Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatkan kemampuan apresiasi sastra dengan menggunakan model pembelajaran
Humanistik khususnya apresiasi cerpen.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut :
a. Untuk memperoleh informasi hasil pelaksanaan model pembelajaran Humanistik
dalam pembelajaran apresiasi cerpen “Senja di Pelupuk Mata”karya Ni Komang
Ariani ;
b. Untuk mengukur sampai dimana kadar aktivitas, integritas, dan partisipasi siswa
dalam pengalamannya mengikuti pembelajaran apresiasi cerpen “Senja di Pelupuk
Mata”karya Ni Komang Ariani ;
c. Untuk mengkaji sampai dimana hasil yang diperoleh siswa dalam pengalamannya
mengikuti pembelajaran apresiasi cerpen “Senja di Pelupuk Mata”karya Ni Komang
Ariani melalui penggunaan model pembelajaran Humanistik.
E. Hipotesis Tindakan
Subjek penelitian ini terpusat pada bagaimana efektivitas model pembelajaran
humanistik dapat meningkatkan kadar pengalaman bersastra dan kualitas hasil apresiasi
sastra siswa. Berdasarkan hal itu, penulis sampaikan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan model humanistik dalam pembelajaran apresiasi sastra cerpen “Senja di
Pelupuk Mata”karya Tisna Sanjaya mampu menciptakan pengalaman belajar apresiasi
sastra dalam suasana aktif, kreatif, integratif dan partisipatif siswa kelas IX D SMP
Negeri 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya;
2. Pelaksanaan model humanistik dalam pembelajaran apresiasi cerpen “Senja di Pelupuk
Mata”karya Ni Komang Ariani mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX D
SMP Negeri 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.
BAB II
Landasan konsep yang dijadikan dasar berpijak bagi peneliti secara ilmiah untuk
memecahkan masalah peningkatan mutu pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama ini
penulis sampaikan sejumlah teori yang dipandang relevan dengan kepentingan penelitian ini.
1. Teori Belajar
Istilah belajar (Learning) dan pembelajaran (Intruction) mengandung tiga hal.
Pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu; kedua,
perubahan tersebut harus merupakan buah dari pengalaman; ketiga, perubahan itu terjadi
pada perilaku individu yang memungkinkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Fontana (1981:
147) bahwa belajar mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam
perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.
Istilah pembelajaran (Instruction), disampaikan oleh Romiszowski (1981:4) bahwa
proses pengajaran berpusat pada tujuan atau goal directed teaching process, yang dalam
banyak hal dapat direncanakan sebelumnya. Karena sifat dan proses tersebut, maka proses
belajar yang terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang
memang sebagian besar sudah direncanakan sebelumnya. Karena itu, istilah pembelajaran
(Intruction) sering diartikan sebagai proses pembelajaran, yaitu proses membuat orang
melakukan proses belajar sesuai dengan rencana. Unsur kesengajaan dari pihak di luar diri
individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep instruction.
Namun demikian, para ahli psikologi mengemukakan bahwa tidak semua proses belajar
terjadi dengan sengaja.
Sekurangnya ada dua pendekatan psikologi yang kita kenal dalam proses belajar.
Yaitu : Pertama, pendekatan connectionist or behaviorist. Pendekatan ini melihat bahwa
proses belajar sebagai proses terjadinya hubungan antara stimulus atau rangsangan dengan
respon atau jawaban, atau antara respon dengan penguatan (reinforcement). Kedua
pendekatan cognitive or cognitive field, pendekatan ini memandang bahwa proses belajar
tidak semata-mata hasil hubungan mental individu dalam melakukan fungsi-fungsi
psikologi, seperti konsep dan ingatan. Atau dengan kata lain pendekatan pertama
menekankan unsur di luar individu (lingkungan berperan memberi rangsangan), sedangkan
pendekatan kedua menitikberatkan pada potensi diri individu (Fontana, 1981: 148).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
2. Alur Penelitian
Observasi dan
Siklus 1 : Tindakan Rekomendasi Hasil Analisis dan Refleksi
TemuanTerhadap
Penelitian Tindakan Kelas 11
Tindakan Pembelajaran
Siklus 1
Observasi dan
Rekomendasi Hasil
TemuanTerhadap
Tindakan Pembelajaran
siklus 2
Observasi dan
Rekomendasi Hasil
Analisis dan Refleksi
TemuanTerhadap
Tindakan Pembelajaran
siklus 2
Mendis
kusikan
4. Menentukan setting tempat, waktu, social, suasana
hasil
kerja
Mendes
kripsik
an
setting
tempat,
Siklus Ke-1
1) Pertemuan pertama
a) Kegiatan pendahuluan :
Guru memberi motivasi kepada para siswa bahwa mereka memiliki pengetahuan
yang diperoleh dari pengalaman belajar yang telah dilakukannya. Pengetahuan yang
telah mereka miliki itu, dapat dipergunakan untuk membangun pengetahuan yang
baru melalui pengalaman belajar berikutnya. Dengan pengetahuan itu, mereka akan
mampu memahami dan mendapatkan pengetahuan baru yang dapat dipergunakan
untuk melakukan sesuatu yang berguna dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Bahkan bahan ajar ini, berguna sekali bagi proses berpikir seseorang, karena dapat
mempertajam cara berpikir analisis, yang dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah berikutnya yaitu penyampaian kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran apresiasi sastra cerpen dengan menggunakan pendekatan humanistik.
Siklus Ketiga
5) Pertemuan kelima
a) Kegiatan pendahulauan
Langkah motivasi :Guru menyadarkan siswa, bahwa kian hari kian bertambah
pengetahuan yang mereka miliki. Semakin bertambahnya pengetahuan mereka
itu sebagai akibat dari pengalaman belajar yang telah dilakukannya. Pengetahuan
tentang unsure-unsur karya sastra yang mereka peroleh melalui keterampilan
mengkaji secara humanistik adalah bukti bahwa mereka telah menguasai
pengetahuan dan keterampilan baru. Kemampuan menganalisis karya sastra akan
mendorong kualitas kemampuan berpikir analisis seseorang. Karena itu
kemampuan seperti itu dapat diperguanakan untuk menyelesaikan masalah yang
ditemui sehari-hari. Para siswa diajak melihat bahwa kejadian-kejadian yang
terdapat dalam karya sastra sesungguhnya gambaran tentang kejadian manusia
2) Membandingkan data
Tahap nalaisis ini diperlukan untuk mengidentifikasi hubungan antarsumber data
yang berbeda dengan cara membuat peta frekuensi kejadian, kemampuan, dan
berbnagai respon. Perbandingan cdata dilakukan untuk melihat kemngkinan
adanmya pola yang diulang atau dikembangkan lintas pengumpulan data yang
berbeda. Masalah penting pada tahap ini, adalah penggambaran dari pemajangan
data.
b. Refleksi hasil Analisis Data
Kegiatan refleksi dilakukan dalam forum kolaborasi dengan kepala sekolah, guru mata
pelajaran yang sama, dan guru mata pelajaran lain yang memiliki perhatian terhadap
kegiatan penelitian. Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah analisis data dilakukan.
Refleksi dari hasil analisis data pada dasarnya merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh melalui tahap
action dan observasi. Dua hal penting yang diperoleh dari kegiatan refleksi, yaitu :
pertama adanya masalah yang perlu ditangani secara kolaboratif, kedua, perlunya
rencana tindakan atau program hipotetik sebagai instrument untuk mengatasi masalah.
Kedua hal penting yang dibahas dalam forum kolaborasi itu, dapat dijelaskan di bawah
ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menghasilkan dua jenis data. Pertama data tentang proses pembelajaran
apresiasi sastra yang terskenario dalam model pembelajaran humanistik yang dikumpulkan
melalui teknik observasi. Data ini, sangat diperlukan untuk mengetahui sampai dimana
kualitas proses pembelajaran apresiasi cerpen itu berlangsung. Kedua,data tentang
kemampuan apresiasi siswa terhadap karya sastra. Data ini merupakan hasil belajar siswa
selama mengikuti pembelajaran apresiasi cerpen. Data dalam bentuk nilai ini diperlukan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen selama dan setelah
mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan model humanistik.
A. HASIL PENELITIAN
1. Data Proses Pembelajaran Cerpen
Tabel I . Data Kadar Aktivitas Siswa
Perte- Kategori dan Kadar Aktivitas Siswa dalam
muan Bertanya Menjawab Berkomentar Menyanggah
ke A B C D A B C D A B C D A B C D
1/Skl 1 4 9 8 12 6 4 8 15 6 7 12 8 3 6 1 23
2/skl 1 6 7 9 11 8 6 9 10 8 8 10 7 6 7 8 12
3/skl 2 7 8 8 10 10 11 7 5 9 9 11 4 8 10 6 9
4/skl 2 9 9 10 5 12 10 7 4 11 10 8 4 11 10 7 5
5/skl 3 11 11 7 4 14 8 8 3 13 11 7 2 14 12 5 2
Jml 37 44 42 42 48 39 39 37 47 45 48 25 42 45 27 51
Siklus 1= 63,5 %
100
Siklus 2 = 82 %
90
Siklus 3 = 90,7 %
80
50
40
30
20
10
Siklus
1 2 3
Dengan demikian, maka rata-rata kadar aktivitas siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra
selama tiga siklus adalah (63,5 % + 82 % + 90,7 %) ; 3 = 78,73 %.
Presentase itu menyimpulkan bahwa kadar aktivitas siswa daloam proses pembelajaran
apresiasi sastra dengan menggunakan model humanistik berkatagori baik. Hal itu
didasrkan pada criteria tingkat keaktifan siswa rata-rata dalam pembelajaran sebagai
berikut :
( …. – 80 % ) : sangat baik ( 20 – 39 % ) : kurang
(60 – 79 % ) : baik (… - 19 % ) : sangat kurang
( 40 – 59 % ) : cukup (Sa’adah Ridwan, 2002:20)
Siklus 1= 84,7 %
100
Siklus 2 = 93,1 %
90
Siklus 3 = 96,2 %
80
70 Rata-rata= 91,3 %
60
50
40
30
20
10
Siklus
1 2 3
Dari hasil pengolahan data di atas, diperoleh rata-rata kadar integritas siswa
dalam pengalamannya mengapresiasi sastra selama tiga siklus adalah :
(84,7 % + 93,1% + 96,2%) ; 3 = 91,3 %
Presentase itu menunjukan bahwa kadar integrasi siswa dalam proses pembelajaran
apresiasisastra dengan menggunakan metode humanistik berkatagori sangat baik
Tingkat keaktifan siswa rata-rata dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
( …. – 80 % ) : sangat baik ( 20 – 39 % ) : kurang
(60 – 79 % ) : baik (… - 19 % ) : sangat kurang
( 40 – 59 % ) : cukup (Sa’adah Ridwan, 2002:20)
Keterangan
Siklus 1= 96,4 %
100
Siklus 2 = 97,6 %
90
Siklus 3 = 99,2 %
80
70 Rata-rata= 97,7 %
60
50
40
30
20
10
Siklus
1 2 3
B. PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, penulis membagi dua jenis data. Pertama , data kualitatif, berupa
presentase yang menggambarkan tingkat atau kadar aktivitas, integritas, dan partisipasi
siswa dalam proses pengalaman bersastra dengan model humanistik. Kedua, data
kuantitatif berupa nilai hasil belajar yang menggambarkan dengan sesungguhnya tentang
kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra.
Selanjutnya di bawah ini, disajikan kedua jenis penelitian tersebut :
1. Hasil Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dipusatkan pada implementasi rencana tindakan atau program hipotetik.
Pada pelaksanaan program hipotetik ini, para observer memusatkan perhatian pada
aktivitas, integritas, dan partisipasi siswa dalam belajar. Data yang diperoleh dari
pelaksanaan program hipotetik selama tiga siklus yang sudah dilakukan didapatkan
data-data sebagai berikut :
Implementasi program hipotetik berdasarkan aktivitasnya
Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa kadar aktivitas siswa dalam
bertanya, menjawab, berkomentar, dan menyanggah mencapai angka rata-rata = (63,5
% + 82 % + 90,7 %) ; 3 = 78,73 %.( termasuk kategori baik).
2. Pembahasan hasil analisis data kuantitatif
Dalam pembahasan hasil analisis data kuantitatif ini, penulis mempokuskan pada
sejumlah nilai yang merupakan refleksi dari kemampuan siswa mengapresiasi karya
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa atau kemampuan siswa
mengapresiasi karya sastra dengan menggunakan model pembelajaran humanistik terjadi
peningkatan. Dengan demikian, model pembelajaran humanistik dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra cerpen.
Selanjutnya, adakah hubungan antara proses pembelajaran dengan hasil belajar ?
Pertanyaan ini sangat penting dilakukan mengingat baik proses maupun hasil belajar sangat
dipengaruhi oleh scenario dalam model pembelajaran yang dipergunakan. Dengan
demikian, berdasarkan kedua jenis data tersebut di atas, yang secara kualitatif menunjukan
kategori sangat baik, sedang data kuantitatif menunjukan angka rata-rata yang cukup baik,
maka dapat disimpulkan adanya hubungan positif antara proses pembelajaran yang
terskenario dalam model pembelajaran humanistik denganterjadinya peningkatan
kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra dongeng.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Skenario pembelajaran cerpen dengan menggunakan model humanistik mampu
meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjuikan dengan
tingginya kadar aktivitas siswa yang mencapai 78,7 % (baik); kadar integritas mencapai
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, di bawah ini disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Pendekatan humanistik dalam pembelajaran sastra, jika dilaksanakan dengan benar akan
mampu memotivasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran apresiasi sastra. Karena
itu, disarankan kepada para guru sastra khusunya, untuk mencoba
mengimplementasikan pendekatan ini di dalam pembelajaran sastra yang lain.
2. Melakukan penelitian tindakan kelas merupakan pekerjaan yang menyenagkan. Banyak
informasi yang dapat diperoleh dari proses dan hasil penelitian ini. Melaui langkah-
langkah analisis dan refleksi dalam forum kolaborasi semakin jelaslah permasalahan itu.
Dari pengalaman itu, penulis sarankan kepada semua guru untuk melakukan model
penelitian tindakan kelas di lapangan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Harjasujana, Akhmad Slamet dan Yeti Mulyati. 2005. Membaca 2 dalam Modul
Pelatihan Tenintegrasi Berbasis Kompetensi bagi Guru Bahasa Indonesia
SMP/MTs. Jakarta : Depdiknas
I.G.A.K Wardani, Kuswaya Winardi, Noehi Nasution. 2006. Penelitian Tindakan Kelas
dalam Buku Materi Pokok Modul 1-6. Jakarta : Universitas terbuka.
Pradopo, R.D. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode kritik, dan Penerapannya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
36