You are on page 1of 10

Laporan Modul I,

Kominusi (Crushing)
Sulfadli papo (09320150024) /
Laboratorium Kelompok 2/ Rabu 28 Maret 2018
Pengolahaan Bahan Galian Asisten :Ayu Lestari Budiani
Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri

Abstrak
Crushing - Mineral berharga hasil penambangan biasanya masih bersatu dengan pengotornya. Untuk meningkatkan
kadar mineral tersebut maka perlu dilakukan proses pengolahan bahan galian. Pengolahan bahan galian
merupakan proses dimana bahan galian diolah dengan mempergunakan perbedaan sifat fisik untuk memperoleh
produkta yang dapat dijual dan produkta yang tidak berguna dengan tidak mengubah sifat fisik/ kimia dari bahan
galian yang bersangkutan. Kominusi merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan bahan galian yang
bertujuan untuk memperkecil ukuran agar memudahkan untuk proses selanjutnya,untuk membebaskan mineral
berharga dari gangue mineral dan memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat
berlangsung dengan lebih baik. Kominusi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu peremukan/pemecahan (crushing)
dan pengerusan/penghalusan (grinding). Untuk melakukan hal ini digunakan alat crusher dan grinding mill.
Percobaan crushing dilakukan dengan tujuan memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk serta
memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat. Tujuan lainnya adalah unuk menentukan 80% Reduction
Ratio dari alat remuk yakni jaw crusher serta double roll crusher dan yang digunakan adalah batuan lempung
kemudian juga menghitung persentase berat hilang

A. Tinjauan Pustaka e) Proses-proses berikutnya basah atau kering


Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir f) Korosi pada lining (bahan pelapis pada dinding
sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula. dalam mill)
Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi juga g) Reaksi antara material dengan air
untuk meliberasi bijih, yaitu proses melepaskan Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
mineral bijih dari ikatannya yang merupakan gangue 1) Peremukan/pemecahan (crushing)untuk proses
mineral. Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan kering
tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan untuk : 2) Penggerusan/penghalusan (grinding)untuk proses
1) Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral basah dan kering
berharga dari material pengotornya. Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun
2) Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya. - Tahap pertama/primer (primary stage)
3) Memperluas permukaan partikel agar dapat - Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya - Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
reagen flotasi. - Kadang-kadang ada tahap keempat/kwarter
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kominusi:
a) Ukuran material/bijih dari tambang Peremukan / Pemecahan (Crushing)
b) Biasanya ukuran material/bijih dari tambang dalam Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari
bentuk bongkah → pemilihan primary crusher dan bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM
proses screening = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
c) Keadaan bijih → pada material yang lengket akan sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa
mempengaruhi pemilihan mill/crusher. sampai ukuran 2,5 cm.
d) Kesediaan air → penting khususnya untuk proses
basah
Crusher adalah mesin yang dirancang untuk 2. Gyratory crusher
mengurangi besar batu- batu ke batu-batu kecil, Gyratory crusher dibuat lebih lebar dan luas dalam
kerikil, atau debu batu. Crushers dapat bidang dari bijih lebar yang keras dan aplikasi
digunakanuntuk mengurangi ukuran, atau mengubah penghancur mineral. Pada dasarnya seperti pada
bentuk, bahan limbah sehinggamereka dapat lebih adukan semen dan palu penghancur. Kepala
mudah dibuang atau didaur-ulang, atau untuk penghancur dapat dipindahkan seperti bentuk kerucut
mengurangi ukuran yang solid campuran bahan baku yangdipotong ujungnya dan didalam sebuah selubung
(seperti di batu bijih), sehingga potongan - potongan kerucut yang dipotongujungnya. Kepala penghancur
komposisi yang berbeda dapat dibedakan. Crusher/ berputar secara eksentris dan bahan penghancur yang
penghancur dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan terjerat diantara campuran kerucut yang keluar dan
material yang akan digiling / dihancurkan. bagian dalam kerucut yang berputar. Merupakan
Ada dua macam crushing, yaitu Primary Crushing primary crusher
dan Secondary Crushing. Primary crushing mereduksi
ukuran dari yang berukuran kasar sekitar 1 m menjadi
ukuran sampai kira-kira ½ - 3/8 inch. Alatnya jaw
crusher, gyratory crusher, hammer mill atau impact
crusher. Sedangkan secondary crusher mereduksi
ukuran dari 8 – 6 inch yang telah diremuk oleh primary
crusher.

Peralatan yang dipakai antara lain adalah :


1. Jaw crusher
Jaw crusher digunakan untuk menghancurkan
3. Cone crusher
berbagai material ,terutama batuan jenis pertambangan
Cone Crusher cocok untuk menghancurkan berbagai
seperti batu granit, kokas, batu bara,bijih mangan, bijih
macam bijih dan batu dengan kekerasan menengah.
besi, ampelas, melebur aluminium, oksida,
Hal ini merupakan keunggulan yangdapat diandalkan
kalsiumkarbida menyatu, batu kapur, kuarsit, paduan,
konstruksi.
dll.

Kompresi terbesar perlawanan dari material yang


akan hancur adalah 320MPa. Jaw Crusher banyak
digunakan di pertambangan, metallurgical industri,
bahan bangunan, jalan raya, kereta api dan industri
kimia. Merupakan primary crusher.

4. Roll crusher
Roll crushers memiliki maksimum teoritis
pengurangan rasio 4:1. Jika 2 inci partikel
diumpankan ke crusher roll mutlak ukuran terkecil
yang bisa diharapkan dari crusher adalah 1 / 2 inci.
Roll crushers hanya akan menghancurkan materi ke
ukuran partikel minimum sekitar 10 Mesh (2 mm).
5. Impact crusher

Sebuah roll crusher meremukkan menggunakan 6. Rotary breaker


kompresi, dengan dua rol berputar mengenai suatu
poros, terhadap kesenjangan antara roll. Kesenjangan
antara gulungan diatur ke ukuran produk yang
diinginkan, dengan kesadaran bahwa partikel
pakanterbesar hanya dapat 4 kali kesenjangan dimensi.
Partikel ditarik kedalam celah antara gulungan oleh
gerakan berputar dan membentuk sudut gesekan antara
gulung dan partikel, yang disebut sudut nip. Duagaya
gulungan partikel antara permukaan yang berputar
mereka kedaerah kesenjangan yang lebih kecil, dan
B. Data Percobaan
patah tulang dari kekuatankompresi yang disajikan
oleh gulungan berputar. Beberapa keuntunganutama 1. Jaw Crusher.
roll crushers yang mereka berikan sangat bagus dan Hasil pengukuran produk primary crushing
distribusiukuran produk yang mereka hasilkan sangat menggunakan jaw crusher
sedikit debu atau denda.Rolls crushers secara efektif
Tabel Jaw Crusher
digunakan dalam menghancurkan mineral bijih di
mana tidak terlalu kasar dan mereka juga digunakan Ukuran Berat % Berat % Berat
dalam produksi skala yang lebih kecil lebih abrasive tertahan tertahan lolos
N (mm) %
pertambangan bijihlogam, seperti emas. Batubara komulatif komulati
o (gr) fraksi
mungkin adalah pengguna terbesar rollcrushers, saat f
ini. Batubara tanaman akan menggunakan roll
1 25 557,74 29,89 29,8992 70,1008
crushers, baik tunggal atau roll ganda sebagai crushers
utama, mengurangi batubara ROM. Biasanya, crushers 2 13 837,92 44,91 74,8182 25,1818
ini akan memiliki bentuk gigi atau dibesarkan di muka
3 9,5 112,73 6,023 80,8421 19,1579
gulungan. (Roll crushers digunakan untuk mineraldan
bijih logam memiliki gulungan dihadapi halus). 4 5 124,47 6,672 87,5147 12,4853

5 -5 232,91 12,48 100 0

Total 1954,93 100


%
3. Roll Crusher ( Gape 1,25 cm)
JOW CRUSHER
Hasil pengukuran produk secondary crushing
% Berat lolos komulatif 120
100 y = 2.3805x + 45.516 menggunakan roll crusher dengan gape 1,25cm
80 R² = 0.6595
60 Series1
Tabel Roll Crusher ( Gape 1,25 cm)
40
20 Linear
(Series1) Berat %Berat % Berat
0
0 10 20 30 tertah tertahan lolos
ukuran ( mm ) N Ukur %
an komula komulati
o an fraksi
(gr) tif f
Gambar 4.1. Grafik distribusi ukuran partikel jaw
crushing. 1 25 23,97 3,31 3,3129 96,6871

2 13 2,184 0,30 3,6148 96,3852


2. Roll Crusher ( Gape 1 cm)
3 9,5 192,5 26,6 30,220 69,7797
Hasil pengukuran produk secondary crushing
3
menggunakan roll crusher dengan gape 1cm
4 5 185,1 25,59 55,814 44,1859
Tabel Roll Crusher ( Gape 1 cm)
5 -5 319,7 44,18 100 0

Total 723,5 100


344 %
N Berat % Berat % Berat
o tertaha tertahan lolos
ukuran %
n (gr) komulat komulatif
fraksi RC GAPE1,75
if
120
%BERAT LOLOS KOMULATIF

100 y = 2.3805x + 45.516


1 25 25,57 2,8947 2,8947 97,1053 R² = 0.6595
80
60 Series1
2 13 191,7 21,709 24,6037 75,3963 40
20 Linear
(Series1)
3 9,5 194,8 22,056 46,6602 53,3398 0
0 10 20 30
Ukuran (mm)
4 5 219,9 24,904 71,5651 28,4349

5 -5 251,1 28,434 99,9998 0,0002 Gambar 4.3 Grafik distribusi ukuran partikel Roll

Total 846,48 100 % crushing. (Gape 1,25 cm)

1. Soal problem Set

Tabel Jaw Crusher


RC GAPE 1
% Berat % Berat
120
%BERAT LOLOS KOMULATIF

100 y = 2.3805x + 45.516 N Berat tertahan lolos


80 R² = 0.6595 Uku %
Series1
o tertah komulat komulatif
60 ran fraksi
40 an if
20 Linear
0 (Series1) (gr)
0 10 20 30
ukuran ( mm ) 1 25 2139 46,6 46,6 53,35

2 13 1191 25,9 72,61 27,38


Gambar 4..2 Grafik distribusi ukuran partikel Roll
crushing. (Gape 1 cm)
3 9,5 678 14,7 87,39 12,60 Tabel Roll crusher 1,75

4 5 58 1,26 88,65 11,34 Berat % Berat % Berat


N tertaha tertahan lolos
5 -5 524 11,4 100 0 Ukur %
o n (gr) komulati komulatif
an fraksi
Total 4586 100 % f

1 25 678 29,73 29,73 70,26

JAW CRUSHER 2 13 200 8,77 38,507 61,49


60 53.359
50 y = 2.2362x - 3.1762
3 9,5 354 15,52 54,03 45,96
UKURAN

40 27.389 R² = 0.9619
30 4 5 1024 44,91 98,94 1,055
20 11.341 12.605
10
0 5 -5 24 1052 100 0
0 5 10 15 20 25 30
BERAT LOLOS Total 2280 100
%
Gambar 4.4 Grafik distribusi ukuran partikel Jaw
Crusher

Tabel Roll Crusher Chart Title


100
Berat % Berat % Berat 80 y = 2.9587x + 5.85870.26
61.49
Axis Title

45.96 R² = 0.6783
60
tertah tertahan lolos
N Uku % 40
an komulati komulatif 20
o ran fraksi 1.055
(gr) f 0
0 5 10 15 20 25 30
Axis Title
1 25 594 27,0 27,8 72,9

2 13 154 7,02 34,1 65,89 Gambar 4.5 Grafik distribusi ukuran partikel Roll

3 9,5 1089 49,6 83,76 16,234 Crusher Gape 1.75

4 5 210 9,5 93,34 6,659

5 -5 146 6,6 100 0

Total 2193 100


%

RC 1,25
100
65.89 72.9
80 y = 3.3812x - 3.9575
UKURAN

60 R² = 0.7342
40 16.234
20 6.659
0
0 5 10 15 20 25 30
BERAT LOLOS

Gambar 4.5 Grafik distribusi ukuran partikel Roll


Crusher Gape 1.25
C. Pengolahan Data Percobaan praktikum Crushing: Roll Crusher
Prosedur Percobaan:
Crushing: Jaw Crusher
Siapkan Roll Crusher dengan baik

Siapkan kerikil berukuran 4-5 cm sebanyak 2 kg

Jalankan Roll Crusher dan amati cara kerjanya

Ukur setting Jaw Crusher yaitu open setting dan close


setting
Dengan menggunakan umpan hasil Jaw Crusher
umpankanlah dengan hati-hati ke Roll Crusher

Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong dan amati cara


kerjanya Tampung hasilnya amati ukuran dan bentuk partikel

Masukkan umpan perlahan-lahan dan tampung hasilnya Ambil contoh sebanyak 0.5 kg dari hasil remukan ini dan
kerjakan seperti langkah ke-7 di atas

D Pengolahan Data. hasil Praktikum


Amati hasil peremukan meliputi bentuk ukuran bijih
Pengolahan data hasil percobaan berupa
perbandingan antara lubang ayakan umpan
dengan lubang ayakan produk pada kumulatif
Ambil contoh dari batu hasil peremukan Jaw Crusher kira- 80%.
kira 0.5 kg, ayak dengan seri ayakan 13,4 ; 9,4 ; dan 2,3 mm

𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟


𝑅𝑅80 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
Timbang dan buat grafik distribusi ukuran menentukan
ukuran ayakan yang meloloskan 80% 1. Jaw Crusher.
Nisbah reduksi (reduction ratio) primary crushing
menggunakan jaw crusher dapat
dihitungan dengan:
Hasil peremukan Jaw Crusher jangan dibuang
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅80 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟

𝑦 = 2,3805 𝑥 + 45,516
80 = 2,3805 𝑥 + 45,516
80 − 45,516
𝑥= = 14,4860 𝑚𝑚
2,3805
Jadi perbandingan antara lubang ayakan umpan
dengan lubang ayakan produk pada kumulatif
80%.= 32,14 mm
2. Roll Crusher.dengan Gape 1 cm = 56,14 % = 2807 gram
Nisbah reduksi (reduction ratio) secondary crushing 3. Roll crusher Gape 1.75 cm
menggunakan roll crusher dapat dihitungan dengan:  % 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅80 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟 × 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝑦 = 3,2668 𝑥 + 20,692 5000 − 2280


= × 100 %
80 = 3,2668𝑥 + 20,692 5000
80 − 20,692 = 54,4 % = 2720 gram
𝑥= = 18,1548 𝑚𝑚
3,2668
 Pengolahan data RR80 problem Set
18,1548
𝑅𝑅80 = = 1,2533 𝑚𝑚 1. Jaw Crusher.
14,4860
Jadi perbandingan antara lubang ayakan umpan reduksi (reduction ratio) primary crushing

dengan lubang ayakan produk pada kumulatif menggunakan jaw crusher dapat dihitungan dengan:

80%. Dengan gape 1 cm = 21,84 mm 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟


𝑅𝑅80 =
3.Roll Crusher.dengan Gape 1,25 cm 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
Nisbah reduksi (reduction ratio) secondary crushing
𝑦 = 2,2362𝑋 − 3,1762
menggunakan roll crusher dapat dihitungan dengan:
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟 80 = 2,2362𝑋 − 3,1762
𝑅𝑅80 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
80 + 3,1762
𝑥= = 37,195 𝑚𝑚
2,2362
𝑦 = 2,3805 𝑥 + 45,516
80 = 2,3805 𝑥 + 45,516
80 − 45,516
𝑥= = 14,486𝑚𝑚 Jadi perbandingan antara lubang ayakan umpan
2,3805
14,486 dengan lubang ayakan produk pada kumulatif
𝑅𝑅80 = = 1 𝑚𝑚
14,486 80%.= 37,195 mm
Jadi perbandingan antara lubang ayakan umpan
dengan lubang ayakan produk pada kumulatif 2. Roll Crusher.dengan Gape 1,25 cm
80%. Dengan gape 1,25 cm = 27,17 𝑚𝑚 Nisbah reduksi (reduction ratio) secondary crushing
menggunakan roll crusher dapat dihitungan dengan:
3. Persentase berat hilang problem set
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅80 =
1. Jaw crusher 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟

RUMUS : 𝑦 = 3,3812𝑥 − 3,9575

 % 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 80 = 3,3812𝑥 − 3,9575

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 80 + 3,9575


× 100 % 𝑥= = 24,83 𝑚𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 3,3812

5000 − 4586 37,195


= × 100 % 𝑥= = 1,497 𝑚𝑚
5000 24,83
= 8,28 % = 414 gram
Jadi perbandingan antara lubang ayakan umpan
2. Roll crusher Gape 1.25 cm
dengan lubang ayakan produk pada kumulatif
 % 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
80%. Dengan gape 1 cm = 1,497 mm
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
× 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

5000 − 2193
= × 100 %
5000
3. Roll Crusher.dengan Gape 1,75 cm (75,396%), (53,339%) dan (85,434%). sedangkan
Nisbah reduksi (reduction ratio) secondary crushing jumlah produk yang diperoleh adalah 896,48 gr.
menggunakan roll crusher dapat dihitungan dengan: Perbedaan hasil dari umpan yang dimasukkan dengan
hasil produk disebabkan oleh beberapa umpan melekat
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
𝑅𝑅80 = ke alat dan beberapa produk telah terubah menjadi
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
debu beberapa kesalahan yang dilakukan oleh
𝑦 = 2,9587𝑥 + 5,858
praktikan.
80 = 2,9587𝑥 + 5,858 Pada tabel 4.3 dapat dilihat distribusi ukuran,
berat partikel dan % fraksinya dari hasil proses
80 − 5,858
𝑥= = 25,05 𝑚𝑚 secondary crushing dengan menggunakan double roll
2,9587
crusher gape 1,25 cm.. Dari tabel tersebut diperoleh
37,195 berat produk yang lolos untuk masing-masing ayakan
𝑥= = 1,48 𝑚𝑚
25,05
25 mm, 13 mm, 9,5 mm, 5 mm, dan -5 mm adalah
Jadi perbandingan antara lubang ayakan umpan (96,68 %), (96,38%), (69,77%),(44,185%) . sedangkan
dengan lubang ayakan produk pada kumulatif jumlah produk yang diperoleh adalah 723,5344 gr.
80%. Dengan gape 1,75 cm =1,48 mm Perbedaan hasil dari umpan yang dimasukkan dengan
hasil produk disebabkan oleh beberapa umpan melekat
4.1 Pembahasan
ke alat dan beberapa produk telah terubah menjadi
4.1.1 Data Praktikum
debu beberapa kesalahan yang dilakukan oleh
Berdasarkan tabel percobaan di atas (tabel 4.1,4,2
praktikan.
dan tabel 4.3) partikel yang diumpankan kedalam alat
Jadi Reduction ratio 80% yang di dapatkan dari
peremuk akan mengalami reduksi ukuran. Reduksi
hasil penggunaan alat primary crushing berupa jaw
ukuran ini disebabkan gaya-gaya bekerja yang
crusher yaitu digunakan formula dimana ukuran
diberikan oleh crusher kepada material. Proses
umpan yang dimasukkan dibagi dengan ukuran produk
peremukan berlangsung dua tahap dimulai dari
untuk mendapatkan persentasinya maka pada jaw
tahapan peremukan primer (primary crushing) oleh
crusher di dapatkan nilai reduction rationya 80% =
jaw crusher dan tahapan peremukan sekunder
32,14 mm untuk penggunaan alat secondary crushing
(secondary crusher) oleh double roll crusher.
berupa double roll crushing masih menggunakan
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat distribusi ukuran, berat
formula yang sama untuk mendapatkan nilai reduction
partikel dan % fraksinya dari proses primary crushing
rationya 80% dan hasil yang didapatkan untuk roll
dengan menggunakan jaw crusher. Dari tabel tersebut
crusher gape 1 cm yaitu 1,2533 mm sedangkan untuk
diperoleh berat produk yang lolos untuk masing-
gape 1,25 cm didapatkan nilainya yaitu 21,84 mm
masing ayakan 25 mm, 13 mm, 9,5 mm, 5 mm, dan -
5 mm adalah 70,1 %), (25,18%), (19,15%),(12,48%)
4.1.1 Data Problem Set
dan (8,98%) Jumlah berat total umpan yang digunakan
Berdasarkan tabel percobaan di atas (tabel 4.4,4,5
adalah 45,75 gr sedangkan jumlah produk yang
dan tabel 4.6) partikel yang diumpankan kedalam alat
diperoleh adalah 1954,93 gr. Selisih ini dapat
peremuk akan mengalami reduksi ukuran. Reduksi
disebabkan oleh beberapa hal seperti produk yang
ukuran ini disebabkan gaya-gaya bekerja yang
terbawa angin, menempel di alat dan kesalahan yang
diberikan oleh crusher kepada material. Proses
dilakukan oleh praktikan.
peremukan berlangsung dua tahap dimulai dari
Pada tabel 4.2 dapat dilihat distribusi ukuran,
tahapan peremukan primer (primary crushing) oleh
berat partikel dan % fraksinya dari hasil proses
jaw crusher dan tahapan peremukan sekunder
secondary crushing dengan menggunakan double roll
(secondary crusher) oleh double roll crusher.
crusher. Dari tabel tersebut diperoleh berat produk
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat distribusi ukuran,
yang lolos untuk masing-masing ayakan 25mm, 13
berat partikel dan % fraksinya dari proses primary
mm, 9,5 mm, 5 mm, dan -5 mm adalah (97,105 %),
crushing dengan menggunakan jaw crusher. Dari
tabel tersebut diperoleh berat produk yang lolos untuk nilai reduction rationya 80% dan hasil yang didapatkan
masing-masing ayakan 25 mm, 13 mm, 9,5 mm, 5 untuk roll crusher gape 1,25 cm yaitu 1,497mm
mm, dan -5 mm adalah (53,35 %), (27,38%), sedangkan untuk gape 1,75 cm didapatkan nilainya
(12,60%), (11,36%) dan (0%) Jumlah berat total yaitu 1,48 mm
umpan yang digunakan adalah 414 gram sedangkan
jumlah produk yang diperoleh adalah 4586 gram. E. Kesimpulan
Selisih ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti Proses kominusi, yaitu proses pengecilan
produk yang terbawa angin, menempel di alat dan ukuran bijih dengan cara peremukan dan penggerusan
kesalahan yang dilakukan oleh praktikan. sehingga mineral berharga dapat terlepas dari mineral
Pada tabel 4.5 dapat dilihat distribusi ukuran, berat gangue dan mempermudah proses konsentrat.
partikel dan % fraksinya dari hasil proses secondary Mekanisme peremukan yang terjadi pada material
crushing dengan menggunakan double roll crusher. adalah abrasi, kompresi, dan impact. Peremukan
Gape 1.25 Dari tabel tersebut diperoleh berat produk dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pertama
yang lolos untuk masing-masing ayakan 25 mm, 13 (dengan Jaw Crusher, Gyratory Crusher), tahap kedua
mm, 9,5 mm, 5 mm, dan -5 mm adalah (72,9%), (Cone Crusher, Roll Crusher), dan tahapan ketiga
(65,89%), (16,23%), dan (6,65%), (0). Jumlah berat dengan Cone Crusher.
total umpan yang digunakan adalah 2807 gram Pengayakan hasil peremukan dapat dilakukan
sedangkan jumlah produk yang diperoleh adalah 2193 secara manual (dengan ayakan tangan), sementara
gram. Perbedaan hasil dari umpan yang dimasukkan pengayakan hasil penggerusan harus dilakukan dengan
dengan hasil produk disebabkan oleh beberapa umpan ayakan getar. Pengayakan yang dilakukan pada
melekat ke alat dan beberapa produk telah terubah material dilakukan secara bertingkat dengan tujuan
menjadi debu beberapa kesalahan yang dilakukan oleh untuk membedakan tingkat kehalusan produk dan
praktikan. menganalisis penyebaran ukuran material yang ada
Pada tabel 4.6 dapat dilihat distribusi ukuran, berat karena proses kominusi ini.
partikel dan % fraksinya dari hasil proses Pada praktikum, primary crushing
secondary crushing dengan menggunakan menggunakan jaw crusher dengan mekanisme kerja
double roll crusher gape 1,75 cm.. Dari tabel tersebut seperti rahang manusia, dengan satu jaw bergerak
diperoleh berat produk yang lolos untuk masing- meremukkan. Pada secondary crushing dengan roll
masing ayakan 25 mm, 13 mm, 9,5 mm, 5 mm, dan - crusher, yang cara kerjanya berdasarkan rotasi yang
5 mm adalah (70,26 %), (61,649%), (45,96%), (1,05 mengakibatkan materi terjepit dan teremukkan.
%) dan (0%). Jumlah berat total umpan yang Semakin lama waktu penggerusan, semakin halus
digunakan adalah 2720 gamr sedangkan jumlah ukuran material yang dihasilkan. Hal ini akibat dari
produk yang diperoleh adalah 2280 gram. Perbedaan gaya-gaya yang bekerja selama proses grinding
hasil dari umpan yang dimasukkan dengan hasil dilakukan, seperti gaya tumbuk, serta aksi abrasi,
produk disebabkan oleh beberapa umpan melekat ke kompresi dan impact. Namun, perlu diperhatikan
alat dan beberapa produk telah terubah menjadi debu selang waktu penggerusan agar tidak terjadi
beberapa kesalahan yang dilakukan oleh praktikan. overcrushing.
Jadi Reduction ratio 80% yang di dapatkan dari
hasil penggunaan alat primary crushing berupa jaw
crusher yaitu digunakan formula dimana ukuran
umpan yang dimasukkan dibagi dengan ukuran produk
untuk mendapatkan persentasinya maka pada jaw
crusher di dapatkan nilai reduction rationya 80% =
37,195 mm untuk penggunaan alat secondary
crushing berupa double roll crushing masih
menggunakan formula yang sama untuk mendapatkan
F. Daftar Pustaka
 Kelly, Errol G.; 1982; “Introduction of Mineral
Processing”; John Wiley&Sons, Inc.; US
America
 http://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengola
han-bahan-galian/
 http://www.quarrying.org/r.html
 http://www.mine-engineer.com/
 http://ardra.biz/sain-
teknologi/mineral/pengolahan-mineral/kominusi-
operasi-pengecilan-ukuran/
 http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/20
11/01/kominusi.html
 http://en.wikipedia.org/wiki/Three_roll_mill

You might also like