You are on page 1of 18

MAKALAH PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN

HAKIKAT PROFESI GURU


(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengembangan
profesi keguruan)

Nama Dosen : Didi Suprijadi MM.,Dr

Disusun oleh :

1. Fathia Nur Fauzia (1113016300029)


2. Ulfah Khoeriyah (1113016300030)
3. Hikmah Fajriyah (1113016300033)

Kelompok : 1 (satu)
Kelas : 7A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kenikmatan dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan Makalah
pengembangan profesi keguruan berjudul “Hakikat Profesi Keguruan” ini dapat
kami selesaikan ditinjau tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti.
Penulisan makalah ini kami susun bertujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan pada mata kuliah pengembangan profesi keguruan untuk Program Studi
Pendidikan Fisika Semester 6A.
Makalah ini tidak akan dapat selesai tanpa adanya pihak-pihak yang telah
membantu baik secara moral maupun moril, untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada :
1. Didi Suprijadi MM.,Dr selaku dosen pengembangan profesi keguruan.
2. Orang tua kami yang telah memberi dukungan baik berupa moral maupun
moril.
3. Segenap teman-teman Prodi Fisika yang telah bekerja sama dalam
menyelesaikan makalah ini.
4. Dan pihak-pihak yang telah terlibat baik langsung maupun tidak langsung
Kami menyadari makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami
harap adanya kritikan dan saran yang positif dan konstruktif agar makalah
menjadi penyempurnaan kedepan.
Jakarta, 16 September 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

D. Metode penulisan ........................................................................................ 5

BAB II .................................................................... Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN .................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Persamaan Maxwell dan Dasar Empirisnya Error! Bookmark not defined.

B. Persamaan Gelombang ................................ Error! Bookmark not defined.

C. Syarat Batas ................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB III .................................................................. Error! Bookmark not defined.

PENUTUP .............................................................. Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat
manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang
baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu
mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya
dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai
tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai
seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai
pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek
pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga
mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan
bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta
menjadi lebih baik. Guru sebagai administrator kelas berperan dalam
pengelolaan proses belajar mengajar di kelas.
Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan,
tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan
Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar
yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru
saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk
mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi

4
yang akan dibahas dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi
kepribadian dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah
karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap,
stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik.
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka
membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat
seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti
kemajuan era globalisasi.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Metode penulisan

Metode Penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan


menggunakan metode kepustakaan. Metode ini digunakan dengan cara
mengumpulkan sejumlah karya yang berkaitan dengan tema yang dibahas.

5
6
A. Hakikat Profesi guru
1. Pengertian Profesi
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji
terbuka yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada
suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk
menjabat pekerjaan itu. Istilah profesi, menurut Everest Hughes (dalam Piet
A Sahartian, 1994) merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya
menjadi pekerjaan itu sendiri.
Oemar Hamalik (1984 : 2) sampai pada suatu kesimpulan bahwa
hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka.
Profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu : profesionalitas,
profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme (Abin Syamsuddin
Makmun, 1999).
a. Professional
Professional mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan
tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn
profesinya. Penyandangan dan penampilan “professional” ini telah
mendapat pengakuan, baik segara formal maupun informal. Pengakuan
secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang
mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan atau
organisasi profesi. Sedang secara informal pengakuan itu diberikan oleh
masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi. Sebagai contoh
misalnya sebutan “guru professional” adalah guru yang telah mendapat
pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik
dalam kaitan dengan jabatan ataupun latar belakang pendidikan
formalnya. Pengakuan ini dinyatakan dalam bentuk surat keputusan,
ijazah, akta, sertifikat, dsb baik yang menyangkut kualifikasi maupun
kompetensi. Sebutan “guru professional” juga dapat mengacu kepada

7
pengakuan terhadap kompetensi penampilan unjuk kerja seorang guru
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru. Dengan demikian,
sebutan “profesional’’ didasarkan pada pengakuan formal terhadap
kualifikasi dan kompetensi penampilan unjuk kerja suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu. Dalam RUU Guru (pasal 1 ayat 4) dinyatakan
bahwa: “professional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai
dangan keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain”.
b. Profesionalisme
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap
mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
tercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan
dan peningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan
strategi. Ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan
makna proesional.
c. Profesionalitas
Profesionalitas adalah sutu sebutan terhadap kualitas sikap para
anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan
keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
Dengan demikian, sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu
“keadaan” derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap,
pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
tugasnya.
d. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah sutu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Dengan profesionalisasi, para guru secara
bertahap diharapkan akan mencapai suatu derajat kriteria profesional
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan menurut Undang-undang

8
nomer 14 tahun 2005 yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV dan
telah lulus Sertifikasi Pendidikan. Pada dasarnya profesionalisasi
merupakan sutu proses berkesinambungan melalui berbagai program
pendidikan dalam jabatan (in-service).

2. Pengertian Guru
Guru menurut para ahli :
1. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan
kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai
makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri.
3. Menurut Keputusan Men.Pan Guruadalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
4. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.

B. Kedudukan dan Fungsi Guru

C. Profesional Guru
1. Pengertian Profesionalisme Guru

9
2. Prinsip Profesional Guru
Dalam UU Guru pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa profesi guru dan
dosen merupakan bidang pekerjaaan khusus yang memerlukan prinsip-
prinsip professional sebagai berikut :
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism
b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya
c. Memiliki kompetensis yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya
d. Mematuhi kode etik profesi
e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerjanya
g. Memiliki kesempatan untuk mengembnagkan profesinya secara
berkelanjutan
h. Memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya
i. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hokum
j. Undang-undang Guru dan Dosen sebagai peluang dan tantangan.
Dikaitkan dengan proteksi hak azasi dan profesi guru, undang-undang
guru sangat diperlukan dengan tujuan : (1). Mengangkat harkat citra dan
martabat guru, (2). Meningkatakan tanggung jawab profesi guru sebagai
profesi pengajar, pendidik, pelatih, pembimbing, dan manajer pembelajaran,
(3). Memberdayakan dan mendayagunakan profesi guru secara optimal, (4).
Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru,
(5). Meningkatakan mutu pelayanan dan hasil pendidikan, (6). Mendorong
peran serta masyarakat dan kepedulian terhadap guru. Setelah melalui
perjuangan panjang selama lima tahun sejak 1999, dengan melampaui
empat presiden dan empat menteri pendidikan, saat ini UU Guru telah
disahkan menjadi, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. Kelahiran Undang-undang Guru ini

10
merupakan payung dan landasan hukum bagi terwujudnya guru
professional, sejahtera, dan terlindungi. Pada gilirannya akan terwujud
kinerja guru professional dan sejahtera demi terwujudnya pendidikan
nasional yang bermutu dalam rangka pengembangan sumber daya manusia
Indonesia.
Undang-undang ini memberikan landasan kepastian hokum yang
untuk perbaikan guru di masa depan khususnya yang berkenaan dengan
profesi, kesejahteraan, jaminan social, hak dan kewajiban, serta
perlindungan. Beberapa substansi RUU Guru yang bernilai “pembaharuan”
untuk mendukung profesionalitas dan kesejahteraan guru antara lain yang
berkenaan :
1) Kualifikasi dan kompetensi guru : yang mensyaratkan kualifikasi
akademik guru minimal lulusan S-1 atau Diploma IV, dengan
kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi
pedagogic, kepribadian, professional, dan social.
2) Hak guru : yang berupa penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang
terkait tugasnya sebagai guru. (Pasal 15 Ayat)
3) Kewajiban guru ; untuk mengisi keadaan darurat adanya wajib kerja
sebagai guru bagi PNS yang memenuhi persyaratan.
4) Pengembangan profesi guru; melalui pendidikan guru yang lebih
berorientasi pada pengembangan kepribadian dan profesi dalam satu
lembaga yang terpadu.
5) Perlindungan; guru mendapat perlindungamn hukum dalam berbagai
tindakan yang merugikan profesi, kesejahteraan, dan keselamatan kerja.
6) Organisasi profesi; sebagai wadah independen untuk meningkatkan
kompetisi karir, wawasan kependidikan, perlindungan profesi,
kesejahteran dan atau pengabdian, menetapkan kode etik guru,
memperjuangkan aspirasi dan hak-hak guru.

11
E. Kompetensi Guru Profesional
Dalam buku yang ditulis oleh E. Mulyasa, Kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia.
c. Kompetensi Profesioanal.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional
adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan
d. Kompetensi Sosial.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi social
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserte didik, dan
masyarakat sekitarAlisuf Sabri .

12
Dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya mengutip pernyataan
Mitzel yang mengemukakan bahwa seorang guru dikatakan efektif dalam
mengajar apabila ia memiliki potensi atau kemampuan untuk
mendatangkan hasil belajar pada murid-muridnya. Untuk mengatur
efektif tidaknya seorang guru, Mitzel menganjurkan cara penilaian
dengan 3 kriteria, yaitu: presage, process dan product. Dengan demikian
seorang guru dapat dikatakan sebagai guru yang effektif apabila ia
dari segi: presage, ia memiliki “personality attributes” dan “teacher
knowledge” yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan mengajar yang
mampu mendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi process, ia
mampu menjalankan (mengelola dan melaksanakan) kegiatan belajar-
mengajar yang dapat mendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi
product ia dapat mendatangkan hasil belajar yang dikehendaki oleh
masing-masing muridnya.
Dengan penjelasan di atas berarti latar belakang pendidikan atau
ijazah sekolah guru yang dijadikan standar unsur presage,
sedangkan ijazah selain pendidikan guru berarti nilainya di bawah standar.
Berdasarkan pemahaman dari uraian-uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa mutu guru dapat diramalkan dengan tiga kriteria yaitu:
presage, process dan product yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Kriteria presage (tanda-tanda kemampuan profesi keguruan) yang
terdiri dari unsur sebagai berikut:
a. Latar belakang pre-service dan in-service guru.
b. Pengalaman mengajar guru.
c. Penguasaan pengetahuan keguruan.
d. Pengabdian guru dalam mengajar.
2. Kriteria process (kemampuan guru dalam mengelola dan
melaksanakan proses belajar mengajar) terdiri dari:
a. Kemampuan guru dalam merumuskan Rancangan Proses
Pembelajaran (RPP).

13
b. Kemampuan guru dalam melaksanakan (praktik) mengajar di
dalam kelas.
c. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
3. Kriteria product (hasil belajar yang dicapai murid-murid) yang terdiri
dari hasil-hasil belajar murid dari bidang studi yang diajarkan oleh
guru tersebut.
Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin, secara
konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dan Johnson mencakup tiga aspek, yaitu; (a)
kemampuan profesional, (b) kemampuan sosial, dan (c) kemampuan
personal (pribadi). Kemudian ketiga aspek ini dijabarkan menjadi:
a. Kemampuan profesional mencakup:
1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan
yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari
bahan yang diajarkannya itu.
2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan.
3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan
pembelajaran siswa.
b. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan
diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
membawa tugasnya sebagai guru.
c. Kemampuan personal (pribadi) mencakup:
1) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya
sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta
unsur-unsurnya.
2) Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai seyogianya
dianut oleh seseorang guru.
3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan
teladan bagi para siswanya.

14
Ahmad Sabri dalam buku yang ditulis oleh Yunus Namsa
mengemukakan pula bahwa untuk mampu melaksanakan tugas
mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan
profesional, yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru, yang meliputi:
a. Menguasai bahan meliputi:
1) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah;
2) Menguasai bahn pengayaan/penunjang bidang studi;
b. Mengelola program belajar mengajar, meliputi :
1) Merumuskan tujuan intsruksional;
2) Mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional yang tepat;
3) Melaksanakan program belajar mengajar;
4) Mengenal kemampuan anak didik;
c. Mengelola kelas, meliputi:
1) Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran;
2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi;
d. Menggunakan media atau sumber, meliputi:
1) Mengenal, memilih dan menggunakan media;
2) Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana;
3) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar;
4) Menggunakan micro teaching untuk unit program
pengenalan lapangan;
e. Menguasai landasan-landasan pendidikan.
f. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar.
g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.
h. Mengenal fungsi layanan dan program bimbingan dan penyuluhan:
1) Mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan penyuluhan;
2) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan;
i. Mengenal dan menyelengarakan administrasi sekolah;
k. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran

15
D. Kode Etik Guru
Guru sebagai pendidik adalah jabatan profesi yang mulia. Oleh sebab itu,
moralitas guru harus senantiasa terjaga karena martabat dan kemuliaan
sebagian unsur dasar moralitas guru itu terletak pada keunggulan perilaku, akal
budi, dan pengabdiannya.
Guru merupakan pengemban tugas kemanusiaan dengan mengutamakan
kebajikan dan mencegah manusia dari kehinaan serta kemungkaran dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun watak serta budaya,
yang mengantarkan bangsa indonesia pada kehidupan masyarakat yang maju,
adil dan makmur, serta beradab berdasarkan Pancasilan dan UUD 1945.
Pelaksanaan tugas guru Indonesia terwujud dan menyatu dalam prinsip
“ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”
Untuk itu, sebagai pedoman perilaku guru indonesia dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia.
Berdasarkan dasar hukum, kode etik guru indonesia yang terbaru yaitu
berlandaskan atas keputusan kongres XXI PGRI NO VI/ KONGRES/ XXI/
PGRI/ 2013. Yang isinya:
1. Kewajiban umum
2. Kewajiban guru terhadap peserta didik
3. Kewajiban guru terhadap orangtua/wali peserta didik
4. Kewajiban guru terhadap masyarakat
5. Kewajiban guru terhadap teman sejawat
6. Kewajiban guru terhadap profesi
7. Kewajiban guru terhadap organisasi profesi
8. Kewajiban guru pemerintah.

16

You might also like