintas mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data manajemen dan
rekayasa lalu lintas;
b. Penyusunan petunjuk teknis manajemen dan rekayasa lalu lintas;
c. Penentuan lokasi, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan
rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat;
d. Pengawasan dan pengendalian pengelolaan perparkiran; dan
e. Pelayanan dan pengendalian administrasi penyelenggaraan dan
pembangunan fasilitas parkir untuk umum.

Seksi Jaringan Lalu Lintas Angkutan Jalan mempunyai tugas


membantu Kepala Bidang Tehnik Lalu lintas dan Jaringan dalam
melaksanakan pengelolaan jaringan lalu lintas angkutan jalan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Jaringan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengelolaan
jaringan lalu lintas angkutan jalan;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan jaringan lalu lintas
angkutan jalan;
c. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi
jalan daerah;
d. Pelayanan dan pengendalian administrasi penggunaan jalan
selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan; dan
e. Penyusunan jaringan trayek, penetapan kebutuhan kendaraan
untuk kebutuhan angkutan dan penetapan wilayah operasi dalam
wilayah daerah.

3. Bidang Teknik Angkutan Dan Terminal


Bidang Teknik Angkutan dan Terminal mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan teknik
angkutan dan terminal. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Teknik Angkutan dan Terminal
mempunyai fungsi sebagai berikut ;
a. Pengelolaan teknik usaha angkutan; dan
b. Pengelolaan terminal penumpang orang dan barang.

Seksi Angkutan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang


Tehnik Angkutan dan Terminal dalam melaksanakan pengelolaan
tehnik angkutan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud, Seksi Angkutan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengelolaan
angkutan,
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan angkutan jalan;
c. Pengelolaan jumlah alokasi angkutan umum pada trayek;
d. Pelayanan usaha angkutan orang, barang;
e. Pelayanan dan pengendalian administrasi trayek angkutan
perdesaan/ angkutan kota dan angkutan umum;
f. Pelayanan dan pengendalian administrasi koperasi angkutan
taksi yang melayani wilayah daerah; dan
g. Pengembangan jenis moda pelayanan angkutan umum.

Seksi Terminal mempunyai tugas membantu Kepala Bidang


Tehnik Angkutan dan Terminal dalam melaksanakan pengelolaan
terminal. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,
Seksi Terminal mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengelolaan
terminal;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan terminal;
c. Penataan dan pengembangan kawasan terminal;
d. Pengendalian operasional terminal;
e. Pengelolaan terminal orang, barang, dan peti kemas;
f. Pengelolaan retribusi pelayanan terminal; dan
g. Pembinaan dan pengendalian pengelolaan terminal.

4. Bidang Teknik Kendaraan Dan Perbengkelan


Bidang Teknik Kendaraan dan Perbengkelan mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan
teknik kendaraan dan perbengkelan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,
Bidang Teknik Kendaraan dan Perbengkelan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Pengelolaan pengujian kendaraan bermotor; dan
b. Pengelolaan perbengkelan kendaraan bermotor.
Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Tehnik kendaraan dan Perbengkelan
dalam melaksanakan pengelolaan pengujian kendaraan bermotor.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi
Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data pengujian
kendaraan bermotor;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pengujian kendaraan
bermotor;
c. Pengawasan dan pengendalian pemasangan reklame pada
kendaraan;
d. Pengelolaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
e. Pelayanan usaha pengujian kendaraan bermotor; dan
f. Pembinaan keselamatan teknik sarana kendaraan bermotor.

Seksi Perbengkelan mempunyai tugas membantu Kepala


Bidang Tehnik Kendaraan dan Perbengkelan dalam melaksanakan
pengelolaan perbengkelan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Perbengkelan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data perbengkelan
kendaraan bermotor;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan perbengkelan
kendaraan bermotor;
c. Pelayanan usaha perbengekelan umum kendaraan bermotor;
d. Pelayanan dan pengendalian administrasi usaha bengkel umum
kendaraan bermotor; dan
e. Pembinaan pengelolaan perbengkelan.

5. Bidang Penyuluhan Dan Pengendalian Operasional


Bidang penyuluhan dan pengendalian operasional
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan
pengelolaan dan penyuluhan serta pengendalian operasional lalu
lintas angkutan jalan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud,Bidang Penyuluhan dan Pengendalian Operasional
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan penyuluhan dan bimbingan keselamatan lalu lintas;
dan
b. Pengelolaan pengendalian operasional lalu lintas.
Seksi Penyuluhan dan Bimbingan Keselamatan mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengendalian
Operasional dalam melaksankan pengelolaan penyuluhan dan
bimbingan keselamatan lalu lintas. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Penyuluhan dan Bimbingan
Keselamatan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data penyuluhan dan
bimbingan keselamatan lalu lintas;
b. Penyusunan petunjuk teknis penyuluhan dan bimbingan
keselamatan lalu lintas;
c. Pembinaan penyuluhan dan bimbingan keselamatan lalu lintas
kepada masyarakat;
d. Pelayanan usaha pendidikan dan latihan mengemudi dan
pengawasan penyelenggaraan pendidikan mengemudi; dan
e. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan
lalu lintas dijalan daerah.

Seksi Pengendalian Operasional mempunyai tugas


membantu Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengendalian
Operasional dalam melaksanakan pengelolaan pengendalian
operasional lalu lintas angkutan jalan.Untuk menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengendalian Operasional
mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengendalian
operasional lalu lintas dan angkutan jalan;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengendalian operasional lalu lintas
dan angkutan jalan; dan
c. Pengawasan dan penertiban atas pelaksanaan peraturan
perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan.

6. Unit Pelaksana Teknis


Unit pelaksana teknis di bidang lalu lintas dan angkutan jalan
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas LLAJ dalam pelayanan di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional terdiri dari pejabat fungsional di bidang
lalu lintas dan angkutan jalan dan pejabat fungsional lainnya
diantaranya:
a. Penguji Kendaran Bermotor; dan
b. Arsiparis

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11


Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah. Dinas LLAJ
merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan
pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Adapun susunan
oragnisasi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor terdiri dari :

1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahi :
a Sub Bagian Program dan Pelaporan;
b Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
c Sub Bagian Keuangan;
3. Bidang Teknik Lalu Lintas dan Jaringan , membawahi :
a Seksi Lalu Lintas; dan
b Seksi Jaringan Lalu Lintas Angkutan Jalan;
4. Bidang Teknik Angkutan dan Terminal, membawahi :
a Seksi Angkutan; dan
b Seksi Terminal;
5. Bidang Teknik Kendaraan dan Perbengkelan, membawahi:
a Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor; dan
b Seksi Perbengkelan;
6. Bidang Penyuluhan dan Pengendalian Operasional, membawahi:
a Seksi Penyuluhan dan Bimbingan Keselamatan; dan
b Seksi Pengendalian Operasional;
7. UPT; dan
8. Kelompok Jabatan Fungsional

Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas LLAJ Kabupaten


Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor
II. SUMBER DAYA PADA DINAS LLAJ KABUPATEN BOGOR

1. Kondisi Umum Pegawai


Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor sebanyak 406 orang pegawai yang terdiri dari 292 orang PNS,
18 orang tenaga honorer, 8 orang tenaga keamanan dan 28 orang
petugas kebersihan. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel II.1
berikut :
TABEL II.1. Jumlah Pegawai Dinas LLAJ Kabupaten Bogor
No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %
1. PNS 292 85
2. Kontrak/Honorer 18 5
3. Petugas Keamanan 8 2
4. Petugas Kebersihan 28 8
JUMLAH 346 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Dinas LLAJ masih ada


yang belum diangkat menjadi pegawai negeri yaitu tenaga honorer,
petugas keamanan, petugas kebersihan dan Outsourching PamLalin.
Sehingga penulisan tentang kondisi pegawai dibawah ini difokuskan
hanya pada PNS.sebanyak 292 orang.

a. Jumlah Pegawai yang Menduduki Jabatan Dan Staf


Sesuai dengan Perda nomor 11 tahun 2008 tentang
pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor, maka pengisian
formasi jabatan struktural di Dinas LLAJ terdiri dari eselon II,III
dan IV yaitu sebanyak 23 orang. Sedangkan jabatan fungsional
yang ada yaitu fungsional Penguji Kendaraan Bermotor sebanyak
9 orang, dan arsiparis berjumlah 1 orang. Selengkapnya dapat
dilihat table II.2 dibawah ini.
Tabel II.2. Jumlah pegawai Dinas LLAJ yang menduduki
Jabatan dan Staf, tahun 2013
N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %
1. Eselon II 1 0,34
2. Eselon III 5 1,71
3. Eselon IV 17 5,82
4. Fungsional 9 3,08
5. Arsiparis 1 0,34
6. Staf 168 57,53
7. Petugas Lapangan 91 31,16
Jumlah 292 100
b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/ Pangkat
Dari 292 jumlah Pegawai (PNS) yang ada di Dinas LLAJ terdapat
185 orang pegawai yang berstatus golongan II, 56 orang pegawai
yang berstatus golongan III sedangkan golongan IV sebanyak 6
orang Namun masih ada pegawai yang bersatatus golongan I
yaitu sebanyak 45 orang Selengkapnya dapat dilihat tabel II.3
berikut :

Tabel II.3. Jumlah pegawai Dinas LLAJ berdasarkan


Pangkat/Golongantahun 2013
N0 Golongan Jumlah (orang ) %
1. IV 6 2,05
2. III 56 19,18
3. II 185 63,36
4 I 45 15,41
Jumlah 292 100

c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan


Apabilan dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Dinas LLAJ yang
ada, maka status pendidikan dengan SLTA/SMK lebih
mendominasi yaitu sebesar 61,64 %, sedangkan yang paling
rendah yaitu tingkat SD, SLTP masing-masing sebesar 5,82 %
dan 9,93 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel II.4 dibawah ini.
Tabel II.4. Jumlah pegawai Dinas LLAJ berdasarkan Pendidikan
tahun 2013.
N0 Pendidikan Jumlah (orang ) %
1. Strata-2 ( S2 ) 15 5,14
2. Strata-1 ( S1 ) 43 14,73
3. Sarjana Muda/ D3 8 2,74
4 SLTA/SMK 180 61,64
5 SLTP 29 9,93
6 SD 17 5,82
Jumlah 292 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga kerja di Dinas


LLAJ sebanyak 22,60 % adalah pegawai dengan klasifikasi
sarjana muda, sarjana dan magister. Hal ini sebenarnya sudah
merupakan hal yang baik bahwa sumber daya manusia yang ada
di Dinas LLAJ umumnya tingkat perguruan tinggi, sehingga
diharapkan Pelayanan Lalu Lintas dan angkutan Jalan menjadi
lebih baik.
d. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Disiplin Ilmu
Apabila dilihat dari jenis disiplin ilmu, terdapat 5,14 % pegawai
dengan tingkat strata-2 dengan 2 jenis disiplin ilmu, sedangkan
strata-1 sebesar 14,71 % yang terdiri dari 6 jenis disiplin ilmu.
Sedangkan hanya 2,74 % dengan latar belakang sarjana muda.
Selengkapnya dapat dilihat tabel II.5 berikut.
Tabel II.5. Jumlah pegawai Dinas LLAJ berdasarkan kesarjanaan
N0 KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH (orang )
A. MAGISTER
1. Ilmu Pemerintahan 6
2. Manajemen 9
B. SARJANA
1. Ilmu Pemerintahan 5
2. Adm. Negara 24
3. Ilmu Hukum 1
4. Ahli Transportasi Darat 3
5. Pertanian 1
6. Ekonomi 9
C. SARJANA MUDA
1. Ahli LLAJ 2
2. Ekonomi 5
3.Administrasi negara 1
D. SLTA 180
SLTP 29
SD 17
Jumlah 292

Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi disipiln ilmu


pegawai yang ada di Dinas LLAJ menunjukkan hal yang
bervariasi, hal ini di seusaikan dalam perumusan pelayanan di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Bogor, namun
pada kondisi saat ini Dinas LLAJ membutuhkan pegawai dengan
kompetensi disiplin ilmu sebagai berikut :
1) Transportasi Darat ;
2) Teknik Sipil ;
3) Perencanaan Wilayah;
4) Arsiparis;
5) Teknik informasi ;
Sehingga diharapkan dengan adanya penambahan pegawai
dengan disiplin ilmu tersebut dapat meningkatkan pelayanan di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Bogor
semakin berkualitas.
e. Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat Penjenjangan
Disamping tingkat pendidikan formal, pegawai yang ada di Dinas
LLAJ pegawai juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun
non penjenjangan. Dari 292 pegawai Dinas LLAJ terdapat 29
orang atau 9,93 % yang telah mengikuti Diklat PIM III dan PIM IV,
diantaranya terdapat 2,74 % atau 8 orang pegawai yang telah
mengikuti penjenjangan Diklat PIM III atau sejenisnya, sedangkan
jenis penjenjangan PIM IV atau sejenisnya sebesar 7,19 %.
Selengkapnya dapat dilihat tabel II.6.

Tabel II.6. Jumlah pegawai Dinas LLAJ yang mengikuti


penjenjangan
N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %
1. Spama/Diklat PIM III 8 2,74
2. Adum/Adumla/Diklat PIM 21 7,19
IV
Jumlah 29 9,93

f. Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan
Disamping Diklat Penjenjangangan di Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor terdapat Pendidikan dan Pelatihan teknis di bidang LLAJ
yang di selenggarakan oleh Pemerintah Pusat dan atau
Pemerintah Provinsi, diantaranya sebagai berikut:
1) Diklat Orientasi LLAJ;
2) Diklat Pengawasan LLAJ;
3) Diklat PPNS LLAJ;
4) Diklat Pengujian Kendaraan Bermotor;
5) Diklat Manajemen Terminal;
6) Diklat Angkutan Perkotaaan.
7) dll

2. Kondisi Umum Sarana Kerja


Pada kondisi saat ini Dinas LLAJ Kabupaten Bogor memiliki 1
Gedung Kantor, 1 Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor dan 3
Kantor UPT, Sarana kerja yang ada bisa terlihat dalam tabel II.7
berikut ini :
Tabel.II.7 Sarana Kerja Dinas LLAJ
NO URAIAN BANYAKNYA SATUAN
1 TANAH 16.060 M2
2 GEDUNG PENGUJIAN 1 UNIT
3 LISTRIK 9 JARINGAN
4 AIR 8 JARINGAN
5 TELPON 3 LINE (1 FAX)
6 AREA PARKIR 3 AREA
7 RUANG RAPAT 3 RUANG
8 RUANG ARSIP 2 RUANG
NO URAIAN BANYAKNYA SATUAN
9 KOPERASI 0 BUAH
10 TAMAN DALAM 5 AREA
11 KANTIN 1 BUAH
12 MUSOLLA 1 BUAH
13 KENDARAAN RODA 4 25 UNIT
14 KENDARAAN RODA 2 39 UNIT
15 KENDARAAN RODA 6 3 UNIT
16 MEJA RAPAT 3 SET
17 AC 46 UNIT
18 KOMPUTER PC 30 UNIT
KOMPUTER
19 17 UNIT
NOTEBOOK
20 MEJA KERJA 85 UNIT
21 KURSI KERJA 160 UNIT
22 FILLING KABINET 84 UNIT
23 RAK ARSIP 10 UNIT
24 INFOKUS 2 UNIT
25 JARINGAN INTERNET 2 JARINGAN
BUKU
26 60 BUAH
PERPUSTAKAAN
27 AREA TAMAN LUAR 1 AREA
28 LEMARI ARSIP 45 UNIT
BAB III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI

V. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI
Kabupaten Bogor yang berada di wilayah Provinsi Jawa
Barat dan berdekatan dengan Pusat Pemerintahan Negara Republik
Indonesia serta memiliki posisi yang sangat strategis dan memiliki
potensi ekonomi yang sangat besar, tidak saja berskala lokal,
regional, dan nasional, bahkan terdapat potensi yang berskala
internasional (Kawasan JABODETABEK). Beberapa potensi unggulan
nasional berada di Wilayah Kabupaten Bogor antara lain sektor
pariwisata, industri dan pertambangan yang tersebar dibeberapa
kawasan.
Selanjutnya, peran Kabupaten Bogor dalam konstelasi
nasional atau sistem perwilayahan nasional adalah sebagai berikut :

1. Kedudukan Kabupaten Bogor yang menjadi penghubung


sebagian Kabupaten/Kota di Jawa Barat Serta Provinsi
Banten.
Melalui posisi seperti ini Kabupaten Bogor menjadi pintu yang
menentukan pertumbuhan dan perkembangan wilayah sekitarnya.
Dampak yang terjadi dalam wilayah Kabupaten Bogor akan
mempunyai implikasi secara luas pada kondisi keseluruhan sistem
yang terkait. Khususnya dalam sektor transportasi menjadi
penentu roda perekonomian yang bergerak dari dan ke Kota
Bogor, Kota Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi,
Depok, Tangerang dan Kabupaten Rangkas;

2. Keterkaitan dengan Jatadebek (Jakarta-Tangerang-Depok-


Bekasi) mempunyai dampak berganda berupa pengaruh ke
depan maupun ke belakang.
Pengaruh ke depan dapat dilihat pada aktivitas hilir apa saja yang
muncul pada wilayah-wilayah tersebut sebagai akibat dari produksi
yang dilakukan di Kabupaten Bogor. Pengaruh ke belakang adalah
aktivitas hulu yang muncul untuk menunjang produksi yang
dilakukan di Kabupaten Bogor. Fenomena ini merupakan
konsekuensi dari proses berkembang karena adanya aglomerasi
perkotaan, khususnya yang digerakkan oleh Jakarta sebagai
ibukota negara. Contoh yang dapat dikemukakan adalah
pertumbuhan kawasan perkotaan di perbatasan dengan DKI
Jakarta.

VI. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI SKPD

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor sampai saat ini
masih memiliki permasalahan yang belum dapat diatasi diantaranya:
1) Masih kurangnya kualitas SDM Teknis Perhubungan seperti :
Jurusan LLAJ, Transportasi Darat, Pengujian Kendaraan
Bermotor, dll.
2) Masih kurangnya SDM yang memiliki kualifikasi dalam
pelaksanaan tugas pendukung administrasi, seperti : Akuntan,
Arsiparis dan bersertifikat pengadaan barang.
3) Belum terlaksananya pengalihan rute trayek baru angkutan kota
yang berhimpitan
4) Tidak adanya perbaikan kualitas pelayanan angkutan kota
5) Masih beroperasinya angkutan perkotaan yang sudah berusia
tua karena tidak adanya peremajaan angkutan
6) Belum terlayaninya seluruh kawasan Kabupaten Bogor
7) Masih kurang disiplin dan minimnya pengetahuan tata tertib
berlalulintas pengemudi angkutan umum
8) Belum terlaksananya system angkutan umum massal
9) Masih adanya terminal bayangan
10) Masih adanya lokasi rawan kemacetan
11) Masih leluasa beroperasinya angkutan penumpang umum ilegal
12) Masih adanya pelanggaran perizinan dan tata tertib berlalu
lintas angkutan perkotaan
13) Kurang tegasnya penindakan terhadap kendaraan
14) Belum maksimalnya pengawasan terhadap kondisi dan fungsi
fasilitas dan perlengkapan jalan yang sudah terpasang, seperti
: rambu lalu lintas, traffic light, marka jalan, dll
15) alat uji keliling/portabel kurang lengkap sehingga tidak
maksimalnya pelaksanaan penyidikan kelaikan kendaraan dan
pelanggaran lalu lintas lainnya
16) Masih minimnya fasilitas dan perlengkapan jalan, seperti :
rambu lalu lintas, traffic light, marka jalan, dll
17) Terkendalanya perawatan fungsi APILL dikarenakan kesulitan
dalam perbaikan tiang lurus dan lengkung Traffic Light yang
memerlukan mobil Crane dalam perbaikannya
18) Belum adanya pengendalian terhadap bengkel umum
kendaraan bermotor
19) Belum maksimalnya pengendalian terhadap daerah rawan
kecelakaan
20) Belum optimalnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor
karena terbatasnya peralatan/balai uji (single), dimana dengan
bertambahnya jumlah kendaraan umum berdampak pada
naiknya permintaan masyarakat yang sudah mengharuskan
dilakukannya penambahan peralatan/balai uji (double)
21) Belum adanya pembaharuan sistem informasi pengujian
22) Kurang memadai dan tidak layaknya ruang tunggu dan ruang
arsip pengujian
23) Belum maksimalnya pendapatan daerah dari sektor perparkiran
dikarenakan banyaknya pihak-pihak yang turut campur dalam
penyelenggaraan perparkiran
24) Masih adanya wilayah parkir yang belum tergali
25) Tidak maksimalnya evaluasi terhadap analisa potensi parkir
dengan kondisi real pungutan yang dilakukan oleh juru parkir
sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran penerimaan
pendapatan
26) Masih adanya juru parkir yang tidak disiplin, seperti : tidak
menggunakan seragam dan atribut, tidak memberikan karcis
parkir, identik masih mengejar setoran dan kurang peduli
terhadap kerapian parkir kendaraan, dll
27) Masih terdapatnya kerusakan jalan disekitar kawasan terminal,
pada lahan parkir, kerusakan pondasi jalur
kedatangan/keberangkatan dan gedung terminal
28) Masih belum maksimalnya PAD dari sektor terminal
29) Semakin berkurangnya jumlah kendaraan umum yang keluar-
masuk terminal dikarenakan hampir setiap PO
memberangkatkan kendaraan dari poolnya.
VII. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih

a. Visi
Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia
b. Misi
1. Meningkatkan Kesalehan Sosial
2. Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Berbasis Sumberdaya
Alam
3. Mengembangkan Potensi Pariwisata dengan Membangun Objek,
Sarana dan Prasarana Pariwisata dalam Upaya Meningkatkan
Kunjungan Wisata
4. Meningkatkan Integrasi dan Konektivitas serta Kualitas
Insfrastruktur Wilayah
5. Meningkatkan Pemerataan, Aksesibilitas dan Kualitas
Penyelenggaraan Pendidikan
6. Meningkatkan Aksesibilitas, Pemerataan, dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan
7. Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dalam Kerangka Tatakelola Pemerintahan yang Baik
8. Meningkatkan Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
dengan Mengutamakan Fungsi Konservasi
9. Meningkatkan Koordinasi, Sinkronisasi, Sinergitas dan Kerja
Sama Antar Daerah

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas


LLAJ sesuai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonom di bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam melaksanakan tugas pokok
tersebut Dinas LLAJ Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai
berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan lalu
lintas dan angkutan jalan ; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
VIII.Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

Dalam Renstra Kementrian Perhubungan tahun 2010-2014


khususnya Program pembangunan transportasi darat tahun 2010-2014
bertujuan untuk mendukung pengembangan transportasi darat yang
lancar, terpadu, aman dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan
efisiensi pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan
pelayanan angkutan antar wilayah serta mendorong ekonomi nasional.
Program pembangunan transportasi darat tahun 2010-2014 bertujuan
untuk mendukung pengembangan transportasi darat yang lancar,
terpadu, aman dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan efisiensi
pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan pelayanan
angkutan antar wilayah serta mendorong ekonomi nasional.
Adapun pelaksanaan program pengelolaan dan pelayanan
transportasi darat pada tahun 2010-2014 disusun berbasis kewilayahan
dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang
waktu 5 tahun.
Pengembangan transportasi darat berdasarkan kewilayahan
pada intinya meliputi :
1. Pembangunan & pengelolaan, prasarana, sarana & fasilitas LLAJ
dengan terimplementasinya teknologi lalu lintas angkutan jalan &
manajemen Rekayasa lalu lintas, terpasangnya fasilitas keselamatan
LLAJ, terbangunnya/ pengembangan simpul transportasi jalan;
2. Pembangunan & pengelolaan prasarana, sarana & fasilitas angkutan
Sungai dan Penyebarangan dengan terbangunnya peningkatan
simpul transportasi Sungai dan Penyebarangan, terbangunnya
jumlah sarana transportasi SDP;
3. Pembinaan, pengembangan dan pembangunan transportasi
perkotaan dengan terciptanya rencana induk angkutan perkotaan,
rencana induk system informasi lalu lintas perkotaan,
penyelenggaraan manajemen dan rekayasa di jalan nasional pada
kawasan perkotaan, laporan evaluasidan terbangunnya fasilitas
pendukung perkotaan, pengembangan jumlah Bus Rapid Transit
(BRT)/bus pemadu moda/bus perkotaan, mahasiswa,sekolah dan
fasilitas konversi BBM serta program gasifikasi angkutan umum
perkotaan;
4. Manajemen dan peningkatan keselamatan transportasi darat dengan
terselenggaranya kegiatan keselamatan transportasi darat
(sosialisasi, penyusunan pedoman teknis keselamatan transportasi
darat, monitoring & evaluasi keselamatan transportasi darat) &
rencana induk keselamatan lalu lintas jalan, rencana induk
keselamatan lalu lintas SDP yang dilakukan dengan pendekatan 5E
(Engineering, Education; Enforcement; Encoragment; Emergency).

Dalam Renstra Dinas perhubungan Provinsi Jawa Barat 2008-


2013 diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis, baik nasional
maupun global, maka Dinas Perhubungan Mencermati isu-isu di bidang
transportasi yang sedang mengemuka, karakteristik persoalan di bidang
transportasi yang di hadapi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (lebih
khusus lagi DISHUB Jabar) dan memperhatikan tantangan yang dihadapi
di bidang transportasi, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan
Dinas Perhubungan Jawa Barat untuk jangka waktu lima tahun ke depan
meresponnya dengan merumuskan isu-isu strategis sebagai berikut:
1. Untuk menghadapi persoalan sistem transportasi yang saat ini
semakin kompleks dan tantangan di bidang transportasi pada masa
lima tahun ke depan, DISHUB Jabar harus meningkatkan kompetensi
aparatur (sumberdaya manusia/SDM) perhubungan yang andal dan
berkualitas di bidang transportasi/perhubungan. Untuk mencari solusi
dari persoalan di bidang transportasi yang sngat
2. kompleks dan menjawab tantangan di bidang transportasi, diperlukan
atau dituntut adanya sistem perencanaan dan pengendalian
transportasi yang terpadu.
3. Dalam penyelengaraan sistem transportasi yang terpadu diperlukan
sarana dan prasarana transportasi (perhubungan) yang memadai dan
baik dengan mempertimbangkan aspek lingkungan.
4. Isu demokrasi yang terus menguat menuntut adanya sistem
pelayanan yang baik kepada masyarakat tak terkecuali dalam aspek
transportasi, DISHUB Jabar perlu melaksanakan pelayanan
transportasi yang prima.
5. Isu demokrasi yang terus menguat juga menuntut adanya
pengelolaan transportasi yang transparan dan terpercaya
(akuntabilitas)
IX. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS DIBIDANG TRANSPORTASI DARAT

Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025,
disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a)
terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui
pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan
yang memiliki nilai konservasi;(b) meningkatkan kualitas lingkungan pada
kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui
program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis
serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat mengganggu fungsi
kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat
mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat
khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan
migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan desa–desa potensial;
(d) pembangunan dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang
dibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan
internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana
tata ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan,
dan pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.

Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan


rencana pengembangan sistem transportasi Kabupaten Bogor tahun
rencana 2005 - 2025 Jalan meliputi :
1. Rencana pengembangan sistem transportasi jalan,tersiri dari system
jaringan kalan,fungsi, dan status jalan.
2. Pengelompokan jalan berdasarkan sistem jaringan jalan dibagi
menjadi system jaringan jalan primer dan system jaringan jalan
sekunder.
3. Pengelompokan jalan berdasarkan fungsi jalan untuk jaringan jalan
primer dan jaringan jalan sekunder dibagi kedalam jalan arteri, jalan
kolektor primer, jalan lokal dan jalan lingkungan.
4. Pengelompokan jalan berdasarkan status dibagi menjadi jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan desa.
5. Rencana pengelolaan prasarana tranportasi jalan meliputi
pengembangan bagi jalan nasional jalan tol, jalan nasional bukan
jalan tol, jalan provinsi, jalan lintas/tembus kabupaten, jalan lingkar
dan terminal dilakukan melalui pengembangan jalan baru dan
pengembangan jalan yang ada.

Rencana pengelolaan dan pengembangan prasarana


transportasi jalan sebagaimana dimaksud, terdiri dari pengelolaan
jaringan jalan yang ada dan rencana pengembangan jalan baru.
1. Rencana pengelolaan jalan yang ada dilakukan melalui program
peningkatan, rehabilitsi dan pemeliharaan rutin untuk ruas-ruas jalan
Nasional, jalan Provinsi, dan jalan Kabupaten, terdiri dari :
a. Jaringan jalan Nasional, meliputi :
1. Jaringan jalan arteri primer :
a) Jalan Cilodong/Bats Depok - Bogor;dan
b) Jalan Ciawi - Benda;
2. Jaringan jalan arteri sekunder : Jalan Raya Semplak – Kemang;
3. Jaringan jalan kolektor primer I :
a) Jalan Raya Ciawi;
b) Jalan Raya Ciawi – Cisarua;
c) Jalan Raya Cisarua (Cisarua);
d) Jalan Cisarua – Puncak;
e) Jalan Bogor – Leuwiliang;
f) Jalan Raya Leuwiliang (Leuwiliang)
g) Jalan Leuwliang – Jasinga;
h) Jalan Raya Jasingan (Jasinga);
i) Jalan Jasingan – Cigeleung;
j) Jalan Batas Depok/Kabupaten Bogor – Kota Bogor; dan
4. Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi (Tol Jagorawi)
b. Jaringan Jalan Provinsi (Kolektor promer II), meliputi :
1. Jalan Narogong –Cibinong;
2. Jalan Mayor Oking Djajaatmaja (Citerup);
3. Jalan Mayor Oking Djajaatmaja (Cibinong);
4. Jalan Cileungsi – Cibeet;
5. Jalan Cibubur – Cileungsi 3;
6. Jalan Batas Tanggerang/Bogor – Parung;
7. Jalan Moch. Toha (Parung Panjang);
8. Jalan Raya Parung Panjang – Bunar;
9. Jalan Raya Pondok Rajeg – KSR. Didi Kusmayadi – Tegar
Beriman; dan
10. Jalan Cibucil – Cibarusah;
c. Pengelolaan jaringan jalan Kabupaten (lokal sekunder, lokal I, lokal
II, dan lokal III) dan jalan desa (lingkungan), dilakukan terhadap
seluruh jalan kabupaten dan desa di wilayah daerah, yang jaringan
jalanya tercantum dalam Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah.

2. Rencana pengembangan jalan baru dilakukan untuk menghubungkan


antar wilayah dan antar pusat-pusat permukiman, industri, pertanian,
perdagangan, jasa dan simpul-simpul transportasi serta
pengembangan jalan penghubung antara jalan tol dan bukan jalan tol,
terdiri dari :
a. Rencana pengembangan jaringan jalan baru Nasional :
1. Jalan tol Bojong Gede – Antasari – Depok;
2. Jalan tol Cimanggis – Cibitung (Jakarta Outer Ring
Road/JORR II);
3. Jalan tol Ciawi – Sukabumi;
4. Jalan tol Jasinga – Tenjo;
5. Jalan tol Kemang – Parung – Pasar Jum’at (Depok);
6. Jalan tol Gunung Putri (Cibubur) – Cileungsi Batas
Kabupaten Bekasi (JORR III);
7. Bukan jalan tol dan jalan tol luar lingkar Bogor (Bogor Outer
Ring Road); dan
8. Bukan jalan tol kawasan Sport Center dan Wisata Gunung
Geulis.
b. Rencana pengembangan jaringan jalan baru berfungsi kolektor II,
yang merupakan jalan tembus antar wilayah kabupaten/kota
perbatasan,meliputi ruas :
1. Tegar Beriman (Cibinong) – Bojong Gede;
2. Cibinong – Karadenan – Kedung Halang (Batas Kota Bogor);
3. Cicangkal – Legok (Gunung Sindur);
4. Pintu Toll Sentul – Jalan Raya Bogor;
5. Parungpanjang – Jagabita;
6. Lapan – Mekarsari;
7. Jasinga – Koleang – Lebak Pinang (Batas Kabupaten Lebak);
8. Jampang – Ciseeng – Prumpung;
9. Sentul – Kandang Roda;
10. Gunung Putri – Wanaherang – Cileungsi; dan
11. Cariu – Jagatamu (Batas Kabupaten Kerawang)
c. Rencana pengembangan jaringan jalan baru berfungsi kolektor
primer III, yang merupakan jalan lingkar kabupaten dan jalan
tembus antarwilayah kabupaten/kota perbatasan, meliputi ruas :
1. Citeureup – Sukamakmur – Batas Kabupaten Cianjur;
2. Cigombong – Caringin – Ciawi – Megamendung – Cisarua;
3. Cigombong – Cijeruk – Tamansari – Tenjolaya – Pamijahan
– Leuwiliang – Leuwisadeng – Nanggung;
4. Nanggung – Cigudeg – Rumpin – Ciseeng – Parung –
Tajurhalang – Bojong Gede – Cibinong (Tegar Beriman) –
Citeureup;
5. Jasinga – Tenjo – Singa Bangsa (Batas Kabupaten Tanggerang);
6. Gunung Putri – Bojong Kulur – Batas Kota Bekasi;
7. Cariu – Babakan Raden – Batas Kabupaten Bekasi;
8. Cemplang – Galuga;
9. Cijayanti – Citaringgul – Babakan Madang;
10. Gunung Putri – Klapanunggal – Batas Kabupaten Bekasi;
11. Leuwiliang – Batas Kabupaten Sukabumi;dan
12. Leuwisadeng – Nanggung – Batas Kabupaten Sukabumi.

d. rencana pengembangan jaringan jalan baru berfungsi lokal


primer I, meliputi ruas :
1. Kranggan – Gunung Putri;
2. Sentul – Kandang Roda – Pakansari - Tegar Beriman;
3. Kebon Pedes – Ratujaya;
4. Ragajaya – Susukan – Kampung Pulo;
5. Kemang – Kedung Waringin;
6. Tonjong – Ragajaya;
7. Cipayung Jaya – Arco;
8. Tajur Halang – Kali Suren;
9. Cijayanti – Babakan Madang – Citaringgul – Sukamantri;
10. Warung Nangka – Bitungsari;
11. Seuseupan – Banjarwaru – Tapos;
12. Bendungan – Sukabirus;
13. Cipayung – Megamendung;
14. Cibanon – Gadog – Cikopo Selatan – Cisarua – Jogjogan;
15. Pasir Kaliki – Kampung Jawa;
16. Cilember – Batulayang – Ciburial – Tugu – Cisarua –
Cibeureum – Taman Safari;
17. Pasar Cisarua – Kopo;
18. Sukagalih – Cibeureum;
19. Cilebut Barat – Susukan;
20. Laladon – Dramaga (Lingkar Dramaga);
21. Cemplang – Leuwimekar (Lingkar Leuwiliang);
22. Sirnagalih – Waninggalih;
23. Gunungputri – Klapanunggal – Cikahuripan – Linggar Mukti;
24. Sentul – Bakanmadang – Sukamakmur – Tanjungsari;
25. Gunung Sari – Gunung Picung; dan
26. Karacak – Pamijahan.

e. Rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Bogor,


terdiri dari :
1. terminal angkutan penumpang, meliputi :
a. Terminal tipe B Cibinong;
b. Terminal tipe B Leuwiliang;
c. Terminal tipe B Cileungsi;
d. Terminal tipe B Parung;
e. Terminal tipe B Laladon;
f. Terminal tipe B Ciawi;
g. Terminal tipe C Parung Panjang;
h. Terminal tipe C Jasinga;
i. Terminal tipe C Bojonggede;
j. Terminal tipe C Jonggol; dan.
k. Terminal tipe C Cariu.
2. Terminal utuk tujuan wisata meliputi :
a. Terminal wisata di kecamatan pamijahan;
b. Terminal wisata di kecamatan Pamijahan; dan
c. Terminal wisata di kecamatan Ciawi;
3. Terminal barang/peti kemas, meliputi :
a. Terminal barang/peti kemas Kecamatan Cileungsi; dan
b. Terminal barang/peti kemas Kecamatan Citeureup dan
Kecamatan Babakan Madang;
Dengan memperhatikan RTRW yang menjadikan pedoman
dalam menentukan arah kebijakan dalam pelayanan dibidang lalu lintas
dan angkutan jalan bagi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Salah
satunya dengan penyediaan aksesbilitas yang berwawasan lingkungan
sesuai dengan karateritik umum Kabupaten Bogor. Pembangunan dan
penyediaan infrastrktur transportasi darat tersebut di upayakan tidak
mengurangi fungsi lingkungan hidup di Wilayah Kabupaten Bogor

X. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

Adanya program Pemerintah yang dituangakn dalam Rencana Aksi


Nasional (RAN) untuk mengurangi efek gas rumah kaca sebesar 26%
pada Tahun 2021 untuk sektor transportasi. Untuk menuju RAN perlu
disusun Rencana Aksi Daerah (RAD).

XI. Penentuan Isu-isu Strategis


Adapun isu – isu strategis dinas berkaitan dengan permasalahan tugas
dan fungsi SKPD, adalah :
1) Masih kurangnya kualitas SDM Teknis Perhubungan seperti :
Jurusan LLAJ, Transportasi Darat, Pengujian Kendaraan Bermotor,
dll.
2) Masih kurangnya SDM yang memiliki kualifikasi dalam
pelaksanaan tugas pendukung administrasi, seperti : Akuntan,
Arsiparis dan bersertifikat pengadaan barang.
3) Belum terlaksananya pengalihan rute trayek baru angkutan kota
yang berhimpitan
4) Tidak adanya perbaikan kualitas pelayanan angkutan kota
5) Masih beroperasinya angkutan perkotaan yang sudah berusia tua
karena tidak adanya peremajaan angkutan
6) Belum terlayaninya seluruh kawasan Kabupaten Bogor
7) Masih kurang disiplin dan minimnya pengetahuan tata tertib
berlalulintas pengemudi angkutan umum
8) Belum terlaksananya system angkutan umum massal
9) Masih adanya terminal bayangan
10) Masih adanya lokasi rawan kemacetan
11) Masih leluasa beroperasinya angkutan penumpang umum ilegal
12) Masih adanya pelanggaran perizinan dan tata tertib berlalu lintas
angkutan perkotaan
13) Kurang tegasnya penindakan terhadap kendaraan
14) Belum maksimalnya pengawasan terhadap kondisi dan fungsi
fasilitas dan perlengkapan jalan yang sudah terpasang, seperti :
rambu lalu lintas, traffic light, marka jalan, dll
15) alat uji keliling/portabel kurang lengkap sehingga tidak
maksimalnya pelaksanaan penyidikan kelaikan kendaraan dan
pelanggaran lalu lintas lainnya
16) Masih minimnya fasilitas dan perlengkapan jalan, seperti : rambu
lalu lintas, traffic light, marka jalan, dll
17) Terkendalanya perawatan fungsi APILL dikarenakan kesulitan
dalam perbaikan tiang lurus dan lengkung Traffic Light yang
memerlukan mobil Crane dalam perbaikannya
18) Belum adanya pengendalian terhadap bengkel umum kendaraan
bermotor
19) Belum adanya pengendalian terhadap Sekolah Mengemudi
20) Belum maksimalnya pengendalian terhadap daerah rawan
kecelakaan
21) Belum optimalnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor
karena terbatasnya peralatan/balai uji (single), dimana dengan
bertambahnya jumlah kendaraan umum berdampak pada naiknya
permintaan masyarakat yang sudah mengharuskan dilakukannya
penambahan peralatan/balai uji (double)
22) Belum adanya pembaharuan sistem informasi pengujian
23) Kurang memadai dan tidak layaknya ruang tunggu dan ruang arsip
pengujian
24) Belum maksimalnya pendapatan daerah dari sektor perparkiran
dikarenakan banyaknya pihak-pihak yang turut campur dalam
penyelenggaraan perparkiran
25) Masih adanya wilayah parkir yang belum tergali
26) Tidak maksimalnya evaluasi terhadap analisa potensi parkir
dengan kondisi real pungutan yang dilakukan oleh juru parkir
sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran penerimaan
pendapatan
27) Masih adanya juru parkir yang tidak disiplin, seperti : tidak
menggunakan seragam dan atribut, tidak memberikan karcis parkir,
identik masih mengejar setoran dan kurang peduli terhadap
kerapian parkir kendaraan, dll
28) Masih terdapatnya kerusakan jalan disekitar kawasan terminal,
pada lahan parkir, kerusakan pondasi jalur
kedatangan/keberangkatan dan gedung terminal
29) Masih belum maksimalnya PAD dari sektor terminal
30) Semakin berkurangnya jumlah kendaraan umum yang keluar-
masuk terminal dikarenakan hampir setiap PO memberangkatkan
kendaraan dari poolnya
31) Menjamurnya angkutan travel ilegal, angkutan AJAP dan AJDP
yang melayani door to door secara perlahan-lahan mematikan
angkutan resmi seperti AKAP dan AKDP yang wajib masuk
terminal
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

XII. VISI DAN MISI SKPD


Unuk menunjang keberhasilan dalam pencapaian Visi
Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Kabupaten Bogor menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta
Arah Kebijakan.

Visi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor adalah :

“Mewujudkan Pelayanan Transportasi yang Selamat,Terjangkau dan


Lancar Untuk Menuju Kabupaten Termaju Di Indonesia .”

Visi ini mempunyai makna : Dinas Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan dalam melaksanakan tugasnya mempertahankan pelayanan yang
sudah diberikan, juga akan berusaha untuk meningkatkan kualitas
pelayanan secara terus meneus dan berkesinambungan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan kota disesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan, serta selalu berkoordinasi
dengan dinas – instansi terkait dalam mempertemukan kebutuhan
masyarakat dengan aspirasi pemerintah Kabupaten Bogor.

Untuk mewujudkan Visi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


Kabupaten Bogor, maka visi tersebut dijabarkan menjadi lima buah Misi
yang diemban yaitu :
1. Mewujudkan sarana lalu lintas dan angkutan jalan yang terintegrasi
dan berkualitas;
2. Meningkatkan kualitas infrastruktur lalu lintas dan angkutan jalan;
3. Meningkatkan keselamatan, ketertiban, kelancaran dan keamanan
berlalu lintas;
4. Meningkatkan pelayanan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan;
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan yang berkualitas.
XIII.TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SKPD
Dalam mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka
sejumlah tujuan dan sasaran yang lebih terarah juga perlu ditetapkan.
Adapun tujuan dan yang ingin dicapai adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM Perhubungan
melalui kegiatan Pendidikan dan Pelatihan di sektor Perhubungan
dan Kesekretariatan;
2. Melaksanakan Pembangunan Prasarana dan fasilitas perhubungan,
pelaksanaan di bidang LLAJ berjangka dan berkelanjutan yang
efektif dan efisien menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku guna meningkatkan pelayanaan kepada masyarakat untuk
mewujudkan Kabupaten termaju di Indonesia;
3. Melaksanakan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas;
4. Melaksanakan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
Lalu Lintas;
5. Melaksanakan Peningkatan Pelayanan Angkutan;
6. Peningkatan penyediaan akan kebutuhan sarana dan prasarana
LLAJ yang berkualitas dalam meningkatkan aksesbilitas masyarakat
Kabupaten Bogor;
7. Melaksanakan Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan;
8. Tersedianya fasilitas dan perlengkapan jalan yang memadai;
9. Peningkatan Keselamatan, Ketertiban, Kelancaran di bidang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan guna mendukung aksesibilitas dan
aktifitas masyarakat.

Sedangkan sasaran dan yang ingin dicapai adalah :

1. Terbentuknya Aparatur Perhubungan yang profesional;


2. Terencana dan termonitornya penyelenggaraan pembangunan
prasarana dan fasilitas perhubungan;
3. Terpeliharanya peralatan beserta gedung pengujian, terminal serta
sarana dan prasarana perhubungan;
4. Terciptanya peningkatan pelayanan angkutan kepada masyarakat;
5. Pembangunan Halte Angkutan Umum, Terminal Angkutan
Penumpang Umum, Kantor Pengujian Kendaraan Bermotor di UPT
LLAJ dan Pembangunan Serta Pengembangan System Kontrol
Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Tersedianya Pengadaan Rambu-rambu Lalu Lintas, marka jalan, dan
pagar pengaman jalan serta terpasangnya fasilitas lalu lintas dan
angkutan jalan di Kabupaten Bogor;

XIV. STRATEGI DAN KEBIJAKAN


Untuk mewujudkan visi dan merealisasikan misi Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor perlu ditetapkan kebijakan
dan program prioritas yang akan dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Bogor mengambil kebijakan-kebijakan, yaitu
sebagai berikut :
a. Memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai yang berada di
lingkungan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor
untuk memperoleh pelatihan dan pendidikan teknis baik di bidang
Perhubungan maupun Kesekretariatan;
b. Melakukan pengajuan rekruitmen tenaga yang memiliki potensi dan
kemampuan teknis di bidang Perhubungan;
c. Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat untuk perizinan dan rekomendasi bidang perhubungan;
d. Pengembangan sistem transportasi perkotaan yang bersifat massal
dan menjadi angkutan pemadu moda transportasi serta terintegrasi;
e. Peningkatan kualitas pelayanan transportasi melalui manajemen
angkutan umum dan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang juga
meliputi sarana dan prasarananya;
f. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan tata tertib
berlalu lintas dan melaksanakan penyuluhan, pembinaan dan
pengawasan kepada penyedia dan pengguna jasa angkutan;
g. Penertiban terhadap kendaraan angkutan penumpang dan barang
yang tidak laik jalan, tidak memiliki izin, dan melanggar tata tertib
berlalu lintas.
BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,

INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN


PENDANAAN INDIKATIF

XV. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok


Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Cara pencapaian tujuan dan sasaran merupakan strategi
penting untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk itu upaya yang dilakukan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
adalah dengan menetapkan arah kebijakan, program dan kegiatan
dengan memperhatikan sumber daya organisasi serta keadaan
lingkungan yang dihadapi.

Untuk mewujudkan visi dan merealisasikan misi Dinas Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan guna menunjang pencapaian visi dan misi
Kabupaten Bogor, perlu ditetapkan Program Kegiatan Prioritas Lima
tahunan.

Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan menyangkut tentang


kebutuhan sarana dan prasarana serta upaya peningkatan kuaslitas
sumber daya manusia dan penerbitan Peraturan Daerah yang
merupakan landasan peningkatan pelayanan dan peningkatan
pendapatan asli daerah.

Lancarnya arus lalu lintas perkotaan merupakan cermin


ketertiban, kedisiplinan dan keteraturan masyarakat Kabupaten tersebut,
demikian pula halnya kelancaran angkutan barang akan dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Apabila prasarana transportasi diibaratkan
sebagai urat nadi maka sarana pengangkutannya merupakan darah yang
mengalir yang membawa kebutuhan hidup manusia. Dengan demikian
keterkaitan antara prasarana dan sarana transportasi sangat erat dan
saling mempengaruhi.

Dalam merealisasikan kebijakan – kebijakan yang telah


ditetapkan seperti tersebut diatas, maka program yang akan
dilaksanakan adalah:
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
2. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;
3. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ;
4. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;
5. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan;
6. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas;

Pogram program tersebut akan direalisasikan dengan kegiatan-


kegiatan :

1. Pelatihan untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia


perhubungan;
2. Pengadaan Mobil Operasional LLAJ;
3. Pembangunan Intelligent Transport System (ITS);
4. Pembangunan Halte Angkutan Umum;
5. Pembangunan Sistem Angkutan Umum Massal;
6. Penyuluhan untuk Peningkatan disiplin masyarakat pengguna jalan;
7. Pembangunan Terminal Angkutan Penumpang Umum;
8. Pembangunan Pengujian Kendaraan Bermotor di 3 UPT LLAJ;
9. Pembangunan terminal dan sub terminal;
10. Pengembangan fasilitas LLAJ;
11. Pengadaan alat pengujian Kendaraan Bermotor;
12. Pembuatan Sistem informasi manajemen lalu-lintas;
13. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

Secara terinci berkaitan dengan program dan kegiatan tersebut


dapat dilihap pada lampiran Renstra.
BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA


TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran


RPJMD adalah :

1. Perencanaan Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan,


Penyusunan Perda dan peraturan perhubungan, pengelolaan Terminal
Angkutan Darat, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
perhubungan;
2. Rehabilitasi alat dan balai uji kendr. Bermotor, Terminal dan Sarana
Prasarana Perhubungan;
3. Penyuluhan kepada para sopir angkutan umum, pelaksanaan operasi
rutin angkutan penumpang dan barang, Pengoperasian ITS, temu wicara
dengan operator angkutan umum, uji kelayakan sarana transportasi,
penertiban perparkiran, kebersihan terminal, pengawasan angkutan
lebaran, penyusunan database perhubungan, sosialisasi ketertiban lalu
lintas, pemilihan sopir teladan, koordinasi dalam peningkatan pelayanan
angkutan;
4. Pembangunan Halte Bus, sistem Angkutan Umum Massal Beserta
Feedernya, Terminal Penumpang Angkutan Umum, Kantor Pengujian
Kendaraan Bermotor di 3 UPT LLAJ, Pengembangan ITS (Sistem Kontrol
Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan);
5. Pengadaan Rambu-rambu Lalu Lintas, marka jalan, dan pagar pengaman
jalan;
6. Pengadaan Alat Pengujian Kendaraan Bermotor dan Mobil Operasonal
LLAJ;

Faktor kunci keberhasilan yang ada pada Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan berfungsi untuk memfokuskan strategi dalam rangka
pencapaian tujuan dan misi dinas secara efektif serta efisien. Faktor kunci
keberhasilan ditentukan dengan mengidentifikasi indikator atau ukuran yang
dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Untuk mengetahui faktor faktor kunci keberhasilan pelaksanaan
tugas dan fungsi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor,
dilakukan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats) sebagai berikut:
Kekuatan (strengths), yang dimiliki Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor antara lain;
1. adanya visi dan misi yang jelas,
2. tersedianya sarana dan prasarana angkutan jalan,
3. tersedianya tenaga ahli transportasi yang dapat diandalkan,
4. adanya perangkat hukum yang mendukung kebijakan,
5. tersedianya fasilitas kerja yang mendukung.
6. adanya rasa kebersamaan antar petugas / aparat dalam melaksanakan
tugas.

Kelemahan (weaknesses) yang ada antara lain;


1. belum meratanya kemampuan aparat sesuai dengan bidang dan
jenjangnya,
2. belum tersedianya data base yang akurat dan lengkap,
3. pemahaman terhadap peraturan yang berlaku belum seutuhnya,
4. mekanisme kerja belum dilaksanakan sebagai sistem manajemen yang
baik,
5. kurangnya tenaga operasional dilapangan.
6. belum tersedianya dana sesuai dengan kebutuhan operasional.

Peluang (opportunities) yang ada pada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Kabupaten Bogor:
1. adanya komitmen dan dukungan dari eksekutif dan legeslatif Kabupaten
Bogor
2. kebijakan pembangunan tidak lagi perlu menunggu persetujuan
Pemerintah pusat
3. posisi Kabupaten Bogor sebagai Penyangga Ibu Kota Negara,
4. adanya kebijakan pemerintah untuk membangun kawasan industri ,
5. masih tersedianya lahan yang cukup untuk pembangunan dan
pengembangan prasarana transportasi yang dibutuhkan,
6. adanya kesediaan investor untuk berinvestasi pada sektor perhubungan.

Tantangan (threats) dalam melaksanakan pembangunan sektor


perhubungan meliputi ;
1. Tingginya laju pertumbuhan kendaraan di Kabupaten Bogor
2. belum tertatanya struktur kota secara baik,
3. belum tersedianya prasarana angkutan yang memadai,
4. belum adanya Peraturan Daerah tentang Pengaturan Masalah
Perhubungan secara utuh dan menyeluruh,
5. belum relanya pemerintah pusat menyerahkan kewenangan sektor
perhubungan secara utuh,
6. posisi Kabupaten Bogor sebagai Penyangga Ibu Kota Negara,
7. kesejahteraan pegawai yang belum merata,
8. adanya kesedian investor untuk berinvestasi pada sektor perhubungan.

Kekuatan dan kelemahan merupakan lingkungan internal Dinas Lalu Lintas


dan Angkutan Jalan, adapun peluang dan tantangan merupakan lingkungan
eksternal.

Dari analisis SWOT tersebut diatas dapat diambil sejumlah faktor kunci yang
akan menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran dinas,
yaitu sebagai berikut:
1. Mensosialisasikan visi dan misi perhubungan secara intens dan terus
menerus ke seluruh jajaran dan aparat perhubungan
2. Optimalisasi prasarana-sarana angkutan, sarana kerja dan kemampuan
tenaga ahli,
3. Pelaksanaan tugas sesuai ketentuan hukum yang berlaku dengan rasa
kebersamaan,
4. Pemerataan dan peningkatan kemampuan serta penambahan personil
aparat,
5. Menyusun dan melaksanakan mekanisme kerja yang efektif dan efisien,
6. Meningkatkan koordinasi dan pembinaan serta menghimpun data yang
akurat / dapat dipertanggung jawabkan secara terus menerus.
BAB VII

PENUTUP

Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor


Tahun 2013-2018 ini merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana
Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Penyusunan Program Kerja bagi Pejabat Eselon III dan IV
dan Staf, Penguatan Peran Stakeholders Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan maupun Pemerintah Kabupaten Bogor serta merupakan dasar dalam
Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Tahunan maupun Lima Tahunan Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor.

Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Renstra Dinas Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, sangat
tergantung dari kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara
pemangku kepentingan di intern Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor maupun dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor sendiri
selama tahun 2013-2018.

BUPATI BOGOR,

RACHMAT YASIN

You might also like