Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN RESUSITASI
Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak,
jantung dan alat-alat vital lainnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan pernafasan
buatan.(Kamus Kedokteran, Edisi 2000).
Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali
kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan
paru, yang berorientasi pada otak (Tjokronegoro, 1998).
Sedangkan menurut Rilantono, dkk (1999) resusitasi mengandung arti harfiah
“menghidupkan kembali”, yaitu dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi
jantung paru terdiri atas dua komponen utama yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan
hidup lanjut (BHL). Selanjutnya adalah perawatan pasca resusitasi.
B. TUJUAN RESUSITASI
Tujuan : Membuat bayi baru lahir stabil dalam waktu selambat-lambatnya 1 jam sesudah
lahir
1. Menjamin suhu neonatus dalam keadaan normal. Suhu normal bayi baru lahir adalah
dalam rentang 36,5-37,50C yang diukur di aksila selama 3 sampai 5 menitatau sampai
termometer berbunyi jika menggunakan termometer digital.
2. Menjaga patensiairway (jalan napas) yang baik dengan menggunakan Continuous
Positive Airway Pressure (CPAP) untuk bayi yang retraksi atau merintih sejak di
kamar bersalin. Oksigen tambahan diberikan dengan mencampur oksigen dan udara
(blended oxygen) dan mengatur konsentrasi oksigen berdasarkan panduan oksimetri
dengan target saturasi oksigen 88-92%.
3. Penilaian sirkulasi bayi baru lahir yang baik dilihat dari beberapa parameter yaitu 1)
heart rate antara 120-160 x/menit, 2) pulsasi arteri radialis kuat dan teratur, 3) akral
hangat, dan 4)capillary refill time < 3 detik.
4. Bila bayi tidak dapat minum, dapat dipasang akses melalui vena perifer atau dalam
keadaan darurat dapat menggunakan tali pusat.
5. Identifikasi bayi yang potensial mengalami hipoglikemia, sepertibayi kurang bulan
(usia gestasi <37 minggu), kecil masa kehamilan (KMK), besar masa kehamilan
(BMK), bayi dari ibu penderita diabetes melitus, bayi sakit, dan bayi dari ibu yang
mengonsumsi obat-obatan tertentu (beta-simpatomimetik, penghambat beta,
klorpropamid, benzotiazid, dan anti-depresan trisiklik) selama kehamilan. Apabila
pada pemeriksaan ditemukan kadar gula darah < 47 mg/dL dapat diberikan bolus
dextrosa 10% 2 mL/kgbb atau segera diberi minum jika tidak ada kontraindikasi
pemberian minum.
6. Bayi harus dirujuk dalam keadaan stabil dan kondisi tersebut dapat dicapai dengan
menerapkan program STABLE. Program STABLE adalah panduan yang dibuat untuk
tata laksana bayi baru lahir yang sakit, mulai dari pasca-resusitasi/pra-transportasi.
Program ini berisi standar tahapan stabilisasi pasca-resusitasi untuk memerbaiki
kestabilan, keamanan, dan luaran bayi. STABLE tersebut merupakan singkatan dari
S: Sugar and safe care (kadar gula darah dan keselamatan bayi), T: Temperature
(suhu), A: Airway (jalan napas), B: Blood pressure (tekanan darah), L: Lab work
(pemeriksaan laboratorium), E: Emotional support (dukungan emosional). Program
STABLE mengupayakan kondisi bayi menjadi “warm, pink, and sweet” secepatnya
dalam kurun waktu 1 jam.
7. Padakondisi lingkungan (cuaca dingin, angin kencang, dataran tinggi, jarak jauh) dan
fasilitas kurang memadai, upaya mengendalikan suhu neonatus selama proses
transportasidapat dilakukan dengan perawatan metode kanguru.
1. Tindakan Resusitasi Bayi Baru lahir dengan Tidak Bernapas atau Bernapas
Megap-megap.
Tahap II : Ventilasi
Ventilasi adalah merupakan tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume
udara ke dalam paru dengan tekanan positip untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa
bernapas spontan atau teratur.
Langkah-langkah :
1) Pasang sungkup, Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
2) Ventilasi 2 kali
Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm Air.
Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa
mulai bernapas dan menguji apakah jalan napas bayi terbuka.
Lihat apakah dada bayi mengembang.
Bila dada tidak mengembang :
o Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi,
o Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor,
o Periksa cairan atau lender di mulut. Bila ada lender atau cairan
lakukan pengisapan.
Bila dada mengembang lakukan tahap berikutnya.
Tidak selalu jelas kenapa mekonium bisa dikeluarkan sebelum persalinan. Kadang-kadang
janin tidak memperoleh oksigen yang cukup ( gawat janin ). Kekurangan oksigen dapat
meningkatkan gerakan usus dan membuat relaksasi otot anus. Dengan demikian janin
mengeluarkan mekonium. Bayi dengan resiko lebih tinggi untuk gawat janin memiliki
pewrnaan air ketuban bercampur mekonium ( warna kehijauan ) lebih sering, misalnya bayi
kecil untuk masa kehamilan ( KMK ) atau bayi post matur.
Bila air ketuban bercampur mekonium berwarna kehijauan, maka bayi dapat kemasukan
mekonium dalam paru-parunya selama di dalam rahim, atau mekonium masuk ke paru-paru
sewaktu bayi memulai bernapas begitu lahir. Tersedak mekonium dapat menyebabkan
pneumonia dan mungkin kematian.
Untuk itu diperlukan pertolongan segera dengan melakukan tindakan resusitasi Bayi Baru
Lahir dengan Air Ketuban Bercampur mekonium. Langkah-langkah Tindakan Resusitasi
BBL dengan Air ketuban Bercampur Mekonium sama dengan pada BBL yang air ketubannya
tidak bercampur mekonium, hanya berbeda pada :
1) Saat kepala lahir sebelum bahu keluar, isap lender dari mulut lalu hidung.
2) Setelah seluruh badan bayi lahir, lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal ?
Jika bernapas : potong tali pusat, dilanjutkan dengan Langkah Awal.
Jika tidak bernapas : letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala
didekat penolong, buka mulut lebar, usap mulut dan ulangi isap lender, potong
tali pusat, dilanjutkan dengan Langkah Awal. ( Ingat, Pemotongan tali pusat
dapat merangsang pernapasan bayi, apabila masih ada air ketuban dan
mekonium di jalan napas, bayi bisa tersedak ( aspirasi ).