Professional Documents
Culture Documents
Laporan Magang
Disusun oleh :
ELFIRA AUGUSTIN
NIM : 1110101000070
ABSTRAK
PT. Tira Austenite merupakan perusahaan swasta yang memiliki dua unit
strategis (SBU), yaitu SBU Industrial Products dan SBU Industrial Gases. Pada SBU
Industrial Products terdapat divisi manufacturing yang memproduksi bronze (perunggu)
dan kawat las. Tujuan kegiatan magang ini adalah melihat penerapan proses produksi
dan identifikasi kemungkinan inefisiensi dari masing-masing produksi kawat las dan
perunggu.
Hasil yang didapatkan adalah adanya penerapan reduce dan reuse pada proses
produksi kawat las berupa pencucian mixer tanpa deterjen dan penggunaan kembali
bubuk pengelasan yang masih basah dari produk cacat, serta penerapan reduce, reuse
dan recycle pada produksi perunggu berupa penggunaan LNG untuk bahan bakar
tungku, peleburan kembali bahan sisa produksi dan peleburan bahan baku yang berupa
rongsokan dari pengepul. Adapun inefisiensi yang ditemukan yaitu penggunaan lampu
pada ruangan kantor yang jarang digunakan di bagian welding (kawat las) serta operator
yang bekerja tidak sesuai dengan SOP di bagian foundry (peleburan perunggu).
Rekomendasi yang diberikan antara lain: ditingkatkannya pengawasan kepada
setiap pekerja saat berlangsungnya proses produksi kawat las dan perunggu,
penghematan listrik berupa pemadaman lampu di ruangan-ruangan kantor bagian
welding yang jarang digunakan serta dibentuknya standar prosedur operasional untuk
penanganan limbah, baik ditangani sendiri ataupun menggunakan pihak ketiga.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Magang Program
Mengetahui
Penguji I,
Penguji II,
A. Data Pribadi
B. Riwayat Pendidikan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang,, yang telah memberi kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Magang ini. Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah
SAW yang membawa Rahmat kepada semesta alam.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan kuliah magang semester VIII
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penyusunan laporan ini, berbagai pihak yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam proses penyusunan laporan ini. Oleh karena
itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua penulis yang telah memberi motivasi serta kasih sayang sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Ibu Dewi Utami Iriani, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Fakultas, terima kasih
atas semua arahan dan masukan dalam bimbingannya dalam penyusunan laporan
ini.
3. Bapak Budi Ismawan selaku Pembimbing Lapangan yang memberikan
bimbingan, masukan serta arahan kepada penulis.
4. Seluruh karyawan PT. Tira Austenite. Pak Freddy, Mbak Citra, Mbak Wiwi,
Mbak Lidya, Pak Darmin, Pak Kirno, Mas Mul dan lainnya yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan, saran serta
informasinya.
5. Teman-teman mahasiswa Kesehatan Masyarakat dan segenap pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.
Akhir Kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kesalahan datangnya dari
penulis sehingga laporan ini tidak terlepas dari segala kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................... 46
....................................................................................................... 70
LAMPIRAN ........................................................................................................ 89
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2.2 Prosedur Standar Operasi Sesuai Jenis Kawat Las .................... 45
............................................................................................................................... 50
............................................................................................................................... 74
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.2.2 Kemungkinan Inefisiensi Produksi Kawat Las MG NOX 29, Tanggal
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.2.2 Perbandingan Material Produksi Kawat Las Per Bulan .... 49
Diagram 4.3.2 Perbandingan Material Produksi Perunggu Per Bulan Tahun 2013
............................................................................................................................... 73
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
Bronze = Perunggu
Ceramic fiber = Isolator panas tahan api untuk penggunaan pada industri
berbentuk batangan
logam
dicaikan
Master Plan Report (MPR) = Laporan hasil rekapitulasi kuantitas barang jadi, sisa
menjadi cair
ladle
Potasium silikat
xvii
dan Sodium silikat = Larutan alkali yang merupakan bahan campuran untuk
bubuk pengelasan
menyediakan produk
catatan
lengket
Welding = Pengelasan
BAB I
PENDAHULUAN
untuk menjalani hidupnya. Sejak awal revolusi industri hingga era modern saat
ini, pemakaian energi fosil seperti gas alam, minyak bumi dan batubara
bakar fosil karena semakin menipisnya cadangan energi (BATAN, 2009). Oleh
karena itu, penggunaan energi yang ramah lingkungan dapat menjadi solusi yang
terpadu, dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai dari
hulu sampai hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk
1
a. meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam,
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menerapkan produksi bersih dalam kegiatan
ramah lingkungan
2
PT. Tira Austenite saat ini adalah perusahaan yang memiliki dua unit
bisnis strategis. Keduanya antara lain Industrial Products yang diimpor dari luar
negeri seperti berbagai jenis baja khusus, kawat las dan mesin las, serta
Industrial Gases yaitu gas-gas industri, gas-gas medis maupun gas-gas khusus.
unit bisnis strategis produk industri. Bagian ini memproduksi sendiri produk-
terdapat bahaya antara lain: suhu tinggi, percikan logam panas, debu pembakaran
faktor tersebut antara lain: kebisingan dan mangan dalam bentuk aerosol yang
beterbangan di udara dalam konsentrasi yang tinggi. Dampak kesehatan dari zat
tersebut adalah kemungkinan beracun pada darah, paru-paru, otak, sistem saraf
pusat serta kerusakan organ jika terpapar dalam waktu yang lama (Science Lab,
2013).
Dalam proses produksi kawat las dan perunggu di PT. Tira Austenite,
3
bukan produk tersebut ada yang dapat dimanfaatkan kembali untuk proses
produksi, serta ada yang menjadi limbah. Limbah tersebut ada yang langsung
dibuang ke lingkungan dan ada pula yang dijual ke pengepul. Di sisi lain, selama
serta lingkungan sekitar. Selain itu, bahan bakar untuk tungku peleburan
perlu untuk mengamati penerapan produksi bersih di PT. Tira Austenite. Hasil
sekitar.
1.2 Tujuan
4
4. Mengetahui adanya kemungkinan inefisiensi pada proses produksi di PT.
Tira Austenite.
1.3 Manfaat
baik.
5
1.3.3 Bagi Perusahaan
3. Hasil dari kegiatan magang yang dilakukan penulis dapat dijadikan acuan
perusahaan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa.
pebisnis besar karena memerlukan peralatan, energi, tenaga kerja, bahan baku
mentah, serta modal yang besar untuk memulainya (Griffin, 2004). Dengan kata
lain modal yang besar sangat diperlukan untuk mendirikan manufaktur karena
dibutuhkan biaya untuk menggaji jumlah karyawan yang besar, pembelian dan
Salah satu industri dalam klasifikasi tersebut adalah industri manusfaktur logam.
mesin, rekayasa dan bahan perakitan. Dari berbagai produk manufaktur logam,
salah satunya adalah produk pengelasan dan peleburan, dua diantaranya yaitu:
7
2.1.1 Perunggu (bronze)
dan tembaga. Materi ini tidak rapuh tetapi keras, dapat dituang di cetakan dan
memiliki titik leleh sekitar 950°C, lebih rendah daripada titik leleh tembaga
murni (1084°C).
memiliki karakter yang tidak dimiliki kayu, rumput, tanah dan batu. Bahan-
dalam pembuatan alat musik. Gamelan, simbal, drum dan senar gitar yang
8
menggunakan bahan perpaduan tembaga-timah (Cu-Sn) untuk memperoleh
kualitas bunyi yang baik. Kelebihan perunggu adalah mudah dibentuk dalam
kondisi panas dan stabil bentuknya pada suhu kamar (Wibowo, 2007).
elemen mesin, antara lain: bantalan mesin, sudu pompa, ring piston, lonceng
dan roda gigi. Perunggu digunakan untuk mesin industri memiliki sifat
mudah dicor karena daya alir yang tinggi, mudah dibentuk dalam kondisi
tahan aus, tahan korosi serta memiliki kekuatan yang baik (Sugita, dkk.
2010).
Kawat las atau elektroda las adalah logam pengisi yang dilelehkan untuk
tergandung dari material yang akan di las serta cara pengelasan yang akan
c. Bentuk sambungan
9
f. Arus listrik yang tersedia. (Anonim)
tergantung pada bahan yang akan dilas dan posisi yang digunakan dalam
yang besar, pelat tersebut akan terbakar dan meninggalkan lubang. Oleh
karena itu, elektroda yang dibuat juga harus sesuai dengan sifat arus
listrik dan jenis elektrodanya, yaitu: Jenis elektroda untuk AC, jenis
elektroda untuk DC-, jenis elektroda untuk DC+ dan jenis elektroda untuk
a. RD-260
b. C-11
10
pemakaian umum. Pembekuannya cepat, pembentukannya
c. RD-460
Kawat las titania tinggi dengan flux yang tebal. Alur las
d. 1-10
e. ED-7
11
dikeringkan pada temperature 80°C -120°C selama 30-60 menit
sebelum digunakan.
f. LT-03
g. GA-27
selama 30 – 60 menit.
Produksi bersih adalah bagian dari konsep produksi dan konsumsi yang
12
dihasilkan dari proses maupun hasil produksi dapat diminimalisasi serta tidak
2.2.1 Definisi
secara terus-menerus pada setiap proses produksi, produk dan jasa untuk
lingkungan.
2.2.2 Konsep
pengolahan dan pembuangan limbah. Di sisi lain konsep ini tidak sepenuhnya
antara lain:
13
d. Memerlukan berbagai peraturan, ketersediaan biaya serta SDM
plastik yang dibuat biji plastik yang bertujuan sebagai bahan baku
14
2.2.3 Penerapan
kecil batik cap di Pekalongan, terjadi inefisiensi pada setiap proses produksi,
PT. Badak NGL Bontang, terjadi inefisiensi dalam penggunaan air bersih,
energi listrik dan klorin. Dimana pemakaian air bersih sebesar 700
klorin dalam effluent sering dibawah standar, serta waste water treatment
(WWTP) yang tidak sesuai dengan beban limbah yang masuk dimana unit
15
dilakukan antara lain: perbaikan pola konsumsi, perbaikan saluran distribusi
air, penyesuaian kapasitas pengolahan unit dengan beban limbah yang masuk
mengenai penerapan produksi bersih, PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT.
16
Menurut Frondel. dkk tahun 2006, proses produksi bersih lebih baik
penggunaan energi.
bakar (fuel cell vehicle) sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil untuk
sektor transportasi. Penggunaan sel bahan bakar memiliki efek yang besar
subsidi pemerintah dan 107 fasilitas daur ulan lainnya yang tanpa subsidi
dan perkotaan. 16 Eco-Town dikelola oleh swasta dan 9 lainnya dikelola oleh
dampak limbah.
17
BAB III
Pencarian dan
Presentasi laporan Penyusunan laporan pengumpulan
magang magang kelengkapan
data serta
dokumentasi
18
3.2 Jadwal Kegiatan
- Melakukan pressing
proses pengeringan
welding
pembimbing lapangan
19
karyawan di bagian produksi welding
kawat las
purchasing
- Konsultasi dengan
pembimbing lapangan
- Pengambilan data
ekonomi
- Evaluasi dengan
pembimbing lapangan
20
material safety data sheet
sanitasi di sekitar
perusahaan
lingkungan di bagian
(hulu)
welding
- Pengambilan data
21
Kamis 6 Maret 2014 - Mengikuti proses Stock - Ruang produksi
dengan pembimbing
lapangan
- Studi literatur
Quotation (RFQ)
- Studi literatur
(MPR)
22
dan outlet di ruang foundry cooling tower
dengan pembimbing
lapangan
- Ruang produksi
23
- Ruang
maintenance
lapangan
laporan
karyawan
24
BAB IV
4.1.1 Sejarah
Berawal sebagai Divisi Teknik di PT. Tigaraksa di tahun 1971, PT. Tira
Austenite Tbk didirikan pada tanggal 8 April 1974. Dengan aktivitas bisnis sebagai
Eropa, PT. Tira Austenite Tbk telah dikenal luas sebagai perwakilan dari
area bisnisnya dari perdagangan menjadi manufaktur. Di bulan juli 1993, PT. Tira
Austenite Tbk menjadi perusahaan publik yang sahamnya terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia. Saat ini pemegang saham utama dari PT. Tira Austenite Tbk adalah PT.
Mulia Darma Sarana, PT. Widjajatunggal Sejahtera, dan PT. Martensite Unggul.
PT. Tira Austenite Tbk memiliki dua Strategic Business Unit (SBU), yaitu :
SBU Industrial Products dan SBU Industrial Gases. SBU Industrial Products
industri seperti Kawat Las, berbagai macam jenis Baja, Bronze, Mesin Las dan
25
Mesin Potong. Selain itu di dalam SBU Industrial Products juga terdapat divisi
khusus yang disebut Divisi Manufacturing, dimana dalam divisi ini PT. Tira
Oksigen. Selain itu SBU Industrial Gases juga memasarkan gas-gas medis serta gas-
gas khusus baik dalam bentuk gas tabung ataupun cairan. Dalam hal ini PT. Tira
Austenite Tbk bekerjasama dengan beberapa principal gas industri ternama untuk
memastikan bahwa kualitas gas yang diberikan benar-benar terjaga dengan baik.
PT. Tira Austenite Tbk menyediakan berbagai macam produk teknis dan gas
industri di berbagai bidang industri yang berbeda seperti : industri pupuk, semen,
gula, kelapa sawit, pembangunan kapal, pertambangan, minyak dan gas, perkayuan,
baja, perbengkelan umum, industri otomotif, kaca, pertambangan timah, pipa, tekstil,
kertas, aluminium, gedung gedung (rumah sakit, perkantoran dan hotel), kimia,
beragam industri kecil, sedang dan berat, tenaga listrik dan pencetakan baja.
4.1.2.1 Visi
26
4.1.2.2 Misi
27
4.1.3 Struktur Organisasi
28
4.2 Produksi Kawat Las
Proses pembuatan kawat las secara umum, mulai dari awal sampai akhir adalah
kelembaban saat tahap pengeringan, waktu pemanasan dan suhu di oven serta pemberian
cap sesuai nama produknya. Pada saat observasi dan wawancara tanggal 24 Februari
2014, kawat las yang sedang diproduksi yaitu MG NOX 29. Secara umum, produksi
kawat las terdiri dari beberapa tahap, Berikut ini bagan alir proses produksi kawat las.
29
Proses produksi kawat las membutuhkan bahan baku dan bahan penolong.
Bahan bakunya yaitu kawat inti (core wire) , serta bahan penolong seperti air,
potasium silikat, sodium silikat dan bubuk pengelasan (welding powder). Masing-
masing kawat inti terdiri atas berbagai jenis, yaitu: ER 312 (1.4337 29/9), NiFe
(bimetal), Mild Steel (1.4323), ER 310 (1.4842 NCT 3), ER 308L (1.4316), Mild
Diameter kawat yang digunakan antara lain: 2mm, 2,5mm, 3,25mm dan 4mm.
berat 50kg. Jenis bubuk pengelasan yang tersedia antara lain: NOX 4, NOX 10,
NOX 21, NOX 29, NOX 35, CAST 1, CAST 6, CAST 31, CON 15, CON 33, CON
53, 29 SYN, DUR 3, DUR 7, DUR 18, DUR 42, DUR 65, DUR 150, CU 11. Namun
yang sering digunakan hanya CAST 1, CAST 6, NOX 4, NOX 21, NOX 29, NOX
30
Gambar 4.2.2 Bubuk Pengelasan
Dari berbagai jenis bubuk pengelasan yang digunakan, hanya beberapa jenis
saja yang sering digunakan dalam proses produksi serta tercantum komposisinya,
antara lain:
31
Jenis bubuk pengelasan Komposisi Kadar (%)
NOX 35 Silikon dioksida 10-20
Kalsium karbonat 10-20
Barium karbonat 1-10
Besi oksida 1-10
Kalsium fluorida 1-10
Titanium dioksida 10-20
Kromium 5-15
Nikel 5-15
Mangan 5-15
CAST 1 Silikon dioksida 10-20
Kalsium karbonat 20-30
Karbon 1-10
Barium karbonat 20-40
Besi oksida 1-10
Kalsium fluorida 10-20
CAST 6 Silikon dioksida 10-20
Kalsium karbonat 20-30
Karbon 1-10
Barium karbonat 35-45
Kalsium fluorida 10-20
DUR 7 Kalsium karbonat 1-10
Kalsium fluorida 25-35
Karbon 5-15
Potasium oksalat 1-10
Kromium 15-25
Besi 10-20
Silikon 1-10
Barium karbonat 1-10
Titanium dioksida 1-10
DUR 18 Sodium alum fluorida 1-10
Silikon 1-10
Kalsium karbonat 1-10
Karbon 5-15
Besi oksida 1-10
Kalsium fluorida 1-10
Titanium dioksida 15-25
32
Kromium 20-40
Potasium oksalat 1-10
Besi 10-20
Potasium feldspar 1-10
SYN Nic 29 Kalsium karbonat 1-10
Kalsium fluorida 1-10
Kromium 20-25
Besi 10-20
Silikon 1-10
Titanium dioksida 20-30
Mangan 1-10
Potasium feldspar 5-15
CON 53 Selulosa 15-25
Magnesit 10-20
Besi 30-40
Silikon dioksida 5-15
Grafit 5-15
a. Pencucian (washing)
dicuci terlebih dahulu dengan air sebelum digunakan. Pencucian ini bertujuan
33
yang menempel di baling-baling seringkali sudah mengeras sehingga harus
b. Pencampuran (mixing)
digunakan dalam campuran untuk pelapis pada kawat las MG NOX 29 antara
lain bubuk pengelasan MG 600 atau NOX 29 seberat 150 kg dan kawat inti
jenis ER 312 diameter 4mm dan panjang 150 mm seberat 321,7 kg. Bahan
bantu yang digunakan yaitu sodium silikat sebanyak 19,5 kg dan air
sebanyak 2,4 liter. Jadi total bahan baku dan bahan bantu yang digunakan
dengan sodium silikat atau air dengan potasium silikat. Campuran bahan-
bahan tersebut digunakan sebagai pelapis pada kawat inti. Campuran tersebut
dikatakan baik apabila ketika dipegang tidak terlalu lembek atau terlalu
banyak air. Jika kadar airnya terlalu banyak maka proses produksi harus
ditunda hingga kadar air dalam campuran berkurang. Jika kadar air terlalu
34
Gambar 4.2.1.1 Mixer Pencampur Adonan Bubuk Pengelasan
c. Pencetakan (pressing)
35
Campuran yang dihasilkan kemudian dikeluarkan dari dalam mixer,
dahulu ditimbang. Kawat inti yang digunakan dalam pembuatan kawat las
MG NOX 29 seberat 400 kg. Kawat inti yang sudah ditimbang lalu
bubuk pengelasan.
36
Gambar 4.2.1.4 Proses Pencetakan Kawat Las
Kawat yang sudah terlapis tadi keluar dari mesin lalu melewati gir.
Saat kawat berlapis tadi baru keluar, dilakukan pengamatan apakah terdapat
cacat pada pelapis kawat. Jika terjadi cacat, lapisan tersebut dikelupas lalu
kembali. Kawat las pada proses ini dikategorikan cacat jika lapisannya tidak
37
Gambar 4.2.1.6 Pengamatan Kualitas Kawat Las
Seringkali terjadi macet pada mesin sehingga kawat sulit keluar dari
mesin. Penyebab kemacetan pada mesin adalah ujung kawat inti yang tidak
rata. Jika terjadi macet pada mesin, kawat segera ditarik keluar. Apabila sulit
ditarik, kawat inti tersebut terpaksa dibengkokkan lalu dibuang karena tidak
bersama sampah lainnya dari bagian kantor dan dianggap sampah rumah
38
d. Pengeringan (drying)
Setelah kawat keluar dari mesin kemudian ditata diatas rak besi.
Setelah satu rak penuh lalu ditumpuk dengan rak berikutnya sampai penuh.
Ketinggian rak yang ditumpuk sekitar 30 – 40 buah. Setelah itu tumpukan rak
disimpan selama 36 jam. Setelah proses pengeringan kawat las MG NOX 29,
masih diatas standar, kawat las tersebut membutuhkan waktu lebih lama
39
Gambar 4.2.1.8 Proses Pengeringan di Ruangan Khusus
e. Pemanasan di oven
las dipindahkan kedalam oven. Kawat las dipanaskan selama beberapa jam
untuk menghilangkan sebanyak mungkin kadar air. Uap air yang keluar dari
40
Gambar 4.2.1.10 Oven Untuk Memanaskan Kawat Las
f. Penyortiran
dikurangi kadar airnya. Kadar kelembaban yang tinggi pada kawat las
dikeluarkan dari gudang jika ada pesanan. Pada tahap pengeringan sampai
41
tahap penyortiran, jumlah kawat las yang rusak nihil. Penyusutan berat sejak
tahap awal sampai akhir sebesar 18 kg. Secara singkat, dengan perhitungan
Berat bahan baku = Berat akhir produk jadi + bahan yang hilang / rusak
(penyusutan)
jika ada pesanan. Pemberian cap dilakukan pada kawat las untuk menandai
sesuai nama produk atau merek dagang. Kode yang terdapat didalam kurung
Nama produk yang dicetak pada kawat las antara lain: MG 600 (NOX
29), MG 210 (CAST 31), MG 570 (CON 53), MG 610 (NOX 21), MG 601
(29 SYN), MG 750 (NOX 35), MG 540 (CON 15), MG 740 (DUR 3), MG
500 (CON 33), MG 206 (CAST 6), MG 310 (CU 11), SELECTRODE 29
SYN, MG 650 (NOX 4), MG 743 (DUR 42), MG 790 (DUR 65), MG 660
(NOX 10), MG 770 (DUR 18), MG 710 (DUR 7), MG 7150 (DUR 150), dan
42
Gambar 4.2.1.11 Mesin Pengecapan Kawat Las
h. Pengemasan (packing)
kedalam kemasan. Tiap kemasan berisi 5kg kawat las. Setelah dikemas
43
Gambar 4.2.1.13 Kawat Las Yang Sudah Dikemas
44
Tabel 4.2.2 Prosedur Standar Operasi Sesuai Jenis Kawat Las
Nama produk Jenis kawat inti Lama Kelembaban Suhu Waktu pemanasan (jam) Kelembaban
pencampuran lapisan pemanasan Pre bake Ramp up Hold maksimal
(menit) sebelum (°C) setelah
oven (%) pemanasan
(%)
MG 600 (NOX 29) ER 312 (1.4337 29/9) 15 <2 450 - 4 2 0,3
MG 210 (CAST 31) NiFe (bimetal) 20 < 1,2 180 2 (150°C) 0,5 1 0,8
MG 570 (CON 53) Mild Steel (1.4323) 15 <6 450 - 4 2 2–4
MG 610 (NOX 21 ER 310 (1.4842 NCT 3) 15 <2 450 - 4 2 0,3
MG 601 (29 SYN) ER 308L (1.4316) 12 <2 450 - 4 2 0,3
MG 750 (NOX 35) Mild Steel (1.0323) 10 <2 450 - 4 3 0,3
MG 540 (CON 15) Mild Steel (1.0323) 12 <2 400 - 4 2 0,3
MG 740 (DUR 3) Mild Steel (1.0323) 10 <2 400 - 4 2 0,3
MG 500 (CON 33) Mild Steel (1.0323) 12 <2 120 - - 2 1,5
MG 206 (CAST 6) NiCu (monel) 15 <2 120 2 (50°C) 0,5 120 0,8
MG 310 (CU 11) ER Cu Sn-A 15 <2 280 - 1 2 1
SELECTRODE 29 ER 308L (1.4316) 15 <2 450 - 4 2 0,3
SYN
MG 650 (NOX 4) ER 308L (1.4316) 15 <2 450 - 4 2 0,3
MG 743 (DUR 42) Mild Steel (1.0323) 12 <2 400 - 4 2 0,3
MG 790 (DUR 65) Mild Steel (1.0323) 10 <2 185 - 1 1 0,4
MG 660 (NOX 10) ER 316L (1.4430) 15 <2 450 - 4 2 0,3
MG 770 (DUR 18) Mild Steel (1.0323) 10 <2 400 - 4 3 0,3
MG 710 (DUR 7) Mild Steel (1.0323) 12 <2 450 - 4 2 0,3
MG 7150 (DUR 150) Mild Steel (1.0323) 12 <2 160 - 8 (120 6 0,6
(centigrade) centigrade)
MG 200 (CAST 1) Ni 99.2 20 < 1,2 180 2 (50°C) 0,5 1 0,8
Sumber: data PT. Tira Austenite, Februari 2014
45
4.2.2 Identifikasi Adanya Inefisiensi pada Proses Produksi Kawat Las
memudahkan penjelasan mengenai alur produksi kawat las secara umum serta
Bubuk
Bubuk
pengelasan
Berat awal: 493,6 kg
46
Kawat las Penyortiran → Kawat las
kering kawat las bebas cacat / reject =
cacat 0
dalam produksi kawat las terdiri atas dua bagian yaitu perhitungan ekonomi saat
proses pembuatan barang jadi (finished goods) dan perhitungan ekonomi saat proses
tidak dicantumkan identifikasi kerugian ekonomi akibat sisa bahan yang terbuang
(losses) saat proses printing. Sehingga meskipun pada tahap itu ada sebagian sisa
bahan yang terbuang, hal tersebut dianggap nihil. Perhitungan ekonomi yang
terdapat identifikasi kerugian ekonomi hanya terdapat pada tahap finished goods.
Identifikasi kerugian tersebut terdiri atas barang rusak, susut dan bubuk pengelasan
47
yang terbuang. Berikut ini analisis rata-rata dalam satu bulan tahun 2013 pada tahap
finished goods.
dan bahan penolong sebelum proses produksi. Dalam satu bulan kurang lebih
sekitar 349 kg bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dengan keuntungan
Spoilage atau bisa didefinisikan sebagai bahan baku dan bahan penolong
yang terbuang tetapi masih dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi
(reuse). Dalam satu bulan kurang lebih sekitar 7,8 kg bahan baku dan bahan
penolong yang terbuang namun masih dapat digunakan kembali dengan presentase
Used material atau bahan baku dan bahan penolong yang pada kenyataannya
benar-benar diproses menjadi barang jadi. Dalam satu bulan kurang lebih sekitar
347,9 kg bahan baku dan bahan penolong yang diproses menjadi barang jadi dengan
presentase sebesar 99,68% dari total produksi, perkiraan nilainya sekitar Rp.
66.119.658,-.
Losses adalah kerugian akibat kehilangan bahan baku dan bahan penolong
saat proses produksi atau bahan yang tidak dapat digunakan kembali. Dalam satu
bulan kurang lebih sekitar 3,1 kg bahan yang terbuang dengan presentase sebesar
48
Dengan demikian jika dilihat berdasarkan prinsip produksi bersih, dari data
spoilage, proses penggunaan kembali bahan baku dan bahan penolong (reuse) dapat
menghemat sekitar Rp1.477.745,- atau 2,23% dari total produksi setiap bulannya.
Meskipun angka tersebut mungkin terbilang kecil untuk skala industri, namun
1,35%
0,90%
Used Material
Spoilage
Losses
97,75%
Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa bahan yang hilang atau rusak
(losses) memiliki presentase yang sangat rendah dan secara ekonomi nominalnya
49
Prinsip 3R Tahapan Produksi
tertentu
proses pressing.
Recycle -
Kawat Las
produksi kawat las menggunakan energi listrik untuk kegiatan produksi maupun di
ruangan kantor. Pemakaian tenaga listrik berikut ini dilihat dari pemakaian rata-rata
dalam satu bulan. Dalam hal ini, waktu pemakaian listrik dibagi menjadi dua oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN), yaitu Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) pukul
22.00 – 18.00 dan Waktu Beban Puncak (WBP) . Karena waktu operasi berada saat
jam kerja yaitu pukul 08.00 – 17.00, maka besar pemakaian listrik dilihat saat
50
LWBP. Berdasarkan data dari bagian maintenance, besar rata-rata pemakaian listrik
di bagian welding dalam satu bulan sebesar 3804 Kwh. Besarnya angka pemakaian
listrik di bagian welding sebenarnya didominasi oleh pemakaian listrik di area kantor
yang masih termasuk wilayah welding karena berlangsung setiap hari kerja, seperti
penggunaan AC, komputer dan lainnya. Sedangkan pemakaian listrik untuk proses
produksi kawat las sendiri jauh lebih kecil karena proses produksi tidak berlangsung
setiap hari.
yang tidak ditempati tetapi lampu didalamnya dibiarkan menyala. Ruangan tersebut
antara lain ruang karyawan yang berada di lantai dua serta ruangan direksi. Jika
Banyaknya ruangan yang tidak ditempati tersebut kurang lebih setengah dari seluruh
ruangan kantor yang ada di bagian welding. Jika efisiensi penggunaan listrik
dibahas sebelumnya, ada berbagai macam keluaran bukan produk atau limbah dari
setiap prosesnya. Limbah yang dihasilkan pada proses produksi kawat las antara lain
51
sisa bubuk pengelasan yang terbawa di mesin produksi dan di air bekas pencucian
mixer, kawat inti yang bengkok, produk jadi kawat las yang mengalami kecacatan
Sumber limbah cair produksi kawat las berasal dari proses pencucian mixer
serta pekerja di bagian produksi kawat las yang mencuci tangan dengan sabun cuci.
Sedangkan limbah padat berasal dari serpihan bubuk pengelasan yang digunakan
sebagai pelapis kawat inti. Serpihan ini diperkirakan dapat mencemari udara
meskipun sisa pemakaiannya dapat digunakan kembali untuk proses produksi selama
belum menjadi kawat las yang dimasukkan di ruang pengeringan. Pencemaran udara
juga diduga berasal dari saluran pembuangan asap di oven yang digunakan untuk
yang signifikan terhadap hewan dan tumbuhan yang hidup di sekitarnya akibat
limbah produksi kawat las. Uap air yang keluar dari sluran udara juga tidak terlalu
kualitas air akibat proses pencucian mixer. Perubahan tersebut terlihat dari perbedaan
kekeruhan air seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Air yang keluar dari kolam
kawat las adalah gangguan pernafasan serta iritasi saluran pernafasan dan bagian
52
tubuh lainnya. Penyakit tersebut dapat timbul akibat terhirupnya bubuk pengelasan
dari proses produksi kawat las. Dalam proses produksi pembuatan kawat las, para
pekerja sangat rentan terkena paparan debu yang berasal dari bubuk pengelasan. Saat
pekerja lainnya tidak menggunakan masker sehingga debu yang beterbangan dapat
terhirup.
53
4.3 Produksi Perunggu (Bronze)
setelahnya terbagi lagi menjadi tiga jenis proses pencetakan seperti sentrifuge,
continuous dan sandcasting. Pada saat observasi tanggal 28 Februari 2014, proses
pencetakan yang digunakan adalah continuous. Berikut ini bagan alir proses
produksi perunggu.
54
Proses produksi perunggu membutuhkan bahan baku dan bahan penolong.
Bahan bakunya antara lain ingot, blok, scrap dan gram. Ingot merupakan bahan baku
merupakan perunggu yang berasal dari sisa produksi sebelumnya. Scrap adalah
perunggu yang berasal dari produksi sebelumnya namun bentuknya tidak sempurna.
pembubutan sebelumnya.
Bahan penolong yang digunakan antara lain: Timah hitam (Pb), timah putih
(Sn), tembaga (Cu), alumunium (Al), flux, degasser, triset, morchem, ceramic fiber,
LPG, LNG, arang, grafit, kawat las, pasir silika, resin, shamout dan mortar.
a. Peleburan (melting)
Bahan baku yang terdiri atas: tembaga (Cu), timah (Sn), seng (Zn),
timbal (Pb), alumunium (Al) dan nikel (Ni). Perunggu yang akan dilebur
dibuat sesuai permintaan dan tingkatan (grade) nya. Setiap grade terdiri atas
produk yang dihasilkan adalah LG-2 (BA 850). Bahan baku yang digunakan
saat itu adalah ingot dengan berat 1338,5 kg dan gram seberat 90 kg. Jadi
total bahan baku yang digunakan sebesar 1478,5 kg. Sedangkan berat total
55
produk yang dipesan sebesar 990 kg. Berikut ini tabel jenis perunggu
berdasarkan grade-nya.
baku dimasukkan dan dipanaskan selama 3 jam dengan suhu tungku 2000°C
56
Gambar 4.3.1.1 Tungku Peleburan (Melting Furnace)
57
Gambar 4.3.1.2 Pemeriksaan Sampel Dengan Spektrometer
standar sesuai grade yang diinginkan. Jika sampel tersebut terindikasi tidak
Perunggu cair dari dalam tungku siap diproses ke tahap selanjutnya. Pada
sampel dari produk LG-2 yang diproduksi saat observasi, setelah diperiksa
memiliki kekuatan dan daya tahan yang lama. Semakin rendah kadar Zn,
58
Sebelum dituang, ladle atau wadah untuk memindahkan cairan
terlebih dahulu dipanaskan selama 15 menit pada suhu 200°C agar cairan
logam tidak lengket dengan ladle saat dituang. Ladle dipanaskan dengan cara
59
Gambar 4.3.1.4 Penuangan Logam Cair Dari Tungku
barang yang dipesan. Pada saat observasi, teknik pencetakan yang digunakan
60
c. Pencetakan Kontinyu (Continuous Casting)
tungku penahan (holding furnace) yang berfungsi menahan suhu cairan agar
logam dengan dimensi yang sesuai dengan permintaan. Dies tersebut terbuat
dari grafit.
61
Gambar 4.3.1.6 Penuangan Cairan Kedalam Holding Furnace.
Setelah cairan siap dituang, dipasang starter bar yang berfungsi untuk
menarik produk awal ketika keluar dari holding furnace. Penuangan cairan
produknya.
62
waktu penarikan karena dipengaruhi oleh ukuran produk. Berikut ini tabel
63
Diameter (Inch) Drawing Holding Time (detik) %V
6x2 1000 – 5500 17 – 21 20/30 – 30/30
6x2½ 1000 – 5500 15 – 19 20/30 – 30/30
6x3 1000 – 5500 14 – 18 20/30 – 30/30
6x4 1000 – 5500 13 – 17 20/30 – 30/30
6 ½ solid 1000 – 6500 21 – 26 20/30 – 30/30
7 solid 1000 – 6500 24 – 28 20/30 – 30/30
7x3 1000 – 5500 18 – 22 20/30 – 30/30
7x4 1000 – 5500 16 – 20 20/30 – 30/30
7x5 1000 – 5500 10 – 15 20/30 – 30/30
7 ½ solid 1000 – 6500 26 – 30 20/30 – 30/30
8 solid 1000 – 6500 28 – 33 20/30 – 30/30
8x3 1000 – 5500 23 – 27 20/30 – 30/30
8x4 1000 – 5500 20 – 24 20/30 – 30/30
8x5 1000 – 5500 17 – 21 20/30 – 30/30
Sumber: data PT. Tira Austenite, Februari 2014.
Keterangan:
produk yang keluar dari holding furnace terdapat cacat atau tidak. Cacat yang
dialami semisal permukaan yang tidak mulus atau bentuknya berbeda dari
yang diharapkan. Jika terjadi cacat produk, bagian yang cacat dipotong
dengan mesin gerinda, lalu disimpan atau dipergunakan kembali untuk bahan
64
Setelah proses penarikan selesai, produk lalu dipotong dengan
65
Gambar 4.3.1.9 Pendinginan Produk Dengan Air
serpihan yang dihasilkan ketika suatu produk perunggu sedang dalam proses
66
Gambar 4.3.1.10 Pengurangan Diamater Produk Dengan Mesin Bubut
Pada tahap ini karena proses penyesuaian bentuk produk, maka ada
bahan baku yang tersisa. Bahan baku yang tersisa saat observasi proses ini
sebesar 319 kg. Sedangkan bahan yang hilang atau losses merupakan bahan
baku yang hilang karena proses pemanasan di tungku karena penguapan atau
Pada saat observasi, berat bahan baku yang hilang sebesar 169,5 kg.
Berat bahan baku = Berat akhir produk jadi + sisa hasil produksi + bahan
yang hilang
67
e. Pemeriksaan Kualitas Tahap-2 (Quality Control)
memastikan apakah ukuran produk sudah sesuai standar. Ada tiga macam
produk yang dihasilkan pada saat observasi. Berikut ini hasil pemeriksaan
• Standar: Ø 4 ½” x 2 ½” x 3000 mm
• Standar: Ø 3 ¼” x 2” x 1600 mm
• Aktual: Ø 3 ½” x 2” x 1600 mm
• Standar: Ø 3” x 1” x 1700 mm
• Aktual: Ø 3” x 1” x 1700 mm
memiliki toleransi sebesar ± 2mm dari ukuran standarnya. Jika lebih dari itu,
produk tersebut ditolak. Produk yang cacat tersebut bisa dipotong dan
disimpan untuk produksi berikutnya atau dilebur ulang jika terdapat cacat
yang parah.
68
f. Barang Jadi
tertentu. Produk perunggu yang dikemas tertentu hanya produk sand casting.
Produk dari sand casting dikemas dalam kotak-kotak kayu karena bentuknya
yang lebih besar dan memiliki bentuk tertentu yang dikhawatirkan dapat
69
4.3.2 Identifikasi Adanya Inefisiensi pada Proses Produksi Perunggu
Hilang: 169,5 kg
Sampel, listrik, Pemeriksaan Hasil
alkohol, gas argon kualitas
pemeriksaan
tahap I
1309 kg
Barang jadi
70
Berdasarkan data perusahaan, dalam setiap proses perhitungan ekonomi
dalam produksi kawat las terdiri atas dua bagian yaitu perhitungan ekonomi saat
proses pembuatan produk (As Cast) dan perhitungan ekonomi saat proses finishing
hingga produk jadi (finished goods). Saat proses pembuatan produk, bagian-bagian
yang diidentifikasi antara lain bahan baku, bahan bantu, sisa hasil produksi dan
bahan yang hilang atau terbuang (losses). Sedangkan identifikasi pada tahap finished
goods meliputi jumlah gram, scrap atau blok yang merupakan sisa produk akibat
proses penyesuaian bentuk serta bahan yang terbuang. Berikut ini analisis rata-rata
Total Charging merupakan jumlah dari seluruh bahan baku yang tersedia.
Dalam satu bulan kurang lebih sekitar 13.399 kg bahan baku yang tersedia di bagian
Residual atau bisa didefinisikan sebagai bahan baku yang terbuang tetapi
masih dapat dimanfaatkan kembali (sisa bahan) untuk proses produksi (reuse).
Dalam satu bulan kurang lebih sekitar 3.738 kg bahan yang digunakan kembali
dengan presentase sebesar 27,9% dari total charging dengan nilai Rp 222.125.746 ,-.
Used material atau bahan baku yang diproses menjadi barang jadi. Dalam
satu bulan kurang lebih sekitar 9.661 kg bahan baku yang menjadi barang jadi.
Dengan presentase sebesar 72,1% dari total charging dengan nilai Rp 1.036.271.716
,-.
71
Losses adalah kerugian akibat kehilangan bahan baku saat proses produksi
karena penguapan saat dilebur dalam tungku atau sisa produksi yang hilang karena
penyusutan. Dalam satu bulan kurang lebih sekitar 857 kg bahan yang terbuang
dengan presentase sebesar 6,4% dari total charging dengan nilai Rp 64.360.362 ,-.
Dalam satu bulan kurang lebih sekitar 8.804 kg perunggu yang diproduksi dengan
presentase sebesar 65,7% dari total charging dengan nilai Rp 1.196.333.210 ,-.
4R-nya dari data residual, proses penggunaan kembali bahan baku dapat menghemat
sekitar 27,9% dari total charging setiap bulannya, dengan kata lain secara ekonomi
dapat menghemat Rp 222.125.746 ,-. Di sisi lain, dengan kehilangan bahan baku
sebesar 857 kg yang terbilang besar dari segi kuantitas tetapi kecil dari segi
empat komposisi kimia terbesar dalam produk perunggu seperti Cu, Sn, Zn dan Pb
yang kemungkinan menguap ke udara saat proses peleburan yang berdampak pada
72
Dikarenakan dalam data tersebut saling beririsan, berikut ini diagram
perbandingannya:
6,40%
27,89%
Total Produksi
65,71% Residual
Losses
memiliki presentase yang terbilang kecil (6,4%) tetapi besar dari segi nominal (Rp
,-, merupakan besarnya kuantitas bahan yang dapat digunakan kembali. Apabila
73
Tabel 4.3.2.1 Penerapan Prinsip 3R Berdasarkan Tahapan Produksi
Perunggu
penggunaan enrgi. Bagian foundry menggunakan dua macam energi, yaitu listrik dan
gas alam cair. Pemakaian tenaga listrik berikut ini dilihat dari pemakaian rata-rata
dalam satu bulan. Dalam hal ini dilihat dari penggunaan listrik pada jam kerja pukul
08.00 – 17.00 yang termasuk dalam kategori LWBP. Besar rata-rata pemakaian
listrik di bagian foundry dalam satu bulan sebesar 714 Kwh. Besarnya angka
74
pemakaian listrik di bagian foundry berasal dari area kantor serta penggunaan lampu,
crane, mesin bubut dan mesin las yang berlangsung setiap hari kerja.
Proses produksi di bagian foundry menggunakan gas alam cair (LNG) untuk
memanaskan tungku peleburan. Gas tersebut diperoleh dari Perusahaan Gas Negara
(PGN) dengan Penggunaan gas rata-rata dalam sebulan berdasarkan data PT. Tira
Austenite tahun 2013, sebesar 71.417 m3. Total penggunaan gas tersebut
diperhitungkan dari selisih penggunaan awal dan akhir serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti tekanan yang masuk, tekanan yang keluar dan suhu.
produksi beberapa tahun sebelumnya yang menggunakan solar juga lebih ekonomis
(batubara yang telah dikonversi). Nilai kalori solar atau minyak diesel sebesar
10.800 kkal/kg (UNEP, 2006), nilai kalori LNG sebesar 12.097 kkal/kg (Syukran,
2007) dan kokas sebesar 7.567 kkal/kg (ESDM, 2014) dapat diartikan bahwa nilai
kalori pada LNG yang lebih besar daripada solar menjadikan penggunaan LNG lebih
ekonomis. Keuntungan lain penggunaan LNG adalah lebih ramah lingkungan karena
mampu mengurangi emisi sekitar 85% serta dapat disimpan dalam tekanan rendah (1
Selain analisis inefisiensi selama proses produksi dan penggunaan energi, ada
inefisiensi yang sering terjadi setiap proses produksi adalah cacat pada produk.
75
Kecacatan yang terjadi dilihat keparahannya. Jika kecacatan yang ditemukan sedikit,
masih bisa ditangani dengan cara proses pembubutan (machining). Namun jika
kecacatan yang ditemukan cukup besar, maka proses peleburan harus diulang
kecacatan tersebut antara lain: bahan baku, serta manusia sebagai operator.
kondisi serta komposisinya. Bahan baku yang berasal dari pengepul dalam bentuk
argon yang dicampurkan selama proses peleburan yang berfungsi untuk memisahkan
kotoran dengan perunggu cair. Penggunaan gas argon sebagai pemisah zat pengotor
belum pernah dilakukan perusahaan karena selama ini hanya cukup menggunakan
degasser.
Pernah ada operator yang tidak mengikuti SOP tetapi selalu mengatakan bahwa
sudah bekerja sesuai SOP. Setelah dilihat berdasarkan data laporan harian casting,
76
4.3.3 Hal Lainnya Terkait Produksi Perunggu
bukan produk atau limbah. Keluaran bukan produk ini berpotensi mencemari
lingkungan ketika dibuang keluar. Dalam hal ini ada limbah yang diperkirakan
yang diperkirakan berpotensi mencemari lingkungan berasal dari air yang berfungsi
sebagai pendingin perunggu yang baru dicetak, gas yang dihasilkan dari penguapan
perunggu ketika dileburkan di tungku dan slag atau hasil samping berupa kotoran
Dari berbagai limbah yang dihasilkan, air yang digunakan untuk pendinginan
produk dan gas dari proses peleburan dibuang ke lingkungan kecuali slag. Slag ini
perusahaan, sama halnya seperti proses pembuatan kawat las. Proses produksi
perunggu tidak terlihat mempengaruhi flora dan fauna yang hidup di sekitarnya.
Dalam proses produks perunggu, para pekerja sangat rentan terkena berbagai
bahaya fisik dan kimia. Bahaya fisik yang sering terjadi adalah suhu ekstrim, getaran
dan kebisingan. Sedangkan bahaya kimia yang sangat mungkin terjadi adalah
terhirupnya berbagai logam yang menguap dalam bentuk gas pada saat proses
peleburan ke dalam tubuh. Risiko kesehatan yang mungkin terjadi adalah bahaya
fisik seperti suhu ekstrim, getaran dan kebisingan. Sehingga penyakit yang mungkin
timbul antara lain: luka bakar, tremor, serta gangguan pendengaran. Hal tersebut
77
dikarenakan pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri standar. Bahaya
kimia yang terjadi adalah paparan Cu, Sn, Pb dan Zn dalam bentuk gas saat
peleburan. Dampak kesehatan yang mungkin dialami secara umum adalah iritasi
kulit dan saluran pernafasan serta kanker (pada paparan Pb) (Science Lab, 2013).
78
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. PT. Tira Austenite Tbk merupakan perusahaan swasta yang memiliki dua
Strategic Business Unit (SBU), yaitu : SBU Industrial Products dan SBU
macam jenis Baja, Bronze, Mesin Las dan Mesin Potong. Selain itu di dalam
SBU Industrial Products juga terdapat divisi khusus yang disebut Divisi
Manufacturing, dimana dalam divisi ini PT. Tira Austenite Tbk memproduksi
2. Proses produksi kawat las di PT. Tira Austenite dalam penerapan prinsip
dan Reuse.
a. Ketika pencucian mixer pada proses produksi kawat las, hanya digunakan
air serta sikat. Sabun hanya digunakan ketika ada pekerja yang mencuci
79
a. Reduce, Penggunaan bahan bakar untuk melting furnace dan holding
furnace yang saat ini menggunakan gas LNG yang lebih ramah
solar.
b. Reuse, yaitu peleburan kembali sisa bahan baku dan bahan yang cacat
c. Recycle yaitu melebur bahan baku yang diperoleh dari perusahaan yang
a. Proses produksi kawat las: adanya bahan yang hilang dan cacat (losses)
pengotor pada bahan baku serta kesalahan operator yang bekerja tidak
sesuai SOP.
80
5.2 Saran
proses produksi kawat las dan perunggu agar apa yang dikerjakan sesuai dengan
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi kawat las maupun perunggu harus
ketiga.
81
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.batan.go.id/ensiklopedi/01/01/02/01/01-01-02-01.html).
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7206-2703100021-bab2.pdf).
migas/5896-pertamina-rintis-pemanfaatan-lng-untuk-transportasi-dan-rumah-
tangga.html).
(http://www.tekmira.esdm.go.id/HasilLitbang/?p=844).
82
______________. 2002. Kebijaksanaan Produksi Bersih di Indonesia. Diakses tanggal
produksi-bersih-di-indonesia/).
(http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20907%20
ttg%20Syarat-
syarat%20Dan%20Pengawasan%20Kualitas%20Air%20minum.pdf).
Cair Bagi Kegiatan Industri (golongan baku mutu limbah cair II). Diakses
______________. 2009. Material Safety Data Sheet. Diakses tanggal 3 Maret 2014
(http://www.messerwelding.com/MSDS%20PDF/MG%20MSDS%202009/700
%20series%20SMAW%20MG%20msds%206-09.pdf).
______________. 2013. Material Safety Data Sheet Copper MSDS. Diakses pada
(http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923549)
83
______________. 2013. Material Safety Data Sheet Lead MSDS. Diakses pada tanggal
(http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927204).
______________. 2013. Material Safety Data Sheet Tin MSDS. Diakses pada tanggal
(http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925265).
______________. 2013. Material Safety Data Sheet Zinc Metal MSDS. Diakses pada
(http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925476).
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Diakses tanggal 7 Maret 2014
dari (http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sda/PP82-2001PengelolaanKualitasAir.pdf).
Utama.
Berkel. 2009. Industrial And Urban Symbiosis In Japan: Analysis Of The Eco-Town
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301479708003307).
84
Damayanti, Alia. dkk. 2004. Analisis Resiko Lingkungan Dari Pengolahan Limbah
Pabrik Tahu dengan Kayu Apu. Jurnal Purifikasi, Vol.5, No.4, Oktober 2004.
(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/bse.496/abstract).
Griffin, Ricky. 2004. Manajemen, edisi VII jilid ke-1. Jakarta: Erlangga.
Gunawan, Yuli. 2006. Peluang Penerapan Produksi Bersih pada Sistem Pengolahan Air
Limbah Domestic Waste Water Treatment Plant #48, Studi Kasus di PT. Badak
Ireng, Sigit Armanto. 2010. Determinan Perilaku Pekerja Dalam Pemakaian APD
Jenie, Betty Sri Laksmi dan Winiati Pudji Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri
Kartini, Wahyu. 2009. Pengaruh Copper Slag Sebagai Cementitious Terhadap Kuat
Tekan Beton. Jurnal Teknik Sipil. Vol-6, No. 1 (2009). Diakses tanggal 20 Maret
(http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/jts/article/view/17105/17087).
85
Nakata, Toshihiko. 2003. Energy Modeling of Cleaner Vehicles for Reducing CO2
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652602000616).
Nugraha, Winardi Dwi dan Ina Susanti. 2006. Studi Penerapan Produksi Bersih (Studi
Kasus Pada Perusahaan Pulp and Paper Serang. Jurnal PRESIPITASI, Vol. 1
Nurdalia, Ida. 2006. Kajian dan Analisis Peluang Penerapan Produksi Bersih pada
Usaha Kecil Batik Cap (Studi kasus pada tiga usaha industri kecil batik cap di
Oktoby, D. W., Gills, H.P., Nachtrieb, N. W., (2003). Prinsip-prinsip Kimia Modern.
(http://www.unep.org/resourceefficiency/Business/CleanerSaferProduction/Reso
urceEfficientCleanerProduction/tabid/102615/Default.aspx)\
UNEP (United Nations Environment Program). 2006. Fuels and Combustions. Diakses
(http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-
%20Fuels%20and%20combustion%20(Bahasa%20Indonesia).pdf)
86
Paran’ko, dkk. 1992. Higienic Evaluation of Working Conditions in Present-Day
(http://dev.europepmc.org/abstract/MED/1427158/reload=2;jsessionid=ZCKISx
weYz5aNYXkJWKo.0).
Saputra, Trisma Jaya. 2004. Elektroda Untuk Pengelasan Baja Lunak. Jurnal Penelitian
Inovasi. Vol. 22, No. 2, 15 September 2004 (Tahun ke 11) : 31-40. Magelang:
Fakultas Teknik Universitas Tidar. Diakses tanggal 11 Maret 2014 pukul 9.49
dari (http://118.97.13.60/~utmac/jurnal/index.php/jpi/article/download/276/273).
Sari, Ardina Yullynta. 2009. Pemantauan Kebisingan dan Efektifitas Pengendalian yang
Ada di Dapur Peleburan Baja Slab Steel Plant II (SSP II) PT Krakatau Steel
Maret.
Sugita, I Ketut Gede, dkk. 2010. Efek Dendrite Arm Spacing terhadap Sifat Mekanis
Paduan Perunggu Cu-20%Sn. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra Vol. 4 No. 2.
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/download/2340/1545).
Syukran. 2007. Studi Konversi Bahan Bakar MFO ke Gas Alam pada PLTU Unit 2
Tambak Lorok Semarang. Tesis. Diakses tanggal 18 Mei 2014 pukul 17.22 dari
87
(http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-
syukrannim-32189).
%20PENGARUH%20TEGANGAN%20SISA%20TERHADAP.pdf).
Widagdo, Mikha Andriani. dkk. 2013. Studi Terapan Konsep Metabolisme dan
Simbiosis pada Bangunan Karya Kisho Kurokawa. Jurnal Intra Vol. 1, No. 2, 1-
11. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Diakses tanggal 11 Maret 2014 pukul
interior/article/download/1568/1417).
88
E srNrrsrGloup
PT WID'A]AIUNGGAL SEJAHTERA
No :01/HRD-ADM/)il2013
Hal : SuratJawabandanatautanggrym SuratProposalMagangdi SintesaGroup
untukPelakqanaan Praktekke{a lapangan
MahasiswaseryelFrVII Progam StudiKesehatanMasyarakat
Dari FakultasKedokterandm Ilmu Kesehatan
UniversitasIslamNegeri SyarifHidayatullahJakarta
KepadaYth,
DenganHormat,
1. NamaMahasiswa MisyakaNadrizatulHaq
NIM I 110101000020
Materi ManagementPengolahan LimbahGasBuangdi SintesaGroup
TanggalpelaksamanPKL Januari- Februari2014
Lokasi PT. Tira AusteniteTbk.
Jl PuloAyang Kav R-l KawasanIndustriPulqadung, Jakarta
Jakarta,20 November2014
Atas namaManagement
SEJAHTEIIA
Arbono Lasnahadi
VP HumanResources
No :03/HRD-ADM/XV2OI3
Hal : Swat P€ngantarPelaksanaan Praktekkerjalapmgan
Mahasiswasemester VII prcgramstudikesehatannasyarakat
FakultasIGdoktorandan Ilnu Kesehatan
Universitash$pi'Negeri Syarif HidayahrllahJakarta
'KepadaYth,
DonganHorma!
Dergan ini kami dri PT. Widjajatunggal Sejahtsra- Sintesa Grorp memberikatrsurat penganttr
PelaksanaanPraktekKerja Lapangaldi salahsatuunit bisnisSintesaGroupyaitu PT.TiraAustenit€Tbk,
kepadaMahasiswaSemesterVII ProgramStudi Kerhatan MasyarakatFakultasKodokterandan Ihnu
IGsehatanUnive$itasIslamNegeri SyarifHidayahrllahJakartadenganketerangansebagaiberikut :
Jakarta,20 November2014
Atas namaManagement,
JAHTERA
Arbono Lasnahadi
VP Humm Resources
MenaraDutaBuilding,3d Floor
Jl. H.R.RasunaSaidKav.B-9
Jakarta12910.Indonesia
phone+62215225080
+6221 522 5090
la'<+6221 5229572
wwwsintesagroup.com