You are on page 1of 5

Indonesian Journal of Nursing Health Science - Hubungan Pelibatan Orang Tua dalam Pemberian Asuhan Keperawatan dengan

Kecemasan Anak Usia Toddler yang Dirawat di Rumah Sakit

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN


KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER
YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

Liane Sandy Koba1; Tina Shinta P2


STIKes Santo Borromeus, Padalarang Kabupaten Bandung1,2
Jalan Parahyangan Kavling 8 Blok B No. 1, Kota Baru Parahyangan
tina_shinta@yahoo.com

Abstract
Toddler period is one stage of development between the autonomy of the opponent embarrassed
and hesitant. Conditions ill and received treatment in hospital is one of crisis for children.
Toddler child's reaction to the hospitalization was due to separation anxiety. The separation
between children and parents the psychological impact on children, because children need
parents during hospitalization. Nursing care is done to children undergoing treatment in
hospitals require parental involvement (Platt, 1959 in Farrell, 1992). The purpose of this study
was to determine the relationship between parent involvement in the provision of nursing care to
the child's anxiety toddler who underwent treatment at the hospital. research methods is a cross-
sectional sample of 35 patients with a number of children aged 1-3 years. Analysis of data
transactions are carried out with chi square test. The results showed that there was an
association between parental involvement in the provision of nursing care with anxiety toddler
age children who are undergoing treatment at the hospital, with p = 0.349 in the value of α =
0.05

Keywords: the involvement of parents, toddler, nursing care, and anxiety.

PENDAHULUAN mampu menerima penundaan keinginaan.


Periode toddler (1-3 tahun), menurut Perilaku anak yang menunjukkan malu dan
Ericsson adalah tahap otonomi lawan malu ragu disebabkan anak tidak mampu
dan ragu. Masa toddler ditandai dengan menyatakan keinginannya dan anak tidak
peningkatan kemandirian yang diperkuat mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri
dengan kemampuan mobilitas fisik dan ketika ditentang (Wong, 2000).
kognitif yang semakin besar, serta Kecemasan adalah kekuatan yang
perkembangan otonomi yang berpusat pada berlebihan, tidak jelas sifat hubungannya
kemampuan untuk mengontrol tubuh dan dengan penatalaksanaan yang tidak menentu
lingkungannya (Wong, 2000). dan tidak berdaya (Stuart & Sundeen, 1991).
Perilaku anak toddler yang Kecemasan adalah suatu keadaan subyektif
menunjukkan berkembangnya otonomi adalah yang tidak jelas dan spesifik dari kegelisahan,
anak sudah mampu menerima peraturan dalam kekuatiran, ketergantungan, rasa tidak aman,
kelompok, tetapi anak juga sudah mampu dan kadang-kadang disertai rasa takut dan
mengungkapkan ketidaksetujuannya bila putus asa (Fortinash & Holloday, 1991).
diperlukan, anak sudah mampu mengung- Sumber kecemasan dibagi dua, berupa
kapkan pendapatnya sendiri dan anak sudah ancaman terhadap integritas seseorang yang

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 44


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Hubungan Pelibatan Orang Tua dalam Pemberian Asuhan Keperawatan dengan
Kecemasan Anak Usia Toddler yang Dirawat di Rumah Sakit

meliputi ketidakmampuan fisiologis, sehingga sama antara orang tua dan tim kesehatan dan
menurunnya kapasitas untuk melakukan asuhan pada anak sehat maupun sakit, paling
aktivitas hidup sehari-hari dan juga ancaman baik dilaksanakan oleh orang tua, dengan
terhadap sistem diri seseorang yang dapat bantuan tenaga kesehatan yang kompeten
membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sesuai dengan kebutuhannya (Casey, 1997).
sosial terintegrasi dalam diri seseorang (Stuart Uraian di atas membuat peneliti tertarik untuk
& Sundeen, 1998). Peplau membagi tingkat mengetahui kecemasan anak berhubungan
kecemasan seseorang, berupa kecemasan dengan pelibatan orang tua dalam perawatan
ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat di rumah sakit, terutama pada anak usia
dan panik. Reaksi anak terhadap hospitalisasi toddler.
adalah cemas karena berpisah dengan orang Anak usia toddler belum mampu
tua, kehilangan kontrol, ketakutan terhadap berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tubuh yang disakiti dan nyeri. yang memadai dan memiliki pengertian yang
Saat anak mengalami perawatan di terbatas pada realitas. Hubungan anak dengan
rumah sakit, maka akan dilakukan pembatasan ibu sangat dekat, sehingga mengakibatkan
aktifitas fisik. Adanya pembatasan ini perpisahan anak dengan ibu akan
menyebabkan anak kehilangan menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan
kemampuannya dalam mengontrol diri, dan orang terdekat bagi dirinya dan akan
menjadi tergantung kepada lingkungannya. lingkungan yang dikenal olehnya, sehingga
Hal ini akan mengakibatkan anak mengalami akan menimbulkan perasaan tidak aman dan
regresi. rasa cemas.
Lingkungan rumah sakit Dalam sebuah studi yang dilakukan
membangkitkan ketakutan dan kecemasan oleh Wilson dan Yorker (1997), pada anak-
yang tidak dapat dihindari. Reaksi anak anak yang dirawat di rumah sakit, mereka
terhadap penyakit dan hospitalisasi tergantung mengatakan bahwa perpisahan dengan
pada tahap perkembangan, tersedianya orang keluarga menjadi penyebab ketakutan terbesar
yang mendukung, pengalaman hospitalisasi dibandingkan dengan ha lain yang
sebelumnya, keterampilan koping dan berhubungan dengan hospitalisasi. Secara
keseriusan diagnosa. Sumber stres utama anak sosial toddler terikat kuat dengan orang tua
toddler yang menjalani hospitaisasi adalah dan merasa takut untuk berpisah dengan orang
cemas akibat perpisahan dengan orang tua tua. Kehadiran orang tua membuat toddler
(Wong, 2002). merasa aman. Keterlibatan orang tua sangat
Pada prinsipnya setiap asuhan yang penting dalam perawatan anaknya
diberikan pada anak yang dirawat di rumah (Darbyshire, 1992 dan Carter & Dearmun,
sakit memerlukan keterlibatan orang tua (Platt, 1995). Orang tua diyakini sebagai orang yang
1959 dalam Farrel, 1992). Orang tua diyakini paling tepat dan palin baik dalam memberikan
sebagai orang yang paling tepat dan paling perawatan pada anak, baik dalam keadaan
baik dalam memberikan perawatan. Orang tua sehat maupun sakit. orang tua dapat
merupakan subyek berpotensi dalam memberikan asuhan yang efektif selama
melaksanakan asuhan keperawatan pada hospitalisasi anaknya.
anaknya. Pada kondisi ini perawat berperan Rumusan masalah dalam penelitian ini
dalam meningkatkan kemampuan dan adalah “adakah hubungan antara pelibatan
keterampilan yang berhubungan dengan orang tua dalam pemberian asuhan
keadaan sakit anaknya. Perawat juga memiliki keperawatan dengan tingkat kecemasan pada
andil dalam memfasilitasi hubungan antara anak usia toddler yang menjalani perawatan di
orang tua-anak selama di rumah sakit. Kerja rumah sakit. Penelitian ini bertujuan

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 45


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Hubungan Pelibatan Orang Tua dalam Pemberian Asuhan Keperawatan dengan
Kecemasan Anak Usia Toddler yang Dirawat di Rumah Sakit

mengetahui hubungan antara pelibatan orang α=0,9005 dan kuesioner kedua didapatkan
tua dalam pemberian asuhan keperawatan α=0,8534. Setelah data terkumpul melalui
dengan tingkat kecemasan anak usia toddler lembar kuesioner, maka dilakukan pengolahan
yang mengalami perawatan di rumah sakit. data dengan menggunakan bantuan komputer.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif Derajat kemaknaan yang digunakan adalah α ≤
analitik dengan desain cross sectional. Cross 0,05.
sectional merupakan studi observasi, dimana Peneliti menggunakan teknik Non-
variabel bebas dan variabel terikat diukur Probability Sampling berupa Purposive
dalam waktu yang bersamaan. Sampling dalam menentukan responden yang
Kriteria inklusi responden pada penelitian akan digunakan dalam penelitian ini. Maksud
ini adalah anak-anak berusia 1-3 tahun yang dilakukan teknik tersebut adalah peneliti
sedang menjalani perawatan di rumah sakit; sungguh-sungguh ingin mendapatkan data
anak tidak mengalami kecacatan jiwa atau yang diinginkan sesuai dengan kondisi klien.
mengalami gangguan perkembangan mental; Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 35
ayah/ibu dari pasien anak tersebut bersedia orang anak.
menjadi responden; serta orang tua pasien
berada menemani klien di rumah sakit selama Hasil dan Pembahasan
menjalani perawatan. Hasil pengolahan data, disajikan dalam
Sebelum melakukan penelitian, peneliti bentuk analisis univariat dan analisis bivariat.
selalu memberikan informed consent karena Analisis bivariat digunakan untuk menguji ada
memperhatikan etika penelitian. Peneliti tidaknya hubungan antara variabel dependen
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, dengan variabel independen. Analisis univariat
kerahasiaan data yang diberikan serta hal-hak berisi mengenai umur responden, lama
responden untuk menentukan ikut atau menjalani perawatan, jenis keamin, riwayat
menolak observasi. Peneliti tidak memaksa masuk rumah sakit, tingkat kecemasan, dan
kepada pasien dan keluarga yang tidak pelibatan orang tua.
bersedia diteliti. Responden juga diberi
kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila Analisis Univariat
ada hal-hal yang ingin ditanyakan sehubungan Distribusi responden berdasarkan umur
dengan penelitian ini. didapatkan bahwa jumlah responden dengan
Peneliti menggunakan dua lembar umur 1 tahun sebanyak 23 anak (65,72%),
kuesioner. Lembar kuesioner pertama berisi umur 2 tahun sebanyak 10 anak (28,57%) dan
sembilan belas pertanyaan, yang digunakan umur 3 tahun sebanyak 2 orang responden
untuk mengukur kecemasan anak toddler. anak (5,71%). Distribusi frekuensi responden
Lembar kuesioner kedua berisi tiga belas berdasarkan lama hospitalisasi, terbanyak
pertanyaan untuk mengetahui keterlibatan adalah responden yang dirawat selama 3 hari
orang tua. sebanyak 12 responden (34,28%). Distribusi
Peneliti menggunakan skala Guttman frekuensi responden anak toddler yang dirawat
dengan nilai 2 bila responden menjawab “ya” selama 2 hari sebanyak 11 responden
dan nilai 1 bila responden menjawab “tidak”. (31,42%). Responden yang dirawat selama 4
Rentang nilai yang digunakan pada lembar hari sebanyak 4 orang (11,42%). Responden
kuesioner pertama antara 9-38, sedangkan anak yang dirawat selama 5 hari sebanyak
lembar kuesioner kedua dengan rentang nilai 8,57%. Responden yang mengalami perawatan
13-26. Sebelumnya, peneliti telah melakukan selama 6 hari, 7 hari, 12 hari, 20 hari dan 22
uji validitas dan reliabilitas terhadap hari masing-masing sebanyak 1 orang
kuesioner. Kuesioner pertama didapatkan nilai responden (2,85%).

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 46


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Hubungan Pelibatan Orang Tua dalam Pemberian Asuhan Keperawatan dengan
Kecemasan Anak Usia Toddler yang Dirawat di Rumah Sakit

Distribusi responden anak toddler yang 10 responden (28,6%) dengan tingkat


berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang kecemasan berat.
(42,85%), perempuan sebanyak 20 responden Analisis bivariat dilakukan dengan uji
(57,15%). Distribusi frekuensi responden Chi Square. Hasil uji statistik chi square
berdasarkan riwayat pengalaman sebelumnya diperoleh nilai p=0,349, sehingga diketahui
mendapatkan perawatan di rumah sakit bahwa nilai p lebih besar dari α, yaitu nilai p
didapatkan hasil bahwa responden yang baru lebih besar dari 0,05; maka hipotesa nol
pertama kali dirawat sebanyak 24 anak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
(68,60%). adanya hubungan antara pelibatan orang tua
Distribusi responden yang mengalami dalam memberikan asuhan keperawatan
dua kali perawatan sebanyak 7 responden terhadap tingkat kecemasan anak toddler yang
(20%). Responden yang mengalami 3 hari sedang mengalami perawatan di rumah sakit.
perawatan sebanyak 2 respomden (5,71%), Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
responden yang mengalami 4-5 hari tidak ada hubungan antara pelibatan orang tua
perawatan, masing-masing sebanyak 1 orang dengan tingkat kecemasan anak toddler yang
responden (2,85%). sedang mengalami perawatan di rumah sakit.
Distribusi frekuensi berdasarkan Hal ini berarti bahwa pada karakteristik
tingkat keemasan anak toddler didapatkan responden tersebut dapat dinyatakan bahwa
hasil bahwa sebanyak 5 anak (14,3%) tidak ada hubungan antara pelibatan orang tua
mengalami kecemasan ringan, 12 responden dengan tingkat kecemasan anak toddler yang
(34,3%) mengalami kecemasan sedang dan mendapatkan perawatan di rumah sakit.
sebanyak 18 responden (51,45%) mengalami Sakit dan dirawat di rumah sakit adalah
kecemasan berat. Distribusi frekuensi suatu krisis yang utama pada anak ketika
berdasarkan pelibatan orang tua dalam dirawat di rumah sakit. Anak harus
memberikan asuhan keperawatan didapatkan menghadapi berbagai hal yang asing dan baru,
bahwa 14 responden orang tua (40%) sehingga dapat menimbulkan perasaan tidak
memiliki pelibatan yang baik dan 21 aman dan nyaman, sedih, takut dan cemas.
responden orang tua (60%) yang memiliki Kondisi tersebut anak sangat membuuhkan
pelibatan orang tua yang kurang baik. orang tua sebagai orang yang paling dekat dan
Analisis bivariat dilakukan untuk paling memahami tentang anaknya. Kehadiran
melihat adanya pelibatan orang tua dengan orang tua selama anak dirawat membuat
tingkat kecemasan anak usia toddler. Analisis kecemasan terhadap perpisahan dapat
bivariat dilakukan dengan uji Chi Square. diminimalkan, namun demikian berdasarkan
Analisa hubungan pelibatan orang tua dengan penelitian didapatkan bahwa dirawat di rumah
tingkat kecemasan anak toddler didapatkan sakit dapat menjadi suatu pengalaman yang
bahwa sebanyak 14 responden (40%) memiliki menimbulkan trauma baik pada anak maupun
pelibatan orang tua yang baik dengan tingkat orang tua, sehingga akan menimbulkan reaksi
kecemasan ringan sebanyak 3 responden tertentu yang berdampak pada kerja sama anak
(8,6%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 3 dan orang tua selama perawatan di rumah sakit
responden (8,6%) dan tingkat kecemasan (Halstrom dan Elander, 1997). Hasil penelitian
sedang sebanyak 8 responden (22,9%). ini membuktikan, bahwa walaupun orang tua
Distribusi frekuensi responden mengenai mendampingi anaknya selama dirawat di
pelibatan orang tua yang kurang baik rumah sakit, namun ternyata orang tua tidak
didapatkan 2 responden (5,7%) dengan tingkat mampu melakukan peran dan tugasnya dalam
kecemasan ringan, sebanyak 9 responden melakukan perawatan terhadap anaknya.
(25,7%) dengan tingkat kecemasan sedang dan

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 47


Indonesian Journal of Nursing Health Science - Hubungan Pelibatan Orang Tua dalam Pemberian Asuhan Keperawatan dengan
Kecemasan Anak Usia Toddler yang Dirawat di Rumah Sakit

Saat anak dirawat di rumah sakit, anak


mengalami krisis karena stres akibat Daftar Pustaka
perubahan. Perubahan tersebut, antara lain Cecily, L. B & Sowden, L. A. 2002.
perubahan status kesehatannya maupun Keperawatan pediatrik. Buku
lingkungan dan dalam kebiasaan sehari-hari. Kedokteran EGC: Jakarta.
Hari-hari pertama dirawat, anak harus
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang Fortinash, M, et al. 1991. Psychiatric nursing
asing. Semakin muda usia anak, maka care. Mosby Year Book. St. Louis
semakin sukar menyesuaikan diri. Missouri.
Lingkungan rumah sakit yang asing,
tenaga kesehatan yang baru dikenalnya, alat- Hastono, S. P. 2001. Analisis data. Fakultas
alat kesehatan yang digunakan, maupun Kesehatan Masyarakat Universitas
lingkungan sosial antar pasien dapat menjadi Indonesia: Jakarta.
salah satu sumber kecemasan, sehingga
meskipun kecemasan anak karena perpisahan Niven, N. 2000. Psikologi kesehatan
dapat diminimalkan dengan kehadiran orang (Pengantar untuk perawat dan
tua selama perawatan, akan tetapi pengaruh profesional kesehatan lainnya) edisi ke
dari lingkungan yang asing tetap menjadi 2. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
stresor yang dapat meningkatkan kecemasan
anak. Responden dalam penelitian ini, Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan
sebagian besar baru pertama kali dirawat di metodologi penelitian ilmu
rumah sakit. salah satu faktor yang keperawatan: pedoman skripsi, tesis
mempengaruhi kecemasan anak adalah dan instrumen penelitian keperawatan.
pengalaman sebelumnya dirawat di rumah Salemba Medika: Jakarta.
sakit. Pada orang tua, hal ini pun ternyata
memiliki dampak. Nursalam. 2005. Asuhan keperawatan bayi
Kecemasan yang tinggi saat dirawat di dan anak (untuk perawat dan bidan).
rumah sakit, terutama pada mereka yang baru Salemba Medika: Jakarta.
pertama kali mengalami perawatan anak di
rumah sakit. Apabila anak mengalami Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 1991. Principles
kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit, & practice of psychiatric nursing,
orang tua juga ikut stres. Apabila orang tua fourth edition. Mosby Year Book, St.
stres, maka anak pun menjadi stres. Hal ini Louis, Missourri.
akan terjadi seperti lingkaran setan (Supartini,
2000). Hal ini akan mempengaruhi reaksi dan Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 1998. Buku saku
sikap orang tua dalam perawatan anaknya, keperawatan jiwa. Buku Kedokteran
sehingga orang tua tidak mampu merawat EGC: Jakarta.
anaknya dengan baik.
Suliswati. 2005. Konsep dasar keperawatan
Kesimpulan kesehatan jiwa. Buku Kedokteran
Hasil analisa data dalam penelitian ini EGC: Jakarta.
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara pelibatan orang tua dalam pemberian Supartini, Y. 2002. Buku ajar konsep dasar
asuhan keperawatan dengan tingkat keperawatan anak. Buku Kedokteran
kecemasan anak usia toddler yang sedang EGC: Jakarta.
menjalani perawatan.

Volume 1 Nomor 1, Maret 2016 48

You might also like