Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata yang
diampu oleh Dra. Ammi Syulasmi, M.S. , dan Rini Solihat, S.Pd., M.Si.
oleh:
Kelompok 1
B. Waktu Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 10 April 2018
Waktu : 07.00 – 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan
Departemen Pendidikan Biologi UPI.
C. Tujuan
1. Mengenal keanekaragaman hewan Phylum Nemathelminthes.
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan Phylum Nemathelminthes.
3. Mengelompokan hewan-hewan Phylum Nemathelminthes ke dalam
classis yang berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
D. Landasan Teori
1. Pengertian Phylum Nemathelminthes
Nemathelminthes merupakan kelompok hewan cacing yang
memiliki tubuh bulat panjang dengan ujung yang runcing. Secara bahasa,
kata Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, yaitu “Nema” yang
artinya benang, dan “helmintes” yang artinya cacing. Nemathelminthes
sudah memiliki rongga pada tubuhnya walaupun rongga tersebut bukan
rongga tubuh sejati. Rongga tubuh pada Nemathelminthes disebut
pseudoceolomata. Cacing ini memiliki tubuh meruncing pada kedua
ujung sehingga disebut cacing gilig. Ukuran tubuh Nemathelminthes
umumnya miksroskopis, namun ada juga yang mencapai ukuran 1 m.
Cacing Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia,
hewan, atau tumbuhan, namun ada pula yang hidup bebas. Ukuran dari
cacing betina lebih besar dari cacing jantan.
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Tubuh dari cacing ini tidak memiliki segmen dan lapisan luar
tubuhnya licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh
enzim inangnya. Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan (tripoblastik), yaitu
lapisan luar (ektodermis), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam
(endoderm). Kulit hewan ini tidak berwarna dan licin.
Selain classis di atas, terdapat pula classis lainnya yang sudah jarang
ditemukan, yaitu :
a. Rotifera
Hidup di air tawar dan laut, berukuran 0,4 - 2 mm, nagian kepala
dikelilingi silia, disebut corona. Memiliki kutikula, umumnya
memiliki bintik mata, dan alat pencernaan sempurna. Contohnya
Asplacha, Philodina, dan Rotaria.
b. Gastrotricha
Hidup di air tawar dan laut, ukurannya hampir sama dengan
Rotifera, tidka memiliki corong, silia hanya terdapat pada bagian
tertentu. Memiliki kutikula, umumnya dilengkapi spikula dan sisik.
Bagian posterior memiliki tabyng pelekat, alat pencernaan sempurna.
Tubuh memanjang, transparan, dan tak berwarna. Contohnya
Chaetonotus, Dasydytes, dan Cephalodasys.
c. Kinorhyncha
Panjang tubuh kurang dari 1 cm, memiliki ruas tubuh +13-14 yang
bersatu disebut zonite.
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pengamatan Anatomi Phylum Nemathelminthes.
Alat
Nama Simetri Bentuk Warna Intes- Parasit
No. Mulut Anus Repro- Classis
Spesies Tubuh Tubuh Tubuh tine pada…
duksi
Memanjang,
Ascaris Putih Usus
1. Bilateral silindris, √ √ √ Terpisah Nematoda
suillae kekuningan babi
gilig
Memanjang,
Ascaris Usus
2. Bilateral silindris, Merah bata √ √ √ Terpisah Nematoda
lumbricoides manusia
gilig
Memanjang,
Ancylostoma Usus
3. Bilateral silindris, Merah bata √ √ √ Terpisah Nematoda
duodenale manusia
gilig
Tabel 4. Klasifikasi Phylum Nemathelminthes.
1. Regnum : Animalia
Phylum : Nemathelminthes
Classis : Nematoda
Ordo : Ascaridida
Familia : Ascariidae
Genus : Ascaris Gambar 4.1.1 Gambar 4.2
Species : Ascaris suillae Ascaris suillae Ascaris suillae
(Dokumentasi (Pandani, 2015)
Kelompok 1A, 2018)
Gambar 4.1.2
Ascaris suillae Betina
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)
Gambar 4.1.3
Ascaris suillae Jantan
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)
Gambar 4.1.4
Sayatan Melintang
Otot Ascaris suillae
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)
Gambar 4.1.5
Sayatan Melintang
Alat Reproduksi
Betina Ascaris suillae
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)
2. Regnum : Animalia
Phylum : Nemathelminthes
Classis : Nematoda
Ordo : Ascaridida
Familia : Ascariidae
Genus : Ascaris Gambar 5.1 Gambar 5.2
Species : Ascaris Ascaris lumbricoides Ascaris lumbricoides
lumbricoides (Dokumentasi (Dr. D.Y. Patil
Kelompok 1A, 2018) Vidyapeeth, 2009)
3. Regnum : Animalia
Phylum : Nemathelminthes
Classis : Nematoda
Ordo : Rhabditida
Familia : Rhabditoidea
Genus : Ancylostoma Gambar 6.1 Gambar 6.2
Species : Ancylostoma Preparat awetan Ancylostoma
duodenale Ancylostoma duodenale
duodenale (De Agostini, 2018)
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)
H. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap preparat awetan, awetan basah,
dan spesimen. Maka terdapat banyak hewan Nemathelminthes. Hewan-
hewan yang ditemukan pada sampel digolongkan ke dalam dua classis
berdasarkan ada tidaknya intestine dan probosis, antara lain :
1. Classis Nematoda
a. Ascaris suillae
Cacing Ascaris suillae masuk ke dalam classis Nematoda, ia hidup
sebagai parasit yang hidup dalam usus halus babi. Memiliki tubuh
seperti silinder yang meruncing pada bagian anterior dan posterior.
Simetri tubuh bilateral. Tubuhnya terbentuk dari tiga lapisan germinal
dan sudah terdapat rongga tubuh semu. Tubuhnya berwarna putih
kekuningan. Pada bagian anterior cacing terdapat bibir yang terdiri
dari tiga bagian, satu bibir dorsal dan dua bibir ventrolateral.
Sistem pencernaan cacing Ascaris suillae sudah lengkap, ia
memiliki mulut, faring, intestine, dan sudah terdapat anus.
Intestinenya berbentuk lapisan tunggal sel tabung dengan mikrovili,
sudah memiliki sistem ekskresi berupa dua saluran longitudinal yang
masing-masing terletak pada garis lateral tubuhnya. Saluran ekskresi
memiliki bukaan keluar tubuhnya berupa satu pori yang terletak di
dekat ujung anterior bagian dinding ventral. Jaringan sarafnya berupa
cincin yang menyelubungi faring dan terdapat dua sumbu saraf utama.
Pada cacing Ascaris suillae alat reproduksi hewan jantan dan
betina berada pada individu yang berbeda. Dari hasil pengamatan
morfologi yang dilakukan oleh kelompok kami, ukuran cacing betina
lebih besar (47 cm) daripada cacing jantan (21 cm), tetapi dilihat dari
ukuran tubuhnya tidak cukup maka dapat dibedakan dengan
mengamati bagian posteriornya.
Pada cacing jantan bagian posterior melengkung ke arah ventral
dan terdapat tonjolan yaitu spikula kopulatori. Cacing jantan memiliki
organ reproduksi berupa testis, vas deferens, vesikula seminalis,
saluran ejakulatori, dan spikula kopulatori. Testis memiliki bentuk
seperti saluran halus tunggal yang menggulung. Vas deferens
menghubungkan testis dengan saluran yang lebih besar yaitu vesikula
seminalis. Bagian vesikula seminalis dihubungkan dengan saluran
ejakulatori yang akan membuka pada bagian kloaka.
Cacing betina memiliki organ reproduksi berupa vulva, vagina,
uterus, oviduk, dan ovary. Vulva berupa celah yang terdapat pada
sepertiga tubuhnya dari ujung anterior. Vulva terhubung dengan
saluran pendek (vagina) dan terbagi menjadi dua saluran besar yaitu
uterus. Uterus berhubungan dengan oviduk dan ovari. Ovari cacing
berupa saluran kecil yang panjang membungkus uterus.
Cacing bereproduksi secara seksual dalam usus halus babi. Cacing
betina akan mensekresikan feromon yang menarik cacing jantan.
Cacing jantan dapat merespon adanya senyawa feromon dengan
papila. Fertilisasi terjadi secara internal pada bagian oviduk cacing.
b. Ascaris lumbricoides
Cacing ini berbentuk gilig, hidup sebagai parasit, tidak punya
segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak
dengan gerakan seperti cambuk struktur tubuhnya Cacing ini hidup di
dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.
Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan
jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit.
Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual.
Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait
yang menyembul dari anus disebut spikula yang berfungsi untuk
membuka pori kelamin cacing betina dan memindahkan sperma saat
kawin, Tubuhnya ditutup oleh kutikula yang tebal. Di bagian anterior
terdapat 3 buah bibir yaitu 1 bibir dorsal dan 2 bibir ventrolateral.
Species ini memiliki serabut-serabut otot longitudinal dan memiliki
rongga di antara dinding tubuh dan alat pencernaan yang disebut
pseudocolom.
Alat pencernaan dari species pada filum ini sudah lengkap yang
terdiri dari mulut, buccal cavity, faring, intestin, rectum, dan anus.
Alat ekskresi berupa sel sistem H dengan saluran utama yang
lubangnya terbuka tepat di bawah mulut. Sistem saraf pada species ini
terdiri dari cincin saraf yang dihubungkan dengan 6 buah tali saraf
longitudinal ke arah anterior dan posterior serta tali-tali saraf
transversal. alat reproduksinya terpisah atau berumah dua dan
reproduksi terjadi secara internal.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan,
umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi
makanan atau minuman yang tercemar telur Ascaris lumbricoides.
Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah,
saat telur in tertelan orang, larvanya akan masuk ke peredaran darah
kemudian ke jantung, paru-paru, trakea dan ke intestine manusia.
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari
bermigrasi lewat aluran udara ke kerongkongan tempat dimana
mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan
betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama
feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk
memulai siklus baru.
c. Ancylostoma duodenale
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan
dipertambangan daerah tropis. Cacing tambang dapat hidup sebagai
parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus
manusia. Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari
cacing perut, berbentuk gilig, termasuk dalam kelas Nematoda karena
sudah memiliki anus, intestine dan mulut dan tidak memiliki probosis.
Cacing tambang Ancylostoma duodenale memiliki ujung anterior
melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 sampai 4 pasang kait
kitin atau gigi pada sisi ventralnya, kait kitin berfungsi untuk
menempel pada usus inangnnya. Pada ujung posterior cacing tambang
jantan terdapat bursa kopulas yang ini digunakan untuk menangkap
dan memegang cacing betina saat kawin sedangkan pada cacing
betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat
bagian tengah tubuhnya.
2. Classis Acanthocephala
Dalam praktikum tidak terdapat spesimen Acanthocephala.
I. Hasil Diskusi
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki setiap Species yang
Anda temukan ? tuliskan persamaan-persamaan tersebut !
Jawaban :
Setiap species memiliki simetri tubuh bilateral, bentuk tubuh
memanjang, silindris dan gilig. Tidak mempunyai silia atau parapodia.
Mempunyai rongga antara dinding tubuh dan intestine yang disebut
pseudocoel. Tubuh diselimuti kutikula, tidak bersegmen. Mempunyai alat
pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut – intestine – anus.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies
tersebut sehingga dimasukan pada classis yang berbeda ? tuliskan
perbedaan-perbedaannya !
Jawaban :
Tiap species memiliki warna tubuh dan inang definitif yang
berbeda. Tidak ada perbedaan pada bentuk tubuh dan saluran
pencernaannya karena 3 spesies yang kita amati berasal dari classis yang
sama.
3. Tuliskan ciri khas dari tiap classis pada kolom berikut
Classis Ciri Khas
- Memiliki belalai (proboscis) berduri
Acanthocephala
- Tidak memiliki intestine
- Memiliki intestine
Nematoda
- Tidak memiliki belalai (proboscis).
secara maju).
saprozoik.
TS
Transversal
TS
Longitudinal
Cincin saraf
Respon
TS
Transversal
TS
Longitudinal
Efektor
J. Kesimpulan
1. Keanekaragaman pada Phylum Nemathelminthes yang telah kami amati
yang terdiri dari classis Nematoda dan Acanthocephala yaitu : Ascaris
suillae, Ascaris lumbricoides, dan Ancylostoma duodenale.
2. Phylum Nemathelmintes merupakan hewan multiseluler yang mempunyai
bentuk gilig dan bilateral simetris, tidak memiliki appendages, tidak
bersegmen, silia atau parapodia, memiliki tiga lapisan sel (tripoblastik),
berkutikula, memiliki pseudocoeloem atau rongga semu, alat pencernaan
lengkap dari mulut sampai anus, alat ekskresi dengan sel Renette untuk
Nemathelmintes primitif atau sistem H untuk Nemathelmintes yang telah
maju. Belum memiliki organ peredaran darah, respirasi melalui
permukaan tubuh, pusat sistem saraf pada cincin saraf yang mengelilingi
esofagus. Berumah dua, fertilisasi secara internal, dan tidak dapat
melakukan reproduksi aseksual. Dapat hidup bebas atau parasit.
3. Phylum Nemathelmintes memiliki dua classis yaitu, Nematoda dan
Acanthocephala. Persamaan ciri pada setiap dua classis Nemathelmintes
ini adalah pada simetri tubuh, bentuk tubuh, memiliki mulut, anus, dan
alat reproduksinya. Sedangkan perbedaan berada pada ada tidaknya
intestine dan proboscis juga pada dimanakah atau apakah inang yang ia
parasiti .
4. Dalam Phylum Nemathelminthes memiliki dua classis yaitu, Nematoda
dan Acanthocephala. Pada classis Nematoda ia memiliki intestine (usus)
tetapi tidak memiliki proboscis (belalai), sebaliknya pada classis
Acanthocephala ia memilliki proboscis yang berduri, tetapi tidak
memiliki intestine.
DAFTAR PUSTAKA