You are on page 1of 11

MAKALAH KELOMPOK 5

KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
1. Anggun Erlin K 1602004
2. Dina Sophia 1602015
3. Indri Yekholya 1602025
4. Junivka Jelita 1602028
5. Lidyana P. 1602032
6. Niardianty H 1602040
7. Petra Ardianta 1602045
8. Renita Yastuti 1602047
9. Shintia Christ D 1602050
10. Yeftinariza S 1202154

STIKES BETHESDA YAKKUM


YOGYAKARTA
2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yesus yang telah memberi
berkat dan karunia-Nya sehingga makalah “Keluarga dengan Anak Usia Sekolah”
ini dapat selesai dengan baik. Makalah ini dibuat sebagai syarat tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Kami harap makalah ini dapat berguna bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, 17 Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………. ...... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keluarga Anak Usia Sekolah ..............................................2
B. Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah .............................................2
C. Peer Group Dalam Kegiatan Anak Usia Sekolah..............................4
D. Manfaat Peer Group ..........................................................................5
E. Tugas Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah ..................................6
BAB IV PENUTUP
A. kesimpulan ........................................................................................7
B. saran .................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini masalah kesehatan menjadi perhatian sejak terjadi
modernisasi di biang kesehatan. Perlu di ingat kemajuan teknologi seperti
apapun belum tentu menjamin adanya pengurangan masalah kesehatan. Pokok
dari pencegahan, penanggulangan sampai dengan rehabilitasi di titik beratkan
pada pasien dan lingkunganya. Lingkungan terdekat dan paling efisien adalah
keluarga, sehingga perlu adanya pengkajian lebih tentang kesehatan keluarga.
Sebagai salahsatu pilar kesehatan perawat perlu ambil peran terhadap
perawatan kesehatan keluarga. Upaya perawatan keluarga di mulai dari tingkat
terkecil yaitu tingkat individu. Memahami tiap-tiapnya butu pengetahuan dan
tindakan ekstra mengingat tiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi
masing. Salah satunya pokok kajian perawat dalam kluarga adalah anak yang
perlu di pahami sebagai pribadi dengan berbagai karakter dan koping individu
yang terkait dengan usianya. Macam karakter yang terdapat di anak sangat
beragam antara lain anak dengan usia sekolah. Pemahaman akan memahami
karakter serta tumbuh kembang anak diharapkan mampu bertindak dengan
efektif dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari keluarga dengan anak sekolah?
2. Bagaimana tugas keluarga dengan anak usia sekolah?
3. Bagaimana ciri-ciri keluarga dengan anak usia sekolah?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia
sekolah.
2. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga dengan anak usia sekolah serta
perkembangan yang terjadi pada keluarga dengan anak usia sekolah.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KELUARGA ANAK USIA PRASEKOLAH


Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas
tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus,
baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.

Sedangkan anak usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada
dalam rentang usia 6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain
keluarga (Supraptini, 2004). Periode usia sekolah dibagi menjadi tiga tahapan umur
yaitu tahap awal 6-7 tahun, tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra remaja 10-12 tahun
(DeLaune & Ladner, 2002; Potter & Perry, 2005. Anak usia sekolah menurut
Erikson dalam Wong (2009) berada dalam fase industri. Anak mulai mengarahkan
energi untuk meningkatkan pengetahuan dari kemampuan yang ada (Santrock,
2008). Dalam fase ini, perkembangan anak membutuhkan peningkatan pemisahan
dari orang tua dan kemampuan menemukan penerimaan dalam kelompok yang
sebaya serta berperan dalam merundingkan masalah dan tantangan yang berasla
dari dunia luar (Nursalam, 2005).

.
B. TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRASEKOLAH
Dalam tahap perkembangan anak di usia sekolah, anak lebih banyak
mengembangkan kemampuannya dalam interaksi soisal, belajar tentang nilai moral
dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk mengambil bagian peran
dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga mulai muncul dalam
tahap ini seperti perkembangan konsep diri, keterampilan serta belajar untuk
menghargai lingkungan sekitarnya (Hidayat, 2005). Terdapat tiga tahapan
perkembangan anak usia sekolah menurut teori tumbuh kembang, yaitu:

1. Perkembangan Kognitif (Piaget)


Dilihat dari sisi kognitif, perkembangan anak usia sekolah berada pada tahap
konkret dengan perkembangan kemampuan anak yang sudah mulai memandang

2
secara realistis terhadap dunianya dan mempunyai anggapan yang sama dengan
orang lain. Anak usia sekolah mulai dapat mengetahui tujuan rasional tentang
kejadian dan mengelompokkan objek dalam situasi dan tempat yang berbeda.
Pada periode ini, anak mulai mampu mengelompokkan, menghitung,
mengurutkan, dan mengatur bukti-bukti dalam penyelesaian masalah. Anak
menyelesaikan masalah secara nyata dan urut dari apa yang dirasakan. Sifat
pikiran anak usia sekolah berada dalam tahap reversibilitas, yaitu anak mulai
memandang sesutau dari arah sebaliknya atau dapat disebut anak memiliki dua
pandangan terhadap sesuatu. Perkembangan kognitif anak usia sekolah
memperlihatkan anak lebih bersifat logis dan dapat menyelesaikan masalah
secara konkret. Kemampuan kognitif pada anak terus berkembang sampai
remaja (Hurlock, 2004)
2. Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Pada perkembangan ini, anak usia sekolah berada pada fase laten dimana
perkembangannya ditunjukkan melalui kepuasan anak terhadap diri sendiri yang
mulai terintegrasi dan anak sudah masuk pada masa pubertas. Anak juga mulai
berhadapan dengan tuntutan sosial seperti memulai sebuah hubungan dalam
kelompok. Anak mulai menggunakan energi untuk melakukan aktifitas fisik dan
intelektual bersama kelompok sosial dan dengan teman sebayanya, terutama
dengan yang berjenis kelamin sama (Hockenberry & Wilson, 2007; Wong, 2009)
3. Perkembangan Psikososial
Pada perkembangan ini, anak berada dalam tahapan rajin dan akan selalu
berusaha mencapai sesuatu yang diinginkan terutama apabila hal tersebut
bernilai sosial atau bermanfaat bagi kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh
adanya keinginan anak untuk mengambil setiap peran yang ada di lingkungan
sosial terutama dalam kelompok sebayanya.
Keberhasilan anak dalam pencapaian setiap hal yang mereka lakukan akan
meningkatkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri anak. Pengakuan teman
sebaya terhadap keterlibatan anak di kelompoknya akan memberikan dukungan
positif pada anak usia sekolah. Anak dalam tahap konvensional, mulai
memahami bagaimana harus memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang
ingin diterima oleh mereka dari orang lain (Muscari, 2005; Wong, 2009).

3
C. PEER GROUP DALAM KEGIATAN ANAK USIA SEKOLAH
Peer group atau kelompok teman sebaya merupakan suatu bentuk hubungan
sosial yang dibangun dan bersumber dari teman sebaya, mereka akan menawarkan
dan memberikan bantuan kepada teman lainnya ketika teman sebayanya tersebut
mengalami kesulitan (Kunjoro, 2002).
Hubungan yang positif dengan teman merupakan hal yang penting pada anak
usia sekolah (Santrock, 2008). Teman dekat merupakan sumber dukungan sosial
karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama mengalami suatu
permasalahan, dimana dukungan tersebut bertujuan memberikan motivasi atau
menimbulkan minat dalam diri seseorang ketika melakukan kegiatan (Widiastuti,
2004). Menurut Crandel (2009) dukungan teman sebaya atau peer group memiliki
berbagai macam fungsi yaitu:
1. Peer group berperan dalam menyediakan tempat untuk anak dalam melatih
kemandirian dan kebebasan dari kendali orang dewasa, maka kelompok
teman sebaya yang akan berperan dalam pembentukan kemandirian anak
dalam menghadapi masalah di lingkungan sekitarnya.

2. Peer group dapat difungsikan sebagai sarana untuk saling bertukar


pengetahuan informasi, cerita, pengalaman, permainan, dan rahasia. Sesuai
dengan tahap perkembangan psikoseksualnya, anak usia sekolah akan lebih
tertarik untuk berbagi informasi dengan teman sebaya terutama dengan jenis
kelamin yang sama.

3. Peer group dapat berfungsi dalam memberikan anak pengalaman dalam


berhubungan dengan usia yang sama dan orang lain, dimana anak akan mulai
melihat masalah dari sudut pandang teman sebayanya dan akan
membandingkan dengan pengalaman yang dimilikinya.

4. Peer group akan berperan sebagai kelompok yang tidak memandang


perbedaan pada anak, sehingga anak akan lebih bisa mengekspresikan
perasaan dan masalah yang dihadapi untuk kemudian akan dicari solusinya
bersama teman sebayanya

4
D. MANFAAT PEER GROUP
Pendidikan sebaya dipandang sangat efektif dalam pemberian KIE karena
penjelasan yang diberikan oleh teman sebayanya sendiri akan lebih mudah
dipahami. Pendidikan sebaya biasanya digunakan untuk mengubah perilaku
individu dengan cara memodifikasi pengetahuan, sikap, atau perilaku seseorang
serta dapat mempengaruhi perubahan di tingkat kelompok atau masyarakat dengan
memodifikasi norma-norma. Menurut Lakey & Cohen (2003) pendidik sebaya atau
peer group tutorial dapat mempengaruhi seseorang dari tiga aspek, yaitu aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Sebagai berikut :
1. Aspek Kognitif
Dukungan dari lingkungan teman sebaya akan mempengaruhi pola berpikir
dari seseorang. Informasi, pengetahuan dan pengalaman dari teman sebaya akan
membuat seseorang melihat suatu masalah dari dua sudut pandang. Peer tutorial
dilakukan dengan mencoba mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan
seseorang. Aktivitas pendidikan ini juga disebut dengan aktivitas komunikasi,
informasi dan edukasi yang berperanan besar dalam upaya sosialisasi dan
memberikan pengetahuan dasar.
2. Aspek Afektif
Dukungan informasi yang datang dari orang yang dianggap berpengaruh
oleh seseorang akan membuat seseorang merasa lebih nyaman. Dari segi
emosional, seseorang yang mendapat dukungan dari teman sebaya akan merasa
dihargai, dicintai dan rasa saling memiliki karena dalam kelompok sebaya, pada
masing-masing anggotanya akan terjalin hubungan pribadi yang erat sehingga
akan lebih terbuka kepada teman sebayanya tentang masalah yang dihadapinya.
3. Aspek Psikomotor
Setelah dukungan dari teman sebaya dapat memberi manfaat pada aspek
kognitif dan afektif, maka akan berpengaruh pula terhadap perilaku atau
psikomotor dari individu. Dukungan informasi dari teman sebaya akan
membantu seseorang dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam
pemecahan suatu masalah yang dihadapinya.

5
E. TUGAS TUMBUH KEMBANG ANAK USIA SEKOLAH
Pada masa ini anak memasuki masa belajar didalam sekolah maupun diluar
lingkungan sekolah. Anak belajar disekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan
rumah yang harus mendukng hasil belajar disekolah. Aspek perilaku banyak
dibentuk melalui penguatan (reinforcement) secara verbal, keteladanan, dan
identifikasi. Anak usia harus belajar menjalani tugas perkembanganya yaitu :
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan
2. Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri
3. Mengembangkan keterampilan membaca, menulis dan berhitung
4. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial nya
5. Belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman seusianya
6. Memperoleh kebebasan pribadi

6
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anak merupakan bentukan dari kertas putih yang putih bersih. Keberadaan
stimulus dan pola didik kluarga mempengaruhi tumbuh dan kembang anak. Pada
masa anak usia sekolah lambat perkembangan dan pertumbuhanya di bandingkan
dengan sat prasekolah.
Pada pertumbuhan hanya sebatas bertambah tinggi dan besar masa selnya
dengan waktu yang melambat setelah mencapai 15 tahun keatas. Pertumbuhan
yang khas adalah tanda - tanda seks sekunder dan kematangan sel reproduksi.
Untuk perkembangan nya lebih kepada pencarian jati diri dan mulai mengenali
pasangan lawan jenis. Adanya ketertarikan dan mulai mengeksplorasi pikiranya
untuk berfikir kirtis dan menggunakan perasaan pada waktu yang sama.
Pemahaman akan arti kesehatan dan penjagaan diri dari resiko penurunan
status kesehatan pada masa anak prasekolah dominan di tangan orangtua / wali dan
ligkungan bermain anak. Perlu ekstra hati - hati dalam penjagaan tetapi tidak terlalu
overprotektif sehingga anak dapat tumbuh kembang sesuai masanya tanpa di
hambat oleh peraturan keluarga.

B. SARAN
Disarankan sebagai calon perawat wajib memahami akan keluarga
sebagai sasaran intervensi keperawatan dan mengenali permasalahan yang ada
sesuai dengan tumbuh kembang anak prasekolah dalam kluarga pasien.

7
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:


Sagung Seto.
Muscary, M.E., 1996, Pediatric Nursing , Lippincot, Philadelphia.
Soetjiningsih, 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Supartini, Y., 2004, Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta

You might also like