Professional Documents
Culture Documents
Abdomen adalah bagian dari truncus corporis yang terletak di sebelah caudal thorax.
A. Dinding Abdomen
Dinding abdomen membatasi suatu ruangan yang disebut cavitas abdominis. Cavitas
abdominis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu cavitas abdominis proprius dan cavitas pelvis. Di
antara kedua cavitas tersebut dipisahkan apertura pelvis superior (aditus pelvicus). Dalam
pembicaraan selanjutnya yang dimaksud cavitas abdominis adalah cavitas abdominis proprius.
Perineum merupakan bagian terbawah dari truncus dan dipisahkan dari cavitas pelvis oleh
diafragma pelvis. Cavitas abdominis dibatasi oleh dinding-dinding, yaitu di sebelah:
1. Cranial : diaphragma
2. Anterolateral : otot-otot anterolateral dinding abdomen (m.obliquus externus abdominis,
m.obliquus internus abdominis, m.transversus abdominis, m.rectus abdominis, m.pyramidalis)
3. Dorsal : vertebrae lumbales 1-5, fossa iliaca
4. Caudal : aperture pelvis superior (cavitas abdominis proprius), tetapi batas caudal cavitas
abdominis dalam arti luas adalah diaphragma pelvis.
Untuk memudahkan dalam deskripsi holotopi viscera abdominis dan lokasi nyeri abdomen,
abdomen dibagi menjadi dua pembagian skematik yaitu pola empat kuadran dan pola sembilan
regio.
Beberapa penanda dari jaringan lunak yang ada dapat dilihat dari permukaan dinding ventral
abdomen, yaitu:
1. Umbilicus
2. Linea alba
3. M.rectus abdominis dan intersectiones tendineae
4. Linea semilunaris (Spigheli)
5. Lig.inguinale (Pouparti), yang terbentang antara spina iliaca anterior superior dan
tuberculum pubicum. Ligamentum ini membentuk parit pada permukaan tubuh setempat dan
menjadi lantai canalis inguinalis. Pada permukaan dinding ventral abdomen dapat pula dibuat
suatu titik sebagai penanda letak suatu organ, misalnya Titik Mc Burney. Titik Mc Burney
merupakan proyeksi pangkal appendix vermiformis. Titik ini terletak 1/3 lateral pada garis yang
menghubungkan antara SIAS dextra dengan umbilicus. Garis ini dikenal dengan linea
Monro.
1. Tulang Penyusun Dinding Abdomen
Tulang-tulang penyusun dinding abdomen terdiri dari:
a. Vertebrae lumbales 1-5
b. Os coxae
1. Intestinum Tenue
a. Duodenum
Pars superior
Pars ini satu-satunya bagian intraperitoneal dan lumen proximalnya yang lebih lebar
disebut Ampulla (Bulbus) duodeni.
Pars descendens
Ductus pancreaticus (WIRSUNGI) pada pancreas masuk melalui pars descendens
bersama-sama ductus choledochus pada papilla duodeni major (papilla vateri). Di bagian
proximalnya ditemukan papilla duodeni minor yang lebih kecil tempat ductus
pancreaticus accessories (saluran SANTORINI) mengeluarkan sekresinya.
Pars horizontalis
Pars ascendens
Vascularisasi
Arteri
1. Duodenum pars superior
A. gastroduodenalis yang dicabangkan oleh A. hepatica communis.
2. Selain itu terdapat arteri yang mendarahi sisi posterior dari duodenum pars superior yaitu
a.retroduodenalis cabang a.gastroduodenalis/gastroomentalis dextra/
a.pancreaticoduodenalis superior.
3. Duodenum yang lain mendapat suplai dari a.pancreaticoduodenalis inferior cabang dari
a.mesenterica superior. Pada flexura duodenojejunalis juga mendapat suplai dari
aa.jejunales.
System vena
1. Duodenum pars superior melalui gastroduodenalis bermuara ke dalam v.porta.
2. Bagian duodenum yang lain mengalir ke dalam v.mesenterica superior melalui
v.pancreaticoduodenalis inferior. Oleh karena bagian ini terletak retroperitoneal
sekunder, venae ini beranastomose dengan vena sistemik melalui anastomosis
transperitoneal (v.retzius).
Innervasi
1. Parasympatis; dari n.vagus melalui plexus coeliacus yang mempengaruhi peristaltik dan
sekresi kelenjar duodenum.
2. Sympathis; dari n.splanchnicus mjor, ganglion coeliacus dan plexus coeliacus afferens
sympathies membawa rangsang nyeri melalui n.splanchnicus ke rangkaian ganglion
sympathicus melalui ramus communicans albus menuju n.spinalis T 7-9.
System vena
Selain menerima vena dari jejunum dan ileum, v.mesenterica inferior juga menerima dari
caecum, colon ascendens dan colon transversum (2/3 bagian oral). Selanjutnya v.mesenterica
superior ini akan bergabung dengan v.splenica membentuk v.porta. pada vena yang membawa
darah dari colon ascendens dan colon descendens beranastomose dengan vena sistemik.
Innervasi
1. Parasympathis, serabut-serabutnya berasal dari n.vagus dextra melalui plexus coeliacus
selanjutnya serabut postganglioner ini ke plexus mesentericus superior dan khirnya
menuju jejunum dan ileum.
2. Sympathis berasal dari medulla spinals thoracal 9-10, serabut-serabut preganglioner
menuju plexus coeliacus yang selanjutnya ke plexus mesentericus superior untuk
berganti neuron. Serabut sympathis ini membawa rangsang nyeri dan inhibisi motilitas
usus dan inhibisi sekresi kelenjar. Rasa nyeri dari jejunum dan ileum sulit dirasakan di
dinding abdomen, biasanya nyeri ini berupa nyeri alih pada daerah di sekitar umbilicus
dan bagian tengah epigastrica.
2. Intestinum Crassum
Organ ini panjangnya sekitar 1,5 meter terdiri dari caecum, appendix vermiformis, colon
ascendens, colon transversum, colon sigmoid, rectum, canalis analis dan anus. Dibandingkan
intestinum tenue diameternya lebih besar kecuali appendix dan makin ke arah anal
diameternya semakin kecil kecuali ampulla recti. Fungsi intestinum crassum kecuali appendix
adalah reabsorbsi air, elektrolit dan membentuk feces setengah padat. Terhadap peritoneum
sebagian terletak intraperitoneal (caecum, appendix, colon transversum dan colon sigmoid).
Sedangkan yang terletak retroperitoneal (sekunder) adalah colon ascendens dan colon
descendens.
Ciri-ciri yang khas pada intestinum crassum dibedakan dari organ berongga yang lain
adalah adanya taenia coli, haustra/saccula, appendices epiploicae. Terdapat 3 taenia yaitu
taenia libera, taenia mesocolica dan taenia omentalis. Haustra terbentuk dari 2 pengkerutan
melingkar pada jarak tertentu (2-3 cm). Sedangkan appendices epiploicae adalah kantong-
kantong tunica serosa yang berisi lemak. Tetapi ciri-ciri ini tidak terdapat pada appendix
vermiformis dan rectum. Sedangkan pada caecum hanya terdapat taenia coli (tidak terdapat
appendices epiploicae dan haustra). Sebagian merupakan derivate mesenteron (colon
ascendens, caecum, appendix, 2/3 colon transversum dan sebagian lagi (colon descendens,
colon sigmoid, rectum dan canalis analis) derivate dari metenteron.
Vascularisasi
Suplai arteri berasal dari a.mesenterica superior dan a.mesenterica inferior. Aliran vena melalui
v.mesenterica superior dan v.mesenterica inferior yang mengalir ke dalam system porta.
Innervasi
1. Parasympathis dari n.vagus yang mensarafi caecum sampai 2/3 oral colon transversum
dan sisanya sampai canalis analis dari n.spinales sacrlis 2-4 melalui plexus splanchnicus
pelvicus (n.erregentes).
2. Sympathis berasal dari n thoracal 10-12 dan n.lumbal 1-2 melalui plexus hypogastricus.
a. Caecum
Merupakan bagian pertama dari intestinum crassum yang membentuk kantong di
caudal dari valvae ileocaecalis berbentuk conus panjang 2-3 cm. Caecum bersama appendix
terletak intraperitoneal sehingga mempunyai penggantung (plicae caecales). Penggantung
caecum di sebelah cranial disebut plica ileocaecalis superior (vascular) yang berisi a.caecalis
anterior dan plica ileocaecalis inferior di caudal caecum yang avascular. Terdapat juga recessus
di sekitar caecum yaitu recessus ileocaecalis yang terdapat di dorsal ileocaecalis dan recessus
retrocaecalis di dorsal caecum yang kadang-kadang meluas ke cranial sampai di dorsal colon
ascendens. Pada caecum mempunyai taenia tetapi tidak terdapat haustra dan epiploicae.
Bagian external caecum tidak mempunyai haustra dan appendices epiploicae. Pada bagian
internalnya terdapat beberapa bangunan antara lain papilla ileocaecalis dan ostium appendices
vermoformis. Papilla ileocaecalis adalah bangunan berbentuk bibir terdiri dari labium valvula
ileocaecalis superior dan inferior. Di tepi valvula ileocaecalis tersebut disebut frenulum valvula
anterior (medial) dan frenulum valvula posterior (lateral). Ostium appendices vermiformis
berhubungan dengan lumen proximal appendix. Pada tempat pertemuan ketiga taenia terdapat
pangkal appendix di mana proyeksi external di dinding ventral abdomen pada titik Mc Burney.
Caecum bersama appendix merupakan intestinum crissum yang terletak di dalam cavum pelvis,
di sebelah dorsal bersandar pada fossa iliaca dextra.
Vascularisasi
1. Suplai arteri berasal dari a.ileocaecalis melalui a.caecalia anterior dan a.caecalis
posterior. Anastomosis vascular antara caecum dan ileum distal merupakan
anastomosis yang jelek sehingga menjadikan problem pada operasi reseksi dan
anastomosis (penyambungan ileum dan caecum).
2. System vena mengikuti arterinya dan mengalir ke dalam v.ileocaecalis.
Innervasi
1. Parasympathis berasal dari n.vagus dextra yang berfungsi peristaltik dan sekresi kelenjar
mucosa.
2. Sympathies dari medulla spinals segmen T 10-11 melalui n.splanchnicus minor dan
ganglion mesentericus superior. Rangsang nyeri otonomnya dirasakan di periumbilicus
(sekitar umbilicus) dan regio hypogastrica.
b. Appendix vermiformis
Organ ini berbentuk seperti cacing sehingga di dalam istilah Indonesia disebut umbai
cacing. Terletak intraperitoneal sehingga mempunyai penggantung yang disebut mesoappendix
ke dinding dorsal abdomen dan berhubungan dengan mesenterium ileum dorsal. Pada teori
bebas mesoappendix (sisi medial) terdapat vasa appendicularis. Panjang appendix 6 – 9 cm
dengan bagian proximal berhubungan dengan caecum dan ujung distalnya bebas. Pada umur
pertengahan mengalami obliterasi. Lumen pada bagian proximal bermuara ke dalam lumen
caecum sebagai ostium appendices vermofrmis. Diameter lumen appendix berbeda-beda sesuai
umur. Pada bayi dan anak lebih lebar (6 – 8 mm) dan lumen proximalnya lebih lebar menyempit
ke arah distal. Sedangkan pada umur adolescent dan dewasa muda lumen menyempit terutama
pada bagian proximal akibat penebalan stratum circulare tunica muscularis sehingga sering
menyebabkan problem sekresi mucus appendix.
Vascularisasi
1. Suplai arterinya berasal dari a.appendicularis yang dicabangkan oleh a.ileocaecal.
2. System vena mengikuti arterinya yang mengalir ke dalam v.ileocaecalis selanjutnya
menuju v.mesenterica superior.
Innervasi
1. Parasympathis dari n.vagus dextra yang berfungsi di dalam pengosongan dan produksi
mucus appendix.
2. Sympathies dari nn.spinales T 10-11 yang afferensnya membawa rangsang nyeri otonom
di mana nyeri alihnya dirasakan sama seperti pada caecum.
Kaitan klinik
Kaitan klinik appendix yang paling sering adalah terjadi appendicitis acut atau peradangan akut
dari appendix. Penyebab radang ini adalah 3 hal yang berpengaruh yaitu: tekanan lumen
appendix yang meningkat, multiplikasi kuman dan gangguan vascular. Paling sering terjadi pada
umur adolescent dan dewasa muda misalnya akibat feclith (faeces yang membatu) yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal akibat hambatan sekresi mucus. Akibatnya
terjadi oedema dan pembengkakan mukosa appendix ditambah multiplikasi kuman. Akibat
oedema dinding ini akan terjadi hambatan vascular yang kemudian menyebabkan
ischemic/necrosis. Pada sat infeksi terbatas pada dinding appendix rasa nyeri bersifat otonom
dan nyeri alihnya dirasakan di periumbilical dan hypogastrica. Setelah terjadi perforasi pus
(nanah) akan mencapai peritoneum parietale terjadi rangsang peritoneal. Di sini terjadi nyeri
somatic yang dirasakan di regio iliaca (inguinalis dextra/kwadran lateral kanan bawah/daerah
Mc Burney). Komplikasi yang terjadi pada appendicitis acut adalah appendicitis chronis,
periappendicular infiltrate dan peritonitis generalisata (radang seluruh peritoneum).
c. Colon ascendens
Organ intestinum crassum ini panjangnya 15 – 20 cm, terbentang dari ileocaecal
junction sampai flexura coli dextra yang kemudian melanjut sebagai colon transversum. Colon
ascendens terletak retroperitoneal sekunder mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai intestinum
crassum, terletak pada regio lumbalis dextra. Di dorsalnya beraposisi dengan rend extra dan
dinding lateral abdomen dan di ventralnya beraposisi dengan lengkung-lengkung ileum,
sedangkan di cranialnya (flexura coli dextra) beraposisi dengan facies visceralis hepar lobus
dextra. Pada flexura coli dextra terdapat derivate peritoneum yang berhubungan dengan hepar
disebut lig.hepatocolicum.
d. Colon transversum
Colon ini mempunyai panjang 45 -50 cm, terbentang dari flexura coli dextra hingga
flexura coli sinistra (flexura coli lienalis), ke arah kiri ke arah cranial hingga flexuranya mencapai
facies colica lienalis. Organ ini terletak intraperitoneal dengan penggantungnya sebagai
mesocolon transversum. Mesocolon ini bersama dengan lig.gastrocolicum membagi cavum
peritoneum (saccus major) menjadi 2 yaitu supracolic dan infracolic. Reflexi mesocolon
transversum di dorsalnya terdapat duodenum pars descendens, vasa mesenterica superior dan
caud pancreas. Colon transversum di dorsalnya beraposisi dengan ren dextra, duodenum pars
horizontalis, ren sinistra. Di cranialnya terdapat hepar, curvatura major gaster dan lien di
ventralnya beraposisi dengan lengkung-lengkung jejunum dan omentum majus.
e. Colon descendens
Colon ini sama seperti colon ascendens terletak retroperitoneal sekunder, panjang 25
cm. Diameternya lebih kecil daripada colon di sebelah oralnya. Colon ini terletak di regio
lumbalis sinistra di sebelah analnya melanjut sebagai colon sigmoid pada aperture pelvis
superior. Di dorsalnya flexura coli sinistra beraposisi dengan facies anterior di sebelah lateral
ren sinistra, di caudalnya dengan cauda pancreas dan lien. Dengan dinding dorsal abdomen
dibungkus oleh lig.phrenicocolica yang melekat pada dari flexura coli sinistra ke diaphragma
setinggi costa 10-11.
Vascularisasi colon descendens
1. Suplai arteri dari a.coeliaca sinistra cabang dari a.mesenterica inferior, di cranialnya
beranastomosis dengan a.coeliaca media dan di caudal beranastomosis dengan arcade
dari aa.sigmoidea.
2. System vena colon descendens ini mengikuti arterianya yang kemudian menuju ke
v.lienalis (system portal). Di sini juga didapatkan anastomose dengan vv.lumbales.
Innervasi colon descendens
1. Parasympathis dari n.splanchnicus pelvicus (n.erregentes) dari n.spinales S 2-4.
2. Sympathis dari n.splanchnicus lumbales 1-2. Rasa nyeri dari colon descendens dijalarkan
ke dinding abdomen setinggi L1-2 pada regio iliaca inguinal kiri dan tungkai kiri.
f. Colon sigmoid
Intestinum crassum ini panjang 25 – 40 cm mulai dari akhir colon decendens sampai
rectosigmoid, terletak intraperitoneal dengan penggantungnya mesosigmoid. Organ ini terletak
di dalam cavum pelvis di dorsalnya beraposisi dengan fossa iliaca sinistra, vasa iliaca externa
dan os sacrum. Di ventralnya beraposisi dengan vesica urinaria (laki-laki)/ uterus dan bagian
cranial vagina (perempuan). Bagian colon ini berfungsi sebagai tempat penampungan feces.
1. Vesica Biliaris
Merupakan kantong berwarna abu kebiruan pada orang hidup, berukuran panjang 7 –
10 cm, dengan daya tampung 50 cc. Terletak di fossa vesicae biliaris (felleae) dengan tertutup
peritoneum yang menutupi hepar. Keadaan ini sangat variatif, dapat intraparenchymal
sehingga ia ditutupi peritoneum namun dapat pula mempunyai penggantung.
Vesica billiaris (fellea) terdiri atas fundus vesicae billiaris, corpus vesicae biliaris dan
collum vesicae billiaris. Collum vesicae billiaris terletak di sebelah medial dekat dengan porta
hepatis dan hampir selalu punya mesenterium untuk perlekatan ke hepar, penggantung ini
berisi a.cystica. Mucosa collum vesicae biliaris mempunyai alur spiral yang melanjut ke plica
spiralis ductus cysticus. Sebelah lateral collum vesicae billiaris (fellea) melebar membentuk
kantung Hartmann. Collum vesica fellea terletak di anterior duodenum pars descendens.
Corpus vesica billiaris (fellea) biasanya melakat pada hepar dan terletak di anterior duodenum
pars descendens dan ujung dextra colon transversum. Fundus vesicae biliaris (fellea) terletak
pada ujung lateral corpus, menempel dinding anterior abdomen di posterior cartilago costae IX,
sesuai dengan persilangan tepi lateral m.rectus abdominis kanan dengan margo costalis. Lokasi
ini baik untuk pemeriksaan klinis pada pembesaran vesicae biliaris (fellea). Kadang fundus
vesicae biliaris (fellea) melipat ke arah corpus, disebut sebagai Phrygian Cap.
Vesica billiaris dari luar ke dalam terdiri atas lapisan: tunica serosa vesicae biliaris, tela
subserosa vesicae biliaris, tunica muscularis vesicae biliaris, tunica mucosa vesica biliaris
dengan lipatan mucosanya disebut plicae tunicae mucosae vesicae biliaris. Vesicae biliaris
(fellea) berfungsi menyimpan dan memekatkan empedu yang masuk dan keluar melalui ductus
cysticus.
b. Ductus hepaticus
Ductus hepaticus dexter dan ductus hepaticus sinister muncul dari hepar dan bersatu
membentuk ductus hepaticus communis di sisi kanan dari porta hepatis. Ductus hepaticus
communis berukuran panjang 3 cm dan bergantung dengan ductus cysticus membentuk ductus
choledochus (biliaris). Ductus hepaticus communis terletak di sebelah kanan a.hepatica dan di
anterior v.porta hepatica pada tepi bebas omentum minus.
Innervasi
Vesica biliaris (fellea) dan saluran empedu mendapat persarafan dari cabang plexus hepaticus.
Ductus choledochus bagian retroduodenal dan ampulla hepatopancreatica mendapat
persarafan ramus pyloricus nervi vagi.
2. Lien
Lien merupakan massa lymphoid dan kapsular berkapsul, berwarna ungu terletak di
hypochondrium sinister, di antara fundus gastricus dan diaphragma. Sumbu panjangnya sesuai
dengan costa X, dengan ujung posterior 4 cm dari linea mediodorsalis dan ujung anteriornya
sampai linea axillaris media. Kadang terdapat jaringan lien tambahan di dalam ligamentum
gastrointestinalis dan omentum majus disebut spleen accessories atau apleniculi.
Syntopi
Lien mempunyai facies diaphragmatica di superolateral dan facies visceralis di
inferomedial, margo superior dan margo inferior serta extremitas (polus) posterior. Facies
diaphragmatica berbentuk cembung, rata menghadap superolateralposterior. Facies ini
dipisahkan oleh pleura basalis, lobus inferior paru kiri, costa IX – XI kiri, oleh diaphragma. Facies
visceralis menghadap ke inferomedial dengan permukaan tak rata karena adanya beberapa
cekungan yaitu impressio (facies gastrica), impressio (facies) renalis, impressio (facies)
pancreatica dan impressio (facies) colica.
Impressio (facies) gastrica, merupakan cekungan yang menghadap ke anteromedial,
lebar, bersyntopi dengan aspectus posterior dari fundus gastricus, corpus gastricus bagian
superior dan curvatura gastrica major bagian atas. Impressio gastrica dipisahkan dari gaster
oleh recessus peritoneal yang dibatasi ligamentum gastrosplenicum (gastrolienale).
Impressio (facies) renalis merupakan cekungan dangkal, menghadap ke inferomedial,
terdapat pada bagian paling caudal dari facies visceralis. Berhadapan dengan bagian
superolateral dari facies anterior ren sinistra, dan kadang dengan glandula suprarenalis sinister.
Impressio (facies) colica biasanya datar, berhadapan dengan flexura coli sinistra
(lienalis).
Impressio pancreatica, cekungan kecil ini kadang ada, kadang tidak, terdapat di antara
impressio colica dan siis lateral hilum splenicum, berhadapan dengan cauda pancreatis yang
berada di antara kedua lembar ligamentum splenorenale.
Hilum splenicum terdapat di facies visceralis dekat dengan margo inferior dan
extremitas anterior. Bangunan ini merupakan celah yang berlubang-lubang yang dilewati vasa
splenica lienalis, pembuluh lymphe dan saraf.
Margo superior memisahkan facies diaphragmatica dari impressio gastrica,
mencembung, dan dekat dengan extremitas anterior terdapat satu atau dua takik yang
merupakan sisa lobulasi masa fetal. Margo inferior memisahkan facies diaphragmatica dari
impressio renalis. Lebih membulat dibanding margo superior dan kedudukannya sesuai margo
inferior costa XI. Extremitas posterior berhadapan dengan columna vertebralis. Extremitas
anterior lebih besar dan kurang menyudut disbanding yang posterior.
Innervasi
Lien mendapat persarafan dari plexus splenicus yang dibentuk oleh cabang dari plexus
coeliacus, ganglion coeliacus sinister dan n.vagus, ini menyertai a.splenica. Kandungan serabut
terutama sympathis untuk pembuluh darah dan otot polos capsula splenica. Serabut ini
terutama vasomotor noradregenik untuk meregulasi darah melalui lien.
Dapus:
1. Paulsen, Friedrich et Jens Waschke. Sobotta Jilid 2 Edisi 23. Jakarta: EGC. 2013.
2. Richard, Snell. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: EGC. 2008.