You are on page 1of 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengajaran Bahasa dan Sastra Sunda meliputi empat aspek

berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Pembelajaran sastra Sunda termasuk ke dalam empat aspek berbahasa

tersebut, sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Pembelajaran sastra Sunda diarahkan agar siswa memperoleh

pengalaman apresiasi dan ekspresi sastra, bukan kepada pengetahuan

sastra. Melalui sastra siswa diajak untuk memahami, menikmati, dan

menghayati karya sastra. Pengetahuan tentang sastra hanyalah sebagai

penunjang dalam mengapresiasi karya sastra.

Jika kita rasakan sampai sekarang ini, pengajaran sastra belum

sesuai dengan harapan kurikulum. Kenyataan di lapangan, khusunya di

SMPN sukaraja Kabupaten Tasikmalaya hal ini dapat dirasakan, karena

mungkin disebabkan beberapa kelemahan, diantaranya proses belajar

mengajar lebih menekankan pada aspek kognitif saja dalam memahami

stuktur bahasa, tanpa menghiraukan aspek menulis karya sastra; lebih

banyak memberikan informasi struktur bahasa yang harus dikuasai

siswa. Pembelajaran bahasa Sunda direduksi menjadi bahan hapalan,

akibatnya kreativitas menulis karya sastra kurang terlihat, akibatnya

pengetahuan yang diperoleh hanya sesaat saja.

1
Para siswa ketika belajar di kelas atau di luar kelas terlihat

kurang aktif membaca buku-buku sastra. Hal ini akan berdampak pada

pembelajaran bahasa Sunda terutama pada aspek menulis sastra

dongeng, sesuai dengan pendapat Sumardjo dan Saini KM. dalam

bukunya ‘Apresiasi Kesustraan” bahwa pengajaran sastra di sekolah-

sekolah masih banyak mendapat keluhan, baik itu tentang

pengajarannya, buku-buku yang dipergunakannya, maupun tentang

hasil belajarnya (1988: vii). Sesuai pula dengan pandangan Ayip Rosidi

yang dikutip oleh Rusyana (1977:25) bahwa : “ Sudah sejak kira-kira

tahun 1955 masalah pengajaran sastra, khusunya apresiasi sastra,

dipermasalahkan oleh sastrawan dan pengajar sastra karena dirasakan

tidak memenuhi harapan.

Permasalahan di atas, terasa sekali pada pengajaran bahasa dan

sastra Sunda di SMP, khususnya di SMPN sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya. Karena guru hanya mengandalkan buku paket saja,

sehingga pelajaran sastra menjadi terasa asing, kering, dan tidak

menarik bagi para siswa. Padahal seorang guru profesional dituntut

untuk terus mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan bahan

ajar yang tercantum di dalam kurikulum. Namun hal ini dirasakan

sangat sulit dalam memilih bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum

karena keterbatasannya.

Untuk itu melalui penelitian ini, peneliti akan mencoba

mangatasi salah satu permasalah yang terjadi dalam proses belajar

mengajar sastra, terutama mengenai metode mengajar apresiasi sastra


2
dengan tujuan agar para siswa SMP, khusunya SMPN sukaraja

Kabupaten Tasikmalaya dapat belajar sastra dengan bergairah dan

menarik.

Di dalam penelitian ini, Peneliti akan berusaha untuk meningkatkan

motivasi dan kemampuan siswa dalam pengajaran sastra, khususya

dongeng dengan menggunakan metode diskusi.

Sesuai dengan pertimbangan di atas, maka peneliti dengan

kemapuan yang ada mencoba menuangkan pemikiran ini pada sebuah

judul penelitian “Upaya Peningkatan Kemampuan Apresiasi Sastra

Dongeng dengan Metode Diskusi pada Siswa Kelas VII A SMPN

Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dibuat

rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana cara penggunaan

metode diskusi dalam rangka peningkatan kemampuan apresiasi sastra

dongeng pada siswa kelas VII A SMPN Sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya ?”. Untuk lebih operasionalnya rumusan masalah ini

dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan, antara lain :

1. Bagaimanakah perencanaan pengajaran apresiasi dongeng dengan

menggunakan metode diskusi di kelas VII SMPN Sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya ?;

2. Bagaimanakah pelaksanaan pengajaran apresiasi dongeng dengan

menggunakan metode diskusi di kelas VII SMPN Sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya ?;
3
3. Bagaimanakah hasil pengajaran apresiasi dongeng dengan

menggunakan metode diskusi di kelas VII SMPN Sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya.

Kompetensi yang ingin ditingkatkan melalui penelitian tindakan

kelas ini meliputi semua aspek kompetensi pembelajaran bahasa dan

sastra Sunda yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis,

tetapi terutama terpokus pada aspek membaca.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan pembelajaran bahasa Sunda di SMPN Sukaraja

Kabupaten Tasikmalaya sehingga siswa mampu menggunakan

bahasa Sunda dengan baik dan benar sebagai alat komunikasi,

serta untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengadaftasi

keanekaragaman metode dan media pembelajaran yang tepat untuk

mengajarkan keterampilan membaca.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Meningkatkan perencanaan pengajaran apresiasi sastra dongeng

dengan menggunakan metode diskusi di kelas VII A SMPN

sukaraja Kabupaten Tasikmalaya;

b. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pengajaran apresiasi

dongeng dengan menggunakan metode diskusi di kelas VII A SMPN

Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya;


4
c. Untuk memperoleh gambaran bagaimana hasil pengajaran

apresiasi sastra dongeng dengan menggunakan metode diskusi di

kelas VII A SMPN Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya;

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat bagi guru

a. Dapat mengetahui kesalahan atau kekurangtepatan dalam

memberikan pembelajaran apresiasi sastra dongeng sehingga guru

akan cepat dapat memperbaiki kesalannya;

b. Dapat mengembangkan kemampuan merencanakan dan

menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran apresiasi

dongeng secara kreatif;

c. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengatasi

permasalahan pembelajaran khususnya apresiasi sastra dongeng.

2. Manfaat bagi siswa

a. Menambah wawasan berfikir untuk meningkatkan kemampuan

mengapresiasi sastra dongeng;

b. Mengatasi kesulitan belajar dalam mengapresiasi karya sastra,

khusunya dongeng;

c. Belajar dan menumbuhkembangkan keberanian untuk

berpendapat;

d. Agar terbiasa menuangkan ide dalam bentuk karya sastra.

e. Dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mengapresiasi sastra,

khusunya dongeng;
5
f. Meningkatkan rasa senang dalam menghadapi materi pembelajaran

sastra.

E. Hipotesis Tindakan

1. Anggapan Dasar

Penelitian tindakan ini dilandasi oleh sejumlah anggapan dasar

berikut ini :

a. Metode yang tepat dengan bahan ajar yang akan disampaikan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode diskusi adalah

salah satu metode untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengapresiasi sastra dongeng;

b. Kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra dongeng dapat

ditingkatkan apabila guru menggunakan metode diskusi.

2. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang peneliti rumuskan adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam mengapresiasi sastra dongeng;

b. Pengajaran apresiasi sastra dongeng dengan menggunakan metode

diskusi cukup efektif dalam memotivasi dan mengaktifkan siswa

dalam belajar sastra.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Landasan konsep ilmiah yang dijadikan acuan dasar berpijak bagi

peneliti untuk memecahkan masalah peningkatan mutu pembelajaran di

Sekolah Menengah Pertama, peneliti paparkan sebagai berikut.

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa

Dalam GBPP (Depdikbud 1993:21) bahwa: Pada hakikatnya

bel;ajar bahasa adalah belajar berkomunikasi oleh kartena pembelajaran

bahasa Sunda diartikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi dengan bahasa Sunda baik secara lisan maupun tulisan.

Landasan ini diperkuat dengan ungkapan (Depdikbud 1997:6) bahwa :

Mata pelajaran bahasa Sunda di sekolah berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi,

mengungkapkan fikiran dan perasaan, serta membina persatruan dan

kesatuan bangsa. Iisi bahan pelajarannya adalah untuk

mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa meliputi

ketermpilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

Tujuan pembelajaran bahasa Sunda aspek sastra di Sekolah Menengah

Pertama antara lain siswa mampu menikmati karya sastra dan

memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,

berimajinasi, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Tujuan khusus pengajaran

sastra antara lain siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan


7
karya sastra dan untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam

kepekaan perasaan serta memperluas wawasan kehidupannya.

2. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda di

Sekolah Menengah Pertama meliputi empat aspek, yaitu : Menyimak,

membaca, berbicara, dan menulis. Standar kompetensi yang

berhubungan dengan membaca sastra adalah ” Mampu membaca,

memahami, dan menanggapi bentuk atau jenis wacana sejarah lokal,

babad, wacana percakapan, dongeng, dan cerita pendek.

3. Pengertian Apresiasi Sastra

Menurut effendi dalam Aminuddin (1991:35) yang dimaksud

dengan apresiasi sastra adalah ” kegiatan menggauli karya sastra secara

sunguh-sungguh, sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan,

kepekaan, pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap

karya sastra”. Kegiatan apresiasi dapat tumbuh dengan baik apabila

pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab dengan teks sastra yang

diapresiasinya.

4. Pengertian Dongeng

Rusyana (1982:18) memberikan pengertian yang dimaksud

dongeng adalah ” cerita fiksi tradisional yang umumnya pendek. Jalan

cerita, pelaku, dan waktu kejadian pada cerita tersebut banyak yang

tidak masuk akal”. Dalam dongeng gambaran pelaku hanya seperlunya

saja. Demikian pula dengan keadaan tempat dan waktu, biasanya cukup

disebut saja.dongeng dilihat dari isinya dapat dibagi menjadi Fabel,


8
Legenda, Sage, Parabel, dan Mite. Sedangkan unsur instrinsik dongeng

terdiri atas tema, alur, pelaku, latar, dan pesan atau amanat.

5. Pengertian Metode Diskusi dalam Pengajaran Sastra.

Metode diskusi adalah suatu cara penympaian bahan pelajaran

dan pengajar memberi kesempatan kepada pembelajar untuk

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun

berbagai alternatif pemecahan masalah (Sri Hatuti P.h, 1996:114)

Diskusi merupakan kegiatan yang cukup menarik untuk dipakai dalam

pengajaran sastra. Karena melalui diskusi pemahaman karya sastra

dapat lebih mendalam. Masalah yang dibahas dalam diskusi hendaknya

menyngkut kegiatan menjawab pertanyaan”mengapa” dan ”bagaimana”.

Dalam diskusi tentang sastra sebaiknya tidak berkecenderungan untuk

meperoleh kesimpulan atau keputusan yang mengikat tentang suatu

karya sastra. Yang paling penting dalam diskusi adalah para siswa

memberikan pandangan dan sikapnya. Guru bisa memberikan

kesimpulan umum tentang suatu kegiatan setelah diskusi berakhir.

6. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas menurut Kasbolah (1998:15) adalah

”Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam

kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau

meningkatkan kualitas pembelajaran’. Peneliti menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas ini, karena metode ini merupakan upaya kolaborasi

antara guru, peneliti, dan siswa guna mengadakan perubahan,

9
perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar kearah yang lebih

baik.

Dalam penelitian ini model Penelitian Tindakan Kelas yang dipergunakan

yaitu model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri atas empat komponen,

yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Depdikbud,

1992:22). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang

sebgaia suatu siklu. Jadi yang dimaksud dengan satu siklus pada

kesempatan ini adalah suatu putaran yang terdiri dari perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.

10
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII A SMPN Sukaraja

Kabupaten Tasikmalaya pada Semester I tahun pelajaran 2015-2106

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A SMPN Sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya sebanyak 44 orang siswa terdiri dari 26 orang siswa

perempuan dan 18 siswa laki-laki.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur dsalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan kegiatan, yaitu :

1)Orientasi dan identifikasi masalah; 2) perencanaan tindakan

penelitian, dan 3) pelaksanaan tindakan penelitian, yang meliputi :

Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi

pelaksanaan pembelajaran, dan analisis refleksi pembelajaran.

1. Orientasi dan Identifikasi masalah

Orientasi dan identifikasi masalah merupakan langkah awal yang

harus dilaksanakan oleh peneliti dalam kegiatan penelitian tindakan

kelas. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :

a. Melakukan orientasi dan observasi di SMPN sukaraja dengan

pusat perhatian pada pelaksanaan pembelajaran bahasa dan

sastra Sunda , terutama pada penggunaan diskusi dalam

pembelajaran apresiasi sastra dongeng di kelas VII.


11
b. Mengidentifikasi masalah dengan cara menerapkan skala prioritas

dari sejumlah permasalahan pembelajaran bahasa dan sastra

Sunda terutama pembelajaran apresiasi sastra dongeng di kelas

VII

2. Perencanaan Tindakan Penelitian

Perencanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan

orientasi dan identifikasi masalah pembelajaran apresiasi sastra

dongeng di kelas VII A SMPN Sukaraja . Kegiatan ini dilakukan

dengan tahapan berikut ini :

a. Untuk merencanakan penelitian ini, peneliti mengadakan

kolaborasi dengan teman sejawat pengajar bahasa Sunda , dan

kepala sekolah untuk membahas rencana penelitian tindakan

kelas, sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengapresiasi sastra dongeng dengan menggunakan metode

diskusi.

b. Menyusun rencana penelitian, yang terbagi ke dalam dua siklus.

Dalam tindakan pembelajaran, dilakukan empat tahap tindakan,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi pelaksanaan, dan

refleksi.

c. Menyusun instrumen penelitian, yang terdiri dari rencana

pembelajaran, lembaran tes apresiasi sastra dongeng, lembar kerja

siswa, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan lembar

penilaian hasil tes siswa.

3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian


12
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan dengan satu kegiatan pembeljaran. Tindakan penelitian

siklus kedua merupakan hasil rekomendasi tindakan siklus pertama.

Tindakan pembelajaran masing-masing siklus penelitian dilakuikan

dalam empat tahap, yaitu :

a. Perencanan pembelajaran.

Pada perencanaan pembelajaran siklus pertama dan kedua

peneliti melakukan kegiatan : 1) Membuat rencana pengajaran

berdasarkan prioritas masalah penggunaan metode diskusi dalam

pembelajaran apresiasi sastra dongeng; 2)Mmempersiapkan

sumber, alat peraga, dan teks bacaan dongeng yang akan

dipergunakan untuk menerapkan strategi pembelajaran, 3)

membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran, 4) Menyusun

instrumen penelitian dengan cara membuat alat tes, lembar kerja

siswa, rencana pembelajaran, dan membuat lembar observasi yang

terdiri atas lembar observasi terhadap kegiatan proses belajar

mengajar, lembar pengamatan siswa dalam berdiskusi, dan

format-format penelitian lainnya.

b. Pelaksanaan pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru

pelaksana kegiatan pembelajaran berdasarkan rencana pengajaran

yang telah disiapkan .

1) Siklus ke-1

13
Pada siklus ini, peneliti melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran dengn Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) sebagai

berikut :

1. Melalui diskusi siswa dapat mengungkapkan tema dongeng

yang berjudul” Si Kabayan jadi Raja ”

2. Melalui pemahaman dan diskusi terhadap teks dongeng

berjudul Si Kabayan jadi Raja , siswa dapat menyebutkan

unsur instrinsik tokoh cerita serta karakteristiknya.

3. Melalui pemahaman dan diskusi terhadap teks dongeng

berjudul Si Kabayan jadi Raja, siswa dapat menjelaskan

unsur instrinsik alur cerita.

4. Melalui diskusi siswa dapat mengemukakan unsur instrinsik

amanat atau pesan pengarang terhadap pembaca yang

terkandung dalam dongeng yang berjudul Si Kabayan jadi

Raja

2) Siklus ke-2

Pada tindakan siklus ke-2 ini, peneliti melaksanakan

melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dengn Tujuan Pembelajaran

Khusus(TPK)sebagai berikut :

o Melalui diskusi siswa dapat mengungkapkan unsur instriksik

tema dongeng yang berjudul” Raja yang Bodoh”.

o Melalui pengamatan terhadap teks dongeng yang berjudul Si

Kabayan jadi Raja , siswa dapat menyebutkan tokoh ceritanya.

14
o Melalui diskusi siswa dapat mengungkapkan unsur instrinsik

sifat/karakter tokoh dalam dongeng yang berjudul Si Kabayan

jadi Raja

o Melalui pengamatan terhadap teks dongeng yang berjudul Si

Kabayan jadi Raja

o Dan diskusi siswa dapat menyebutkan unsur instrinsik alur

ceritanya.

o Melalui diskusi siswa dapat menafsirkan unsur instrinsik

amanat atau pesan pengarang dalam dongeng yang berjudul Si

Kabayan jadi Raja

o Selanjutnya pada akhir pertemuan siklus ke-2 diadakan tes

tertulis mengenai apresiasi sastra dongeng berjudul Si

Kabayan jadi Raja

a. Observasi pelaksanaan pembelajaran

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan melakukan proses

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, peneliti melakukan

pengamatan/observasi terhadap pembelajaran, melakukan

perekaman terhadap temuan-temuan selama pembelajaran

berlangsung. Dalam tahap pengamatan peneliti didampingi oleh

dua orang observer. Kedua observer melaksanakan pengamatan

dengan menggunakan lembar pengamatan/observasi yang telah

disediakan.

b. Analisis refleksi pembelajaran

15
Peneliti bersama-sama observer pada tahap ini melakukan

analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran. Pada

tahap ini pula, dilakukan kegiatan pemeriksaan dan pengkajian

hasil tes siswa, lembar pengamatan kegiatan pembelajaran,

pengamatan terhadap kegiatan siswa selama proses

pembelajaran, catatan hasil temuan, dan mengkaji rencana

pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi tindakan penelitian

dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan bahan

perencanaan tindakan penelitian selanjutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik observasi dan teknis tes.

1. Teknik observasi

Dalam kegiatan ini peneliti bertindak sebagai guru dan sekaligus juga

sebagai pengamat pada saat kegiatan pembelajaran. Kegiatan

observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai perencanaan

penggunaan metode diskusi dengan tujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra dongeng.

Proses penggunaan metode diskusi ini untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra dongeng dengan

menggunakan metode diskusi. Alat yang dipergunakan dalam

melakukan penelitian ini adalah lembar observasi yang dibuat sesuai

dengan kebutuhan yang terdiri dari lembar observasi terhadap

kegiatan belajar mengajar dan kegiatan siswa berdiskusi


16
2. Teknik Tes

Teknik tes dipergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

mengapresiasi sastra dongeng. Alat tes yang digunakan adalah tes

tertulis yang berupa butir soal tes objektif. Pelaksanaan tes tertulis

dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.

E. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

Kegiatan selanjutnya, setelah peneliti memperoleh data adalah

menganalisis data yang sudah terkumpul. Data yang diperoleh pada

setiap siklus tindakan penelitian, dianalisis dengan menggunakan teknis

analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh dijelaskan dengan

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

F. Alur Kegiatan Penelitian

17
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VII A SMPN Sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya pada bulan Juli s.d. September 2016

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah penggunaan metode diskusi pada

pembelajaran apresiasi sastra dongeng siswa kelas VII A SMPN

Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2015-2106.

3. Prosedur Penelitian

a. Analisis Data Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu melalui tiga tahap

kegiatan :

1) Orientasi dan identifikasi masalah; 2) Perencanaan tindakan; 3)

Pelaksanaan

penelitian. Selengkapnya penelitian uraikan sebagai berikut:

1. Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah

Kegiatan dan identifikasi masalah berfokus pada

penggunaan metode diskusi dalam mengapresiasi sastra


18
dongeng di kelas VII A SMPN sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya. Pada kegiatan ini, peneliti bersama dengan

rekan-rekan kolaborasi membicarakan tentang hal-hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa

dan sastra Sunda , khususnya pembelajaran apresiasi

sastra dongeng. Pada kesempatan itu pula , peneliti

membicarakan rencana untuk mengadakan penelitian

tindakan kelas dalam penggunaan metode diskusi untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi

karya sastra dongeng.

a) Hasil Orientasi

Siswa kelas VII A berjumlah 44 orang siswa, terdiri atas 26

siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Kesemua siswa itu

meiliki karakteristik umum seperti siswa-siswa di kelas

lainnya.

b) Identifikasi Masalah

Metode diskusi belum pernah dilakukan walaupun metode

ini salah satu metode yang cukup efektif bila digunakan

dalam pembelajaran apresiasi sastra dongeng . Untuk itu

penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan metode

diskusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengapresiasi sastra dongeng disepakati bersama, dan dapat

dilaksanakan dengan harapan dapat menjadi pengetahuan

dan pengalaman dalam penggunaan metode pembelajaran.


19
2. Perencanaan Tindakan Penelitian

Berdasarkan orientasi dan identifikasi masalah di atas, maka

penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam dua siklus.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi dongeng

ini adalah metode diskusi.

Untuk pelaksanaan setiap siklus tindakan pembelajaran

direncanakan hal-hal berikut :

a. Pembuatan rencana pembelajaran yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran pada setiap siklus. Wacana

dongeng sebagai materi pembelajaran diambil dari kumpulan

dongeng. Setiap siklus, wacana dongeng berbeda judul,

maksudnya agar para siswa lebih memahami tentang isi dari

dongeng tersebut.

b. Kegiatan siswa mengapresiasi dongeng yang berhubungan

dengan unsur-unsur instrinsik dongeng, yaitu tema,

penokohan, perwatakan, latar, dan pesan atau amanat.

c. Alat atau media pengajaran yang digunakan adalah teks

dongeng sejumlah siswa dan LKS untuk delapan kelompok.

d. Penetapan waktu pelaksanaan penelitian adalah satu minggu

satu kali dengan menggunakan jam pelajaran bahasa Sunda

yaitu 2 x 45 menit.

e. Penyediaan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan

tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan hasil belajar siswa.


20
3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu

sebagai berikut :

a. Siklus Ke-1

Sebelum melaksanakan kegiatan pembeljarn, peneliti

mempersiapkan dahulu segala sesuatu yang diperlukan

dalam proses pembelajaran penelitian, yaitu mempersiapkan

rencana pembel;ajaran dengan pokok bahasan apresiasi

dongeng dengan menggunakan metode diskusi. Tujuan yang

ingin dicapai dalam pembelajaran apresiasi dongeng ini

adalah melalui diskusi siswa dapat mengungkapkan tema

cerita, sifat atau karekter tokoh cerita, latar, dan

amanat/pesan yang terkandung dalam cerita.

Hasil proses pembelajaran apresiasi sastra dongeng pada

siklus ini meliputi proses kegiatan guru mengajar dan

kegiatan siswa belajar dengan diskusi. Sebelum peneliti

melaksanakan penelitian, terlebih dahulu menjelaskan

langkah-langkah kegiatan pembelajarannya.

Pada saat proses pelaksanaan pembelajaran, peneliti

mengamati jalannya diskusi. Hasil pengamatan terhadap

kegiatan siswa berdiskusi pada siklus ke-1 ini dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

21
Tabel 1 Hasil Pengamatan Kegiatan Diskusi Siklus Ke-1
Nilai
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
A B C D E
1. Kerjasama dalam v A=Baik sekali
kelompok B= Baik
2. Kedisiplinan v C=Cukup
3. Kegairahan kelompok v D= Kurang
4. Keaktifan/aktivitas v E = Kurang
5. Keberanian v sekali
berpendapat
6. Keberanian dalam v
bertanya
7. Menghargai pendapat v
teman
8. Pemecahan masalah v

Dari hasil pengamatan pada siklus ke-1 diperoleh data

bahwa keaktifan siswa dalam melakukan kegiatn diskusi pada

siklus ini sudah baik, jika dibandingkan dengan kegiatan

pembelajaran sebelum menggunakan metode diskusi. Hal ini,

terbukti pada aspek kegairahan, aktivitas, dan motivasi

kelompok dalam pembelajaran.

Pada akhir pertemuan pembelajaran, diadakan tes tertulis

mengenai apresiasi dongeng, hasilnya dapat dilihat di bawah

ini.

Tabel 2 Hasil Tes Siswa dalam Mengapresiasi


Sastra Dongeng Siklus Ke-1
Nomor Soal Ni
No
Nama Siswa - Ket.
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
lai
1. Abdul Aziz 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1=tem
2. Ade Miftah 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 a
3. Ahmad Gilang 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2=tok
4. Ai Imas M. 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 oh
22
5. Ai Nurhayati 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 3=tok
6. Ari Prayoga 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 6 oh
7. Candra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 4=wat
Nugraha ak
8. Dede Abdul K. 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 5=wat
9. Dede Erna 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ak
0 6=lata
10. Deden H. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 r
11. Depi Ariyanti 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 7=lata
12. Diki Apriyanto 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 r
13. Evin 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6 8=lata
Aminudin r
14. Fatimah 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 9=pes
15. Fitrianti 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 an
16. Himawati 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5 10=wat
ak
17. Helmi 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
18. Iis Rohaeni 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
19. Iis Sri Astuti 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7
20. Ira Samrotul 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
P.
21. Iyan R. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
22. Iyet Cahya G. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
23. Lala Komala 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7
24. Latip 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
25. Linda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
26. Susilawati 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
27. Maman S 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
28. Mimin M. 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7
29. Meli Setiawati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
30. Muhlis 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 5
31. Nina Marlina 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8
32. Nursamsi 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6
33. Purkonudin 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7
34. Reni 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7
35. Rifai 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
36. Risnawati 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
37. Roni A. Fatah 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
38. Roron Arofah 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
39. Sarip Hidayat 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
40. Silvia Lestari 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
41. Siti 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
Nurhasanah
23
42. Susanti 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
43. Susi Novita 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7
44. Titin Hayati 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7
Jumlah 2 3 3 30 4 3 4 4 2 3 342
5 4 4 0 8 0 1 3 6
Presentase %) 5 7 7 69 9 8 9 9 5 8 77,
6 8 8 1 7 1 4 3 1 8
Selanjutnya data hasil tes menunjukkan bahwa pada

siklus ke-1 ini, nilai tes tertulis mengenai apresiai dongeng

yang berjudul” Raja yang Bodoh”sudah cukup baik. Ini terlihat

dari perolehan angka rata-rata yang mencapai 7,78%.

Presentase pemahaman setiap soal, juga cukup baik dan untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3 Rekapitulasi Presentase Pemahaman Terhadap


Unsur Instrinsik Dongeng
Aspek yang Hasil
No.
Ditanyakan di Dalam
Soal f %
Soal
1. Tema 34 78 %
2. Penokohan 30 69 %
3. Penokohan 25 56 %
4. Perwatakan 40 91 %
5. Perwatakan 38 87 %
6. Latar/Setting 41 94 %
7. Latar/Setting 23 53 %
8. Latar/Setting 34 78 %
9. Pesan/amanat 36 81 %
10. Perwatakan 34 78 %

Hasil pengamatan observer terhadap kegiatan mengajar yang

dilakukan oleh peneliti terdiri atas pengamatan terhadap

kemampuan membuat rencana pembelajaran dan penampilan

mengajar selama dua kali pertemuan.

24
Hasil pengamatan observer terhadap penyusunan rencana

pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar siklus ke-1 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3 Hasil Penilaian terhadap Rencana Pembelajaran Siklus Ke-1


Aspek yang Dinilai NILAI Ket.
A B C D E
1. Bahasa A=Baik sekali
- Ejaan v B=Baik
- Ketepatan bahasa v C=Cukup
D=Kurang
2. Rumusan TPK E=Kurang sekali
-Spesifik dan operasional v
-Kelengkapan komponen v
-TPK TPK sesuai dengan
TPU v
3.Materi pelajaran
-Materi mengacu pada v
TPK v
- Susunan materi v
sistematis
-Materi sesuai dengan
GBPP
4. Kejelasan rumusan KBM v
5. Strategi Pembelajaran
-Kesesuaian v
pendekatan/metode
dengan TPK v
-Kesesuaian pengelolaan
kelas dengan pendekatan v
-Kesesuaian
pembahasana
materi dengan waktu

6.Penilaian alat/sarana dan


sumber
pembelajaran v
-Media relevan dengan v
TPK
-Menggunakan lebih dari v
satu media
-Kesesuaian sumber
dengan materi

25
7. Evaluasi
-Mencantumkan bentuk v
evaluasi v
-Mencantumkan
prosedur evaluasi v
-Kesesuaian evaluasi
dengan TPK v
-Kejelasan rumusan soal

Kriteria yang peneliti gunakan untuk mengukur kempuan

mengajar sebagai penunjang keberhasilan peneliti ini, terdiri atas

dua lembar penilaian, yakni lembar penilaian terhadap rencana

pembelajaran dan lembar penilaian terhadap penampilan

mengajar seperti yang terlihat Tabel di atas. Kedua lembar

penilaian digunakan oleh observer dalam menilai kemampuan

peneliti dal;am mengajarkan apresiasi dongeng di kelas VII A

SMPN sukaraja .

Untuk mempermudah mencari nilai rata-rata persiapan dan

pelaksanaan mengajar, peneliti menentukan rentang skor dari tiap

nilai dan nilai tengahnya.

Nilai A = 81-100, nilai tengahnya (x) 90; nilai B=61-80, nilai

tengahnya 70; Nilai C=41-60, nilai tengahnya 50; dan nilai D=21-

40, nilai tengahnya 30.

Tabel 4 Nilai Rata-Rata Keterampilan Menyusun


Rencana Pembelajaran Silklus Ke-1
Nilai Rentang Nilai x f fx
A 81 -100 90 5 450
B 61 – 80 70 14 980
C 41 – 60 50 0 0
D 21 – 40 30 0 0
E 0 – 20 10 0 0
Jumlah 19 1430
26
Dari table 4 di atas diketahui jumlkah fx sebesar 1430 dan N

atau jumlah aspek yang dinilai sebanyak 19, maka nilai rata-rata

tersebut adalah 1430 dibagi 19 = 75,26. Jadi nilai rata-rata

keterampilan menyusun rencana pembelajaran yang dilakukan

penulis pada siklus ke-1 ini sebesar 75,26. Skor ini berada pada

rentang skor antara 60-80(baik).

Pada penampilan mengajar, peneliti memperoleh nilai A

sebanyak 5 buah dan nilai B sebanyak 10 buah. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada table 5 berikut

Tabel 5 Persiapan Penghitungan Nilai Rata-Rata Keterampilan


Melaksanakan Prosedur Pengajaran Siklus Ke-1

Nilai Rentang Nilai x f fx


A 81 -100 90 5 450
B 61 – 80 70 10 700
C 41 – 60 50 0 0
D 21 – 40 30 0 0
E 0 - 20 10 0 0
Jumlah 15 1150

Dari tabel 5 diketahui ∑fx sebesar 1150 dan N atau jumlah

aspek yang dinilai sebanyak 15, maka nilai rata-ratanya adalah

1150 : 15 yaitu 76,67. Jadi nilai rata-rata penampilan mengajar

yang dilakukan peneliti pada siklus ke-1 sebesar 76,67. Skor ini

berada pada rentang skor antara 60-80 (Baik).

Jika nilai rata-rata persiapan dan pelaksanaan mengajar

dijumlahkan, kemudian dibagi dua, maka nilai kemampuan

27
mengajar menjadi 75,97. Angka ini berada pada rentang skor 61-

80 (Baik).

4. Refleksi Siklus Ke-1

Berdasarkan hasil penelitian di atas, refleksi data dan tindakan

pembelajaran siklus ke-1 adalah sebagai berikut :

a.Perencanaan

Pada umumnya pengetahuan tentang unsur instrinsik sebuah

dongeng belum banyak dipahami oleh siswa. Wacana dongeng

sudah cukup menarik perhatian siswa. Untuk itu tindakan

selanjutnya yang harus dialkuakn oleh peneliti adalah,

penyediaan bahan bacaan yang berupa dongeng harus lebih

menarik perhatian dan minat siswa, sehingga siswa dapat

menikmati bacaannya. Pengetahuan tentang unsur instrinsik

dongeng belum sepenuhnya dipahami.

b.Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini guru sudah melaksanakan tugasnya dengan baik,

walaupun kalau melihat hasil penilaian perlu

ditingkatkan.Karena dengan meningkatnya proses pembelajaran

akan membawa pengaruh terhadap hasil pembelajaran.

Dalam pembelajaran dengan metode diskusi, guru masih belum

maksimal. Guru belum sepenuhnya membimbing siswa didalam

memecahkan masalah dan mendorong siswa mengeluarkan

pendapat. Walaupun demikian guru sudah mampu

menimbulkan masalah dari siswa.


28
Untuk tindakan selanjutnya guru harus menjadi pemimpin

diskusi yang baik serta mendorong siswa untuk berani berbicara,

mengeluarkan pendapat, bekerja sama sehingga pelaksanaan

diskusi menjadi hidup

c.Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa menurut tabel hasil evaluasi siswa yang

terdiri atas hasil diskusi dan hasil tes tertulis rata-rata perolehan

nilai siswa sudah cukup menggembirakan. Hal ini menunjukan

bahwa pemahaman siswa terhadap apresiasi dongeng sudah

cukup baik, tetapi belum mencapai harapan. Melihat hasil yang

dicapai siswa pada siklus ke-1, peneliti pemandang perlu adanya

peningkatan hasil pembelajaran pada kegiatan berikutnya yaitu

pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke-2.

b. Siklus Ke-2

1) Perencanaan

Pada siklus ke-2 ini, sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran, peneliti mempersiapkan dahulu segala sesuatu

yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu

mempersiapkan rencana pembelajaran dengan pokok bahasan

apresiasi dongeng dengan menggunakan metode diskusi.

Untuk lebih mengapresiasi dongeng, maka teks dongeng yang

dipergunakan pada siklus ke-2 ini berbeda judulnya yaitu Si

Kabayan jadi Raja

2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran


29
Proses pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra dongeng

dengan menggunakan metode diskusi pada siklus ke-2 ini

melip[uti proses kegiatan guru mengajar dan kegiatan siswa

belajar dengan diskusi. Langkah-langkah kegiatan inti dalam

pengajaran tersebut sama seperti pada tindakan pembelajaran

siklus ke-1.

3) Hasil Pembelajaran

a. Hasil pengamatan siswa berdiskusi

Hasil pengamatan kegiatan siswa berdiskusi pada siklus ke-2

adalah sebagai berikut :

Tabel 6 Hasil Pengamatan Siswa Berdiskusi Siklus Ke-2

Nilai
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
A B C D E
1. Kerjasama dalam v A=Baik sekali
kelompok B= Baik
2. Kedisiplinan v C=Cukup
3. Kegairahan kelompok v D= Kurang
4. Keaktifan/aktivitas v E = Kurang
5. Keberanian v sekali
berpendapat
6. Keberanian dalam v
bertanya
7. Menghargai pendapat v
teman
8. Pemecahan masalah v

Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa dalam

melakukan kegiatan diskusi pada siklus ke-2 ini lebih

meningkat jika dibandingkan dengan siklus ke-1. Ini terbukti

dari kedelapan aspek yang mendapat nilai A sebanyak 4 buah

dan aspek yang lain mendapat B sebanyak 4 buah.


30
b. Hasil tes siswa dalam mengapresiasi sastra dongeng siklus

ke-2

Hasil tes siswa dalam mengapresiasi sastra dongeng pada

siklus ke-2 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7 Hasil Tes Siswa dalam Mengapresiasi Sastra Dongeng Siklus Ke-2
No Nomor Soal Ni-
Nama Siswa Ket.
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 lai
1. Abdul Aziz 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1=tema
2. Ade Miftah 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 2=toko
3. Ahmad Gilang 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 h
4. Ai Imas M. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 3=toko
5. Ai Nurhayati 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 h
6. Ari Prayoga 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 4=wata
7. Candra Nugraha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 k
8. Dede Abdul K. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 5=wata
9. Dede Erna 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 k
10. Deden H. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 6=latar
11. Depi Ariyanti 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9 7=latar
12. Diki Apriyanto 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 7 8=latar
9=pesa
13. Evin Aminudin 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
n
14. Fatimah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
10=wat
15. Fitrianti 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
ak
16. Himawati 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6
17. Helmi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18. Iis Rohaeni 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
19. Iis Sri Astuti 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
20. Ira Samrotul P. 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7
21. Iyan R. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
22. Iyet Cahya G. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
23. Lala Komala 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7
24. Latip 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
25. Linda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
26. Susilawati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
27. Maman S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
28. Mimin M. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
29. Meli Setiawati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
30. Muhlis 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
31. Nina Marlina 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8
32. Nursamsi 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
33. Purkonudin 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
34. Reni 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
35. Rifai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
31
36. Risnawati 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
37. Roni A. Fatah 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
38. Roron Arofah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
39. Sarip Hidayat 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
40. Silvia Lestari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
41. Siti 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
Nurhasanah
42. Susanti 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8
43. Susi Novita 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
44. Titin Hayati 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
Jumlah 3 3 3 34 4 4 4 4 2 3 375
3 8 7 1 1 3 4 7 7
Presentase %) 7 8 8 78 9 9 9 10 6 8 85,6
5 7 4 4 4 7 0 2 4

Pada siklus ke-2 ini, nilai tes tertulis apresiasi dongeng

yaang berjudul ”Anmak Katak yang Sombong dan Anak

Lembu”, ada peningkatan jika dibandingkan dengan siklus ke-

1. Ini terlihat dari perolehan angka rata-rata yang dicapai8,56.

Hal ini membuktikan bahwa perhatian siswa terhadap

pembelajaran apresiasi sastra dongeng dengan menggunakan

diskusi cukup menggembirakan.

Presentase pemahaman setiap soal juga sudah baik. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8 Rekapitulasi Presentase Pemahaman


Terhadap Aspek dalam Dongeng.
Aspek yang Hasil
No.
Ditanyakan di Dalam
Soal f %
Soal
1. Tema 33 75 %
2. Penokohan 38 87 %
3. Penokohan 37 84 %
4. Perwatakan 34 78 %
5. Perwatakan 41 94 %
6. Latar/Setting 41 94 %
7. Latar/Setting 43 97 %

32
8. Latar/Setting 44 100 %
9. Pesan/amanat 27 62 %
10. Perwatakan 37 84 %

Yang menjawab benar pertanyaan nomor 1 mencapai 75

%. Menjawab item nomor 2 dan 3 tentang penokohan yang

menjawab sebanyak 85,5 %. Item soal nomor 4, 5 dan 10

tentang perwatakan menjawab sebanyak 85 %. Item soal nomor

6,7 dan 8 tentang latar menjawab benar sebanyak 97 %.

Sedangkan yang menjawab soal nomor 9 tentang pesan

sebanyak 62 %.

c. Pengamatan terhadap Kemampuan Mengajar

Hasil observasi terhadap kegiatan mengajar yang dilakukan

oleh peneliti tardiri atas pengamatan terhadap kemampuan

membuat rencana pembelajaran dan penampilan mengajar

selama dua kali pertemuan dapat dilihat pada tabel 8 dan 9 di

bawah ini .

Tabel 8 Nilai Rata-Rata Keterampilan Menyusun Rencana


Pembelajaran Siklus Ke-2
Nilai Rentang Nilai x f fx
A 81 -100 90 7 630
B 61 – 80 70 12 840
C 41 – 60 50 0 0
D 21 – 40 30 0 0
E 0 - 20 10 0 0
Jumlah 19 19 1470

Dari tabel 8 di atas diketahui fx sebesar 1470 dan N atau jumlah

aspek yang dinilai sebanyak 19, maka nilai rata-rata tersebut

adalah 1470 dibagi 19 yaitu 77,37. Jadi nilai rata-rata


33
keterampilan menyusun rencana pembelajaran yang dilakukan

peneliti pada siklus ke-2 sebesar 77,37.

Pada penampilan mengajar siklus 2 ini, peneliti mendapat nilai A

sebanyak 7 buah dan nilai B sebanyak 8 buah. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9 Persiapan Perhitungan Nilai Rata-Rata Keterampilan


Melaksanakan Prosedur Pengajaran Siklus Ke-2
Nilai Rentang Nilai x f fx
A 81 -100 90 7 630
B 61 – 80 70 8 560
C 41 – 60 50 0 0
D 21 – 40 30 0 0
E 0 - 20 10 0 0
Jumlah 15 1190

Dari tabel 9 di atas diketahui ∑fx sebesar 1190 dan N atau

jumlah aspek yang dinilai sebanyak 15, maka nilai rata-ratanya adalah

1190 dibagi 15 yaitu 79,33. Jadi nilai rata-rata penampilan mengajar

yang dilakukan peneliti pada siklus ke-2 ini sebesar 79,33. skor ini

berada pada rentang skor 60-80 (Baik). Jika nilai rata-rata persiapan

dan pelaksanaan mengajar digabungkan, kemudian dibagi dua, maka

nilai kemampuan mengajar menjadi 78,35. Angka ini berada pada

rentang skor 61-80 (Baik).

4) Refleksi Siklus Ke-2

Berdasarkan hasil penelitian di ats, refleksi data dan tindakan

pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut :

a.Perencanaa

34
Pengertian siswa tentang unsur instrinsik dongeng umumnya

sudah dipahami siswa. Wacana dongneg sudah cukup menarik

perhatian siswa. Untuk itu wacana berupa dongeng dapat dimiliki oleh

semua siswa, sehingga siswa dapat lebih menikmati isi dari dongeng

yang dibacanya. LKS telah banyak membantu dalam mendalami

pengetahuan tentang unsur instrinsik sebuah dongeng.

b.Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini, peneliti sudah melaksanakan tugasnya dengan

baik. Peneliti sudah memahami cara berdiskusi dengan baik, dapat

menimbulkan masalah dari siswa, membimbung siswa berdiskusi,

mengeluarkan pendapat dan memcahkan masalah serta guru peneliti

membimbing siswa dalam menyimpulkan suatu masalah.

Kegiatan siswa dalam berdiskusi sudah baik. Siswa sudah

berani mengemukakan pendapat dan cepat tanggap dalam menghadapi

masalah. Sehingga tampak senang dan terlihat hidup dalam berdiskusi.

c. Hasil Belajar Siswa

Rata-rata perolehan nilai siswa sudah menggembirakan dan

ada peningkatan jika dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada

siklus ke-1. Ini membuktikan bahwa pemahaman siswa terhadap

apresiasi dongeng sudah cukup baik. Pemahaman terhadap tema dalam

dongeng pada siklus ke-2 ini dari 32 siswa, 74 % yang sudah

memahami. 85 % pemahaman terhadap penokohan, 85 % pemahaman

terhadap karakterisasi tokoh cerita, 97 pemahaman terhadap latar

35
dalam cerita, dan 62 % pemahaman terhadap pesan dalam sebuah

cerita.

Mengamati data penilain terhadap rencana pembelajaran dan data

pelksanaan prosedur pengajaran, ternyata hasil penilaian observer

terhadap rencana pembelajaran memperoleh nilai rata-rata pada siklus

ke-2 ini sebesar 77,37. Nilai ini berada pada rentang skor 61-80 (Baik).

Sedangkan pada penampilan mengajar pada siklus ke-2 ini peneliti

memperoleh nilai rata-rata 79,33. Nilai rata-rata ini juga berada pada

rentang skor 61-80 (Baik). Nilai kemampuan mengajar, merupakan nilai

rata-rata antara nilai rencana pembelajaran dan nilai penampilan

mengajar. Pada siklus ini, peneliti memperoleh nilai kemampuan

mengajar sebesar 78,35. Angka ini berada pada rentang skor 61-80

(Baik0. Hal ini, membuktikan bahwa tingkat keberhasilan peneliti dalam

mengajarkan sastra dongeng dengan metode diskusi mencapai 78,35 %.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembelajaran apresiasi sastra dongeng ini guru peneliti

menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam mengapresiasi sebuah karya sastra dongneg. Hasilnya ternyata

siswa mampu mengapresiasi kartya sastra dongeng dengan baik.

Penelitian ini dilakukan dengan tindakan pembelajaran dalam dua

siklus, dan hasilnya dibahas sebagai berikut :

1. Perencanaan Penggunaan Metode Diskusi

36
Dalam penelitian ini, hal-hal yang haruys dipertimbangkan dalam

merencanakan pembelajaran apresiasi sastra dengan menggunakan

metode diskusi adalah sebagai berikut :

a. Penulis mempersiapkan rencana pembelajaran untuk setiap

siklus. Rencana pembelajaran yang dibuat didiskusikan dahulu

secara kolabotaif, agar tujuan yang telah ditetapkan pada rencana

pembelajaran tercapai sesuai harapan.

b. Menetap[kan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

apresiasi dongeng dengan metode diskusi, yaitu siswa dapat

mengungkapkan unsur instrinsik dongeng meliputi tema,

penokohan, karakterisasi, latar, dan pesan atau amanat cerita

dongeng.

c. Mempersiapkan hal-hal yang diperlukan setiap siklus, terutama

media wacana dongeng. Teks wacana dongeng harus sesuai

dengan minat dan kemampuan siswa kelas VII. Selain teks

dongeng, LKS juga perlu disediakan sebagai alat bantu bagi siswa

dalam berdiskusi untuk memahami unsur-unsur yang ada pada

dongeng itu.

2.Proses Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra Dongeng

Proses pelaksanaan apresiasi dongeng dengan menggunakan metode

diskusi telah sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah

ditetapkan. Hasil peneltian menunjukkan sebagai berikut :

37
a.Sebelum melaksanakan materi poko, guru peneliti mengkondisikan

kelas dengan cara membimbing siswa untuk membagi kelompok

diskusi;

b.Pada bagian materi pokok , guru peneliti sudah melksanakan

tugasnya, yaitu memberikan penjelasan tentang cara menapresiasi

dongeng dengan menggunakan metode diskusi. Siswa

memperhatikan dengan seksama;

c.Siswa berdiskusi untuk memcahkan masalah dalam kelompoknya.

Guru mengamati siswa berdiskusi sambil menjaga ketertiban,

memotivasi siswa agar berperan aktif dalam berdiskusi;

d.Selesai berdiskusi, setiap kelompok melaporkan hasilnya dan

ditanggapi oleh semua kelompok;

e.Guru p[eneliti bersama-sama dengan siswa dapat menyimpulkan

materi yang telah dipelajarinya bersama.

3. Kemampuan Siswa dalam Mengapresiasi Dongeng

Kemampuan siswa dalam mengapresiasi dongeng dengan metode

diskusi dapat dilihat pada perolehan nilai rata-rata kemampuan

siswa. Berdasarkan analisis data di atas, nilai rata-rata kemampuan

siswa dalam mengapresiasi dongeng pada siklus ke-1 sebesar 7,78.

Pada siklus ke-2, kemampuan siswa dalam mengapresiasi dongeng

dengan metode diskusi, lebih meningkat lagi. Ini terbukti dengan

hasil rata-rata nilai yang mencapai 8,56. Hasil ini menunjukan bahwa

perhatian siswa dalam mengapresiasi dongeng lebih meningkat

dibandingkan dengan perolehan rata-rata pada siklus ke-1.


38
Mengamati pemahaman siswa terhadap setiap unsur dongeng pada

siklus ke-1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10 Perbandingan Hasil Tes Apresiasi


Sastra Dongeng pada Siklus Ke-1 dan Ke-2
Hasil Pemahaman
No.Urt. Aspek Siklus Siklus Perbedaan
Ke-1 Ke-2
1. Tema 56 % 74 % 18 %
2. Penokohan 78 % 85 % 7%
3. Perwatakan 80 % 85 % 5%
4. Latar/Setting 91 % 97 % 6%
5. Pesan/Amanat 53 % 62 % 9%

GARFIK BATANG
Perbandingan Hasil Tes Apresiasi Sastra Dongeng pada
Siklus Ke-1 dan Ke-2
Keterangan Siklus Siklus
1 2
100 1. Tema 56 % 74 %
90 2. Penokoha 78 % 85 %
n
80 3. Perwataka 80 % 85 %
n
70 4. Latar/Sett 91 % 97 %
ing
60 5. Pesan/Am 53 % 62 %
anat
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
SIKLUS 1 SIKLUS 2
Dari tabel 10 dan dari grafik di atas dapat dilihat bahwa secara garis

besar kemampuan siswa dalam memahami dongeng mengalami

perubahan.

39
Kemampuan peneliti dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran berdasarkan hasil penilaian observer, sudah mencapai

kategori bak. Hal ini berdasarkan skor yang dicapai pada siklus ke-1

sebesar 75,97 hasil ini berada pada rentang skor 60-80 (Baik).

Kemudian pada siklus ke-2 ada peningkatan skor yaitu 78,35.

Walaupun skor tersebut juga berada pada rentang skor kategori baik.

Ini menunjukan bahwa tingkat keberhasilan peneliti dalam

mengajarkan apresiasi sastra dongeng dengan menggunakan metode

diskusi mencapai 75,97 % pada siklus ke-1 dan 78,35 % pada siklus

ke-2.

Dengan demikian penerapan metode diskusi dalam

pembelajaran apresiasi sastra dongeng memberikan dampak poositif

terhadap kemampuan siswa dalam mengapresiasi dongeng, dapat

meningkatkan pemahaman materi dan menciptakan situasi

pembelajaran yang efektif dan dinamis, sehingga terjadilah

perubahan hasil yang meningkat terhadap kemampuan siswa dalam

menbgapresiasi sastra dongeng.

40
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah peneliti melaksanakan penelitian terhadap kemampuan

siswa kelas VII SMP Negeri Sukarame Kabupaten Tasikmalaya dalam

mengapresiasi dongeng dengan menggunakan metode diskusi, maka

hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode

diskusi dapat meningkatkan kemampuan apresiasi sastra dongeng

siswa kelas VII SMPN sukaraja Kabupaten Tasikmalaya;

2. Teks dongeng harus sesuai dengan tujuan pengajaran, minat baca

siswa, kemampuan dan kebutuhan siswa. Teks dongeng sangat

membantu siswa dalam melaksanakan apresiasinya.

3. Pelaksanaan penggunaan metode diskusi telah berhasil

meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMPN sukaraja

Kabupaten Tasikmalaya dalam mengapresiasi sastra dongeng dengan

alur pelaksanaan penelitian (1) Analisis data(2) Perencanaan

tindakan,(3) Pelaksanaan tindakan, (4)Refleksi, (5) Perencanaan

tindakan selanjutnya;

4. Dengan metode diskusi siswa kelas VII SMPN sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya lebih bergairah dan kreatif dalam mengapresiasi sastra

dongeng sehingga hasil belajar siswa dapat lebih meningkat.

41
B. SARAN

1. Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran apresiasi dongeng

dengan menggunakan metode diskusi harus mempersiapkan teks

dongeng yang sesuai dengan kebutuhan dan daya tarik anak agar

para siswa dalam menghadapi pelajarannya kreatif, dan kondusif;

2. Dalam pelaksaan pembelajaran apresiasi dongeng dengan

menggunakan metode diskusi harus sesuai degan teori yang

diharapkan. Guru harus lebih memotivasi siswanya untuk berani

mengeluarkan pendapatnya dan partisipasi aktif dalam diskusi untuk

memecahkan masalah;

3. Untuk lebih meningkat lagi dalam mengapresiasi dongeng diharafkan

guru dan siswa harus bersama-sama aktif dalam kegiatan berdiskusi.

Agar hal ini terjadi, diharafkan seorang guru apabila ingin

mengapresiasi sastra dongeng gunakanlah metode diskusi.

42
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2004. Kurikulum Bahasa dan Sastra Sunda . Depdiknas :

Jakarta

Depdikbud, 1995. Kamus Besar Bahasa Sunda Edisi Kedua. Balai

Pustaka : Jakarta

Depdikbud, 1999. Penelitian Tindakan (Action Research. Depdikbud :

Jakarta

Hakim Thursam, 1996.Belajar Secara Efektif. Puspa Swara : Jakarta

Hastuti PH, Sri, 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Sunda .

Depdikbud : Jakarta

Ngalim Purwanto, 1996. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya

Kasbulloh, Kasihani, 1998. Penelitian Tindakan Kelas.Sunda IBRD

(LOAN)

Sadirman A.M, 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.

Raja Grafindo Persada : Jakarta

Semi, M.Atar, 1989. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Sunda

. Angkasa : Bandung

Soemardjo dan Saini KM, 1986. Apresiasi Kesusastraan. PT.

Gramedia Pustaka Utama

Sukada, Made, 1993. Pembinaan Kritik Sastra Sunda : Masalah

Sistematika Analisis Struktural Fiksi. Angkasa : Bandung

Tarigan Henry, 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Angkasa :

Bandung
43

You might also like