You are on page 1of 3

Anamnesis Riwayat Infeksi Tubuh

A. Konsep Infeksi
1. Definisi
Menurut Potter dan Perry (2009) infeksi merupakan masuk dan berkembang biaknya suatu
organisme (agen infeksius) dalam tubuh pejamu jika agen infeksius (patogen) hanya berada
dalam tubuh penjamu (host), belum tentu infeksi akan terjadi jika suatu organisme menginfasi
atau bertumbuh dan berkembang biak didalam pejamu tetapi tidak menyebabkan infeksi, maka
ini disebut sebagai kolonisasi.
Menurut Kozier (2010) infeksi merupakan invasi dan proliferasi mikoorganisme pada
jaringan tubuh. Mikroorgnaisme yang menginvasi dan berproliferasi pada jaringan tubuh disebut
agen infeksi. Apabila mikroorganisme tersebut tidak menimbulkan tanda klinis penyakit, infeksi
yang ditimbulkan disepakt infeksi amsimtomatik atau subklinis. Beberapa infeksi subklinis bisa
menyebabkan gangguan yang bermakna.

2. Penyebab
Menurut Kozier (2010) empat kategori utama mikroorganisme penyebab infeksi pada
manusia adalah bakteri, virus, jamur, dan parasit. Namun bakteri yang merupakan
mikroorganisme yang paling sering menyebabkan infeksi. Beberapa ratus spesies dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan dapat hidup serta ditularkan melalui udara, air,
makanan, tanah, jaringan dan cairan tubuh, serta benda mati. Sedangkan menurut
Kumar (1999) kategori faktor penyebab infeksi adalah :
a. Virus
Merupakan organisme intraselular obligat. Mengandung DNA ata RNA dalam
sekumpulan protei (capsid) silindris atau sferis yang dapat dikelilingi oleh lipid berlapis dua
(envelope, sampul). Menyebabkan penyakit akut (misalnya : selesma, epidemic, influenza),
keadaan laten seumur hidup dan reaktivasi jangka panjang (misalnya, virus hepatitis B,
HIV).
b. Bakteri
Tidak mempunyai nucleus (inti sel), tetapi mempunyai dinding sel kaku yang
mengandung dua lapis fospolipid (spesies gram negative) atau satu lapis fosfolipid (spesies
gram positif). Merupakan penyebab utama penyakit infeksi yang berat. Tumpakh ekstrasel
(misalnya, pneumonococcus) atau intrasel (misalnya, mycobacterium tuberculosis). Pada
keadaaan normal ditemukan 1012 bakteri pada kulit termasuk staphylococcus epidermidis
dan propionibacterium acnws dan 1014 bakteri dalam traktus gastrointestinal, 99,9 % adalah
anerobik.
c. Fungi
Berdinding tebal mengandung ergosterol dan tumpakh pada manusia sebagai sel ragi
berbentuk kuncup dan tapakng yang memanjang (hifa). Pada orang yang sehat, fungsi
mengakibatkan infeksi superfisial (misalnya, “athelete’s foot akibat tinea) dan abses
(misalnya, sporotrikosis) atau granuloma (misalnya, coccidioises, histoplasma, dan
blastonyces). Pada pejamu immunocompromized, terjadi infeksi sistemik oleh jamur
oportunistik (misalnya, candida, aspergilllis, dan mucor) yang ditandai oleh nekrosis
jaringan, perdarahan, dan penyumbatan vaskuler. Pada penderita AIDS, pneumocystis
carinii organisme oportunistik berbentuk jamur menyebabkan terjadinya pneumonia fatal.
d. Protozoa
Merupakan sel tunggal dengan nucleus (inti sel), membrane plasma lunak, dan organel
dalam sitoplasma yang rumit. Ditularkan melalui hubungan seksual trchomonas vaginalis.
Protozoa intestinal (misalnya, entamoeba histolytica dan giardia lamblia) menular saat
ditelan. Protozoa yang ditularkan melalui darah (misalnya plasmodium spp dan leishmania
spp) ditularkan oleh serangga penghisap darah.

3. Tanda dan Gejala


Infeksi adalah respon langsung dari paktuh terhadap cedera atau kematian sel. Gambaran
makroskopik infeksi sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau dan masih dikenal sebagai
tanda-tanda pokok infeksi yang mencakup kemerahan, panas, nyeri, pembengkakan, atau
demam dalam bahasa latin klasik, rubor, kalor, dolor, tumor. Tanda pokok yang kelima
ditambahkan pada abad terakhir yaitu perubahan fungsi atau function laesa (Price, 1995).
a. Rubor
Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat didaerah pertama
yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai tampak, maka anterior yang
mensuplai daerah tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir ke
dalam sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang
meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah keadaan ini, yang dinamakan
hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah local karena peradangan akut.
Tampaknya hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik secara
neurogenic maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamine.
b. Kalor

You might also like