You are on page 1of 6

1.

IGD (Instalasi Gawat Darurat)


Pembimbing di ruangan : dr. Widiyuli Hariyanto
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang
harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita
penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar. IGD sendiri
mempunyai dua jenis ruangan dan dua jenis tersebut dibagi lagi menjadi
beberapa ruangan.
a. Ruang Triase
Ruangan yang digunakan untuk melakukan pengelompokan pasien
berdasarkan berat ringannya cedera yang diderita. Tujuannya adalah
mengidentifikasi pasien secara cepat. Ruangan triase terbagi lagi menjadi
dua ruangan, yakni ruang resusitasi dan ruang ponek. Pengelompokan triase
sendiri terdiri dari empat warna, yakni:
- Hijau
Tidak membutuhkan pertolongan segera, tidak menimbulkan
kematian dan tidak menimbulkan kecacatan. Contoh: Vulnus excoriasi
(luka lecet).
- Kuning
Cedera dan tingkat yang kurang berat dan dipastikan tidak akan
mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. Contoh: Vulnus
schlopetorum (luka tembak).
- Merah
Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik
atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Contoh: Luka
terpotong dan teriris (Arteri kardialis teriris).
- Hitam
Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk
diselamatkan.

1
b. Ruang Tindakan
Ruangan ini berfungsi untuk menindak kegawat daruratan yang terjadi
pada pasien. Ruangan ini terbagi menjadi dua, yakni ruang tindakan bedah
dan ruang tindakan non bedah.
c. Ruang di IGD Doris Sylvanus
 Ruang Triase (resusitasi)
 Ruang administrasi
 Apotek
 Ruang penanganan pasien (bedah dan umum)
 Ruang dokter

Alat-Alat atau Instrumen yang Ada di IGD


Oropharyngeal airway (Oropharyngeal tube)

Oropharyngeal tube adalah sebuah tabung / pipa yang dipasang


antara mulut dan pharynx pada orang yang tidak sadar yang berfungsi
untuk membebaskan jalan nafas. Oropharyngeal tube adalah alat yang
terbuat dari karet bengkok atau plastik yang dimasukkan pada mulut ke
pharynx posterior untuk menetapkan atau memelihara kepatenan jalan
nafas. Fungsi: Untuk menahan lidah agar tidak jatuh ke belakang menutupi
hipofarings.

Endotracheal tube (ETT)

2
Endotracheal tube ini dimasukkan ke dalam trakhea pasien dan
berfungsi untuk mempertahankan jalan nafas agar tetap paten dan
mempertahankan kelancaran pernafasan.
Masker Oksigen (Oxygen Mask)

3
Masker ini sama dengan simple mask namun disertai selang
dengan ujung yang bisa dicolokkan ke tabung oksigen. Masker oksigen ini
berfungsi untuk menyalurkan oksigen ke pasien.

Ambu bag

Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen
udara bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan
hidung penderita. Fungsi: Membantu pernapasan pasien dengan cara
manual.

Bed Side Monitor (BSM)

Bed Side Monitor ini digunakan untuk memonitor beberapa


parameter kesehatan pasien yang membutuhkan continously monitoring
atau round the clock monitoring. Alat ini mempunyai parameter seperti

4
tekanan darah, temperatur, saturasi oksigen, pulse, dan alat ini biasa
digunakan pada ruangan resusitasi atau recovery pasca operasi untuk kasus
post operasi berat seperti operasi transplantasi organ.
Abocath dan Cairan Infus (RL (Ringer Laktat) dan NaCl (Natrium
Klorida))

Jarum infus atau abocath atau kateter intravena, secara umum


diberi warna yang berbeda-beda dengan alasan untuk mempermudah
petugas medis mengenali ukuran abocath yang diperlukan. Semakin
rendah ukuran abocath, maka semakin besar jarumnya. Berfungsi sebagai

5
tempat jalan masuknya cairan infus. Sedangkan cairan infus berfungsi
sebagai pengganti cairan yang telah banyak dikeluarkan oleh tubuh, cairan
infus yang dipakai pada pasien yang mengalami syok hipovolemik
(kehilangan banyak cairan) adalah Ringer Laktat dan Natrium Klorida.

You might also like