Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sejarah dunia sampai hari ini telah banyak mengukir cerita dalam perjalanannya.
Mulai dari prestasi dan predikat baik sampai pada prestasi atau predikat buruk pun telah
dalam genggaman. Perjalanan ini tidak luput dengan kondisi dan derajat kesehatan di
suatu Negara. Semakin meningkat derajat kesehatan di suatu Negara maka semakin baik
pula aktivitas dalam Negara tersebut mulai dari social, ekonomi dan pembangunannya.
Semua itu didukung dengan produktivitas warga atau masyarakat yang sehat dimana
pengertian sehat adalah kondisi normal sejahtera yang tidak hanya bebas dari penyakit
tapi jasmani dan rohani yang seimbang juga terbebas dari cacat (WHO).
Dewasa ini Indonesia mulai diwarnai dengan hadirnya berbagai penyakit mulai
dari penyakit menular sampai dengan penyakit degenerative yang saat ini mulai menjadi
trend. Berbagai upaya dicanangkan dalam program kerja pemerintah demi
menanggulangi mewabah nya satu penyakit. Pembahasan mengenai penyakit
degenerative menjadi fenomena hangat saat ini. Penyakit degenerative mulai dari
diabetes, stroke, penyakit jantung koroner sampai dengan kanker.
Kanker sudah menjadi perbincangan yang sangat sering dibahas di sebuah forum.
Bahaya nya penyakit yang diam diam mematikan ini sudah sangat terkenal saat ini. Dan
biasanya si penderita baru menyadari ketika sudah dalam stadium lanjut . penyakit ini
memang tidak mudah ditemukan dalam satu atau dua kali pemeriksaan karena penyakit
ini baru terlihat denngan jelas selama beberapa tahun yang akan datang. Kanker atau
neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang
menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi
batas normal), menyerang jaringan biologis di dekatnya. menginvasi ke jaringan tubuh
yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.
1|P a ge
Dibantu dengan timbunan karsinogen yang ada di tubuh penderita akibat
konsumsi makanan yang sembarangan dan tidak sehat. Masyarakat kita pada saat ini
tergolong apatis akan kondisi dan kebiasaan konsumsi makanan mulai dari anak anak
hingga orang dewasa. Melunturnya budaya membawa bekal, perhatian orang tua yang
kurang akan kondisi kesehatan si anak membuat angka kesekitan semakin tinggi. Kanker
yang terjadi di Indonesia beragam jenis nya mulai dari kanker rahim atau CA Cerviks,
kanker payudara yang banyak di alami wanita kemudian kanker prostat, kanker usus, dan
yang mendominasi di Indonesia adalah kanker Paru Paru.
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis
tumor di paru). Data yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis
penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian
akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya
prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke
dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Kanker paru
adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang
cepat dan terarah.
2|P a ge
Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar
20% dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1 dari 13 orang dan
12% dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko terkena 1 dari 23 orang.
World Cancer Report mengestimasi bahwa terdapat 12,4 juta kasus baru dan 7,6 juta
kematian pada tahun 2008 (IARC, 2008). Angka estimasi jumlah kasus baru ini sedikit
lebih rendah daripada estimasi WHO (2010). Kejadian kanker yang terbanyak adalah
kanker paru (1,52 juta kasus).
Membahas mengenai kanker paru paru dan epidemiologi dari kanker paru paru.
1. Pengertian kanker paru paru
2. Patofisiologi kanker paru paru
3. Gejala kanker paru paru
4. Pencegahan untuk kanker paru paru
5. Pengobatan kanker patu paru
6. Epidemiologi kanker paru paru
1.3 Tujuan
3|P a ge
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar
paru (metastasis tumor di paru).
4|P a ge
radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven
arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada
pekerja yang juga merokok.
1
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-topics/lung-cancer/
5|P a ge
Hal ini dimengerti bahwa pada tahun 2010, di Indonesia jumlah perokok
laki-laki dewasa sebesar 66% dari jumlah keseluruhan, di samping itu lebih dari
9.700 ribu rokok digunakan. ini adalah permasalahan di Indonesia yang
disebabkan oleh tembakau yang berdampak pada tumbuhnya sel kanker paru-
paru. Sekitar 10,7% pasien setelah reseksi kanker paru-paru,meninggal dalam
waktu 30 hari. Meskipun operasi pengangkatan tumor, sebagian fungsi paru-paru
terganggu yang menyebabkan fungsi paru-paru melemah. Statistik AS
menunjukkan bahwa operasi kanker paru-paru sebagian atau secara menyeluruh,
sekitar 10,7 persen pasien meninggal dalam waktu 30 hari setelah operasi, jika
periode pengamatan diperpanjang satu tahun, angka kematian akan lebih tinggi.
Bahkan mereka yang mampu bertahan mengalami gejala dyspnea (sesak nafas).
Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering,
berkisar 20% dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1
dari 13 orang dan 12% dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko
terkena 1 dari 23 orang. Untuk setiap 3–4 juta rokok yang diisap, akan terjadi satu
kematian karena kanker paru. Pengaruh dari "Big Tobacco" memainkan peranan
penting dalam budaya merokok. Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan
setiap tahun. Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki tahun 2005 di
Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal karena
kanker. American Cancer Society mengestimasikan kanker paru di Amerika
Serikat pada tahun 2010 sebagai berikut :
Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang
laki-laki dan 105.770 orang perempuan). Estimasi kematian karena kanker paru
sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki dan 71.080 pada perempuan),
berkisar 28% dari semua kasus kematian karena kanker. Risiko terjadinya kanker
paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan risiko
meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7 dari 100.000 laki-
laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada pasien >75
tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan. Eropa
Timur mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan pria, sedangkan Eropa
6|P a ge
utara dan AS mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan wanita .Variasi
insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini
terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh
dunia.
2
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29366/3/ChapterII.pdf. Diakses 20 Oktober
2014
http://weenbee.files.wordpress.com/2011/10/askep-ca-paru.pdf. Diakses 20 Oktober 2014
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru
7|P a ge
BAB III
PEMBAHASAN
Pada tahap ini penderita masih dalam keaadan sehat namun penderita
mempunyai faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker Paru. Faktor resiko
tersebut adalah merokok, bahaya industri, polusi udara, lingkungan yang terdapat
banyak perokok, makanan dan kecenderungan familial. Dari faktor-faktor ini,
merokok berperan paling penting pada kanker paru (Price, 2006 )
2. Tahap Subklinis
3. Tahap Klinis
I. Gejala Intrapulmoner
a. Batuk.
Batuk ialah gejala umum kelainan paru dan juga merupakan gejala awal
kanker paru, berbagai kepustakaan menyatakan batuk merupakan manifestasi
yang sering dikeluhkan oleh penderita kanker paru. Patogenesis terjadinya batuk
pada kanker paru diawali dengan berbagai rangsangan reseptor batuk yang
terletak di dalam rongga toraks, antara lain terdapat di bronkus. Reseptor di
bronkus utama lebih banyak dibandingkan bronkus kecil. Jika ada rangsangan di
bronkus melalui serabut aferen diteruskan ke medula oblongata melalui cabang
nervus vagus, kemudian melalui serabut eferen menuju ke efektor yang terdapat
di dalam bronkus. Di daerah efektor inilah mekanisme batuk terjadi. Bersamaan
dengan siklus itu glotis tertutup terjadi kontraksi otot-otot dada, abdomen dan
relaksasi. diafragma, keadaan itu menyebabkan tekanan positif di dalam rongga
8|P a ge
dada yang tiba-tiba dilepaskan pada saat glotis terbuka, udara keluar
menggetarkan jaringan saluran napas termasuk pita suara, sehingga menimbulkan
batuk.
b. Batuk Darah.
c. Sesak Nafas.
Sesak napas juga merupakan suatu gejala paru, ini bisa disebabkan oleh
beberapa ha1 antara lain; tumor di daiam saluran napas, tumor menekan saluran
napas, kedua keadaan ini dapat menyebabkan atelektasis(Atelektasis merupakan
kondisi tidak berfungsinya paru-paru karena halangan pada bronkus (jalur udara
menuju paru-paru) atau pada bronkiolus (jalur udara yang lebih kecil)) dan
penurunan faal paru yang berakhir dengan sesak napas. Selain keadaan di atas
efusi pleura juga menyebabkan sesak napas pada kanker paru.
d. Nyeri Dada.
Nyeri dada dapat dirasakan oleh penderita kanker paru, keadaan ini
disebabkan keterlibatan pleura parietal, tergantung luas dan lokasi tumor tersebut,
nyeri ini dirasakan saat inspirasi.
a. Efusi Pleura.
9|P a ge
langsung ke dalam rongga pleura, kelenjar limfe, atau sumbatan pada kelenjar
limfe sehingga mengganggu aliran limfe tersebut. Jenis cairan pleura pada kanker
paru bisa serosa.
b. Pneumotoraks.
Pneumotoraks dapat terjadi pada kanker paru walaupun keadaan ini jarang
terjadi. Gejala akibat pneumotoraks juga tergantung pada jumlah dan organ yang
terdesak karena akumulasi udara dalam rongga pleura. lnvasi tumor ke parenkim
paru diduga penyebab utama terjadinya pneumotoraks. Dalam kepustakaan lain
dinyatakan bahwa rupturnya “bleb” juga memegang peranan terjadinya
pneumotoraks
c. Efusi perikardium
d. Gangguan Menelan.
10 | P a g e
f. Suara Serak
g. Gangguan Diafragma.
Kelainan ini terjadi karena peradangan dan penekanan pada nervus vagus.
Penderita mengeluh nyeri pada daerah telinga, temporal dan muka.
i. Tumor Pancoast.
11 | P a g e
j. Sindrom Horner.
Sindrom ini terjadi bila tumor menekan atau mengenai nervus simpatikus
servikalis dan dapat menyebabkan kerusakan serabut-serabut simpatik . dengan
munculan anhidrosis pada sisi yang sama (ipsilateral), gejala lain ptosis palpebra
superior, muka merah, konstriksi pupil.
b. Metastasis ke tulang.
c. Metastasis ke hepar.
12 | P a g e
d. Metastasis ke adrenal.
e. Metastasis ke gastrointestinal.
f. Metastasis ke kulit.
suatu sindrom akibat produksi bahan aktif biologi oleh sel-sel tumor,
substansi ini menimbulkan efek walaupun letaknya jauh dari tumor. Sulit
menerangkan secara pasti bagaimana hubungan sekresi bahan aktif ini dengan
efek klinis tersebut (Taufik, 2007).
Pada tahap lanjut penyakit kanker paru ini adalah pasien mengalami
anoreksia, lelah yang berlebih dan penurunan berat badan (Price, 2006 ).
5. Tahap Terminal.
13 | P a g e
meninggal karena komplikasi dan kanker sudah bermetatasis ke organ lainnya
(Sudoyo, 2009).
1. Rokok
Rokok menjadi Penyebab Kematian Kanker Paru Paru di Indonesia sebanyak 80%.
Asap Rokok mengandung sekitar 60 macam karsinogen
Bahan berbahaya dalam rokok merusak sel paru paru, seiring berjalan waktu sel
sel rusak tadi akan berubah menadi kanker. Selain itu perokok pasif atau yang terpapar
asap rokok uga beresiko terkena kanker paru paru.Dikemukakan bahwa kanker paru
terjadi pada perokok yang tidak memiliki kemampuan metabolis untuk
mendetoksifikasikan karsinogen tersebut secara adekuat. Tumor paru terjadi dari banyak
pajanan karsinogen dan bukan karena satu kejadian pencetus( serangan berulang). Sel sel
kanker memproduksi faktor pertumbuhabn autokrin ( misalnya fak pertumbuhan epitel,
faktor pertumbuhan jaringan, faktor pertumbuhan menyerupai insulin) yang mendorong
pertumbuhan tumor.kemudian tipe kanker bergantung pada sel asal.
2. Gas Radon
Radon adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan dari
penguraian radioaktif radium, yang merupakan produk dari peluruhan uranium, yang
ditemukan di lapisan kerak bumi. Produk peluruhan radiasi meng ion kan materi
genetika, sehingga menyebabkan mutasi yang kadang menjadi bersifat kanker. Radon
merupakan penyebab kanker paru paling banyak kedua di AS, setelah rokok. Risikonya
meningkat hinggga 8–16% untuk setiap peningkatan konsentrasi radon sebesar 100
14 | P a g e
Bq/m³. Tingkat gas radon bervariasi tergantung pada lokasi dan komposisi tanah dan
batuan di bawahnya. Sebagai contoh, di wilayah seperti Cornwall di Inggris (yang
mengandung granit sebagai substrata), gas radon merupakan masalah utama, dan
bangunan harus memiliki ventilasi aktif dengan kipas untuk menurunkan konsentrasi gas
radon. United States Environmental Protection Agency (EPA) memperkirakan satu dari
15 rumah di AS memiliki tingkat radon lebih tinggi dari tingkat rekomendasi 4 picocurie
per liter (pCi/l) (148 Bq/m³).
3. Asbestos
4. Polusi udara
Polusi udara di luar rumah hanya memberikan efek yang kecil dalam
meningkatkan risiko kanker paru. partikulat (PM2.5) halus dan aerosol sulfat, yang
berasal dari pelepasan asap kendaraan bermotor di jalanan, diasosiasikan agak
meningkatkan risiko. Untuk nitrogen dioksida, kenaikan bertahan hingga 10 bagian
per miliar meningkatkan risiko kanker paru hingga 14%.Polusi udara luar
diperkirakan bertanggung jawab terhadap 1–2% kejadian kanker paru. Bukti tentatif
mendukung adanya kenaikan risiko kanker paru dari polusi dalam ruang yang
berhubungan dengan pembakaran kayu, batubara, residu bahan bakar kotoran dan sisa
sampah yang dipakai untuk memasak dan pemanas ruang.
Wanita yang terpapar asap pembakaran batubara memiliki risiko dua kali
lebih tinggi dan sejumlah produk sampingan dari pembakaran tanaman organik
diketahui atau dicurigai bersifat karsinogen. Risiko ini memengaruhi kurang lebih
15 | P a g e
2.4 miliar orang di seluruh dunia, dan dipercaya menyebabkan 1.5% kematian
karena kanker paru.
5. Genetika
6. Penyebab lain
16 | P a g e
3.3 Klasifikasi Kanker Paru
Klasifikasi kanker paru secara histologi dibagi menjadi 4 jenis untuk kebutuhan klinis,
yaitu :
Pada karsinoma paru sel kecil (SCLC), sel kanker mengandung granul
neurosekretori padat (vesikel yang mengandung hormon neuroendokrin), yang memberi
tumor ini suatu asosiasi endokrin/sindrom paraneoplastik. Sebagian besar kasus muncul
di saluran napas besar (bronki primer dan sekunder). Kanker ini berkembang cepat dan
menyebar di tahap awal perkembangan penyakit. Enam puluh sampai tujuh puluh persen
memiliki penyakit metastatik pada saat penyakit mulai memberikan gejala. Kanker paru
jenis ini sangat berkaitan dengan kebiasaan merokok.
17 | P a g e
3. Adenokarsinoma (adenocarcinoma)
Sekitar 9% kanker paru adalah karsinoma sel besar. Disebut demikian karena sel-sel
kanker tersebut besar, memiliki sitoplasma berlebihan, nuklei besar dan nukleoli kelihatan
jelas. Dalam 1554 data-data yang dikombinasikan dari penelitian-penelitian di Cancer
Incidence in Five Continents, dinyatakan bahwa karsinoma sel kecil berkisar 20% dari
seluruh kasus dan karsinoma sel besar/undifferentiated sekitar 9%. Namun tipe histologi
lainnya berbeda berdasarkan jenis kelamin, yaitu: karsinoma sel skuamosa sekitar 44% dari
seluruh kasus kanker paru pada laki-laki dan 25% pada perempuan, sedangkan
adenokarsinoma sekitar 28% pada laki-laki dan 42% pada perempuan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan tipe histologi kanker paru yang paling sering
pada laki-laki. Insidensinya pada laki-laki menurun sejak awal tahun 1980-an, berbeda
dengan adenokarsinoma, insidensinya semakin meningkat sampai tahun 1990-an. Pada
pertengahan tahun 1990-an adenokarsinoma menjadi tipe histologi kanker paru yang paling
banyak pada laki-laki di Amerika Serikat. Di negara-negara barat lainnya, karsinoma sel
skuamosa masih menjadi tipe yang paling banyak pada laki-laki. Pada perempuan,
adenokarsinoma menjadi tipe yang paling sering (± 1/3 kasus), demikian juga insidensinya
semakin meningkat. Adenokarsinoma terutama banyak ditemukan pada perempuan-
perempuan Asia (72% dari kasus kanker di Jepang, 65% di Korea, 61% di Cina Singapura).
Perbedaan tipe histologi tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan merokok
18 | P a g e
3.4 Pencegahan
Penyebab utama kanker adalah penerapan gaya hidup yang tak sehat. Maka,
promotif dan pencegahan merupakan salah satu program penting sebagai upaya
pengendalian kanker.Kementerian Kesehatan telah memperkuat sosialisasi pengendalian
kanker di berbagai daerah. Pedoman pengendalian faktor risiko kanker telah disusun
untuk petugas kesehatan, kader, anak usia sekolah, dan masyarakat yang berisiko tinggi.
19 | P a g e
Program promotif dan pencegahan dilaksanakan Kementerian Kesehatan bekerja
sama dengan lintas program, lintas sektor, organisasi pemerintah, swasta, dan
masyarakat.Konten program promotif dan pencegahan yang telah dilaksanakan meliputi
Kampanye Nasional Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan advokasi
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Upaya pengendalian merokok, peningkatan
aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi sayur buah telah terintegrasi dalam program
PHBS.
Deteksi dini kanker ialah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih
dapat disembuhkan, yaitu :
• masih belum menimbulkan kerusakan yang berarti, pada golongan masyarakat tertentu
dan pada waktu yang tertentu.
20 | P a g e
4) Diagnosis dan pengobatan.
Pada saat ini berbagai rumah sakit di Indonesia sudah mempunyai kemampuan
untuk diagnosis dan pengobatan berbagai jenis kanker. Diagnosis pasti kanker dengan
pemeriksaan patologi anatomik dapat dilakukan di banyak laboratorium di negara kita.
Pembedahan kanker dan pemberian kemoterapi juga sudah lama dilakukan di berbagai
rumah sakit di Indonesia
5) Pelayanan paliatif
Perawatan paliatif sangat diperlukan karena sebagian besar penderita kanker yang
berada pada stadium lanjut sulit disembuhkan, sehingga usaha mengatasi gejala dan
mencukupi kebutuhan penderita, serta keluarga dalam fase terminal menjadi penting.
Jadi, dari aspek pencegahan di atas, maka dalam upaya pencegahan penyakit kanker paru
ini dapat disingkat dengan kata HERBAL, dimana bila dijabarkan yaitu sebagai berikut :
3.5 Diagnosis
3.5.1 Anamnesis
Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk
diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal penyakit
kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah,
sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat
badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis
21 | P a g e
kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat menyebabkan
nodul soliter paru.
3.5.4 Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan
untuk mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang
bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan
melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.
Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi komputer.
Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan
dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi
komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta
invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang
lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur
normal yang berdekatan.
22 | P a g e
3.5.5 Sitologi
Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan
dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan
gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu
dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan.
Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk
mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan yang paling
sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun
invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru
yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap
kanker paru pada golongan risiko tinggi.
3.5.6 Bronkoskopi
Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk
bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik
mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan
lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di
perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop.
23 | P a g e
3.5.8 Torakoskopi
24 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker paru paru merupakan penyebab kematian yang cukup besar terutama bagi
laki-laki juga di Negara Negara berkembang, apalagi bagi perokok aktif . hal ini sudah
terbukti bagi para perokok yang pada akhir usia nya di geragoti penyakit kanker paru
paru dimana kanker paru ini dibagi menjadi beberpa macam yaitu
Gejala yang ditimbulkan dari kanker paru cukup banyak dimulai dari gejala yang
biasa dan kadang penderita belum menyadari,mulai dari gejala Intrapulmoner yaitu batuk
sesak nafas, kemudian Gejala Intratorasik Ekstrapulmoner yaitu gangguan menelan,
gangguan diafragma sampai pada suara serak, Gejala Ekstratorasik Metastatik disini
mulai bermetstasis lalu Sindrom Paraneoplastik yaitu sindrom akibat produksi bahan
aktif biologi oleh sel-sel tumor, substansi ini menimbulkan efek walaupun letaknya jauh
dari tumor. Kemudian tahap terjadinya penyakit dibagi menjadi :
tahap Prepatogenesis, Sub Klinis, tahap klinis, tahap penyakit lanjut dan tahap
terminal. Pada dasar nya pecegahan kanker paru sangat mudah dan tidak memerlukan
banyak biaya dalam pelaksanaannya. Mulai dari olahraga rutin, kemudian pola konsumsi
nya, tidak konsumsi makanan yang banyak mengandung zat karsinogen. Diawali dengan
niat meninggalkan sedenry life style. Langkah pencegahan dimulai dari primary
prevention atau pencegahan primer yaitu diadakan nya promosi kesehatan, penyuluhan
dan pembelajaran mengenai kanker di sekolah sekolah, lalu pencegahan skundernya
adalah program deteksi dini setelah itu pencegahan tersiernya adalah dengan pengobatan
dan pelayanan Paliatif.
25 | P a g e
4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa agar lebih mengkaji bahaya dan kejadian kanker khususnya kanker paru
di Indonesia sebagai bentuk pembelajaran dan untuk menyadarkan sesama.
2. Bagi pemerintah diadakannya surveilans epidemiologi mengenai kanker sebagai bahan
pembelajaran dan sumber data bagi Mahasiswa pada Khususnya dan Masyarakat pada
umum nya.
26 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
(Jakarta.EGC : 2007).
Paru di Indonesia.
Internet :
http://www.dharmais.co.id/index.php/lung-cancer.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29366/3/ChapterII.pdf. Diakses 20
oktober 2014
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/lung-cancer-diagnosis/
http://infokesehatan1001.blogspot.com/2013/04/jenis-kanker-paru-paru-stadium.html
http://manajemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker-di-indonesia-dan-dunia/
27 | P a g e