Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang Dibina
Oleh Ibu Dr. Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si
B. Tujuan
Untuk mempelajari sifat antagonisme antara kapang dengan bakteri.
C. Dasar Teori
Pada suatu lingkungan yang kompleks dimana terdapat berbagai macam organisme.
Aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh terhadap lingkungannya.
Mikroorganisme seperti halnya organisme lain yang berada dalam lingkungan yang kompleks
tidak lepas dari interaksi satu dengan yang lain beserta pengaruh faktor biotik dan faktor
biotik. Sedikit sekali suatu mikroorganisme yang hidup di alam mampu hidup secara
individual. Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan sesama mikroorganisme,
hewan ataupun dengan tumbuhan. Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi yang
spesifik yang dikenal dengan simbiosis.
Interaksi mikrobial (interaksi antar mikroba) terbagi menjadi interaksi simbiotik dan
non-simbiotik. Dikatakan simbiotik apabila spesies yang satu dengan yang lain saling
berkaitan dan membutuhkan. Dalam asosiasi ini, hubungan antar mikroba terbagi menjadi
hubungan mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Sementara asosiasi non-simbiotik
terjadi pada 2 spesies yang tidak saling terkait untuk mendukung Kehidupannya. Dalam
hubungan ini terdapat hubungan sinergisme dan antagonism (Talaro, 2001) sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada mikroba juga mengalami interaksi yang di ilustrasikan sebagai
berikut:
Gambar 1. Interaksi Mikroba.
Spesies yang satu menghasilkan sesuatu yang bisa meracuni maupun merusak spesies
yang lain, sehingga pertumbuhan spesies yang lain sangat terganggu. Zat yang dihasilkan oleh
mikroba yang pertama mungkin berupa sekret, mungkin juga zat itu berupa suatu sisa
makanan. Asosiasi ini ditunjukkan dengan adanya interaksi antara 2 spesies yang saling
merusak satu sama lain (Jacquelyn, 2012 : 400). Dalam hal ini, suatu mikroba mensekresikan
substansi kimia tertentu ke lingkungan sekitar yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroba lain di habitat yang sama. Mikroba yang mensekresikan substansi tersebut biasanya
mendapat keuntungan karena dapat memperluas wilayah dan menyerap nutrisi yang ada pada
daerah tersebut (Talaro, 2001: 217). Biasanya, interaksi ini terjadi di lingkungan tanah,
dimana pada lingkungan tersebut banyak terdapat nutrisi dan koloni-koloni microbial. Namun
begitu, interaksi antagonisme juga terdapat di dalam tubuh manusia, semisal pada sistem
respiratori, di usus besar, maupun di sistem reproduksi (Cowan, 2012: 624).
Menginkubasikan pada suhu kamar dengan cawan dalam keadaan terbalik selama 6-7
x 24 jam pada suhu 25 C sampai terdapat bintik cairan kekuningan di sekitar koloni
kapang
Setelah agar menjadi padat pada permukaan nutrien agar diltekkan potongan koloni
Penicillium chrysogenum berbentuk lingkran dengan diameter 5 mm
G. Analisis data
I. Kesimpulan
Sifat antagonis antara Penicillium chrysogenum dan bakteri Staphyllococcus aureus
karena adanya metabolik sekunder yang bersifat toksin, Penicillium sp menghasilkan
antibiotik berupa penicillin. Penisilin menghambat pembentukkan dinding sel dengan cara
mencegah digabungkannya asam N-asetilmuramat, yang dibentuk di dalam sel, yang biasanya
memberi bentuk kaku pada dinding sel bakteri. Gagalnya pembentukan dinding sel bakteri
menyebabkan bakteri lebih mudah mengalami lisis dan tidak bisa tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Baird-Parker, T.C. 2000. Staphylococcus aureus. p1317-1335. In The Microbiological Safety
and Quality of Food. Volume II. Lund, B.M., Baird-Parker, T.C. and Gould, G.W. eds.
Published by Aspen Publishers.
Batzing, B.L., 2002. Microbiology: An introduction. Brooks/Cole Thomson Learning, Inc.,
London: xx + 780 hlm.
Cowan, Marjerie Kelly. 2012. Microbiology, a system approach 3rd edition. USA: McGraw-
Hill companies.
Dwidjoseputro, D. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Jacquelyn, Black. 2012. Microbiology 8thed, Principles and Exploration. USA: John Wiley &
sons, Inc.
Kusnadi et al. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP
Lasriantoni, Redho. 2010. Hubungan Antar Spesies. (Online). (http://id.shvoong.com/exact-
sciences/biology/2081945-hubungan-antar-spesies/, diakses pada 17 april pukul 08.00)
Lima, G., S. Arru, F. De Curtis & G. Arras. 1999. Influence of antagonist, host fruit and
pathogen on the biological control of postharvest fungal diseases by yeasts. J.l of Ind.
Microbiol. Biotechnol. 23: 223--229.
Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S., 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid 1. Jakarta: UI Press.
Pitt, J.I., dan Hocking,A.D., 1979, Fungi dan Food Spoilage, Secon edition, Blackie
Academic and Professional an imprint of Chapman & Hall, London, p. 289,762-789.
Prescott, Lansing M. 2002.Microbiology 5th edition. USA: McGraw-Hill companies
Rathnayaka K. 2013. Effect of freeze-drying on viability and probiotic properties of a mixture
of probiotic bacteria. Journal of Science and Technology. Vol 3(11): 1074.
Talaro, Kathleen Park & Arthur Talaro. 2001. Foundations in Microbiology 4th edition. USA:
McGraw-Hill companies
Lampiran