You are on page 1of 14

HIPERGLIKEMI

A. DEFINISI
Hiperglikemi merupakan keaadaan dimana kadar glukosa darah yang
tinggi dari rentang kadar puasa normal 120 mg/ 100 ml darah (Elizabeth
J.Corwin, 2009).
Hiperglikemia adalah keadaan ketika kadar gula darah melonjak secara
tiba-tiba. Keadaan ini bisa disebabkan antara lain stres, infeksi, dan konsumsi
obat-obatan tertentu. (Saraswati, silvia.2009)
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi
pada rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah (Sujono & Sukarmin,
2008).
B. ETIOLOGI
1. Defisiensi Insulin, seperti yang dijumpai pada DM tipe 1 .
2. Penurunan responsivitas sel terhadap insulin, seperti yang dijumpai pada
DM tipe II karena adanya penyebab obesitas, kurangnya aktifitas fisik.
3. Stres kronis
Respon terhadap stres mencakup aktivasi sistem saraf simpatis dan
pelepasan hormon pertumbuhan (tyroid), katekolamin epinefrin dan
norepinefrin dari kelenjar adrenal yang selanjutnya akan merangsang
peningkatan pemecahan simpanan glukosa di hepar dan otot rangka.
4. Hipertiroid
Hormon-hormon tersebut menstimulasi pelepasan insulin yang berlebihan
oleh sel-sel pankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel
terhadap insulin.
5. Autoimun
Autoimun menyebabkan kerusakan sel-sel beta pankreas yang berakibat
defisiensi insulin sampai kelainan yang menyebabkan retensi terhadap
kerja insulin.
6. Alkoholisme
Dianggap menambah resiko terjadinya kerusakan sel-sel beta pada
pancreas (ADA, 2009)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Kadar gula darah sewaktu melebihi angka 200 mg/dl atau kadar gula
darah puasa melebihi 126 mg/dl.
2. Poliuria (banyak dan sering kencing).
3. Polipagi (banyak makan).
4. Polidipsi (banyak minum).
5. Kelemahan tubuh, lesu cepat lelah tidak bertenaga.
6. Berat badan menurun.
7. Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut
saraf.
8. Infeksi saluran kencing
9. Glukosuria.
10. Infeksi yang sukar sembuh (ADA, 2009)
D. PATOFISIOLOGI
Hiperglikemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga glukosa
darah tidak dapat masuk ke sel-sel otot, jaringan adipose atau hepar.Dalam
keadaan normal kira-kira 50% glukosa yang dimakan terganggu, glukosa
tidak dapat masuk ke sel sehingga energi terutama diperoleh dari
metabolisme protein dan lemak. Lipolisis bertambah dan lipogenesis
terhambat, akibatnya dalam jaringan banyak tertimbun asetil KoA (zat yang
penting pada siklus asam sitrat dan prekusor utama dari lipid dan steroid,
terbentuk dengan cara menggabungkan gugus asetil pada koenzim A selama
oksidasi karbohidrat, asam lemak atau asam-asam amino), dan senyawa ini
akan banyak diubah menjadi zat keton karena terhambatnya siklus TCA
(Tricarboxylic Acid Kreb’s Cycle). Zat keton sebenarnya merupakan sumber
energi yang berguna terutama pada saat puasa.Metabolisme zat keton pada
pasien DM meningkat, karena jumlahnya yang terbentuk lebih banyak
daripada yang dimetabolisme.Keadaan ini disebut ketoasidosis yang ditandai
dengan nafas yang cepat dan dalam disertai adanya bau aseton (Tjay, 2007).
E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia/koma hipoglikemia
Hipoglikemik adalah kadar gula yang rendah kadar gula normal 60-
100 mg%.
b. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (HHNC/HONK).
c. Ketoasidosis Diabetic (KAD)
2. Komplikasi kronik
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vaskuler perifer dan vaskuler serebral.
b. Mikrovaskuler (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
(retinopati), dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskuler
maupun makrovaskuler.
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi
serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d. Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru dan infeksi saluran kemih.
e. Ulkus/ gangren/ kaki diabetik (Mansjoer dkk, 2007)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes toleransi glukosa
a. puasa 12 jam
b. darah diambil untuk mengetahui glukosa puasa.
c. kemudian diberi glukosa 1-1,5 g/kgBB atau suruh makan seperti biasa
d. 120 menit darah diambil untuk mengetahui glukosa 2 jam PP
2. Gula darah puasa 120 mg/dl, GDA 200 mg/dl.
3. Gula darah 2 jam puasa 180 mg/dl
Parameter kadar glukosa darah:
a. Kategori baik
Gula darah puasa : 80-109 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP : 80-144 (mg/dl).
b. Kategori sedang
Gula darah puasa : 100-125 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP : 145-179 (mg/dl)
c. Kategori buruk
Gula darah puasa : ≥ 126 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP : ≥ 180 (mg/dl)
G. PENATALAKSANAAN
1. Diet
a. Trilogi 3 J
J1 : Jumlah kalori harus sesuai.
J2 : Jadwal harus ditentukan sesuai jam
J3 : Jenis makanan harus diperhatikan
b. Tujuan Diet
1) Memperbaiki kesehatan umum.
2) Menjaga BB ideal.
3) Mempertahankan glukosa darah normal
c. Faktor yang menentukan kebutuhan kalori:
1) Jenis kelamin (wanita 25 kal/kg BB dan laki-laki 30 kal/kg BB).
2) Umur 40-59 tahun kebutuhan kalori dikurangi 10%, 60 sampai lebih
dari 70 tahun dikurangi 20%.
3) Aktivitas fisik atau pekerjaan, dimana dalam keadaan istirahat
ditambah 10% dari kebutuhan basal, aktivitas ringan 20%, aktivitas
sedang 30%, dan aktivitas berat 50%.
4) Berat badan gemuk dikurangi 20-30% dan kurus ditambah 20-30%
2. Latihan Jasmani
a. Tujuan :
1) Menjaga kebugaran.
2) Menurunkan BB.
3) Meningkatkan kepekaan reseptor sel-sel terhadap insulin.
4) Melancarkan peredaran darah sehingga pemanfaatan glukosa
menjadi lebih baik.
b. Jenis-jenis :
1) Latihan Fisik Primer :
 Untuk semua penderita DM.
 Latihan fisik ringan, teratur setiap hari (1-1,5 jam sesudah
makan.
2) Latihan Fisik Sekunder :
 Untuk penderita DM dengan obesitas.
 Latihan fisik primer ditambah latihan fisik agak berat untuk
menurunkan berat badan.
3) Latihan jasmani secara teratur : 3-4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 menit.
3. Terapi Obat-obatan
a. OAD
1) Biguanide : Bekerja di hepar untuk menjaga pengeluaran
glukosa dari pemecahan glikogen.
2) Sulfoniureas : Menstimulasi pankreas untuk mengeluarkan
insulin.
3) Thiazolidinesiones : Meningkatkan sensitifitas sel-sel di otot
terhadap insulin
b. Insulin
Khasiat Jenis Insulin Pemberian
Kerja Cepat Reguler Insulin 3-4x/24 jam
- Actrapid ½ jam sebelum
- Humulin R makan
Kerja Sedang Neural Protein
Hagadoin (NPH) 1-2x/24 jam
- Humulin N

Kerja Panjang Protamin Zige Insulin 1x/24 jam


(PZI)
1) Indikasi pemberian insulin :
 IDDM
 DMTM
 Koma diabetic
 NIDDM pada keadaan tertentu :
- DM dengan kegagalan menggunakan obat oral.
- DM saat hamil.
- DM dengan disertai selulitis atau gangren.
- DM dengan disertai penyakit hepar

H. KOMPLIKASI
1. Akut : hipoglikemi, hiperglikemi, ketoasidosis.
2. Kronik :makroangiophati (atherosklerosis),mikroangiophati
(retinophati, nephrophati), neurophati, gangren, mudah terinfeksi.
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh, adanya nyeri pada
luka atau luka tidak terasa nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya
3. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
4. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Terdapat anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit
keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misalnya
hipertensi atau penyakit jantung.
5. Riwayat Psikososial
Cemas akibat kurangnya pengetahuan klien tentang perjalanan
penyakitnya
B. Pemeriksaan fisik
1. System Pernafasan atau Breathing (B1)
Tachypnea.
2. System Kardiovaskuler atau Blood (B2)
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, palpitasi,
hipertensi atau hipotensi, takikardi atau bradikardi, aritmia, dapat
menyebabkan pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik).
3. System Persyarafan atau Brain (B3)
Pusing, pening, sakit kepala, reflek tendon menurun, gangguan
penglihatan, anastesia atau kebas, impotensi (pada pria), kacau mental,
disorientasi, mengantuk (somnolen), letargi, stupor sampai koma.
4. System Perkemihan atau Bladder (B4)
Poliuria, nokturia, dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika
terjadi hipovolemia berat, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas
atau sakit saat berkemih bila ada infeksi pada saluran perkemihan
5. System Pencernaan atau Bowel (B5)
Rasa haus atau banyak minum (polidipsi), rasa lapar (polifagi), mual,
muntah, anoreksia, perubahan berat badan.
6. System Musculoskeletal dan integument atau Bone (B6)
Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, penurunan kekuatan otot,
parastesia, kesemutan, ulkus pada ekstremitas dan penyembuhannya lama,
kulit kering atau bersisik, gatal, turgor kulit jelek, nyeri.
C. Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan b.d diuresis osmotic akibat hiperglikemia
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak cukupan
insulin
3. Resiko infeksi b.d kadar glukosa darah tinggi
4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual (penglihatan,
pendengaran) b.d perubahan kimia endogen (ketidakseimbangan glukosa-
insulin dan elektrolit)
5. Kelelahan b.d penurunan produksi energi metabolik
D. Intervensi Keperawatan
1. Defisit volume cairan b.d diuresis osmotic akibat hiperglikemia
Batasan karakteristik:
a. Peningkatan urin output
b. Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba
c. Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit buruk.
d. Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill.
Kriteria Hasil:
1) Tanda vital stabil (nadi 80-88 x/menit, tekanan datrah 100-140/80-90
MmHg, suhu tubuh 36,5-37,40C, respiratory rate 20-22 x/menit)
2) Nadi perifer teraba pada arteri radialis, arteri brakialis, arteri dorsalis
pedis.
3) Turgor kulit dan capillary refill baik dibuktikan dengan capillary refill
kurang dari 2 detik
4) Keluaran urine dalam kategori aman (lebih dari 100cc/hari sampai
batas normal 1500cc-1700cc/hari)
5) Kadar elektrolit urin dalam batas normal dengan nilai natrium 130-
220meq/24 jam, kalium 25-100 meq/24 jam, klorida 120-250
meq/liter, magnesium 1,2-2,5 mg/dl
INTERVENSI RASIONAL

Pertahankan untuk memberikan cairan Mempertahankan komposisi cairan dalam


1500-2500 ml atau dalam batas yang tubuh, volume sirkulasi dan menghindari
dapat ditoleransi jantung jika over load jantung
pemasukan cairan melalui oral sudah
dapat diberikan

Pantau masukan dan pengeluaran, catat Memberikan perkiraan kebutuhan akan


berat jenis urin cairan pengganti dan membaiknya fungsi
ginjal

Pantau tanda-tanda vital, catat adanya Penurunan volume cairan darah


perubahan tekanan darah (hipovolemi) akibat dieresis osmosis
dapat dimanifestasikan oleh hipotensi,
takikardi, nadi teraba lemah

Pantau suhu, warna, turgor kulit, dan Dehidrasi yang disertai demam akan
kelembabannya teraba panas, kemerahan, dan kering di
kulit. Sedangkan penurunan turgor kulit
sebagai indikasi penurunan volume cairan
pada sel

Pantau nadi perifer, pengisian kapiler, Nadi yang lemah, pengisian kapiler yang
turgor kulit dan membrane mukosa lambat sebagai indikasi penurunan cairan
dalam tubuh. Semakin lemah dan lambat
dalam pengisian, semakin tinggi derajat
kekurangan cairan

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak cukupan insulin
Batasan Karakteristik :
a. Berat badan tidak normal (lebih rendah 10% dari berat badan ideal)
b. Lingkar lengan < 10 cm
c. Kelemahan, mudah lelah, tonus otot buruk
d. Kadar gula darah > 150 mg/dl
Kriteria hasil:
1) Pasien tidak lemah atau penurunan tingkat kelemahan
2) Peningkatan berat badan atau berat badan ideal/normal
3) Lingkar lengan meningkat atau mendekati 10 cm
4) Nilai laboratorium hemoglobin untuk pria 13 -16 gr/dl, untuk wanita
12-14 gr/dl
5) GDS 60-110 mg/.dl, kolesterol total 150-250 mg/dl, protein total 6-7
gr/dl

INTERVENSI RASIONAL

Berikan pengobatan insulin Insulin regular memiliki awitan cepat dan


secara teratur dengan teknik karenanya dengan cepat pula dapat membantu
intravena secara intermitten atau memindahkan ke dalam sel, pemberian melalui
secara kontinyu intravena merupakan rute pilihan utama karena
absorbs dari jaringan sub kutan mungkin tidak
menentu/sangat lambat

Berikan diet 60% karbohidrat, Intake kompleks karbohidrat(jagung, wortel,


20% protein, dan 20% lemak dan brokoli, buncis, gandum) berdampak pada
penataan makan dan pemberian penekanan kadar glukosa darah, kebutuhan
makanan tambahan insulin, menurunkan kadar kolesterol, dan
meningkatkan rasa kenyang

Timbang berat badan atau ukur Mengkaji indikasi terpenuhinya kebutuhan nutrisi
lingkar lengan setiap hari sesuai dan menentukan jumlah kalori yang harus
indikasi dikonsumsi

Libatkan keluarga pasien dalam Meningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol


memantau waktu makan, jumlah masukan nutrisi sesuai dengan kemampuan untuk
nutrisi menarik glukosa dalam sel

Pantau tanda-tanda hipoglikemi Karena metabolism karbohidrat mulai terjadi, gula


(perubahan tingkat kesadaran, kulit darah akan berkurang dan sementara pasien tetap
lembab/dingin, denyut nadi cepat, diberikan insulin maka hipoglikemi dapat terjadi
lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala, pusing)

Pantau pemeriksaan laboratorium Gula darah akan menurun perlahan dengan


seperti glukosa darah, aseton, pH, penggunaan terapi insulin terkontrol. Dengan
dan HCO3 pemberian insulin dosis optimal glukosa dapat
masuk ke dalam sel dan digunakan untuk sumber
kalori. Peningkatan aseton, pH, dan HCO3 sebagai
indikasi kelebihan bahan keton.

3. Resiko infeksi b.d kadar glukosa darah tinggi


Batasan karakteristik :
a. Angka leukosit > 11.000 ul
b. Suhu tubuh kadang mengalami periode naik dari 370C
c. Akral teraba hangat/panas
d. GDS > 150 gr/dl
e. Glukosa urin positif
Kriteria hasil
1) Tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi seperti rubor, calor,
dolor, tumor, fungtioleisa, dan angka leukosit dalam batas 5000-
11000ul
2) Suhu tubuh tidak tinggi (36,50C – 370C)
3) Kadar GDS 60-100 mg/dl
4) Glukosa urin negative

INTERVENSI RASIONAL

Berikan pengobatan insulin secara Insulin regular memiliki awitan cepat dan
teratur dengan teknik intravena secara karenanya dengan cepat pula dapat
intermitten atau secara kontinyu membantu memindahkan ke dalam sel,
pemberian melalui intravena merupakan
rute pilihan utama karena absorbs dari
jaringan sub kutan mungkin tidak
menentu/sangat lambat
Pantau pemeriksaan laboratorium Gula darah akan menurun perlahan dengan
seperti glukosa darah, aseton, pH, dan penggunaan terapi insulin terkontrol.
HCO3 Dengan pemberian insulin dosis optimal
glukosa dapat masuk ke dalam sel dan
digunakan untuk sumber kalori.
Peningkatan aseton, pH, dan HCO3 sebagai
indikasi kelebihan bahan keton.

Libatkan keluarga pasien dalam Meningkatkan partisipasi keluarga dan


memantau waktu makan, jumlah mengontrol masukan nutrisi sesuai dengan
nutrisi kemampuan untuk menarik glukosa dalam
sel

4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual (penglihatan,


pendengaran) b.d perubahan kimia endogen (ketidakseimbangan glukosa-
insulin dan elektrolit)
Batasan karakteristik :
1) Pasien mengeluh penglihatannya kabur atau diplopia
2) Visus dengan snellen card kurang dari 6 meter
3) Pasien mengeluh kepalanya pusing
4) Pasien mengeluh telinganya berdenging atau tidak jelas mendengar
5) Pasien mengeluh letih, pelupa
6) Nilai laboratorium natrium darah < 135 meq/dl
7) Kalsium darah < 3,5 meq/l
8) Klorida darah < 100 meq/l
Kriteria evaluasi
a. Pasien tidak mengeluh penglihatannya kabur/diplopia lagi
b. Visus 6/6
c. Nilai laboratorium terkait eksitasi persarafan dalam batas : natrium
135-147 meq/l, kalsium darah 9-11 mg/dl, kalium darah 3,5-5,5 meq/l,
klorida darah 100-106 meq/l

INTERVENSI RASIONAL

Pastikan akses penggunaan alat Meningkatkan pendengaran dan penglihatan


bantu sensori , seperti alat bantu yang masih tersisa
dengar, dan kacamata
Bantu pasien dalam ambulasi atau Meningkatkan keamanan pasien untuk
perubahan posisi dan secara beraktivitas. Aktivitas dapat meningkatkan
bertahap dinaikkan derajatnya sirkulasi dan fungsi jantung

Buat jadwal intervensi keperawatan Meningkatkan tidur dapat menurunkan rasa


bersama pasien agar tidak letih dan dapat memperbaiki daya fikir
mengganggu waktu istirahat pasien

Pantau tanda-tanda vital dan status Sebagai dasar untuk membandingkan temuan
mental abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat
mempengaruhi fungsi mental

Pantau pemasukan elektrolit melalui Meningkatkan eksitasi persarafan dan


makanan maupun minuman mencegah kelebihan elektrolit

Pantau nilai laboratorium seperti Ketidakseimbangan nilai laboratorium ini


glukosa darah, elektrolit, ureum dapat menurunkan fungsi mental
kreatinin

5. Kelelahan b.d penurunan produksi energi metabolik


Batasan karakteristik :
1) Pasien mengeluh badannya terasa lemah
2) Skor kekuatan otot ekstremitas baik kanan dan kiri, atas maupun bawah
kurang dari 4
3) Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan harian seperti mandi, gosok
gigi, berjalan
4) Pasien terlihat terhuyung atau mau jatuh saat berdiri
Kriteria hasil :
a. Pasien mengatakan badannya tidak lemah lagi
b. Skor kekuatan otot ekstremitas kanan, kiri, atas, serta bawah 5
c. Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
aktivitas seperti mampu berdiri dan berjalan

INTERVENSI RASIONAL

Buat jadwal perencanaan dengan Aktivitas akan lebih terarah dan


pasien dan indikasi aktivitas yang menghindari kelelahan yang berlebihan
menimbulkan kelelahan
Berikan aktivitas alternatif dengan Memberi kesempatan untuk
periode istirahat yang cukup/tanpa mencukupkan produksi energi untuk
diganggu aktivitas

Tekankan pentingnya mempertahankan Membantu menciptakan gambaran nyata


periksaan gula darah setiap hari dari produksi energy metabolic dari
unsur glukosa

Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan Mengindikasikan tingkat pemenuhan


tekanan darah sebelum/sesudah energi dengan tingkat aktivitas
melakukan aktivitas

Pantau aktivitas pasien dan jumlah Aktivitas yang tidak sesuai dengan
bahan energy yang masuk jumlah energi yang mempu diproduksi
pasien dapat meningkatkan kelelahan

You might also like