Professional Documents
Culture Documents
BAB III
3.1 Geomorfologi
3.1.1 Kondisi Geomorfologi
Bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses
eksogen dan proses endogen. Proses endogen adalah proses yang bersifat
konstruktif antara lain berupa pengangkatan, perlipatan, pematahan dan
sebagainya. Proses eksogen adalah proses-proses yang bersifat destruktif antara
lain erosi, pelapukan, dan sebagainya. Dari analisis geomorfologi maka dapat
diketahui bagaimana proses-proses geologi yang terjadi sehingga membentuk
bentang alam pada saat ini.
14
Geologi Daerah Penelitian
b c
Gambar 3.1 a. Kelurusan bukit dan lembah pada daerah penelitian, b.Diagram
Bunga (roset) yang menggambarkan pola kelurusan bukit pada daerah penelitian, c.
Diagram Bunga (roset) komposit yang menggambarkan pola kelurusan lembah pada daerah
penelitian
15
Geologi Daerah Penelitian
Sungai pada daerah penelitian menunjukkan pola aliran radial dan juga
trellis (Gambar 3.2). Pola radial merupakan pola sungai yang menunjukkan
adanya suatu puncak bukit atau tinggian sebagai sumber atau hulu sungai. Hulu
sungai akan mengitari tinggian dan mengalir menjauhi pusat tinggian. Pola ini
16
Geologi Daerah Penelitian
1. Sungai Obsekuen
Merupakan sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemiringan
lapisan batuan, yaitu Sungai Cigedogan.
2. Sungai Subsekuen
Merupakan sungai yang mengalir searah dengan jurus lapisan batuan,
yaitu Sungai Cidadap.
3. Sungai Konsekuen
Merupakan sungai yang mengalir searah lereng topografi aslinya atau
biasa diasosiasikan dengan kemiringan lapisan batuan, yaitu anak
Sungai Cidadap bagian utara.
17
Geologi Daerah Penelitian
18
Geologi Daerah Penelitian
Daerah penelitian dibagi menjadi lima satuan geomorfologi (Gambar 3.4) yang
terdiri dari Satuan Perbukitan Endapan Vulkanik (coklat), Satuan Bukit Intrusi
(merah) Satuan Lembah Homoklin (kuning), Satuan Kubah Lava (merah muda)
dan Satuan Dataran Aluvial (abu - abu).
19
Geologi Daerah Penelitian
Foto 3.1 Bagian dari Satuan Perbukitan Endapan Vulkanik memperlihatkan morfologi
perbukitan dan gawir terjal (diambil dari kaki Gunung Batu ke arah utara barat)
Sungai yang terdapat pada satuan ini memiliki lembah berbentuk V yang
menandakan tahapan geomorfik yang muda. Satuan ini berupa perbukitan dan
punggungan yang relatif baratlaut – tenggara dan utara - selatan. Proses eksogen
yang terjadi adalah pelapukan dan erosi. Satuan ini memiliki resistensi yang
tinggi dibanding satuan geomorfologi lainnya. Aktivitas manusia pada daerah ini
adalah perkebunan.
Satuan ini ditandai dengan warna kuning pada Peta Geomorfologi dan
menempati 58% dari luas daerah penelitian. Ketinggian satuan geomorfologi ini
berkisar antara +300 meter hingga 450 meter di atas permukaan laut.
20
Geologi Daerah Penelitian
Foto 3.2 Bagian dari Satuan Lembah Homoklin memperlihatkan morfologi perbukitan
(diambil dari timur Desa Kebonjagung)
Satuan ini berupa morfologi lembahan dan punggungan yang tidak terlalu
terjal (Foto 3.2). Lithologi pada Satuan ini merupakan batuan sedimen yang
terdeformasi, hal tersebut dibuktikan dengan pengamatan di lapangan. Morfologi
pada Satuan ini lebih dikontrol oleh faktor perlapisan batuan pada daerah tersebut.
Sungai yang terdapat pada satuan ini memiliki lembah berbentuk V yang
menandakan tahapan geomorfik yang muda. Proses eksogen yang terjadi adalah
pelapukan dan erosi. Satuan ini memiliki resistensi yang rendah dibanding satuan
geomorfologi lainnya. Aktivitas manusia pada daerah ini adalah perkebunan dan
pesawahan.
Satuan ini ditandai dengan warna merah muda pada Peta Geomorfologi
dan menempati 10% dari luas daerah penelitian. Satuan ini memiliki morfologi
yang berbukit dan terbentuk dari aliran lava andesit yang diinterpretaskan berasal
21
Geologi Daerah Penelitian
dari Gunung Seureuh (Foto 3.3). Ketinggian satuan geomorfologi ini berkisar
antara +450 meter hingga 600 meter di atas permukaan laut.
Foto 3.3 Bagian dari Satuan Kubah Lava memperlihatkan morfologi bukit terjal (diambil
dari Daerah Gedongan Girang)
Satuan ini berupa morfologi bukit terjal. Lithologi pada Satuan ini
merupakan batuan beku andesit, hal tersebut dibuktikan dengan pengamatan di
lapangan.
Sungai yang terdapat pada satuan ini memiliki lembah berbentuk V yang
menandakan tahapan geomorfik yang muda dan membentuk pola aliran radial.
Proses eksogen yang terjadi adalah pelapukan dan erosi. Satuan ini memiliki
resistensi yang tinggi dibanding satuan geomorfologi lainnya.
Satuan ini ditandai dengan warna merah pada Peta Geomorfologi dan
menempati 10% dari luas daerah penelitian. Satuan ini memiliki morfologi bukit
dan terbentuk dari intrusi basalt. Satuan ini berada pada Gunung Kuta dan
22
Geologi Daerah Penelitian
Gunung Gedogan. Ketinggian satuan geomorfologi ini berkisar antara +350 meter
hingga 550 meter di atas permukaan laut.
Foto 3.3 Bagian dari Satuan Bukit Intrusi memperlihatkan morfologi gawir terjal (diambil
dari Daerah Gedongan Girang)
Satuan ini berupa morfologi bukit dan gawir terjal. Lithologi pada Satuan
ini merupakan batuan beku basalt, hal tersebut dibuktikan dengan pengamatan di
lapangan.
Satuan ini ditandai dengan warna abu-abu pada Peta Geomorfologi dan
menempati +2% dari daerah penelitian dengan ketingian berkisar antara 150
hingga 200 meter di atas permukaan laut. Satuan ini merupakan akumulasi dari
hasil erosi yang dibawa oleh aliran air sungai dan terbentuk pada sungai yang
relatif besar dan tua. Satuan ini berada pada daerah di hilir aliran Sungai Cidadap
yang mengalir ke arah timur daerah penelitian.
23
Geologi Daerah Penelitian
Foto 3.5 Bagian dari Satuan Dataran Aluvial memperlihatkan morfologi dataran (diambil
dari S. Cidadap ke arah hulu)
3.2 Stratigrafi
24
Geologi Daerah Penelitian
Dengan hubungan antar satuan seperti yang terlihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 3.6 Kolom stratigrafi tidak resmi daerah penelitian (tanpa skala)
25