You are on page 1of 11

PROPOSAL PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

Penerapan Konsep Lingkungan Bersih dan Sehat Bebas dari Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Dusun Besuk Desa Jabaran Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo

Oleh:

Merinsa Chorry Hartono (15010101009)


Rizki Nur Hidayat (15010100011)
Yesi Eka Nur Kumala Dewi (15010102015)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
SIDOARJO
2018
LEMBAR PENGESAHAN

A. Rencana Kegiatan
Judul Kegiatan : Penerapan Konsep Lingkungan Bersih dan Sehat
Bebas dari Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dusun
Besuk Desa Jabaran Kecamatan Balongbendo
Kabupaten Sidoarjo
Lokasi Desa : Dusun Besuk RT.01 dan RT.02 Jabaran, Kecamatan
Balongbendo Sidoarjo

Perkiraan Biaya : Rp 1.226.000


Sumber Dana : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika
STIKES RS Anwar Medika : Rp. 1.226.000
IuranMahasiswa : Rp

B. Pelaksanaan Kegiatan
Penanggung jawab Kegiatan : Rizki Nur Hidayat
Anggota : Merinsa Chorry Hartono
Yesi Eka Nur Kumala Dewi
WaktuPelaksanaan : 2 – 13 April 2018

Sidoarjo, 2 April 2018

Menyetujui,
Kepala Desa Jabaran, Penanggung jawab Kegiatan

Drs. Nursalim Rizki Nur Hidayat,


NIM.15010100011

Dosen Pembimbing Lapang I Dosen Pembimbing Lapang II

Yulianto Ade Prasetya, S.Si.,M.Si. A’yunil Hisbiyah, S.Si.,M.Si.


NIDN. 0709078902 NIDN.0712019101

Mengetahui,
Kepala Program Studi

Yulianto Ade Prasetya, S.Si.,M.Si.


NIDN. 0709078902
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 ANALISIS SITUASI
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
yang ditularkan melalui nyamuk. Menurut WHO, lebih dari 40% penduduk dunia berisiko
terhadap virus Dengue dan yang diperkirakan 50 juta per tahun terdapat infeksi baru (Regis, 2009).
Kasus DBD setiap tahunnya dilaporkan sebanyak 925.896 di Dunia. Di Indonesia sendiri jumlah
kasus DBD tercatat paling tinggi dibandingkan negara lain, termasuk di ASEAN. Data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat jumlah kasus DBD pada
tahun 2009 mencapai sekitar 150.000. Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak berubah
dari 0,89% pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada tahun 2010 (Pramudiarja, 2011). Desa Jabaran
Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur merupakan salah satu desa yang
memiliki jumlah kasus DBD yang meningkat setiap tahunnya.
Desa Jabaran memiliki tiga dusun yakni Dusun Jabaran, Kapas Melati, dan Besuk dengan
jumlah sepuluh Rukun Tetangga (RT) yang secara berurutan terdiri dari tujuh (7) RT, satu (1) RT,
dan dua (2) RT. Dusun Besuk dengan jumlah dua RT yakni RT.01 dan RT.02 memiliki jumlah
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terbanyak, sehingga perlu mendapatkan perhatian. Dusun
Besuk dilewati oleh sungai Brantas yang sudah beralih fungsi menjadi tempat pembuangan
sampah sehingga banyak menimbulkan penyakit salah satunya DBD. Selain itu, warga desa
Jabaran juga kurang sadar akan kebersihan lingkungan yang membuat nyamuk Aedes aegpyti
sebagai perantara virus dengue semakin banyak berkembang biak dan menginfeksi manusia.
1.2 PERMASALAHAN MITRA
Dusun Besuk sudah memiliki kader Jumantik sebanyak dua orang, namun angka morbititas
dan mortalitas masih tinggi di daerah tersebut. Sosialisasi pencegahan DBD seperti 3M (menguras,
menutup, dan mengubur) dan pemberian Abate masih belum efektif. Hal ini disebabkan karena
jumlah kader jumantik tidak sebanding dengan jumlah Kartu Keluarga (KK) di Dusun Besuk
RT.01 dan RT.02. Selain itu, rendahnya angka kesadaran warga terhadap bahaya DBD dan
kebersihan lingkungan seperti Sungai juga menjadi salah satu penyebab tingginya kasus DBD.
Pencegahan dan penyebaran penyakit DBD dapat diatasi dengan lebih meningkatkan program
yang telah berjalan dan program baru yang dibuat dalam menanggulangi penyakit DBD di Dusun
Besuk, Desa Jabaran, Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1. SOLUSI
Berdasarkan analisis situasi dan permasalah mitra dari uraian di atas, maka diperlukan
beberapa solusi sebagai berikut:
a) Sosialisasi bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Besuk yang dilakukan secara
berkala di tiap RT.
b) Sosialisasi kebersihan lingkungan rumah dan sungai yang dilakukan secara berkala,
termasuk pemilahan sampah dan pengolaha sampah secara terpadu.
c) Pendampingan program pencegahan DBD yakni 3M (Menguras, Menutup, dan
Mengubur), pemberian abate, dan penyemprotan secara efektif dan berkesinambungan.
d) Pelaksanaan program penanaman tanaman anti nyamuk seperti sereh, jeruk, dan zodia di
rumah-rumah warga.
e) Pelaksanaan program pembuatan pupuk cair dan pupuk bokashi dari sampah organik yang
terdiri dari sosialisasi dan pelatihan.
f) Pembentukan kader jumantik yang baru di Dusun Besuk yang dapat membantu program
pencegahan DBD menjadi lebih efektif.
g) Pelaksanaan program rumah sehat sebagai contoh bagi warga dusun Besuk dalam
menerapkan kebersihan lingkungan.
h) Pematauan secara berkala pada program yang sudah dilakukan, minimal dua kali dalam
seminggu.

2.2. TARGET LUARAN


Program pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) memiliki target luaran yang
dapat dilihat melalui berbagai aspek sebagai berikut:
a) Leaflet sebagai sosialisasi untuk warga yang terdiri dari Bahaya Demam Berdarah Dengue
(DBD) termasuk pencegahannya dan Pembuatan Pupuk dari sampah organic (Pupuk Cair
dan Pupuk Bokashi).
b) Poster berupa profil pelaksanaan PHBD Dusun Besuk Desa Jabaran Kecamatan
Balongbendo Kabupaten Sidoarjo.
c) Laporan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
d) Pengelolaan pupuk organik dari sampah organic yang kreatif
e) Jurnal pengabdian masyarakat .
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 METODE PELAKSANAAN


Metode pelaksanaan pada program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa yang
berjudul Penerapan Konsep Lingkungan Bersih dan Sehat Bebas dari Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Dusun Besuk Desa Jabaran Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo ini yakni
sebagai berikut:
a) Survei Awal: Kegiatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa dimulai dari pemberian
surat izin kepada Kepala Desa Jabaran untuk mengadakan kegiatan. Pencarian informasi
tentang masalah kesehatan yang dialami warga kepada Kepala Desa, Ketua RT, Bidan
Desa, dan Kader lingkungan di Desa Jabaran.
b) Identifikasi Masalah: Hasil survey yang dsudah dilakukan kemudian dilanjutkan dengan
identifikasi masalah yang sering dialami warga Desa Jabaran. Masalah kesehatan yang
masih belum terselesaikan di desa Jabaran yakni Demam Berdarah Dengue (DBD)
tepatnya di dusun Besuk RT.01 dan RT.02 yang angka kejadiannya masih tinggi. Masalah
yang sudah terindetifikasi kemudian dicari akan permasalahannya untuk dicarikan solusi.
c) Analisis Kebutuhan: Analisis kebutuhan dibuat dari hasil identifikasi masalah yang sudah
dilakukan dan telah dirumuskan solusi berupa program yang akan dilakukan.
d) Penetapan Sasaran: Sasaran harus tepat dan dibuat sesuai dengan program kerja yang
direncanakan agar indikator pencapaian program dapat terwujud.
e) Penyusunan Program: Gagasan program yang dibuat sesuai dengan analisis kebutuhan
dan penetapan sasaran yakni berupa sosialisasi bahaya DBD dan pencegahannya,
sosialisasi kebersihan lingkungan, pendampingan kegiatan program 3M (menguras,
menutup, dan mengubur), pembuatan pupuk bokasi dan pupuk cair, pembentukan kader
jumantik, pemantauan jentik nyamuk dua kali dalam satu minggu.
f) Perumusan Pengukuran indikator keberhasilan: dibuat dalam bentuk tabel seperti tabel
di bawah ini:
Aspek Sebelum PKMD Setelah PKMD Indikator
Kesehatan Angka Kasus DBD Angka Kasus DBD Meningkatnya kesadaran
tinggi menurun warga dalam kegiatan
pencegahan DBD (3M,
abate, penyemprotan,
penanaman tanaman anti
nyamuk)
Kebersihan Warga membuang Warga membuang Sungai menjadi bersih
Lingkungan sampah sembarangan sampah di tempatnya bebas dari sampah dan
warga melakukan
pemilahan sampah
secara mandiri
IPTEK Sampah organik tidak Sampah organik Sampah organik diolah
termanfaatkan termanfaatkan menjadi pupuk cair dan
pupuk bokashi secara
mandiri oleh warga
Kemitraan Belum terjalinnya Terjalinya hubungan Peningkatan jumlah
hubungan yang harmonis yang harmonis antara kader jumantik untuk
antara kader jumantik kader jumantik dengan membantu pencegahan
dengan warga dusun warga dusun Besuk DBD di Dusun Besuk
Besuk

g) Pelaksanaan Program: Pembangunan kesehatan masyarakat desa dilaksanakan mulai


tanggal 2-13 April 2018.
h) Monitor dan evaluasi keberhasilan: Evaluasi ini bertujuan untuk melihat perkembangan
program yang dilaksanakan, untuk mengetahui kendala yang ada, cara menanganinya
sehingga program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa yang dilakukan benar-benar
efektif dan maksimal. Evaluasi yang terakhir yaitu berupa laporan kegiatan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa.
BAB IV
JADWAL KEGIATAN

4.1 Jadwal Pelaksanaan


Pelaksaan program PKMD dilaksanakan selama dua minggu yang secara terperinci
disajikan dalam tabel sebagai berikut
JADWAL PELAKSANAAN
BULAN APRIL 2018
NO KEGIATAN
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Persiapan
2 Penyuluhan DBD
3 Kerja Bakti
4 Pembentukan Pengurus Jumantik
5 Pelatihan pembuatan pupuk cair
6 Pelaksanaan Program Rumah Sehat
7 Pengecekan Bak Air
8 Penutupan dan pelaporan
LAMPIRAN
Rencana Anggaran Dana
RENCANA ANGGARAN DANA
NO KEGIATAN KEBUTUHAN JUMLAH HARGA SATUAN TOTAL
1 Sosialisasi konsumsi 20 5.000 100.000
2 Penyuluhan
*Leafleat 50 3.000 150.000
*Poster 5 4.000 20.000
*Spanduk 1 36.000 36.000
3 Kerja Bakti
*Abate 100 2.500 250.000
*Tanaman Jeruk dan Sereh 30 5.000 150.000
*Tanaman Zondia 30 5.000 150.000
*Kantong Plastik Sampah 2 25.000 50.000
*Print Kartu Jentik Nyamuk 100 500 50.000
4 Pembuatan Pupuk Cair dan Bokasi
*Gula Merah 2 kg 2 15.000 30.000
*Jerigen/Drum 2 tempat 2 20.000 40.000
5 Penutupan
*Pembuatan Laporan 50.000 50.000
*Vandel / Souvenir 2 150.000 300.000

JUMLAH 1.226.000
Gambar Peta Lokasi Dusun Besuk Desa Jabaran Balongbendo
DAFTAR PUSTAKA

Thavara (2006). Double Infection of Heteroserotypes of Dengue Viruses in Field Populations of


Aedes aegypti and Aedes albopictus (Diptera: Culicidae) and Serological Features of
Dengue Viruses Found in Patients in Southern Thailand. Southeast Asian J Trop Med Public
Health. 37: 468 - 76.

Regis L (2009). An Entomological Surveillance System Based on Open Spatial Information for
Participative Dengue Control. Annals of the Brazilian Academy of Sciences. 81(4): 655 -
662.

Depkes RI (2007). Modul Pelatihan Bagi Pengelola Program Pengendalian Penyakit DBD di
Indonesia.

Dinkes Provinsi Jateng (2009). Laporan Kasus DBD Jawa Tengah sampai November 2009

You might also like