You are on page 1of 7

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI BEDADUNG DI BAWAH JEMBATAN

BEDADUNG TEGAL BESAR, JEMBER


(QUALITY ANALYSIS OF BEDADUNG RIVER UNDER BRIDGE IN TEGAL BESAR,
JEMBER)

Lelyta Septiandini (152210101151), Febrina Icha Isabellita (152210101155), Khairina


Prihandini (162210101001), Dewi Masithoh Islamiyah (162210101002)
Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 1/2 Kampus Tegalboto Telp. (0331) 324736

ABSTRAK

Jember memilik beberapa sungai, antara lain Sungai Bedadung yang bersumber dari
Pegunungan Iyang di bagian Tengah. Panjang sungai Bedadung mencapai 191 kilometer.
Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Jember pada Tahun 2010 adalah 707,47
jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Kaliwates dengan tingkat
kepadatan sebesar 4.479,55 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Tempurejo memiliki tingkat
kepadatan terendah dengan 134,71 jiwa/km2. Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk
Kota Jember membawa konsekuensi peningkatan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan
sehari – hari juga termasuk untuk kebutuhan sanitasi yang menghasilkan air limbah. Aktivitas
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari pertanian, industri dan
kegiatan rumah tangga akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan
kualitas air sungai. Meningkatnya aktivitas manusia, perubahan guna lahan dan semakin
beragamnya pola hidup masyarakat perkotaan yang menghasilkan limbah domestik
menjadikan beban pencemar di sungai Bedadung semakin besar dari waktu ke waktu. Dari
hasil penelitian didapatkan nilai pH dari air Sungai Bedadung sebesar 7 (netral). Metode yang
digunakan yaitu metode deskriptif yang bersifat eksploratif dan dilakukan uji atau
pengamatan langsung. Parameter yang digunakan adalah pH, kekeruhan, warna dan bau.

Kata Kunci : Sungai Bedadung, Kabupaten Jember, Pencemaran Air

PENDAHULUAN Sebagai contoh turunnya kualitas tanah


akibat pencemaran limbah yang dihasilkan
Berdasarkan hasil observasi oleh manusia, baik limbah rumah tangga,
peneliti Sungai Bedadung adalah sungai industri, maupun pertanian. saat musim
yang melalui perkampungan sehingga kemarau, sampah di sekitar jembatan
kondisi air pada sungai Bedadung tersebut di atas sangat kotor dan bau.
berpengaruh besar pada kesehatan Padahal air sungai Bedadung
penduduk. sungai ini banyak digunakan dimanfaatkan oleh Perusahaan Air Minum
untuk aktivitas warga seperti mandi, Daerah (PDAM) Kabupaten Jember
mencuci, dan juga membuang sampah dan sebagai sumber air baku yang berada di
kotoran disungai tersebut. Salah satu daerah Perumahan Villa Tegal Besar
dampak negatif akibat aktivitas manusia Kelurahan Tegal Besar Kecamatan
adalah turunnya kualitas lingkungan hidup. Kaliwates.
ALAT DAN BAHAN
B. Variabel Penelitian
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel air sungai Variabel adalah obyek penelitian
Bedadung di Jl. K.H. Shidiq di bawah atau apa yang menjadi titik perhatian
jembatan Bedadung. Sedangkan alat yang suatu penelitian. Variabel dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah yang pertama
indikator pH universal, tisu, handscoon, kualitas air Sungai Bedadung dengan
dan alat-alat gelas seperti botol kaca parameter antara lain pH, warna, bau,
bening wadah sampel dan beaker glass. dan yang kedua adalah pemanfaatan
air Sungai Bedadung.
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam C. Definisi Operasional Variabel


penelitian ini adalah metode penelitian Definisi operasional adalah unsur
deskriptif yang bersifat eksploratif dan penelitian yang memberitahukan
dilakukan uji atau pengamatan langsung. bagaimana caranya mengukur suatu
Penelitian yang bertujuan menggali secara variable. Adapun definisi operasional
luas tentang hal-hal atau sebab-sebab yang dalam penelitian ini sebagai berikut :
mempengaruhi terjadinya sesuatu, hal ini 1. Variabel Penilaian Kualitas Air
dinamakan eksploratif. Tujuan dari Sungai Bedadung
penelitian deskriptif ini adalah untuk Adapun penilaian kualitas air
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan Sungai Bedadung dapat dilihat
secara sistematis, faktual dan akurat pada Tabel 1 dibawah ini :
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki. No Parame- Kadar Klasifi-
Ter maksimum kasi
Metode deskriptif dalam penelitian ini
1. Bau  Tidak berbau Baik
adalah suatu metode yang digunakan untuk
 Berbau Buruk
meneliti kualitas air Sungai Bedadung
2. Warna  Tidak Baik
dalam hubungannya dengan kondisi fisik
berwarna/
dan kimia air yang tercemar, yang pada
Jernih
dasarnya dapat di identifikasi dan
 Berwarna Buruk
dibuktikan dengan adanya perubahan 3. pH 6,5 8,5 Baik
warna dan bau.
< 6,5 Buruk
A. Pengambilan Sampel
> 8,5 Buruk
Teknik pengambilan sampel yang Sumber : Keputusan Menteri No.
digunakan dalam penelitian ini adalah 492/MENKES/PER/IV/2010
teknik purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel secara sengaja 2. Pemanfaatan Air Sungai
dengan menggunakan pertimbangan- Bedadung
pertimbangan yang dianggap tepat Pemanfaataan yang dimaksud
dan sesuai terhadap fenomena yang dalam penelitian ini adalah dilihat
diteliti. dari jumlah atau banyaknya
manfaat yang dapat diambil dari
air Sungai Bedadung dalam a) Data primer
memenuhi kebutuhan air (mandi,  Data kualitas air yan melputi arna
mencuci dan minum) sehari-hari an bau melalui analisa secara
masyarakat yang tinggal disekitar langsung.
Sungai Bedadung.  Data kualitas kimia air : pH yang
diperoleh dari uji laboratorium.
D. Teknik Observasi b) Data sekunder
Observasi yang dilakukan dalam Peta lokasi di daerah tegal
penelitian ini dilakukan untuk besar jalan K.H. Shiddiq jember.
mengumpulkan data yang diperlukan Dibawah jembatan sungai
dalam penelitian dengan cara bedadung.
melakukan pengukuran langsung pada
obyek penelitian karena data akan
berubah bila dipisahkan dari badan
HASIL PENGAMATAN
sungai.
1. Pengukuran warna air
Pengukuran warna dilakukan No Parameter Hasil
dengan sangat sederhana yaitu 1 Bau Tidak berbau
dengan mengamati air sungai pada
tiap titik dengan indera 2 Warna Coklat
penglihatan saja.
3 Kekeruhan Jernih
2. Pengukuran bau air 4 pH 7
Pengukuran bau dilakukan
dengan sangat sederhana yaitu
dengan menilai air sungai pada
tiap titik dengan indera penciuman
saja.

3. Pengukuran pH
Indikator pH Universal
dicelupkan ke dalam air sampel
kemudian dibandingkan warna
yang timbul pada setiap nilai pH
yang ada.

DATA PENELITIAN

Data yang digunakan dalam


kajian pencemaran kulitas air
meliputi dua jenis data, yaitu
sebagai berikut :
Gambar 1. Peta Lokasi sungai bedadung.

PEMBAHASAN material terlarut dan warna semu


akibat zat - zat yang tersuspensi.
 Karakterisrik Air

Dalam menentukan karakteristik Warna kuning alami pada air yang


air sungai bedadung parameter-parameter berasal dari daerah pegunungan
yang digunakan antara lain : adalah berasal dari asam organik
1) Parameter Bau : parameter ini yang tidak berbahaya bagi
seringkali diakibatkan oleh kesehatan, dan warna ini bisa
material-material telarut seperti zat disamakan dengan warna asam
organic (fenol dan khloraphenol). tanik yang terdapat dalam air teh.
Selain itu bau juga memiliki sifat Namun demikian banyak
subyektif karena untuk konsumen atau pemakai air yang
mengidentifikasinya sulit diukur. menolak air dengan warna yang
terlalu menyolok atas dasar alasan
estetika. Demikian pula dengan
2) Parameter Warna : Estetika air
industri tertentu, air berwarna
sering dilihat dari warna. Air yang
sering kali tidak dapat diterima,
jernih, transparan, segar dan tidak
misalnya pada industri kertas yang
bau merupakan indikator air
bermutu tinggi.
normal. Namun demikian penting
untuk dapat membedakan antara air
3) Parameter Kekeruhan : Hadirnya
yang mempunyai warna asli akibat
material berupa koloid
menyebabkan air menjadi tampak
keruh yang secara estetis kurang
menarik dan mungkin bisa
berbahaya bagi kesehatan.
Kekeruhan dapat pula disebabkan
oleh partikel -partikel tanah liat,
lempung, lanau atau akibat
buangan limbah rumah tangga
maupun limbah industri atau
bahkan karena adanya
mikroorgansme dengan jumlah
besar.

4) Parameter pH : Tingkat asiditas


atau alkalinitas suatu sampel
diukur berdasakan skala pH yang
dapat mennjukkan konsentrasi ion Gambar 2. Uji pH pada Indicator pH
hidrogen dalam larutan tersebut. Universal
Skala pH mempunyai rentang 0-14,
dengan nilai 7 sebagai pH netral,
dibawah 7 larutan disebut asam
sedangkan diatas 7 larutan disebut
basa. Reaksi kimia banyak
dikendalikan oleh nilai pH dan
demikian pula aktivitas biologi
yang biasanya dbatasi oleh retang
pH yang sempit (6-8). Air yang
terlalu asam atau basa tidak
dikehendaki karena kemungkinan
besifat korosif atau akan sulit untuk
diolah.
 Air sebagai media untuk hidup
mikroba pathogen.
 Air sebagai sarang insekta
penyebar penyakit
 Jumlah air yang tersedia tak cukup,
sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri.
b) Dampak terhadap estetika
lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat
organic yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan
semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat
mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak
juga dapat mengurangi estetika. Selain
bau, menyebabkan tempat sekitarnya
menjadi licin. Sedangkan limbah
detergen atau sabun akan
menyebabkan penumpukan busa yang
sangat banyak. Sehingga dapat
mengurangi nilai estetika.

CARA PENCEGAHAN
PENCEMARAN AIR

a) Melestarikan hutan di hulu sungai


Agar tidak menimbulkan erosi
tanah disekitar hulu sungai sebaiknya
Gambar 3. Sekitar sungai bedadung
pepohonan tidak digunduli atau
ditebang atau merubahnya menjadi
areal pemukiman penduduk. Dengan
DAMPAK PENCEMARAN AIR adanya erosi otomatis akan membawa
Pencemaran air dapat berdampak tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran
sangat luas, misalnya dapat meracuni air sungai dari hulu ke hilir sehingga
minum, meracuni makanan hewan, menyebabkan pwendangkalan sungai.
menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan b) Tidak buang air di sungai
hutan akibat hujan asam dsb. Buang air kecil dan air besar
sembarangan adalahperbuatan yang
a) Dampak terhadap kesehatan: salah. Kesan pertama dari tinja atau
urin yang dibuang sembarangan adalah
bau dan menjijikan. Tinja juga sesuai dengan peruntukkannya (Undang-
merupakan medium yang paliang baik undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
untuk perkembangan bibit penyakit Hidup No 4 Tahun 1982). Dar hasil
dari yang ringan sampai yang berat, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa air
oleh karena itu janganlah buang air sungai bedadung di daerah jalan K.H
besar sembarangan khususnya di Shidiq Tegal Besar dibawah jembatan
sungai. bedadung tidak tercemar oleh senyawa
kimia dan zat organik yang berbahaya,
c) Tidak membuang sampah di sungai namun air sungai bedadungberwarna
coklat atau keruh yang kemungkinan
Sampah yang dibuang
disebabkan karena adanya partikel-partikel
sembarangan di sungai akan
tanah liat.
menyababkan aliran air di sungai
terhambat. Selain itu juga sampah juga
akan menyebabkan sungai cepat
dangkal dan akhirnya memicu DAFTAR PUSTAKA
terjadinya banjir di musim penghujan,
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
sampah juga membuat sungai tampak
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka
kotor menjijikan dan terkontaminasi Cipta.
d) Tidak membuang limbah rumah Keputusan Menteri No.
tangga dan industri 492/MENKES/PER/IV/2010

Tempat yang paling mudah untuk Singarimbun, Masri dan Sofian


membuang limbah industri atau limbah Effendi.1989. Metode Penelitian
Survei. Jakarta : LP3S.
rumah tangga yang berupa cairan
adalah dengan mambuangnya kesungai Suriawiria, Unus. 2003. Air dalam
namun apakah limbah itu aman? Kehidupan dan Lingkungan yang
Limbah yang dibuang secara asal- Sehat. Penerbit Alumni. Bandung.
asalan tentu saja dapat menimbulkan
pencemaran mulai dari bau yang tidak
sedap, oencemaran air gangguan
penyakit kulit serta masih banyak lagi.

KESIMPULAN

Polusi atau pencemaran lingkungan


adalah masuknya makhluk hidup, zat atau
komponen lainnya ke dalam lingkungan
yang menyebabkan berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia ataupun
oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi

You might also like