Professional Documents
Culture Documents
Gambar 1.1
a. Anastesi Spinal
Tinggi-rendahnya blok spinal tergantung pada :
Dosis obat anastesi lokal
Lokal pemberian obat AL(L1-2,2-3,3-4)
Kecepatan pemberian obat AL
Berat jenis obat AL (hyperbaric/hypobaric/isobaric)
Posisi pasien pada saat penyuntikan obat AL
“Barbotage” dikocok-kocok pada saat menginjeksi
Arah “bevel” dari jarum spinal (ke atas, ke bawah)
Masa kerja obat dapat diperpanjang 100% dengan penambahan
epinefrin (maksimal
0,2 mg)
b. Anastesi Epidural
Keuntungan memakai anastesi epidural untuk sectio cesar:
Kejadian dan beratnya hipoensi ibu lebih rendah
Tidak ada tusukan duramater, menyebabkan berkurangnya
kejadian PDPH
Dengan memasang kateter, dapat dipakai untuk operasi
yang lama juga untuk menghilangkan sakit pada periode
pasca bedah.
Kerugian
Teknik lebih sulit dibandingkan anastesi spinal
Onset obat anastesi lebih lama
Mmebutuhkan obat anastesi lokal yang lebih banyak
Komplikasi
Kejadian suntikan intravaskuler melalui epidural kateter <
2,3%.
Kejadian menusuk duramater 0,2-2,0%
Kejadian PDPH dengan jarum epidural no.17 adalah 76%.
Kejadian emboli udara pada vena 9,5%-65%, yang bisa
terjadi pada anestesi spinal, anestesiepidural atau anestesi
umum
Kejadian menggigial 14-68%, mekanisme belum jelas
tetapi dapat diterapi dengan epiduralfentanil/subfentanil
atau petidin intravena.
DAFTAR PUSTAKA