You are on page 1of 7

1.

Jelaskan organ reproduksi pada Amphibia (jantan dan betina)

2. Jelaskan bagaimana sistem respirasi pada Amphibia

3. Jelaskan bagaimana proses pencernaan makanan pada Amphibia

4. jelaskan sistem transportasi amfibi

5. jelaskan sisrem ekresi pada amfibi

6. Jelaskan perbedaan antara katak dengan kodok

7. sebutkan ciri ciri umum amfibi

8. sebutkan dan jelaskan ordo ordo pada amfibi

9. jelaskan metamorfosis pada katak

jawaban

1. Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih–putihan) terletak
disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis
terdapat saluran yang disebut vasadefferensia yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka
mengalami pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara
spermatozoa.

Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga
tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat “musim kawin” pada ovarium
terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar
membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi
fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim kawin” terjadi isyarat kawin oleh katak
jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung
katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel–sel gametnya ke luar tubuh.

2. Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru–paru. Kecuali pada fase
berudu bernafas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai
alat pernafasan karena tipis dan banyak kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan
rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga
mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernafas dengan selaput
rongga mulut, katak bernafas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karea kulitnya selalu dalam keadaan
basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernafasan mudah berifusi.

Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari
jantung di pompa ke kulit dan paru – paru lewat arteri kulit paru – paru (arteri pulmokutanea). Dengan
demikian pertukaran oksigen dan karbondioksida dapat terjadi di kulit. Setelah itu koane menutup dan
otot rahang bawah dan oto geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya
rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru – paru lewat celah – celah. Dalam paru – paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru – apru dan sebaliknya
karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut
dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru–paru tertekan keluar dan masuk ke dalam
rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka bersamaan dengan itu, otot rahang
bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut
mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbondioksida keluar.

3. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari
tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Dari cavum oris makanan akan
melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk
dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan. Bagain muka frentriculus yang besar
disebut cardiarc, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot
ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung
enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di
ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus
melalui klep pyloris.

Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada
intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa
lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang
kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus
cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk
mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi
faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus.

4. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1
ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri
menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel. Walaupun
tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen
namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari
ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke
kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam
badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru.

Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke
atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui
arteri pulmonalis → paru–paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini
disebut peredaran darah paru – paru. Selain peredaran darah paru – paru, pada katak → sinus venosus
→ atrium kanan.

5. Ginjal amphibi berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebvih. Karea kulit katak permeable
terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada
saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan
dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang
dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap
kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan
kantung kemih untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin yang
encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang
melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.

6. Jika dilihat secara sekilas, katak dan kodok memang memiliki bentuk yang hampir sama. Namun untuk
membedakan keduanya, Anda dapat membedakannya melalui ciri-ciri berikut ini:

- Kulit

Dilihat dari kulitnya, katak memiliki kulit yang halus, berlendir dan terasa lembab. Sedangkan kulit kodok
akan terasa kasar, berbintil-bintil dan juga terasa kering.

- Tungkai

Katak memiliki tungkai yang kuat, tidak hanya itu jika diperhatikan maka tungkai katak akan terlihat
lebih panjang dan juga berselaput. Sedangkan untuk kodok, tungkai bagian belakang pendek dan hewan
ini tidak pandai melompat.

- Jari

Perbedaan lainnya juga dapat Anda lihat pada jari-jari kedua hewan ini. Katak memiliki ujung jari yang
berbentuk bulat kecil, digunakan untuk menempel di pohon. Sedangkan kodok memiliki jari yang mirip
seperti cakar, digunakan untuk menggali.

- Habitat
Perbedaan katak dan kodok lainnya juga dapat dilihat dari habitatnya. Habitat katak yaitu di pohon,
sungai, danau, rawa, sawah dan lain-lain. Sedangkan habitat kodok antara lain di pematang sungai,
sekitar rumah dan di kayu lapuk.

- Bentuk tubuh

Katak memiliki bentuk tubuh yang terlihat ramping, walaupun ada juga yang tidak. Namun untuk kodok,
hampir semua spesies kodok memiliki bentuk tubuh yang gemuk dan pendek.

7. Dilihat dari tampilan fisik Amphibia memiliki dua pasang kaki dengan empat jari pada kaki depan dan
5 jari pada kaki belakang mempunyai lima jari dimana diantara jari-jari tersebut terdapat selaput renang.

tubuh amfibi tersusun atas kepala dan badan seperti katak, atau ada juga yang mempunyai susunan
kepala, badan ekor seperti yang terdapat pada salamander.

Ciri lain dari hewan amfibi adalah kulit yang lunak yang memiliki kelenjar dan tidak bersisik kecuali
salamander dan juga selalu basah.

Organ Pernapasan amfibi yaitu insang pada masa kecil, kulit dan juga paru-paru saat dewasa.

Amfibi termasuk contoh hewan berdarah dingin (poikiloterm)

Untuk peredaran darah amfibi dilengkapi dengan jantung yang terdiri atas tiga bilik yaitu dua atrium dan
1 ventrikel menggunakan sistem peredaran darah ganda.

Untuk sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), lambung, usus, dan
rektum yang langsung bersatu dengan kloaka.

Organ untuk pengeluaran limbah atau Sistem ekskresi pada amfibi berupa ginjal tipe mesonefroid
dilengkapi dengan saluran kemih (saluran wolf atau saluran mesonefros) yang membawa sekret ke
kloaka. Disebelah sisi ventral kloaka terdapat kandung kemih.

Untuk mendeteksi lingkungan Amphibia dilengkapi dengan mata dilindungi oleh membran niktitans
(selaput tidur), lubang hidung memiliki dua lubang hidung (nares) yang berhubungan dengan rongga
mulut melalui koane, dan juga telinga terdiri atas dua bagian yaitu telinga tengah dan telinga dalam dan
tidak memiliki telinga luar.

Amphibia memiliki alat kelamin yang terpisah. Umumnya Amphibia bersifat ovipar, namun ada jugay
ang ovovivipar dan vivipar dimana telur tersimpan dalam saluran reproduksi betina.

8. Ordo Anura (Salientia): Katak dan Kodok

Istilah ‘Anura’ berarti tidak memiliki ekor, yang menunjukkan bahwa amfibi jenis ini tidak memiliki ekor.
Terdapat sekitar 4500 spesies yang menjadi anggotanya, membuat Anura menjadi ordo dengan anggota
terbanyak.

Mereka ditemukan di seluruh dunia dengan ukuran mulai dari beberapa milimeter hingga 60 cm.

Anura berbeda dari dua ordo lainnya karena spesies anggotanya memiliki empat kaki dengan kaki
belakang lebih panjang yang digunakan untuk memanjat dan melompat.

Spesies ordo Anura umumnya melakukan fertilisasi eksternal (penyatuan sel kelamin jantan dan betina
terjadi di luar tubuh betina).

Katak dan kodok merupakan contoh anggota Anura. Meskipun keduanya nampak serupa dalam banyak
hal, namun terdapat pula karakteristik yang berbeda.

Katak memiliki kulit halus dan lembab. Meskipun memiliki paru-paru, katak bisa pula menggunakan kulit
untuk bernapas.

Kedua mata katak menonjol dan bisa ditarik ke dalam. Katak memiliki kaki belakang berselaput yang
membantu mereka saat berenang, melompat dan memanjat, serta menghabiskan banyak waktu di
dalam air.

Di sisi lain, kodok adalah jenis khusus dari katak yang memiliki kulit kasar, berkutil, serta kering sehingga
mampu hidup di daerah kering.

Tungkai belakang kodok juga lebih pendek yang memungkinkan mereka berjalan di darat.

Ordo Caudata (Urodela): Salamander, Newts, Waterdogs, Mudpuppies, Sirene, dan Amphiuma

Terdapat sekitar 500 spesies amfibi yang diklasifikasikan dalam kategori ini.

Istilah ‘caudata’ berasal dari kata Latin Cauda yang berarti ekor. Ini menyiratkan bahwa spesies di bawah
kategori ini memiliki ekor.

Ekor Caudata hampir sama dengan panjang tubuh, dan pada beberapa spesies seperti Oedipina,
memiliki ekor yang sangat panjang.

Ekor yang berkembang baik memungkinkan Caudata berenang dengan baik pula.

Caudata juga memiliki empat kaki yang digunakan untuk berjalan dengan pengecualian sirene yang tidak
memiliki kaki belakang.

Berbeda dengan Anura, spesies ini tidak dapat melompat melainkan hanya dapat berjalan.

Caudata bervariasi dalam ukuran. Andrias davidanius merupakan Caudata dengan ukuran mencapai 1,8
meter dan merupakan amfibi terbesar.
Salamander, kadal air, waterdogs, mudpuppies, sirene, dan amphiuma adalah contoh spesies dalam
ordo Caudata.

Ordo Gymnophiona (Apoda): Sesilia

Tercatat sekitar 50 spesies sesilia yang termasuk dalam ordo Gymnophiona.

Sesilia dicirikan denga bentuk tubuh panjang mirip cacing dan kebanyakan ditemukan di Amerika
Selatan, Afrika, dan Asia Selatan.

Alih-alih menyerupai bentuk amfibi pada umumnya, sesilia memiliki bentuk tubuh mirip belut atau
cacing tanah.

Sesilia hidup di bawah tanah dan di air serta memiliki tengkorak kuat yang memungkinkan mereka
menggali jauh ke dalam tanah.

Hidup di dalam tanah membuat sesilia jarang terlihat. Sesilia memiliki mata yang hampir tidak berfungsi,
hanya seperti titik pada kepala.

9. Fase Telur Katak

Seperti pada metamorfosis kupu-kupu dan semua makhluk hidup yang bermetamorfosis fase pertama
adalah telur. Ketika musim pembuahan, katak betina akan melepaskan banyak sekali telur di air.
Setelahnya katak jantan akan membuahi telur tersebut. Ini disebut pembuahan eksternal (fertilisasi
eksternal).

Pembuahan eksternal ini sangat rawan terjadinya kegagalan. Banyak faktor yang mempengaruhi semisal
adanya arus air yang kuat, adanya predator berupa ikan. dan gangguan lain. Telur katak banyak dijumpai
dalam keadaan berkelompok, mereka disatukan oleh semacam jelly yang melindungi sel telur.

Untuk katak pohon umumnya mereka meletakkan telur pada cabang pohon. Bentuk luar menyerupai
busa untuk melindungi sel telur dari panas matahari. Telur katak akan menetas menjadi larva setelah
berusia 21 hari

Fase kecebong katak

Kecebong atau berudu katak akan berada disekitar telur untuk memakan sisa makanan dari cangkang
sampai fungsi tubuhnya tumbuh dan memungkinkan untuk mencari makan sendiri. Berudu katak akan
melakukan pembentukan organ insang, ekor dan mulut sampai tubuhnya terbentuk sempurna.
Sampai usia satu minggu organ kecebong telah terbentuk sempurna dan siap mencari makan sendiri.
Pada awalnya insang kecebong berada di permukaan kulitnya. Saat mencapai umur 4 minggu insang
akan ditutupi oleh kulit sehingga insang akan masuk ke dalam tubuh dan menghilang perlahan-lahan.

Selama 6 minggu, pada proses metamorfosis katak, kecebong akan terus mengalami perubahan fungsi
fisiologis hewan dan bentuk morfologi nya. Kaki belakangnya mulai tumbuh kemudian diikuti
pertumbuhan kaki depan. Begitu juga organ dalam, paru paru mulai berkembang sebelum akhirnya
masuk ke tahap selanjutnya. Katak muda.

Pada masa 6 minggu sampai 9 minggu akan mulai terlihat bentuk kepala dan tubuhnya perlahan mulai
memanjang. Makanan kecebong pada masa ini berupa serangga mati yang terdapat di perairan.

Fase katak muda

Fase ini dimulai pada minggu ke 12. Sesudah mengalami proses pertumbuhan, kecebong mulai
mengalami fase pertumbuhan. Perubahan bentuk diantaranya, insang hilang, ekor katak memendek,
mulut melebar, dan paru paru yang baru terbentuk mulai berfungsi.

Katak muda sudah mulai beraktifitas di daratan dan mulai meninggalkan perairan. Selain itu juga sistem
pencernaan katak akan diadaptasi kan menjadi karnivora, pemakan serangga. Pada fase ini hanya
berlangsung kurang lebih selama 3 minggu, sampai katak muda sempurna menjadi katak dewasa.

Fase akhir, katak dewasa

Pada minggu ke -16. Katak sudah terbentuk sempurna, Katak dewasa sudah tidak lagi mempunyai insang
dan berganti menjadi paru paru. Bentuknya pun jauh berbeda dengan beludru. Pun sudah tidak
mempunyai ekor lagi. Katak dewasa mempunyai kaki yang kuat dan berselaput diantara setiap jarinya.
Katak dewasa tidak lagi hidup di air. Mereka hanya akan menuju ke perairan saat masa pembuahan. Dan
kemudian terulang lagi proses daur ulang katak

You might also like