You are on page 1of 17

BAB I

TINJAUAN UMUM
SEDIAAN AKTIF DAN SEDIAAN TAMBAHAN

1.1 Deskripsi Umum Senyawa Aktif Dan Tambahan


Deskripsi Umum Senyawa Aktif
1. Pemerian : serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.(FIV)
2. Nama lain : Amoksisilin
Nama kimia : Amoxicillinum

3. Rumus Molekul : C16H19N3O5S


Berat Molekul : 419,45 gr/mol

4. Kelarutan : sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida
dan dalam kloroform.

5. pH Larutan : anatara 3,5 dan 6,0


pH Stabilitas : anatara 3,5 dan 6,0

6. Titik Didih :
Titik leleh :

7. Stabilitas :
terhadap suhu : Terurai pada suhu 30-35 °C
terhadap cahaya : Tidak stabil terhadap paparan cahaya
terhadap air : 11,5 – 14,5 %

8. Wadah &Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamat terkendali.
1.2 Alasan Pemilihan

Dipilih tablet konvensional karena tablet diabsorpsi dengan baik dari duodenum (75-90%) dan tahan
terhadap inaktivasi asam lambung. Dimana tablet konvensional adalah tablet tak bersalut yang dibuat
dengan siklus pengempaan tunggal dan biasanya terdiri atas zat aktif tunggal atau dalam kombinasi dengan
excipient. Tablet ini akan terdesintegrasi apabila bersentuhan dengan saluran cerna.

1.3 Dasar Pertimbangan, Landasan Hukum dan Penggolongan Obat

Obat Keras

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/memasukkan obat-obatan kedalam daftar obat
keras, memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat itu hanya boleh diserahkan
denagn resep dokter.
2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk dipergunakan secara parenteral.
3. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat
baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
Contoh :
 Andrenalinum
 Antibiotika
 Antihistaminika, dan lain-lain
Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 02396/A/SK/VIII/1986
tentang tanda khusus Obat Keras daftar G adalah “Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dengan hurup K yang menyentuh garis tepi”, seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar II.4
Penandaan Obat Keras

1.4 No. Batch dan No. Registrasi


BAB II

URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

2.1 Bentuk Senyawa

Struktur Kimia Amoksisilin (Amoxicillin)

Struktur kimia Amoxicillin (Amoksisilin)

Bobot Molekul (BM) amoxicillin : 365.404


Melting point (titik lebur ) amoxicillin : 194 °C
Log P Amoxicillin ; 0.87
Kelarutan dalam air : 3430 mg/L
Permeabilitas CaCO2 : -6.1

Composition (Komposisi) :

C (52,59%), H (5,24%), N (11,5%), O (21,89%), S (8,78%)

Isotope composition (Komposisi Isotop) :


C (52,59%), H (5,24%), N (11,5%), O (21,89%), S (8,78%)

Jumlah Atom : 44

B. RUMUS KIMIA AMOXICILLIN (AMOKSISILIN)

B.1. Rumus Formula Kimia Amoxicillin :


C16H19N3O5S

B.2. Rumus Kimia IUPAC Amoxicillin (Amoksisilin) :


(2S,5R,6R)-6-[(2R)-2-amino-2-(4-hydroxyphenyl)acetamido]-3,3-dimethyl-7-oxo-4-thia-1-
azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid
2.2 Uraian
Amoxicillin / amoksisilin adalah antibiotic yang paling banyak digunakan dan salah satu jenis antibiotik
penicillin yang digunakan untuk mengatasi berbagai jenis bakteri. Misalnya, amoxicillin digunakan untuk
mengobati infeksi pada saluran pernafasan, saluran kemih, dan telinga. Amoxicillin adalah salah satu antibiotik
semisintetik analog dengan ampisilina dengan spektrum luas dan bersifat bakterisid baik terhadap bakteri gram
positif maupun gram negatif.

2.3 Bentuk Farmakologi Dan Mekanisme Kerja

Amoxicillin adalah senyawa Penisilina semisintetik dengan aktivitas antibakteri spektrum luasyang
bersifat bakterisid, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram positip dan beberapagram negatip yang
patogen. Bakteri patogen yang sensitif terhadap Amoxicillin antara lain :Staphylococci, Streptococci,
Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H influenzas, E.coli, dan P. mirabiiis. Amoxicillin kurang efefktif
terhadap species Shigella dan bakteri penghasil beta laktamase.

Amoxicillin stabil dalam suasana asam lambung dan dapat diberikan tanpa mengganggu makanan.
Amoxicillin ini di absorbs secara cepat setelah pemberian secara oral dan di distribusikan secara cepat ke
hampir semua jaringan dan cairan tubuh, kecuali pada otak dan cairan sumsum tulang belakang, kecuali pada
keadaan selaputotak meradang. Sebagian besar amoxicillin dikeluarkan dari dalam tubuh melalui air kemih dan
dalam bentuk yang tidak berubah. Ikatan protein nya tidak tinggi di dalam serum darah. Amoxicillin diikat oleh
protein +/- 20%. Pemberian secara oral pada dosis 250mg dan 500mg amoxicillin kapsul menghasilkan rata-rata
konsentrasi dalam darah yang tertinggi 1-2 jam setelah pemberian masing-masing sekitar 3,5mcg/ml sampai
5,0mcg/ml dan 5,5mcg/ml sampai 7,5mcg/ml. sekitar 60% dari pemberian amoxicillin secara oral akan di
eksresikan melalui air seni selama 6-8 jam.

Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat melewati sawar plasenta, tetapi tidak
satupun menimbulkan efek teratogenik. Namun demikian, penetrasinya ke tempat tertentu seperti tulang atau
cairan serebrospinalis tidak cukup untuk terapi kecuali di daerah tersebut terjadi inflamasi. Selama fase akut
(hari pertama), meningen terinflamasi lebih permeable terhadap Amoxicillin, yang menyebabkan peningkatan
rasio sejumlah obat dalam susunan saraf pusat dibandingkan rasionya dalam serum. Bila infefksi mereda,
inflamasi menurun maka permeabilitas sawar terbentuk kembali (Mycek, et.al.,2001).

Jalan utama ekskresi melalui system sekresi asam organik (tubulus) di ginjal, sama seperti melalui
filtrate glomerulus. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis obat yang diberikan harus disesuaikan.

2.4 Nasib Obat Dalam Tubuh (Farmakodinamika)

Amoksisilin adalah bakterisidal yang rentan terhadap organisme melalui penghambatan biosintesis
dinding sel mukopeptida selama tahap penggandaan bakteri (Imoisili, 2008). Amoksisilin lebih efektif melawan
mikroorganisme gram positif dibanding gram negatif, dan mendemonstrasikan efikasi lebih baik dibanding
penisillin, penisillin V dan dibanding antibiotik lain dalam pengobatan penyakit atau infeksi yang beragam
(Kaur et al., 2011). Amoksisilin bekerja dengan mengikat pada ikatan penisilin protein 1A (PBP-1A) yang
berlokasi didalam dinding sel bakteri. Penisillin (amoksisilin) mengasilasi penisilin-mensensitifkan
transpeptidase C-terminal domain dengan membuka cincin laktam menyebabkan inaktivasi enzim, dan
mencegah pembentukan hubungan silang dari dua untai peptidoglikan linier, menghambat fase tiga dan terakhir
dari sintesis dinding sel bakteri, yang berguna untuk divisi sel dan bentuk sel dan proses esensial lain dan lebih
mematikan dari penisillin untuk bakteri yang melibatkan mekanisme keduanya litik dan non litik.
2.5 Indikasi Dan Kontra Indikasi

Indikasi :
Indikasi yang disebabkan oleh strain-strain bakteri yang peka :

1. Infeksi kulit dan jaringan lunak : Stafilococcus bukan penghasil penisilinase, streptococcus, E. Coli.
2. Infeksi saluran pernafasan : H. Influenza, Streptococcus, Streptococcus pneumoniae, Stafilococcus bukan
penghasil penisilinase, E.Coli.
3. Infeksi saluran geitourinari : E.Coli, P.Mirabilis dan Streptococcus faecalis.
4. Gonore : N. Gonorrhea (bukan penghasil penisilinase)
5. Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore),
bronkitis, langritis.
6. Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
7. Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
8. Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

Kontraindikasi :

Penderita hypersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik betalaktam (penisilin,
sefalosporin)

2.6 Dosis

amoksisilin (Amoxicillin) diberikan dengan dosis :

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK ACTINOMYCOSIS

500 mg 3 x sehari secara oral atau 875 mg 2 x sehari secara oral. Pengobatan dilakukan selama 6 bulan.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK PENCEGAHAN BAKTERIAL ENDOKARDITIS

2 gram secara oral, diberikan 2 jam sebelum dilakukan prosedur operasi.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK PENGOBATAN INFEKSI KLAMIDIA :

500 mg 3 x sehari secara oral selama 7 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK CYSTITIS :

250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 3-7 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI SALURAN KEMIH :

250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 3-7 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI HELICOBACTER PYLORI :

1 gram 2-3 x sehari selama 14 hari. Pengobatan dilakukan secara kombinasi dengan metronidazole dan bismuth
subsalicylate atau dengan clarithromycin dan proton-pump inhibitor seperti omeprazole atau lansoprazole.
 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK LYME DISEASE-ARTHRITIS :

500 mg 3 x sehari secara oral selama 14-30 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK LYME DISEASE-CARDITIS :

500 mg 3 x sehari secara oral selama 14-30 hari.

 DOSIS LAZIM UNTUK OTITIS MEDIA :

250-500 mg 3 x sehari selama 10-14 hari.

 DOSIS LAZIM UNTUK PNEUMONIA :

500 mg 3 x sehari secara oral selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK SINUSITIS :

250-500 mg 3 x sehari selama 10-14 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI KULIT DAN JARINGAN LUNAK :

250-500 mg 3 x sehari selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS :

250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM UNTUK BRONCHITIS :

250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK TONSILITIS / FARINGITIS :

Immediate-release : 250-500 mg 3 x sehari secara oral 7-10 hari.

Extended-release : 775 mg 1 x sehari secara oral selama 10 hari. Obat diberikan 1 jam setelah makan.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK PENCEGAHAN ENDOKARDITIS :

50 mg/kg BB secara oral. Pemberian dilakukan 1 jam sebelum prosedur operasi dilakukan.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK OTITIS MEDIA :

Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.

Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK INFEKSI KULIT DAN JARINGAN LUNAK :

Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.
Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

 DOSIS LAZIM UNTUK INFEKSI SALURAN KEMIH :

Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.

Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK PNEUMONIA :

40-50 mg/kg berat badan/hari secara oral, dibagai dalam 2-3 x dosis setiap 8 jam.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK TONSILITIS/FARINGITIS :

Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.

Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

Usia > 12 tahun :

Immediate-release : 250-500 mg 3 x sehari secara oral 7-10 hari.

Extended-release : 775 mg 1 x sehari secara oral selama 10 hari. Obat diberikan 1 jam setelah makan.

2.7 Efek Samping Dan Toksisitas

Berikut efek lain yang mungkin saja terjadi selama mengonsumsi obat ini:

 Sering terjadi: Diare, mual, nyeri perut, kulit kemerahan, gatal, sakit kepala, perubahan pada indera
perasa, dan candidiasis (jamuran).
 Jarang terjadi: Muntah, kaligata, dan gatal yang disertai ruam.
 Sangat jarang terjadi: Angioedema (pembengkakan pada mata dan bibir), kebingungan, anafilaksis
(reaksi alergi berat yang mengancam nyawa), kristal pada urin, infeksi ginjal interstitial, penurunan
jumlah leukosit, penurunan jumlah netrofil, anemia hemolitik, penurunan jumlah trombosit, pelambatan
pembekuan darah, kuning karena hambatan aliran empedu, serta peningkatan kadar SGOT dan SGPT di
serum darah.

TOKSIKOLOGI

Toksisitas

Data pada Hewan (4,5,6,7)

LD50 oral-tikus 15 g/kg; LD50 oral-mencit 25 g/kg; LD50 intraperitonealtikus

2,87 g/kg; LD50 intraperitoneal-mencit 3,59 g/kg; LD50 subkutantikus

>8000 mg/kg; LD50 subkutan-mencit >20 mg/kg; LD50

intraserebral-mencit >500 mg/kg.


Data pada Manusia

Amoksisilin dengan dosis kurang dari 250 mg/kg tidak menyebabkan

gejala dan tanda keracunan. Secara umum, keracunan dapat terjadi

jika dosis melebihi 250 mg/kg.

Data Karsinogenik

IARC: Tidak ada satupun komponen produk yang berada pada tingkat ≥

0,1% yang teridentifikasi diduga (probable), mungkin (possible), atau

terkonfirmasi (confirmed) karsinogen pada manusia.

ACGIH: Tidak ada satupun komponen produk yang berada pada tingkat

≥0,1% yang teridentifikasi sebagai karsinogen atau berpotensi sebagai karsinogen.

NTP: Tidak ada satupun komponen produk yang berada pada tingkat ≥ 0,1%

yang teridentifikasi sebagai karsinogen atau diantisipasi sebagai karsinogen.

OSHA: Tidak ada satupun komponen produk yang berada pada tingkat ≥

0,1% yang teridentifikasi sebagai karsinogen atau berpotensi karsinogen.

Data Teratogenik (12)

Pada pengujian reproduktif terhadap mencit dan tikus dengan dosis hingga

2000 mg/kg (3 dan 6 kali dosis manusia, yaitu 3 gram, berdasarkan luas

permukaan tubuh), diketahui bahwa amoksisilin tidak menimbulkan efek

membahayakan terhadap fetus. Namun demikian, belum ada data atau

pengujian yang memadai terhadap perempuan hamil. Oleh karena pengujian

reproduktif terhadap hewan uji tidak selalu dapat memprediksi kemungkinan

responsnya terhadap manusia, maka selama kehamilan sebaiknya

penggunaan amoksisilin hanya bila benar-benar diperlukan.

Data Mutagenik

Pengujian untuk mengetahui potensi mutagenik amoksisilin tunggal belum

pernah dilakukan, namun pada pengujian Ames bacterial mutation assay


dan yeast gene conversion assay terhadap campuran amoksisilin dan

kalium klavulanat (4:1) diketahui bahwa amoksisilin dan kalium klavulanat

tidak bersifat mutagenik.

2.8 Interaksi Obat

amoksisilin (Amoxicillin) berinteraksi dengan obat-obat seperti :

 Penggunaan bersamaan dengan probenesid dapat meningkatkan kadar amoxicillin dalam darah.
 Perpanjangan protrombin time secara tidak normal telah diketahui pada penggunaan bersamaan dengan
antikoagulan oral misalnya warfarin dan dabigatran. Jika obat-obat antikoagulan diresepkan bersamaan
dengan amoxicillin, pemantauan yang ketat harus dilakukan. Jika diperlukan penyesuaian dosis
antikoagulan harus dilakukan.
 Allopurinol meningkatkan potensi terjadinya ruam jika diberikan bersamaan dengan amoxicillin.
 Antibiotik amoxicillin bisa mempengaruhi flora usus, yang menyebabkan penurunan kemampuan usus
untuk reabsorpsi estrogen sehingga menurunkan efektivitas obat kontrasepsi oral yang mengandung
estrogen.
 Antibiotik-antibiotik golongan kloramfenikol, makrolid, sulfonamid dan tetracycline disinyalir
menurunkan efektivitas antibiotik penicillin termasuk amoxicillin.

2.9 Peringatan Dan Perhatian

Peringatan dan Perhatian :

1. Hati-hati pemberian obat ini pada penderita leukimia limphatik, karena kepekaan terhadap rash kulit
yang disebabkan Amoksisilin.
2. Dapat menyebabkan terjadinya kolitis yang berat.
3. Sebelum pengobatan dengan Amoksisilin harus dilakukan pemeriksaan reaksi kepekaan terhadap
penisillin.
4. Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui.
5. Pengobatan dengan Amoksisilin dalam jangka waktu lama harus disertai dengan pemeriksaan fungsi
ginjal, hati dan darah.
6. Dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya penyebabnya Enterobacterium, Pseudomonas, S.Aerus,
Candida). Bila terjadi hal tersebut, hentikan pengobatan dan diberikan alternatif lain.
7. Untuk penderita dengan gagal fungsi ginjal monitor tingkat plasma dan urine harus dilakukan
penyesuaian dosis.
8. Jangan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada tulang sendi karena Amoksisilin oral tidak
menembus kedalam cairan serebospinal atau sinorial.

2.10 Cara Penyimpanan

Disimpan dibawah suhu 20-25℃


BAB III

ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA

3.1

3.2 Formulasi Asli

Tablet Amoxicillin 500mg

3.3 Pengembangan Formula

3.3.1 Rancangan Formula

Tiap tablet 625 mg mengandung :

1. Amoxicillin 500 mg
2. Avicel PH 102 62,5 mg
3. PVP 18,75 mg
4. Mg Stearat 3,125 mg
5. Talk 6,25 mg
6. Laktosa Anhidrat ad 625 mg

3.3.2 Master Formula

Nama produk : Kalmoxillin

Nama pabrik : PT. Kalbe Farma

No. Batch : E1505005

Jumlah produksi : 100 tablet

KALMOXILLIN
PT. Kalbe
NAMA PER. PER.
Farma FUNGSI
BAHAN PRODUKSI BATCH
AMC – 001 Amoxicillin Zat aktif 500 mg 50000 mg

AV – 002 Penghancur 62,5 mg 6250 mg


Avicel PH 102
Polivinil
PVP – 003 Pengikat 18,75 mg 1875 mg
Pirolidon
Magnesium
MG – 004 Lubrikan 3,125 mg 312,5 mg
stearate
TL – 005 Talk Glidan 6,25 mg 625 mg
Laktosa
LA – 006 Pengisi 34,375 mg 3437,5 mg
anhidrat

3.3.3 Alasan Penambahan Bahan Dan Uraian

Studi preformulasi zat aktif

Farmakologi

a. Indikasi Infeksi saluran kencing, otitis media, sinusitis, bronchitis, rendah atau sedang-
beratnya komunitas-pneumonia, salmonellosis, meningitis listerial (British National
Formulary.p.337)

b. Dosis °Dosis sehari dapat diberiakan lebih kecil daripada ampisilin karena absorpsinya lebih
baik daripada ampisilin, yaitu 3 kali 250-500 mg sehari. (Farmakologi dan Terapi P. 673)
°Tersedia sebagai kapsul atau tablet berukuran 125,250 dan 500 mg. Dosis sehari dapat diberikan
lebih kecil daripada ampisilin karena absorbsinya lebih baik daripada ampisilin, yaitu 3 kali 250-
500 mg sehari. (Syarif, Amir 2007. p .673 ).

c. Mekanisme kerja Menghambat pmbentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis


dinding sel mikroba dimana terdapat mikroba yang sensitif. Akan menghasilkan efek bakterisid.
(Syarif,Amir. :2007. P. 667) d. Efek samping Reaksi alergi: dari pembentukann eritema ringan
hingga syok anafilatik

Terutama pasien dengan mononucleosis infeksius terancam, pada pasien kasus eksantema naik
dari 7% sampai 90-100% Untuk mencegah perkembangan alergi, penggunaan topical dilarang
(Schimitz,gery:2003.p.495) e. Kontraindikasi Hipersensistifitas terhadap amoxicillin, penisilin,
atau komponen dari formulasi ( Drug of handbook information.p.99) f. Perhatian : pada pasien
dengan gangguan ginjal , dan frekuensi pemberian harus diubah pada respon dengan tingkat
kerusakan ginjal. Persentase yang tinggi dari pasien dengan infeksi mononucleosis telah
mengembangkan ruam selama terapi dengan amoxicillin (Drug of handbook information.p.99)

d. Efek samping Reaksi alergi: dari pembentukann eritema ringan hingga syok anafilatik

Terutama pasien dengan mononucleosis infeksius terancam, pada pasien kasus eksantema naik
dari 7% sampai 90-100% Untuk mencegah perkembangan alergi, penggunaan topical dilarang
(Schimitz,gery:2003.p.495) e. Kontraindikasi Hipersensistifitas terhadap amoxicillin, penisilin,
atau komponen dari formulasi ( Drug of handbook information.p.99) f. Perhatian : pada pasien
dengan gangguan ginjal , dan frekuensi pemberian harus diubah pada respon dengan tingkat
kerusakan ginjal. Persentase yang tinggi dari pasien dengan infeksi mononucleosis telah
mengembangkan ruam selama terapi dengan amoxicillin (Drug of handbook information.p.99)

g. Farmakokinetik - Absorpsi: oral : cepat dan hampir lengkap, makanan tidak mempengaruhi
absorpsi. Distribusi: luas untuk sebagian besar cairan tubuh dan tulang dan pentrasi buruk
kedalam sel, mata, dan di meninges yang nomal. Metabolisme: sebagian hati. Ekskresi: urin
(80% sebagian obat tidak berubah) , lebih rendah di neoriate (Drug of handbook information 99).
- Oleh rute oral, 75% sampai 90% diserap. Dalam plasma, 17% protein terikat, dari 50% sampai
72% dieliminasi oleh sekresi tubulus ginjal (Remington’s pharmaceutical science:1520)
Farmasetika Sifat Fisika Kimia Zat Aktif

a. Pemerian ; serbuk krital berwarna putih atau berwarna putih halus sampai berwarna putih
tulang (Remington’s pharmaceutical science, P : 1520 )

b.kelarutan 1 g dalam 370 mL air atau 2000 mL alkohol (Remington pharmaceutical science)

c. Aliran 1,0 mL/min (British pharmacopoeia:2009. P:363)

d. Stabilitas kelembaban tinggi dan suhu lebih dari 370 mempengaruhi stabilitas (Remington’s
pharmaceutical science.p.1520)

e. Persyaratan Kadar 95% tidak kurang dari 105,0 % (British pharmacopoeia;2009.p.361) f.


Incompabilitas Amoxicillin tidak aktif oleh beta laktam (Sweetman, Sean.p.202)

Dasar pemilihan metode pembuatan

- Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering karena zat aktif amoxicillin memiliki
sifat kelembaban tinggi dan suhu lebih dari 370 mempengaruhi stabilitas, sehingga dibuat dalam metode
granulasi kering (Remington pharmaceutical science.p.1520).

- Dimana granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena
tidak stabil atau peka terhadap panas dan lembab atau juga tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet
karena zat aktif tidk dapat mengalir bebas, dan dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung
(Charles;2010.p223)

STUDI PREFORMULASI ZAT TAMBAHAN

Tujuan penggunaan konsentrasi dan mekanisme kerja

1.1Avicel pH 102 (Disintegran)

a. Tujuan disintegran adalah untuk menentang pengikat tablet dan gaya fisik yang bertindak
dibawah pengepaan untuk membentuk tablet. Konsentrasi 3%. (Shiregar,Caharles : 166-168)

b. Mengontrol kecepatan lepasnya obat bila dikombinasikan dengan laktosa. Avicel juga mampu
bersifat sebagai disintegrator sangat berguna untuk obat yang membutuhkan peningkatan kohesivitas namun
tetap juga waktu disintegrn tetap singkat (Anwar,Effionora:2012.p.70)

c. Farmasetika

d. Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berbau, tidak berasa,partikel mudah hancur, rapuh

kelarutan : sedikit larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida, praktis tidak dalam air,
asam encer, dan kebanyakan pelarut organic
Stabilitas : stabil meskipun termasuk material Higroskopik Incompatibilitas : dengan zat
pengoksidasi kuat (Excipient ed. P.131)

1.2PVP ( Pengikat)

a. Tujuan ditambahkannya kedalam formulasi untuk menambah kohesivitas serbuk sehingga


memberikan ikatan yang penting untuk membentuk granul yang dibawah pengempaan akan membentuk suatu
massa kohesif atau kompak yang disebut tablet. Konsentrasi 3%. ( Shiregar,Charles : 160)

b. Kelebihan PVP yaitu : merupakan pengikat serbaguna dan unggul dibandingkan pati. Dapat di
proses dengan baik, cepat kering, dan sifat kempa sangat baik. (Shiregar,Charles : 163) PVP digunakan karena
dapat memperbaiki sifat alir dari sediaan dan akan membentuk granul yang baik. (Anwar,Effinora:2012.p.131)
Kekurangan : penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak atau berlebihan akan menghasilkan massa yang
terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempuyai waktu hancur yang lama. Sebaliknya, kekurangan
bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping.
(Voigt, 1984)

c. Farmasetika

Pemerian : serbuk hidroskopik putih krem, tidak berbau, atau hampir tidak berbau

Kelarutan : bebas larut dalam asam, kloroform, etanol(95%), keton, metanol dan air, praktis
tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.

Stabilitas : - Suhu : tahan hingga suhu 110 ° C ( Excipient ed.6 : 581-582)

1.3Magnesium stearat (Lubrikan)

a. Adapun tujuan pemberian pelincir adalah untuk mengurangi gesekan yang ti mbul pada
antarpermukaan tablet atau dinding lubang kempa selama pengempaan dan pengeluaran tablet dari lubang
kempa. Konsentrasi 0,5% . ( Shiregar,Charles : 175)

b. Keuntungan : sifat mg.stearat sebagai lubrikan unggul dibandingkan lubrikan yang lainnya.
Dapat mempercepat aliran granul dalam corong kedalam ruang cetakan, mencegah melekatnya granul pada
stampel dan cetakan. Mengurangi gesekan antara tablet dan dinding cetakan dan memberikan rupa yang baik
pada tablet yang sudah jadi.(Ansel,2008)

c. Farmasetika

Pemerian : serbuk halus berwarna putih terang hampir tidak berbau, memiliki rasa yang khas

Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, etanol(95%) eter dan air, sedikit larut dalam
benzen hangant dan etanol(95%) hangat.

Stabilitas : stabil dan harus disimpan diwadah tertutup ditempat sejuk dan kering

Incompabilitas:kompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari dengan bahan
pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa
vitamin, dan alkaloid garam ( Excipient ed.36 : 404-405)
1.4Laktosa anhidrat (Pengisi)

a. Tujuan penambahan zat pengisi adalah untuk penyesuaian bobot, ukuran tablet sesuai yang
dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet.
Konsentrasi 20-30%. (shiregar,Charles : 145)

b. Kelebihan : yang dapat mengalir bebas tanpa air hidrasi, memiliki sifat disolusi yang baik
sekali, lebih baik daripada a-laktosa monohidrat karena pengaruh kuat beta-laktosa. (shiregar,Charles : 149)
Kekurangan : mengandung “fines” yang relatif relatif tinggi sehingga kemudahan mengalirnya kurang optimal.

c. Farmasetika :

Pemerian : serbuk kristal berwarna putih

Kelarutan : larut dalam air, larut dalam etanol (95%)

Stabilitas : 4 (baik) Aliran : 8,3 g/detik

Kelembapan :0,5% (Shiregar,Charles : 147-148)

1.4.Talk (glidan)

a. Tujuan pemberian glidan adalah untuk memperbaiki karakteristik aliran granulasi dengan
mengurangi gesekan antarpartikular. Dan meningkatkan aliran zat dari lubang corong yang lebih besar ke
lubang yang lebi9h kecil, dan akhirnya ke dalam lubang kempa mesin tablet.
(Siregar,Charles.P.178).Konsentrasi 1%. (Excipient 6.P.729)

b. Keuntungan : lebih unggul dari pada pati dalam meminimalkan setiap kecenderungan zat
yang melekat pada permukaan pons, suatu sifat yang kadang-kadang digolongkan sebagai
antiadheren.(Siregar,Charles.P.181182). (Anwar, offionora.P.90-91)

. c. Farmasetika Pemerian :Bubuk kristal, sangat halus, keabuabuan, Tidak berbau, manis, mudah
melekat dikulit dan lembut (Excipient 6.p.729) Stabilitas :Bahan yang stabil dan dapat disterilkandengan
pemanasan 160 C ᵒ selama tidak kurang dari 1 jam, dapat juga disterilkan oleh paparan etilen oksida atau
radiasi sinar gamma. (Excipient 6, P.729)

Incompatibilitas:Talk dapat bereaksi dengan senyawa ammonium kuartener. (Anwar,


Effionora.P.90)

3.3.4 Perhitungan Dan Penimbangan Bahan

PERHITUNGAN

Untuk 1 tablet Amoxicillin 500mg


Avicel pH 101 10%= 10/100 x 625mg = 62,5 mg

PVP 3%= 3/100 x 625 mg = 18,75 mg

Mg Stearat 0,5%= 0,5/100 x 625 mg = 3,125 mg

Talk 1%= 1/100 x 625 mg = 6,25 mg

Laktosa anhidrat ad 100%= 625mg – (500mg + 62,5mg + 18,75mg + 3,125mg + 6,25mg) =


34,375 mg

Untuk 100 tablet

Amoxicillin 500mg x 100 tab = 50000 mg

Avicel pH 101 62,5mg x 100 tab = 6250 mg

PVP 18,75mg x 100 tab = 1875 mg

Mg stearat 3,125mg x 100 tab = 312,5 mg

Talk 6,25mg x 100 tab = 625 mg

Laktosa anhidrat 34,375mg x 100 tab = 3437,5 mg

Penimbangan Bahan 100 Tablet

Amoxicillin = 5000mg / 50 g

Avicel pH 101 = 6250 mg / 6,25 g

Mg stearat = 312,5mg / 0,3125

Talk = 625 mg / 0,625g

Laktosa anhidrat = 3437,5 mg / 0,34375 g

3.3.5 Proses Pembuatan Sediaan

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Timbang semua bahan zat aktif beserta eksipien yaitu : Amoxicillin 500 mg, polivinilpirolidon
18,75 mg, magnesium stearat 3,125 mg, talk 6,25 mg dan laktosa anhidrat 34,375 mg.

3. Metode granulasi kering :

- Kemudian amoxicillin dan masing-masing eksipien dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin
penggiling - Amoxicillin dan semua eksipien, yakni laktosa anhidrat ( pengisi), Polivinilpirolidon ( Pengikat
kering), sebagian avicel PH 102 (disintegran), magnesium stearat (lubrikan) dan talk( glidan) dicampur dalam
mesin planetary mixer atau twin shell blender - Campuran serbuk tersebut kemudian dikempa dengan mesin
besar khusus dan kuat yang disebut “mesin bongkah” yang mengahsilkan bongkahan - Bongkahan tersebut tadi
diekstrusi melalui lempeng penyaring 18-20 mesh dalam mesin oscillating granulation atau mesin fitz mill -
Serbuk partikel halus yang dihasilkan tadi kembali dipadatkan dengan mesin bongkahan atau kompaktor gulung

- Hasil bongkahan atau lempeng rapuh, kembali diekstruksi dalam mesin oscillating granulation
atau mesin fitz mill - Granul yang dihasilkan kemudian disatukan dan dicampurkan dengan fase luar, yaitu sisa
magnesium stearat dan avicel PH 102 di dalam mesin twin shell blender atau mesin cubic - Massa kempa
dikempa menjadi tablet

4. Setelah itu, masukkan kedalam wadah yang sesuai.

5. Beri etiket

You might also like