Professional Documents
Culture Documents
RHOSA ARISTA
3425111427
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Drs. M. Nurdin Matondang S., M.Si Eka Putri Azrai, S.Pd., M.Si
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dengan judul “Studi Awal Perbanyakan dan Pemanfaatan Inokulum Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA)”. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas yang
diwajibkan setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilaksanakan selama 30 hari, pada tanggal 5 Agustus – 5 September 2014.
Tidak sedikit kendala yang didapat penulis dalam penyusunan laporan
penelitian PKL ini, salah satunya karena masih sedikitnya informasi yang penulis
dapatkan tentang apa yang akan dikerjakan selama PKL di Balai Teknologi
Lingkungan dan juga masih sedikitnya buku referensi yang didapatkan tentang
pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula. Namun, hal tersebut menjadi suatu dorongan
tersendiri bagi penulis untuk dapat berkontribusi dalam memberi informasi tentang
studi awal perbanyakan dan pemanfaatan inokulum fungi mikoriza arbuskula (FMA).
Terwujudnya laporan penelitian praktek kerja lapangan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Eka Putri Azrai, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing I dan sekaligus Ketua
Perogram Studi Biologi yang telah memberi pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan laporan penelitian Praktek Kerja Lapangan ini.
2. Ibu Ir. Fadliah Salim, M.Sc selaku Pembimbing II yang telah memberi
pengarahan dan bimbingan, baik dalam melaksanakan kegiatan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) maupun dalam penulisan laporan penelitian
Praktek Kerja Lapangan ini.
3. Ibu Avi Nurul O, S.Si, M.Sc selaku Pembimbing III yang telah memberi
pengarahan dan bimbingan dalam melakukan berbagai kegiatan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Balai Teknologi Lingkungan.
4. Ibu Tuti Suryati S.Si selaku kepala Laboratorium Fitoteknologi yang telah
memberikan bantuan serta pengetahuannya tentang fungi mikoriza
arbuskula.
5. Ibu Sati, Bapak Yunus, dan Bapak Atang yang telah dengan sepenuh hati
membantu dalam berbagai kegiatan di BTL, serta senantiasa memberikan
banyak pengetahuan dan pengalamannya.
6. Bapak Dr. Yadi Setiadi, Ibu Ir. Noor Faiqoh Mardatin, M.Sc, dan Ibu Nana
di Gedung PAU, Institut Pertanian Bogor, yang dengan senang hati
membagi pengalamannya dan pengetahuannya tentang FMA.
7. Dr. Ir. Arie Herlambang, M.Si selaku Kepala Balai Teknologi Lingkungan
(BPPT), yang telah menerima dan memberi kesempatan penulis untuk
melakukan kegiatan PKL di Balai Teknologi Lingkungan.
8. Orangtua terkasih dan adik-adik yang telah memberikan doa, semangat
serta dukungannya.
9. Segenap teman – teman Biologi 2011 untuk motivasi, dukungan, dan
pengalaman yang telah diberikan.
10. Yolanda Diana Sari, dan Agi Karlina yang selalu memotivasi penulis
untuk menyelesaikan laporan penelitian PKL ini.
Penulis,
Rhosa Arista
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................... 3
C. Manfaat................................................................................................... 4
A. Kesimpulan............................................................................................ 52
B. Saran...................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 54
LAMPIRAN............................................................................................................ 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Diagram Pohon Klasifikasi FMA berdasarkan Urutan LSU (INVAM,
2013)................................................................................................................ 6
2.2 Penampang longitudinal akar yang terinfeksi fungi mikoriza
(Brundrett et al., 1994)..................................................................................... 9
2.3 Tanaman Pueraria javanica............................................................................. 12
2.4 Tanaman Sorghum bicolor............................................................................... 13
3.1 Laboratorium Fitoteknologi (kiri) dan Green House (kanan) Balai Teknologi
Lingkungan, PUSPITEK Serpong................................................................... 16
3.2 Teknik pengambilan contoh tanah dan akar dari lapangan secara
proporsional (kiri dan tengah) dan secara tidak proporsional
(kanan).............................................................................................................. 18
3.3 Suspensi tanah dan akar tanaman yang sedang dilarutkan dalam air............... 20
3.4 Alat penyaring bertingkat................................................................................. 20
3.5 Pemindahan hasil saring pada penyaring paling bawah ke cawan petri........... 21
3.6 Suspensi dalam tabung sentrifugal untuk dilakukan sentrifugasi.....................21
3.7 Sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan antara partikel kecil tanah dan
inokulum FMA terpisah (kiri). Lalu suspensi dituangkan ke atas penyaring
45 µm (kanan)...................................................................................................22
3.8 Spora hasil sieving dipindahkan ke cawan petri (kiri), sehingga dapat
diamati di bawah mikroskop (kanan)............................................................... 22
3.9 Inokulum dari hasil trapping digunakan untuk pembuatan kultur spora
tunggal.............................................................................................................. 24
3.10 Pengelompokkan spora yang memiliki kesamaan karakteristik
morfologi.......................................................................................................... 24
3.11 Pengisian media tanam steril pada tabung reaksi (kiri) dan bibit tanaman
inang (Pueraria javanica) berumur 1.5 bulan (kanan) untuk spora
tunggal.............................................................................................................. 25
3.12 Peletakkan spora pada akar bibit tanaman inang.............................................. 25
3.13 Cawan petri digunakan sebagai wadah tanam untuk kultur spora
tunggal.............................................................................................................. 26
3.14 Pemberian kertas label pada media kultur tunggal (kiri). Penyiraman
tanaman kultur spora tunggal dilakukan dengan bantuan botol semprot
(kanan).............................................................................................................. 26
3.15 Perendaman akar tanaman inang dengan larutan KOH 10%............................28
3.16 Perendaman akar dengan larutan HCL 2%.......................................................29
3.17 Perendaman akar dalam larutan gliserol, asam laktat dan tripan biru
(2:2:1)............................................................................................................... 29
3.18 Akar dipotong sepanjang 1 cm (kiri) lalu diletakkan pada kaca objek (kanan)
untuk diamati di bawah mikroskop...................................................................30
3.19 Batang tanaman sorgum sebelum dipotong (kiri) dan sesudah dipotong
(tengah), lalu pot plastik ditutup dengan kertas HVS (kanan)..........................31
3.20 Pot – pot berisi inokulum FMA dikelompokkan berdasarkan kode asal
tanaman (Kiri). Pot-pot tersebut kemudian disimpan di rak laboratorium
Fitoteknologi (kanan)........................................................................................31
3.21 Media tanam dengan perbandingan 1:1:1 komposisi pupuk, pasir dan
kompos..............................................................................................................32
3.22 Inokulum FMA dari zeolit dan akar tanaman inang yang telah dipotong –
potong dan dicampur (kiri), dan rock phosphate yang telah ditimbang
sebanyak masing-masing 10 gram (tengah), kemudian zeolit dan rock
phosphate dimasukan ke dalam lubang pada media tanam
(kanan).............................................................................................................. 32
3.23 Tiga benih kangkung diletakan di atas zeolit yang mengandung inokulum
Mikoriza Bangka Tengah (MIBATH).............................................................. 33
3.24 Pupuk NPK (16:16:16) diletakan mengelilingi tanaman..................................34
4.1 Penampang akar tanaman inang yang telah melalui proses pewarnaan........... 44
4.2 Kenampakan struktur fungi mikoriza pada akar yang telah diwarnai. Hifa
bercabang seperti huruf H (kiri) sering digunakan sebagai penciri Glomus.
Spora berkecambah dan kemudian menjulurkan hifa ke dalam akar tanaman
(tengah). Ujung hifa ekstraradikal membengkak dan kemudian membentuk
spora (kanan) (Sumber: Nusantara, 2012)........................................................ 45
4.3 Perbandingan antara akar pada kelompok tanaman kontrol dan akar pada
tanaman dengan pemberian 5 gram zeolit inokulum FMA.............................. 50
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
10. Pengamatan dapat dilakukan setiap hari dan dicatat kapan spora
mulai berkecambah dan hal-hal lain yang terjadi selama
pembuatan kultur.
11. Pemupukan dilakukan dengan menyiram larutan hara berkadar
P rendah dan N tinggi, misalnya hiponeks merah (1 g per 2 L
air) dengan periode 1 minggu 2 kali.
12. Pemangkasan dilakukan 2 minggu atau sebulan sekali,
bergantung kepada kerimbunan tanaman. Jika menggunakan
tanaman Pueraria javanica, utamakan membuang sulur-sulur
karena dapat mengganggu pengambilan kultur. Tujuan
pemangkasan adalah untuk merangsang sporulasi.
e. Analisis Perkembangan Kultur Spora Tunggal
Langkah – langkah yang dilakukan dalam kegiatan analisis
perkembangan kultur spora tunggal adalah sebagai berikut:
1. Mengambil tabung – tabung reaksi yang digunakan sebagai
media kultur spora tunggal yang telah berumur 1 bulan.
2. Letakkan di dekat mikroskop stereo yang akan digunakan
untuk melihat perkembangan hifa maupun spora.
3. Menyalakan mikroskop stereo, lalu meletakkan secara
mendatar tabung reaksi pada meja objek.
4. Lihatlah keberadaan spora menggunakan mikroskop stereo
tersebut, apakah telah terbentuk simbiosis (spora atau miselia)
di antara akar tanaman inang. Dari jumlah tanaman seluruhnya
dan jumlah tanaman inang yang telah terbentuk simbiosisnya
maka akan didapatkan persentase keberhasilan kultur tunggal
FMA yang dilakukan.
f. Pewarnaan Akar (Staining)
Tujuan utama kegiatan pewarnaan akar adalah untuk menetapkan
apakah akar tanaman dikolonisasi FMA atau tidak dan untuk
menentukan derajat perkembangan mikoriza dalam sistem
perakaran tanaman. Kolonisasi akar dapat dihitung berdasarkan
kenampakan struktur intraradikal FMA, yaitu arbuskula, hifa,
spora, vesikel, atau struktur lain. Struktur tersebut dapat diamati
jika senyawa yang mewarnai dinding akar berhasil dihilangkan
dengan senyawa alkali. Berikut adalah langkah – langkah yang
dilakukan untuk pewarnaan akar:
1. Mencuci akar yang ingin diketahui asosiasinya dengan
mikoriza dengan air destilata.
2. Merendam akar dalam KOH 10% selama 12 jam atau dalam
KOH 10% panas (90°C) selama 10-30 menit (tergantung kadar
lignin atau umur akar).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Vesikula
dalam akar
tanaman
inang
Gambar 4.1 Penampang akar tanaman inang yang telah melalui proses
pewarnaan
Sedangkan sebagai perbandingan kenampakan struktur fungi
mikoriza pada akar tanaman yang telah melalui rangkaian pewarnaan.
Gambar 4.2 menunjukkan kenampakan struktur fungi mikoriza yang lebih
lengkap, yaitu terdapat hifa intraradikal, hifa ekstraradikal, dan spora.
Gambar 4.2 Kenampakan struktur fungi mikoriza pada akar yang telah
diwarnai. Hifa bercabang seperti huruf H (kiri) sering
digunakan sebagai penciri Glomus. Spora berkecambah
dan kemudian menjulurkan hifa ke dalam akar tanaman
(tengah). Ujung hifa ekstraradikal membengkak dan
kemudian membentuk spora (kanan) (Sumber:
Nusantara, 2012)
Bidang
Total
Tipe Pandang
Akar Bidang Persentase
Tanaman (Terdapat
Pandang
mikoriza)
1 6 3
2 15 9
3 11 4
Cp2
4 12 2
5 11 3
55 21 38.18%
S3 1 12 1
2 8 -
3 6 1
4 8 3
5 8 2
42 7 16.67%
1 9 1
2 8 3
3 11 4
V1
4 10 4
5 10 1
48 13 27.08%
1 5 -
2 7 3
3 9 6
V4
4 9 5
5 5 1
35 15 77.85%
1 12 1
2 10 1
3 9 3
?
4 13 4
5 5 3
49 12 24.48%
BAB V
A. Kesimpulan
1. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) adalah mikroorganisme yang memiliki
peran penting dalam ketahanan suatu ekosistem, stabilitas tanaman dan
pemeliharaan keragaman biologi.
2. Perbanyakan dan pemanfaatan FMA dilakukan dengan beberapa tahapan,
yaitu: pengambilan contoh tanah dan akar, ekstraksi spora, pembuatan
kultur penangkaran, pembuatan kultur spora tunggal, dan pemanenan.
3. Dalam penelitian ini, pemanfaatan FMA pada tanaman kangkung
(Ipomoea reptans) tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun, kadar klorofil, panjang akar, berat basah dan berat kering
tajuk, serta berat basah dan berat kering akar.
4. Tidak nyatanya pengaruh pemberian FMA pada pertumbuhan kangkung
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kondisi inokulum yang
digunakan, waktu penanaman yang sebentar (6 minggu), pemberian pupuk
NPK (16:16:16) yang berpengaruh buruk terhadap kolonisasi FMA, dan
kandungan air yang normal menyebabkan hifa eksternal FMA kurang
berkembang.
B. Saran
1. Untuk melihat pengaruh pemberian FMA pada tanaman, sebaiknya waktu
penanaman lebih dari 3 bulan. Semakin lama waktu penanaman maka
akan semakin baik untuk melihat asosiasi antara fungi mikoriza arbuskula
dengan tanaman inangnya.
2. Sebaiknya dilakukan pengujian viabilitas inokulum sebelum digunakan,
sehingga dapat diketahui dengan pasti keadaan inokulum FMA.
DAFTAR PUSTAKA
Abbot, L.K. dan Robson, A.D. 1984. The Effect of Mycorrhizae on Plant Growth.
CRC Press, Inc. Boca Raton. Florida.
Bolan, N. S. 1991. A critical review on the role of mycorrizhal fungi in the uptake of
phosphorus by plants. Plant Soil 134: 189-207.
Brundett, M.C., Bougher, N., Dell, B., Grove, T., Malaczuk, N. 1996. Working with
Mycorrhizal in Forestry and Agriculture. Canberra: Australian Centre for
International Agriculture Research.
Chalimah, S., Muhadiono, Aznam, L., Haran, S. dan T. M Nurita. 2007. Perbanyakan
Gigaspora sp. dan Acaulospora sp. dengan Kultur Pot di Rumah Kaca.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Daniels, B.A. and J.M. Trappe. 1980. Factors affecting spore germination of
vesicular-arbuscular mycorrhizal fungus, Glomus epigaeus. Mycologi. 72 :
457-463.
Delvian. 2005. Respon Pertumbuhan dan Perkembangan Cendawan Mikoriza
Arbuskula dan Tanaman terhadap Salinitas Tanah. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Eom, A.H., Hartnett, D.C., Wilson, G.W.T. 2000. Host Plant Species Effects on
Arbuscular Mycorrhizal Fungal Communities in Tallgrass Prairie. Oecologia.
122:435 – 444.
Gupta, R., and K. G. Mukerji. 2000. The Growth of VAM Fungi Under Stress
Conditions, In M. Singh, ed. Mycorrizhal Biology. Kluwer Academic, New
York, Boston, Dordrecht, London, Moscow.
Hayman, D.S. 1970. Endogone Spore Numbers in Soil and Vesicular Arbuscular
Mycorrhiza in Wheat as Influenced by Season and Soil Treatment. Trans. Br.
Mycol. Soc. 54: 53-63.
Islami, T dan Utomo, W. H. 1955. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Jeffries, P., Ginaninazzi, S., Perotto, S., Turanu, K. and Barea, M. 2003. The
Contribution of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Sustainable Maintenance of
Plant Health and Soil Fertility. Biology and Fertility of Soils 37: 1-16.
Kabirun, S. 2002. Tanggap Padi Gogo terhadap Inokulasi Mikoriza Arbuskula dan
Pemupukan Fosfat di Entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3(2): 49-56.
Khan, A.G., C. Kuek., Chaudrhry., C.S. Khoo dan W.J. Hayes. 2000. Role of Plant,
Mycorrhizae and Phytochelator in Heavy Metal Contaminated Land
Remediation. Chemosphere 41:197-207.
Nurmala, S.W.T. 1998. Sumber Karbohidrat Utama. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 93.
Nusantara AD, Bertham YH, dan Mansur I. 2012. Bekerja dengan Fungi Mikoriza
Arbuskula. Bogor: SEAMEO BIOTROP.
Oehl, F., Sieverding, E., Ineichen, K., Mader, P., Wiemken, A., Boller, T. 2009.
Distinct sporulation dynamics of arbuscular mycorrhizal fungal communities
from different agroecosystem in long-term microcosms. Agric Ecosyst
Environm 134:257 – 268.
Salt D. E., Smith R. D., dan Raskin I. 1998. Phytoremediation. Annual Revolution
PlantPhysiology,49:643648.hhtp://lbewww.epfl.ch/COST837/WG2_abstracts.
html (Diakses 1 Oktober 2014)
Smith, S.E. and D.J. Read. 2008. Mycorrizhal Symbiosis. Third Edition : Academic
Press. Elsvier Ltd. New York, London, Burlington, San Diego. 768 p.
Tarafadar, J.C. dan Rao, A.V. 1997. Response of Arid Legumes to VAM Fungal
Inoculation. Symbiosis, v.22, p. 265-274.
Thomas, J.C., K.W. Brown and W.R. Jordan. 1976. Stomata Response to Leaf Water
Potential as Affected by Preconditioning Water Stree in The Field. Agron. J.,
68:706-708.
Vogelsang, K.M, dan Bever, J.D. 2009. Mycorrhizal densities decline in association
with nonnative plants and contribute to plant invasion. Ecology.90:399 – 407.
Tanaman kangkung dengan penambahan 2.5 gram zeolit inokulum mikoriza Bangka
Tengah (MIBATH)